Sebelumnya kita harus mengetahui dulu apa itu tarekat. Tarekat dalam bahasa Arab
ialah "thariqah" yang berarti, jalan, keadaan, aliran, atau garis pada sesuatu. Menurut Harun
Nasution, tarekat berasal dari kata “thariqah”, yaitu jalan yang harus ditempuh oleh seorang
calon sufi dalam tujuannya berada sedekat mungkin dengan Allah. Tarekat kemudian
mengandung arti organisasi. Tiap organisasi (dalam tarekat) mempunyai syekh, upacara
ritual, dan bentuk jikir sendiri.
Untuk lebih mengenal tarekat ada baiknya kita mempertanyakan kapankah pertama
munculnya tarekat kelembagaan? Peralihan tasawuf yang bersifat personal kepada tarekat
yang bersifat lembaga tidak terlepas dari perkembangan dan perluasan tasawuf itu sendiri.
Semakin luas pengaruh tasawuf, semakin banyak pula orang yang berhasrat
mempelajarinya.
Ditinjau dari segi historisnya, kapan dan tarekat mana yang mula-mula muncul
sebagai suatu lembaga, sulit diketahui dengan pasti. Naman, Dr. Kamil Musthafa Asy-Syibi
dalam tesisnya tentang gerakan tasawuf dan gerakan Syi’ah mengungkapkann, tokoh
pertama yang memperkenalkan system Tariqah itu ialah Syekh Abdul Qadir Al-Jailani di
baghdad, Sayyi Ahmad Ar-Rifa’i di Mesir dengan tarekat rifa’iyyah, dan Jalal Ad-Din Ar-Rumi
di Persia. Organisasi serupa mulai timbul pada abad ke-12 M tetapi belum menonjol, dan
baru nampak perkembangannya pada abad-abad berikutnya. Disamping untuk pria ada juga
tarekat untuk wanita tetapi tidak berkembang dengan baik seperti tarekat untuk pria. Pada
awal munculnya, tarekat berkembang di dua daerah, yaitu Khurasan dan Irak. Pada periode
ini mulai timbul beberapa di antaranya tarekat Yasafiyah yang didirikan oleh Ahmad Al-
Yasafi, tarekat Khawajagawiyah disponsori oleh Abd Al-Khaliq Ghuzdawani.
Pada abad ke-13 awal mula pengaruh tarekat dalam dunia islam dimana kedudukan
tarekat ini sama dengan parpol (partai politik), dan juga para tentara menjadi anggotanya,
bahkan penyokong tarekat Bektasih adalah tentara Turki. oleh kerena itu, tarekat ini ketika
di bubarkan oleh Sultan Mahmud II di tetang oleh tentara turki. Jadi tarekat tidak hanya
berpusat pada persoalan agama, tetapi juga tarekat ini bergerak dalam persoalan dunia.
Tetapi, pada saat itu terjadi penyelewengan di dalam tarekat, di mana ketika tarekat
keagamaan meluaskan pengaruh dan organisasinya ke seluruh pelosok negeri, dengan
menguasai masyarakat melalui suatu jenjang yang tersusun dengan baik dan memberikan
otonomi daerah. Setiap kelompok ada ketuanya yang di muliakan sepanjang hidupnya,
bahkan dipuja dan diagung-agungkan setelah kematiannya. Dengan ini, timbullah suatu
paham yang di sebut dengan wasilah, yaitu paham bahwa permohonan seseorang tidak
dapat di tujukan secara langsung kepada allah, tetapi harus melalui guru, guru-gurunya,
demikian terusnya sampai kepada syekh, baru bisa bertemu dengan Allah atau
berhubungan langsung dengan Allah SWT. Inilah yang ditentang oleh Muhammad Abd Al -
Wahhab di Arabia , karena paham ini sudah membawa kepada paham syirik
Pada abad ke-19 mulai muncul pemikiran yang negative tentang tarekat dan juga
tasawuf. Banyak yang menentang dan meninggalkan tarekat. Yang pertama yang
meninggalkan tarekat adalah Muhammad Abduh yang merupakan pengikut tarekat yang
paling patuh, tetapi setelah betemu dengan Jamaluddin Al-Afghani, ia berubah pendirian
dan meninggalkan tarekat dan mementingkan dunia disamping akhirat. Begitu pula Rasyid
Ridha , setelah melihat bahwa Tarekat membawa kemunduran pada umat Islam , ia
meninggalkan tarekat dan memusatkan perhatiannya pada upaya memajukan Islam.
Akan tetapi, akhir-akhir ini, perhatian pada Tasawwuf timbul kembali karena
dipengaruhi oleh paham materialisme. Orang-orang Barat melihat bahwa materialisme
memerlukan sesuatu yang bersifat Rohani, yang bersifat immateri sehingga banyak orang yg
kembali memerhatikan Tasawuf.