Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada abad 21 ini muncul dengan kemudahan di dalam
mengakses segala kebutuhan akademisi. Kemudahan ini disuguhkan seiring
dengan cepatnya sirkulasi teknologi yang sangat maju dan berkembang pesat
sehingga segenap sivitas akademika dengan mudah mengakses semua yang
dibutuhkan. Berbeda dengan pendidikan di era sebelumnya yang cenderung
tampil dengan keadaan seadanya. Portal pengetahuan dari teknologi di era
maju ini dapat diakses dengan banyak produk dari teknologi seperti televisi,
internet, youtube, facebook, WhatsApp, blog, artikel, jurnal bahkan aplikasi
ruang guru. Televisi menjadi salah satu produk teknologi yang dinikmati oleh
orang-orang yang hidup dalam sudut-sudut daerah terpencil atau bahkan
mahasiswa dan siswa sekalipun. Dari televisi ini pendidikan bisa diakses
melalui program atau tayangan yang dianggap memberikan edukasi yang
menarik dan bermanfaat seperti acara Mata Najwa di Stasiun Televisi Trans 7.
Mata Najwa dianggap tontonan yang menarik karena selalu membawa
permasalahan yang subtantif pada persoalan di negeri ini, seperti persoalan
kemanusiaan, pemerintahan, bahkan acapkali mendatangkan tokoh
berpengaruh untuk dijadikan tauladan bagi generasi selanjutnya, hal itu
dibuktikan dengan deretan penghargaan yang disandang oleh program acara
tersebut. Suksesnya acara ini tidak bisa lepas dengan nama Najwa Shihab
sebagai pemandu acara, kemampuan dalam menganalisis, membaca pola pikir
lawan bicara sampai pada kemampuan berbicara retorika bahkan menyudutkan
lawan bicara dengan satire. Kemampuan yang seperti itu yang kemudian
seyogyanya dimiliki oleh seorang siswa sebagai insan akademis, sebagai
seorang yang dituntut memiliki ketajaman berpikir, menganalisis dan
memahami lawan bicara dalam segi psikologis, dari segi pemahaman, dari
2

sosial dan disiplin ilmu lainnya jauh dari pada itu kemampuan tersebut harus
dibungkus dengan gaya bahasa yang indah atau dibarengi dengan retorika
sehingga pesan yang hendak disampaikan lugas, tegas, jelas, dan mampu
dipahami oleh lawan bicara. Oleh karenanya, seni berbicara atau retorika
sangatlah penting untuk terjalinnya komunikasi yang baik dan benar.
Bahasa merupakan pendukung utama retorika. Boleh dikatakan bahwa
tanpa bahasa maka tidak ada retorika. Bahasa berhubungn dengan penyajian pesan
dalam komunikasi. Wujud fisik retorika adalah penggunaan bahasa. Pada
penggunaan bahasa inilah dilakukan pemilihan-pemilihan kemungkinan unsur
bahasa yang dipandang paling persuasif oleh komunikator. Pemilihan unsur
bahasa itu bisa dalam bentuk istilah, kata, ungkapan, gaya bahasa, kalimat, dan
lain-lain termasuk dalam masalah bahasa yakni mengatur susunan bahasa,
mengatur cara penyajian, dan memilih gaya pengungkapan. Semua ini dilakukan
agar komunikasi bisa menarik minat lawan bicara disinilah letak persuasinya.
Meskipun ada kebebasan dalam memilih unsur-unsur bahasa, mengatur susunan
bahasa, mengatur cara penyajian, dan memilih gaya pengungkapan bukan berarti
bahwa komunikator tidak bertanggung jawab atas isi yang disampaikan
komunikator tetap harus bertanggung jawab atas isi yang ingin disampaikan
karena itulah diperlukan unsur pendukung retorika.
Etika dan nilai moral adalah hal yang penting dalam retorika adanya etika
dan nilai moral dalam retorika menjadikan aktivitas komuikasi yang dilakukan
bertanggung jawab. Komunikator harus memperhatikan isi yang dibicarakan,
tidak sekadar memamerkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan
gaya bahasa yang memukau karena sebenarnya komunikasi adalah cara untuk
meraih perhatian, cinta dan kasih sayang, minat, simpati dan respon serta
tanggung jawab. Etika dan nilai moral inilah menjadi tumpuan bahwa orang yang
menguasai retorika harus bertanggung jawab dalam aktivitas komunikasinya.
3

Ada tiga syarat yang berhubungan dengan etika yang perlu diperhatikan
oleh komunikator dalam menyampaikan pesannya, yakni: 1) bertanggung jawab
atas pemilihan unsur-unsur persuasif dan menyadari kemungkinan berbuat salah,
2) berusaha mengetahui dan menyadari secara jujur akan kerugian yang timbul
sebagai akibat kecurangan diri sendiri, dan 3) toleran terhadap pendengar yang
tidak setuju terhadap apa yang disampaikan. Tiga poin itu menjadi unsur penting
di dalam retorika karena pada umumnya retorika digunakan dalam khalayak ramai
atau tempat umum. Jadi, komunikasi publik haruslah tertata dan formal serta
terstruktur kemudian setelah itu penting juga mengkaji ragam bahasa di dalam
bertutur atau berbicara karena ragam setiap personal berbeda dari segi psikologi,
lingkungan, ras dan suku.
Mata Najwa adalah salah satu acara yang di dalamnya menyajikan adu
argumentasi atau debat maka dalam hal ini secara rasional pembawa acara harus
pandai berdebat sekaligus dalam hal retorika. Kemampuan berdebat dapat dikaji
dalam disiplin ilmu Jurnalistik yang salah satunya mengkaji cara seseorang dalam
menyimak dan menyampaikan berita dengan berbicara retorika. Dalam prespektif
ini peneliti memusatkan bagaimana kemampuan Najwa Shihab di dalam
menyimak dan menyampaikan berita dengan ilmu retorikanya, bagimana Najwa
Shihab membuat pertanyaan yang lugas dan jelas, bagaimana metode dan gaya
bahasa retorika yang kemudian Najwa Shihab sampaikan dalam acara berita dan
debatnya, terlepas dari pada itu debat adalah salah satu materi penting dalam
disiplin ilmu pendidikan atau akademis, hal ini tercantum dalam KD. 13. 12.
(Menghubungkan permasalahan/isu, sudut pandang dan argumen beberapa pihak
dan simpulan dari debat untuk menemukan esensi dari debat) di SMA, SMK, MA
sederajat pada kelas X.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Mahasiswa Universitas Negeri
Yogyakarta yaitu Fransisca Vera Damartha dan Nadia Sasmita Wijayanti pada
tahun 2018 mengatakan bahwa sebanyak 43 dari 61 responden merasa takut
tampil di depan umum dengan alasan kurangnya keahlian berkomunikasi di
4

depan umum, sedang 47 dari 61 responden gugup ketika berbicara di depan umum
dan sebanyak 45 dari 61 Responden tidak memiliki pengalaman dalam berbicara
di depan umum. Oeh karena itu penelitian ini mengkaji retorika berdasarkan
Kompetensi Dasar yang telah ditentukan, artinya dengan kata lain, peneitian ini
diharapkan mampu untuk membantu para siswa SMA, SMK, MA dalam
kecakapan berbicara di depan umum dan penerapannya pada materi debat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah pada penelitian ini yaitu


sebagai berikut.
1. Bagaimana metode dan gaya bahasa retorika Najwa Shihab dalam acara
Mata Najwa yang berjudul “Menguji Ujian Nasional pada tanggal 29
Desember 2019?
2. Bagaimana analisis metode dan gaya bahasa retorika Najwa Shihab
berdasarkan acara Mata Najwa yang berjudul “Menguji Ujian Nasional pada
tanggal 29 Desember 2019 dan pengembannya sebagai bahan ajar modul
debat?
C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah sebagai


berikut.
1. Mendeskripsikan metode dan gaya bahasa retorika Najwa Shihab dalam
acara Mata Najwa yang berjudul “Menguji Ujian Nasional pada tanggal 29
Desember 2019
2. Mendeskripsikan hasil analisis metode dan gaya bahasa retorika Najwa
dalam acara Mata Najwa yang berjudul “Menguji Ujian Nasional pada
tanggal 29 Desember 2019 dan pengembangannya sebagai bahan ajar modul

D. Manfaat Penelitian
Selain tujuan yang ingin dicapai, hal lain yang dituju adalah menginginkan
penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi segenap sivitas
5

akademika di tanah air. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi pengetahuan


bagi setiap individu agar dapat berbicara di depan umum, manfaat penelitian
diantaranya meliputi;
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini bermanfaat untuk cabang ilmu yang relevan dengan
masalah yang akan diteliti yaitu retorika. Penerapan ilmu retorika dalam
kemampuan berbicara memang mendukung agar yang akan disampaikan
menjadi sangat terarah, jelas dan bernilai kharismatik serta penuh wibawa.
Penelitian ini juga bermanfaat bagi siswa SMA, MA, SMK.
2. Bagi Peneliti
Peneliti dapat memeroleh pengetahuan terkait seni retorika,
pengorganisasian metode dan gaya bahas retorika Najwa Shihab dalam
menghadapi lawan bicara serta menjadi inspirasi bagi peneliti untuk
mempraktikannya dalam ragam keterampilan berbicara di depan umum dan
penerapannya pada materi debat. Penelitian retorika diharapkan mampu
memberikan sumbangsih dalam hal pembelajaran sehingga teori ini akan
memiliki perkembangan dalam segi teori-teori yang nantinya akan muncul.
3. Bagi Pembelajar
Penelitian ini dapat membantu para pembelajar dalam melatih
kemamapuan berbicara dan menyampaikan argumen dalam berdebat dengan
baik dan benar berdasarkan analisis pada metode dan gaya bahasa retorika
Najwa Shihab.

4. Manfaat Praktis
Menjadikan metode dan gaya bahasa retorika Najwa Shihab
sebagai rujukan dalam berbicara di depan umum dan penerapannya
pada materi debat.
5. Menjadikan metode dan gaya bahasa retorika Najwa Shihab sebagai
bahan ajar modul pembelajaran pada materi debat.

Anda mungkin juga menyukai