Mooring buoy direncanakan dapat menahan beban tarikan dari kapal General Cargo
dengan bobot maksimum 3000 DWT.
Persamaan Bobot Kapal dari DWT ke GT untuk kapal General Cargo adalah GT =
0,529 DWT.
Sehingga, bobot kapal 3000 DWT dikonversi ke Gross Tonnage (GT) adalah GT =
0,529 x 3000 = 1587
Nilai pembebanan berdasarkan Gross Tonnage (GT) kapal adalah sebagai berikut :
Tracting Force
Tracting Force
Gross Tonnage of Ship Acting on Mooring
Acting on Bollard
Post
(t) (kN) (kN)
Lebih dari 1000 dan tidak lebih dari 2000 350 250
Berdasarkan tabel diatas, gaya mooring pada bollard yang terjadi adalah sebesar
250 kN atau ±25 ton. Pendistribusian gaya dibagi menjadi dua arah, yaitu vertikal
dan horizontal (OCDI, 2009)
Catatan:
Besarnya gaya tarik kapal /tracting force pada bollard didasarkan dengan tambahan
beban angin pada kecepatan hingga 15 m/s.
Untuk kondisi perairan dimana kecepatan arus, angin dan gelombangnya tinggi,
maka perhitungan gaya tarik kapal harus dilakukan berdasarkan kondisi aktualnya
berdasarkan hasil survey. 1
Berikut adalah gambar sketsa rencana pembangunan mooring buoy :
25 Ton
25 Ton
2
Dari hasil pemodelan tersebut, gaya aksial maksimum terdapat pada frame miring
sebesar 25.11 ton dan reaksi maksimum pada frame tegak sebesar 17.47 ton.
Sehingga, reaksi maksimum yang digunakan pada perhitungan adalah gaya aksial
maksimum sebesar 25,11 ton.
Jika disesuaikan kembali dengan break load dan proof load pada material chain
(rantai) yang direncanakan seperti tabel berikut :
3
Nilai gaya aksial harus lebih kecil dari Break Load rantai. Berdasarkan tabel tersebut
nilai break load > aksial load (28,1 ton > 25,11 ton).
Kesimpulan :
- Dari hasil analisa tersebut diketahui break load > aksial load, sehingga
material rantai tersebut dapat digunakan. Namun, untuk meningkatkan faktor
keamanan disarankan agar memperbesar diameter rantai dan melakukan
maintenance terhadap struktur mooring buoy.
- Material rantai diameter 22 mm dapat digunakan untuk kapal General Cargo
dengan bobot 1000 s.d. 3000 DWT.