Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 15 No.

2 [Agustus 2014] 103-110


Rancang Bangun Alat Spinner Pulling Oil [Nugraha dkk]

RANCANG BANGUN ALAT “SPINNER PULLING OIL” SEBAGAI


PENGENTAS MINYAK OTOMATIS DALAM PENINGKATAN MUTU ABON
IKAN PATIN (Pangaius pangaius) PADA KOPERASI WANITA SRIKANDI

Muhammad Agung Nugraha,­Helmi Fadhlurrahman Felayati, Alvian Budhi Irianto, Bambang


Susilo, Bambang Dwi Argo, Musthofa Lutfi, dan Yusron Sugiarto

Jurusan Keteknikan Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian


Universitas Brawijaya, Malang 65145 Indonesia
Penulis Korespondensi: email maannn31@gmail.com

ABSTRAK
Desa banturejo merupakan desa yang berada di Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang,
Provinsi Jawa Timur. Desa yang memiliki komoditas perikanan yang tinggi karena adanya Bendungan
Selorejo. KOPWAN (Koperasi Wanita) Srikandi telah banyak menjual produk pengolahan pangan
termasuk berbahan dasar ikan. Abon ikan patin (Pangasius pangasius) merupakan salah satu produk
yang dihasilkan. Akan tetapi permasalahan yaitu mutu abon ikan yang memiliki kadar minyak yang
tinggi sehingga menyebabkan daya simpan abon yang tidak tahan lama. Alat Spinner Pulling Oil
merupakan pengentas minyak otomatis yang memanfaatkan gaya sentrifugal dan menjadi solusi
untuk mengatasi permasalahan pada skala industri rumah tangga. Spinner Pulling Oil dilengkapi
dengan timer dan dimensi yang digunakan untuk perancangan alat ini yaitu Panjang x Lebar x Tinggi
yaitu 60 x 45 x 52 cm. Penggerak alat dengan motor listrik yang digunakan memiliki daya listrik ¼
HP, 2.36 A dengan tegangan 220 V, 50 Hz, dengan kecepatan putaran maksimum sebesar 1400 rpm
(motor 1 fase) dan daya 200 Watt sehingga dapat menggerakan keranjang bahan abon kapasitas 10
kg dengan kecepatan 1076 rpm. Untuk mengetahui kinerja alat tersebut dilakukan uji performansi
alat dengan melakukan pengujian alat secara keseluruhan dengan melakukan pengujian pada abon
ikan untuk mengetahui kadar minyak yang terkandung setelah pengentasan. Pengujian dilakukan
pada sampel abon ikan dengan lama waktu pengentasan yang berbeda yaitu 0, 2, 4, 6, 8, dan 10 menit.
Hasil pengujian di analisis waktu optimal dan kebutuhan energinya. Pada pengujian didapatkan
waktu optimal pengentasan yaitu pada menit ke 6 dengan kadar lemak 25.49%.

Kata kunci: Desa banturejo, Abon Ikan , Spinner Pulling Oil

Design of “Spinner Pulling Oil” as an Automatic Oil Removal to Increase


Quality of Catfish (Pangasius pangasius) Floss in Koperasi Wanita Srikandi
ABSTRACT
Banturejo that is located in Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, East Java Province, has a
potential commodity in fisheries. The local resident see this potential commodity as a business opportunity by
producing several kind of food products. KOPWAN Srikandi, which is women corporation, sell food products
from fresh fish material. One of the products is catfish (Pangasius pangasius) floss. The problem production
is the quality of fish floss which contain high level of oil content. Therefore it makes shelf life of catfish floss
is relatively short. “Spinner pulling oil” is an automatic removal oil device which is equipped by centrifugal
force to reduce the high level of oil content and become a solution to solve the problems on a household indus-
tries. Spinner Pulling Oil equipped with timer that able to automation and dimensions used for the design
are Length x Width x Height is 60 x 45 x 52 centimeters. The driving tool with an electric motor that is used
has the power ¼ HP, 2.36 A with 220 V of voltage, 50 Hz, 1400 RPM (1 phase motor) and 200 watt so it can
move the material basket with a capacity of 10 kg at a speed of 1076 RPM. Performance testing of spinner was
carried out to determine the machine performance with trial to the machine and by doing the test of the oil
content of sample after spinning. The sample of catfish floss was threatened with the difference time duration
included 0, 2, 4, 6, 8 and 10 minutes. In this study, the time optimal and the power consumption of device was
being analyzed. The optimal time of spinning was obtained in 6 min with 25,49% fat content.

Keywords: Banturejo Village, Fish Floss, Spinner Pulling Oil

103
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 15 No. 2 [Agustus 2014] 103-110
Rancang Bangun Alat Spinner Pulling Oil [Nugraha dkk]

PENDAHULUAN kerusakan minyak yang disebabkan proses


hidrolisa mejadi asam lemak bebas dan
Desa Banturejo adalah sebuah desa di mengakibatkan ketengikan. Selain proses
wilayah Kecamatan Ngantang, Kabupaten hidrolisa minyak bisa mengalami proses
Malang, Provinsi Jawa Timur. Komoditas oksidasi yang menyebabkan bau tengik
perikanan merupakan unggulan dari pada minyak. Oksidasi dimulai dengan
desa Banturejo dan pemasaran ikan di terbentuknya peroksida dan hiperoksida.
desa Banturejo cukup mudah karena Tingkat selanjutnya ialah terurainya asam-
lokasi desa yang dekat dengan lokasi asam lemak disertai dengan konversi
wisata. Ikan menjadi oleh-oleh di desa hidroperoksida menjadi aldehid, keton
Banturejo, menurut Eddy Afrianto, et.al serta asam lemak bebas (Haryani, 2006).
(1989), Ikan merupakan komoditi yang Oleh karena itu perlu adanya teknologi
sangat mudah busuk sehingga sulit untuk yang dapat meningkatkan kualitas dan
mempertahankan kesegaran ikan untuk waktu simpan dari abon ikan produksi
sampai ke tangan konsumen. Ikan mulai KOPWAN Srikandi.
mengalami proses pembusukan sejak Spinner pulling oil merupakan solusi
pertana kali ditangkap. Ikan segar adalah kreatif yang diterapkan untuk mengatasi
ikan yang masih mempunyai sifat sama permasalahan mitra, sebagai alat
seperti ikan hidup, baik rupa, bau, rasa pengentasan minyak dalam pembuatan
maupun teksturnya. Untuk itu perlu produk makanan. Dalam hal ini, produk
adanya pengembangan produk olahan spinner pulling oil dapat diaplikasikan dalam
yang bisa dijadikan oleh-oleh pengunjung elaborasi usaha perikanan melalui produk
tempat wisata ini. abon dengan memanfaatkan spinner.
Koperasi Wanita (KOPWAN) Kandungan minyak pada abon yang masih
Srikandi yang berada di desa Banturejo, tinggi setelah proses penggorengan dengan
Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang menggunakan alat spinner pulling oil dapat
menangkap peluang bisnis ini dengan mengurangi kandungan minyak sesuai
mengolah sumber ikan menjadi produk dengan lama waktu pengentasannya. Alat
olahan yang tahan lama dan disukai spinner pulling oil memiliki kapasitas 10
banyak orang yaitu abon ikan. ikan yang kg dengan kecepatan putaran dinamo yaitu
digunakan adalah ikan patin (Pangasius 1400 rpm serta terbuat dari bahan stainless
pangasius). Ikan Patin merupakan spesies steel (food grade).
ikan tawar dari jenis Pangasidae yang Proses pengentasan dilakukan
memiliki ciri-ciri umum tidak bersisik, dengan waktu yang tidak menentu
tidak memiliki banyak duri, kecepatan dikarenakan terjadi perbedaan massa
tumbuhnya relatif cepat, fekunditas dan abon yang dientaskan serta waktu optimal
sintasannya tinggi, dapat diproduksi pengentasan. Semakin lama waktu yang
secara massal dan memiliki peluang digunakan pada saat menggunakan
pengembangan skala industri (Susanto, maka akan semakin banyak energi yang
2009). digunakan. Oleh karena itu dibutuhkan
Abon ikan merupakan jenis pengujian performansi alat spinner pulling
makanan olahan ikan, melalui kombinasi oil untuk menghasilkan kebutuhan energi
proses penggilingan, penggorengan, yang optimal. Pada penulisan ini juga
pengeringan dengan cara menggoreng, akan membahas mengenai kandungan
serta penambahan bahan pembantu dan pada abon ikan patin yang sesuai dengan
bahan penyedap terhadap daging ikan Badan Standarisasi Nasional (BSN). Hal
(Suryani et.al, 2007). ini penting karena dalam memasarkan
Masalah penting yang dihadapi oleh produk abon ikan patin dikalangan
KOPWAN Srikandi adalah mutu dari abon masyarakat maka produk tersebut
yang diproduksi. Saat ini abon ikan yang harus memenuhi beberapa persyaratan
diproduksi masih memiliki kadar minyak pengujian yang telah ditetapkan oleh
yang tinggi menyebabkan produk abon Badan Standarisasi Nasional (BSN) untuk
ikan buatan KOPWAN Srikandi menjadi produk olahan abon. Dimana pengujian
cepat tengik dan tidak tahan lama. Menurut tersebut meliputi pengujian kadar lemak,
Aminah (2010) terdapatnya sejumlah air kadar protein, kadar abu, kadar air dan
dalam minyak dapat mengakibatkan kadar karbohidrat.

104
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 15 No. 2 [Agustus 2014] 103-110
Rancang Bangun Alat Spinner Pulling Oil [Nugraha dkk]

METODE PENELITIAN pustaka desain yang sering digunakan di


pasar. Alat ini digunakan untuk meniriskan
Waktu dan Tempat Penelitian produk olahan ikan segar oleh mitra yaitu
Penelitian ini dilakukan pada bulan Abon Ikan dengan kapasitas 10 kg sehingga
Februari-Juni 2014. Pembuatan alat dilakukan diharapkan mampu memenuhi kapasitas
di Laboratorium Mekatronik Alat dan Mesin produksi per harinya dari mitra. dalam
Agroindustri Jurusan Keteknikan Pertanian perancangannya melalui dua tahapan
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas sebagai berikut:
Brawijaya. Dan pengujian analisa proksimat
dilakukan di Laboratorium Pengujian Mutu a. Tahap Desain Alat Secara Fungsional
dan Keamanan Pangan Jurusan Teknologi Pada spinner pulling oil terdapat
Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian komponen – komponen penting agar
Universitas Brawijaya. alat ini dapat beroperasi sebagaimana
fungsinya, dimana komponen –
Alat dan Bahan
komponen tersebut sebagai berikut :
Alat Yang digunakan dalam penelitian
ini sebagai berikut: Mesin las berfungsi 1. Stop Kontak berfungsi untuk
untuk menyambung logam, mesin gerinda menyambungkan alat ke sumber
berfungsi untuk menghaluskan benda kerja, listrik.
mesin rol berfungsi untuk membengkokkan 2. V - Belt berfungsi sebagai penerus
lonjoran besi sehingga membentuk radius, daya dari motor ke poros as
mesin bor berfungsi untuk mengebor suaru stainless steel.
benda kerja, kompor berfungsi sebagai 3. Penyangga berfungsi untuk
sumber panas untuk memanaskan bahan, menyangga alat agar tidak
dan wajan yang berfungsi sebagai wadah mudah bergeser saat alat sedang
penggorengan saat menggoreng bahan.
beroperasi.
Sedangkan bahan yang digunakan
dalam penelitian ini sebagai berikut: Stainless 4. Keranjang Bahan berfungsi sebagai
steel berfungsi sebagai bahan pembuatan tempat wadah bahan yang akan
alat, motor listrik berfungsi sebagai motor spinner.
penggerak, V-belt berfungsi sebagai 5. Saklar On/Off berfungsi untuk
meneruskan putaran mesin ke alternator, ikan menyambung atau memutuskan
patin berfungsi sebagai bahan pembuatan aliran listrik.
abon, minyak goreng berfungsi sebagai 6. Motor Penggerak berfungsi
media transfer panas ke makanan, bawang sebagai sumber penggerak dari
putih, santan, bawang merah lengkuas dan spinner tersebut.
jahe sebagai bumbu dalam pembuatan abon
sehingga menghasilkan cita rasa yang khas.
b. Tahap Desain Alat Secara Struktural
Setelah dilakukan tahap perancangan
Prosedur Penelitian
secara fungsional dilakukan tahap
Tahap Desain Alat
implementasi yaitu tahap perencangan
Spinner Pulling Oil didesain sesuai
structural. Adapun desain secara struktural
dengan standar desain dan hasil survei studi
sebagai berikut dengan melakukan

Gambar 1. Rancangan Alat Spinner Pulling Oil

105
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 15 No. 2 [Agustus 2014] 103-110
Rancang Bangun Alat Spinner Pulling Oil [Nugraha dkk]

perancangan gambar teknik dan struktur. dengan cara mengetahui kinerja alat melalui
Gambar teknik alat dapat dilihat pada Gambar pengontrolan waktu putaran Spinner Pulling
1 dan perancangan timer pada Gambar 2. Oil terhadap kandungan minyak yang
Prinsip kerja Spinner Pulling Oil terdapat pada abon selain itu juga dilakukan
adalah bahan berminyak yang diletakkan di pengukuran kesetimbangan massa dan
dalam keranjang bahan akan diputar oleh penggunaan energi untuk mengetahui
poros yang dihubungkan dengan motor keefektifitas alat. Adapun waktu putar yang
listrik menggunakan V-Belt. Akibat dari diberikan terdiri dari 2 menit, 4 menit, 6
gaya sentrifugal yang terjadi saat keranjang menit, 8 menit dan 10 menit.
berputar, maka bahan akan bergerak menuju Pegujian kualitas abon ikan dapat
ke sisi-sisi keranjang. Bahan yang ukurannya dilakukan dengan menguji kandungan
lebih kecil daripada ukuran lubang keranjang lemak pada abon, adapun cara pengujian
termasuk minyak, akan bergerak keluar tersebut sebagai berikut:
melewati keranjang dan jatuh di body spinner
yang selanjutnya mengalir keluar dari body Kadar Lemak
karena kemiringan alas body spinner. Dengan Dalam menganalisis kadar lemak,
demikian, bahan yang tertinggal di dalam seringkali menggunakan analisis “ lemak
keranjang menjadi kering, renyah, dan siap kasar ”, karena dalam menganalisis selain
dikemas karena kandungan minyak sudah asam lemak terdapat pula senyawa –
banyak berkurang. Adapun cara kerja dari senyawa lainnya. Dalam menentukan kadar
alat dapat dilihat pada Gambar 3. lemak metode yang sering digunakan
adalah dengan metode Soxhlet dan metode
Perancangan Alat Baboock (Legowo dan Nurwantoro,2004).
Tahap ini merupakan implementasi Perhitungan kadar lemak sebagai berikut:
dari desain yang telah ditetapkan baik secara
fungsional dan struktural.

Pengujian dan Pengontrolan Alat Keterangan :


Tahap ini berupa pengujian kinerja y : massa labu lemak setelah di oven (g)
alat yang telah dibuat. Pengujian dilakukan x : massa labu lemak setelah diekstraksi (g)

Gambar 2. Rancangan Timer

Gambar 3. Cara Pengoperasian Alat

106
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 15 No. 2 [Agustus 2014] 103-110
Rancang Bangun Alat Spinner Pulling Oil [Nugraha dkk]

Kesetimbangan massa abon ikan mitra.Kemudian Spinner Pulling Oil


Dalam melakukan suatu proses dilengkapi dengan pengaturan waktu (timer)
perhitungan komponen kesetimbangan untuk pemberhentian alat secara otomatis yang
massa sangat berguna untuk mengetahui disesuaikan dengan waktu yang dikehendaki.
jumlah dan konsentrasi yang tedapat pada Penggukur Waktu (Timer) adalah
setiap proses sehingga akan memudahkan alat penghitung waktu, manakala waktu
dalam menjelaskan suatu aliran dari proses yang telah ditetapkan tercapai maka output
tersebut. Pada kesetimbangan material, kontaknya akan bekerja. Timer yang
massa dan konsentrasi unit biasanya digunakan pada Spinner Pulling Oil yakni
dinyatakan dengan fraksi massa atau persen timer analog buatan omron. Pada timer ini
massa (Toledo, 1980). Secar matematis, terdapat dua macam jenis timer, pertama
persamaan kesetimbangan massa dapat timer on delay kemudian kedua timer off delay.
dinyatakan sebagai berikut: Timer on delay bekerja ketika tegangan supply
masuk, sedangkan timer off delay bekerja pada
minput = moutput + makumulasi saat tegangan suplly terputus atau off.
Pada sebuah industri membutuhkan
Keterangan : m : massa total pekerjaan yang efektif dan effisien sehingga
dalam hal kegunaan energi merupakan hal
HASIL DAN PEMBAHASAN yang penting. Energi adalah suatu konsep
yang sering digunakan para insinyur
Alat Spinner Pulling Oil dan ilmuwan dalam menggambarkan
Spinner Pulling Oil (Gambar 4) ketersediaan. Untuk melakukan usaha
merupakan alat penirisan kandungan pada suatu rangkaian atau sistem untuk
minyak dalam suatu bahan olahan makanan mendapatkan energi yang sesuai diperlukan
untuk menambah umur simpan pada produk waktu optimal dari pengentasan abon.
abon ikan. Alat ini memiliki kapasitas lebih persamaan yang digunakan untuk
besar daripada spinner pada umumnya menghitung energi yaitu:
yaitu sebesar 10 kg untuk mengentaskan
abon. Penggerak keranjang dirancang Energi (kWh) = Daya (kW) × Waktu (h)
menggunakan motor listrik yang memiliki
daya 519.2 Watt dengan 2.36 Amphere. Satuan SI untuk energi adalah Joule,
Kecepatan putaran untuk menggerakan dengan waktu diukur dalam detik. Untuk
keranjang tersebut didapatkan dari rumus: rangkaian instalasi listrik praktis satuan ini
sangat kecil sehingga kilowatt jam (kWh)
RPMspinner = RPMmotor : (Pulleyas : Pulleymotor) digunakan untuk perumahan dan instalasi
komersial. Adapun spesifikasi dari spiner oil
Dalam perancangan alat ini, pulley as yang telah dibuat Dapat dilihat pada Tabel 1
yang digunakan memiliki diameter yaitu 101,6 yaitu spesifikasi alat Spinner Pulling Oil yang
mm / 4” dan pulley motor dengan diameter digunakan.
76,2 mm / 3’’. Kecepatan motor listrik yaitu
1400 rpm, sehingga didapatkan kecepetan Timer Spiner Pulling Oil
pemutaran alat Spinner Pulling Oil sebesar 1076 Timer dirancang untuk menghemat
rpm yang disesuaikan untuk pengentasan dari pemakaian energi listrik pada proses

Gambar 4. Alat Spinner Pulling Oil

107
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 15 No. 2 [Agustus 2014] 103-110
Rancang Bangun Alat Spinner Pulling Oil [Nugraha dkk]

penirisan minyak dengan alat Spinner Pulling telah diolah dengan menggunakan “Spinner
Oil dengan mengetahui waktu optimal Pulling Oil”. Analisa sifat kimia abon ikan
untuk mengentas minyak pada produk abon patin dilakukan dengan menggunakan 6
ikan setelah pemasakan. Pada perangkat AC variasi waktu spinner yakni 0 menit, 2 menit,
timer dapat difungsikan untuk pewaktuan 4 menit, 6 menit, 8 menit, dan 10 menit
AC menyala dengan memberikan pewaktuan dengan kecepatan spinner yakni 1400 rpm.
untuk alat berhenti pada waktu yang telah
ditentukan. Timer yang digunakan adalah Kadar Lemak
tipe AT8N-1 dengan 8 pin. Lemak merupakan zat makanan
Sumber daya timer yaitu DC 12- yang penting untuk kesehatan tubuh
48 V atau AC 24-48 V. Koneksi timer NC manusia. Selain itu lemak juga terdapat
(Normally Close), yaitu pin 1 dengan 4 dan pada hampir semua bahan pangan dengan
pin 5 dengan 8. Koneksi timer NO (Normally kandungan yang berbeda-beda (Winarno,
Open), yaitu pin 1 dengan 3 dan pin 6 dengan 2004). Selain itu, lemak juga merupakan
8. Pembungkus timer menggunakan bahan sumber energi yang efektif yang sangat
plastik yang diperkuat serat karbon sehingga penting bagi tubuh (Sudarmadji, 1997).
aman dan kuat. Pengatur waktu kontrol Pengujian kadar lemak bertujuan untuk
dapat mengatur 16 jenis rentang waktu mengetahui kandungan lemak pada abon
mulai dari 0.05 sekon sampai 100 jam dan ikan patin, hal ini karena diketahui bahwa
menggerakan arah jarum untuk mengatur dalam proses pembuatan abon beberapa
waktu yang diinginkan. Kemudian terdapat bahan yang digunakan merupakan
pengatur mode alat dan yang digunakan sumber lemak diantaranya penggunaan
pada timer ini yaitu mode A yaitu untuk santan dan minyak goreng. Hasil spinner
menghentikan waktu. Tombol on/off dengan perlakuan waktu dan kecepatan
digunakan untuk menghidupkan dan spinner menghasilkan kadar lemak yang
mematikan timer. Dibagian bawah terdapat berbeda. Kadar lemak abon ikan patin
dua kabel yang menghubungkan ke saklar pada berbagai perlakuan waktu dapat
dan menghubungkan pada mesin dari dilihat pada Gambar 5. Analisis kadar
Spinner Pulling Oil. lemak dengan 6 variasi waktu serta
kecepatan 1400 rpm.
Pengujian Alat Pada Gambar 5. dapat dilihat bahwa
Pengujian alat dilakukan dengan kadar lemak terendah terjadi pada waktu
mengetahui pengaruh kualitas abon yang spinner yakni 10 menit dengan kecepatan

Tabel 1. Spesifikasi alat Spinner Pulling Oil


Item Spesifikasi
Kapasitas 10 kg
Dimensi (p x l x t) 60 x 45 x 52 cm
Bahan Plat SS Tebal 1.5 mm
Frame Pipa Besi
Silinder Stainless Steel
Keranjang Bahan Vorporasi SS 2 mm
Ukuran Keranjan Bahan Diameter 32 cm, Tinggi 24 cm
Penggerak Elektro motor ¼ HP
Daya 519.2 Watt
Kecepatan putaran 1076 rpm

Tabel 3. Kebutuhan Energi dan Biaya Waktu Pengujian


Waktu Pengujian (menit) Energi (kWh) Biaya (per kWh)
2 0.0173 Rp. 18.59
4 0.0347 Rp. 37.38
6 0.0519 Rp. 55.79
8 0.0690 Rp. 74.17
10 0.0866 Rp. 93.09

108
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 15 No. 2 [Agustus 2014] 103-110
Rancang Bangun Alat Spinner Pulling Oil [Nugraha dkk]

Gambar 5. Grafik hubungan antara waktu dengan kadar lemak abon ikan patin.

Gambar 6. Kesetimbangan Massa Spinner Pulling Oil


spinner 1400 rpm yaitu 24.82% (b/b). Hasil ataupun kehilangan yang tidak terkontrol
tersebut sudah menunjukkan bahwa sampel (Kusnandar, 2006). Kesetimbangan massa
abon ikan patin telah memenuhi standarisasi pada alat Spinner Pulling Oil dapat dilihat
abon industri Indonesia. Dimana menurut pada Gambar 6.
BSN (1995) menetapkan bahwa kadar lemak Pada Gambar 6 menunjukkan bahwa
pada abon maksimal adalah 30% (b/b). selama tahapan pengentasan abon, terjadi
kehilangan massa karena kandungan minyak
Kebutuhan Energi dan Biaya Waktu dalam abon setelah pemasakan kemudian
Optimal dilakukan proses spinner. Mula-mula massa
Dari Tabel 3 didapatkan kebutuhan abon sebelum dilakukan spinner yakni
energi dan biaya yang dikeluarkan setiap 3335 g, kemudian setelah dilakukan proses
perlakuannya. Energi yang dibutuhkan per spinner massa akhir abon menjadi 1794.25 g.
jamnya yaitu sebesar 0.519 kWh dengan biaya Perubahan massa yang terjadi dikarenakan
yang dikeluarkan yaitu sebesar Rp. 557.925. terdapat kandungan minyak yang terentas.
Untuk energi yang dibutuhkan dalam waktu Maka dilakukanlah kesetimbangan massa
pengentasan optimal yaitu pada menit ke 6 pada proses pengentasan abon ikan.
membutuhkan energi sebesar 0.0519 kWh kandungan minyak yang terentas sebanyak
dan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 1540.75 g. Perhitungan kesetimbangan massa
55.79. ini digunakan untuk mengetahui jumlah
kandungan minyak yang keluar dari dalam
Kesetimbangan Massa abon ikan patin tersebut, sehingga akan
Di dalam hukum kekekalan massa memudahkan untuk menjelaskan tentang
diketahui bahwa materi tidak dapat aliran proses tersebut. Pada kesetimbangan
diciptakan atau dihilangkan, tetapi hanya material massa dan konsentrasi unit biasa
berubah bentuk dari satu wujud ke wujud dinyatakan dengan fraksi massa atau persen
lainnya. Prinsip ini pun berlaku dalam massa (Toledo, 1980).
proses pengolahan pangan, dimana total
input bahan yang masuk ke dalam suatu SIMPULAN
proses pengolahan akan sama dengan total
outputnya, yang terjadi adalah perubahan Spinner Pulling Oil merupakan alat
wujud dari bahan yang masuk dan yang penirisan kandungan minyak dalam suatu
keluar. Perubahan yang terjadi adalah bahan olahan makanan untuk menambah
perubahan wujud dari input menjadi bentuk umur simpan pada produk abon ikan dengan
lainnya. Masukkan bahan yang masuk ke penambahan timer untuk mengotomatiskan
dalam suatu tahap proses dapat berupa satu alat sehingga mudah dalam penggunaan bagi
jenis bahan atau lebih, begitu juga bahan mitra. Metode perancangan Spinner Pulling
yang keluar dapat berupa satu atau lebih Oil disesuaikan dengan standar pasar,
produk yang dikehendaki, limbah (waste), kebutuhan mitra dan keergonomisan dengan

109
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 15 No. 2 [Agustus 2014] 103-110
Rancang Bangun Alat Spinner Pulling Oil [Nugraha dkk]

ukuran yaitu Panjang x Lebar x Tinggi yaitu Goreng Sisa pada Rumah Tangga Rt.05
60 x 45 x 52 cm dan terbuat dari bahan Stainless Rw. III Kedungmundu Tembalang
Steel yang ramah pada produk makanan atau Semarang. Laporan penelitian Internal
dikenal bahan food grade. Kadar lemak yang UNIMUS Tahun 2010.
terkandung dan kandungan gizi dalam abon Badan Standarisasi Nasional. 1995. Standar
berpengaruh pada lama waktu pengentasan. Nasional Indonesia. SNI-01-3707-1995.
Pada pengujian didapatkan waktu optimal Abon. Badan Standarisasi Nasional :
pengentasan yaitu pada menit ke 6 dengan Jakarta.
kadar lemak 25.49%. Energi yang dibutuhkan Kusnandar, F., Hariyadi., P., dan Syamsir,
untuk proses pengentasan selama 6 menit E. 2006. Prinsip Teknik Pangan. Institut
sebesar 0.0519 kWh, Sehingga biaya yang Pertanian Bogor. Bogor
harus dikeluarkan yaitu sebesar Rp. 55.79. Legowo, A.M. dan Nurwantoroo. 2004. Diktat
Hasil uji kandungan lemak pada abon ikan Kuliah Analisis Pangan. Program
patin (Pangasius pangasius) menunjukkan Studi Teknologi Hasil Ternak. Fakultas
bahwa kandungan lemak pada abon ikan Peternakan. Universitas Diponegoro.
patin tersebut telah memenuhi persyaratan Semarang. Hal:19 - 50.
yang telah ditetapkan oleh Badan Standarisasi Sudarmadji S, Bambang H, Suhardi. 1997.
Nasional (BSN) untuk produk olahan abon. Analisis Bahan Makanan dan Pertanian.
Hal ini menandakan bahwa kualitas dari Liberty Yogyakarta. Yogyakarta.
abon ikan patin sangat baik sehingga dapat Suryani, A., E. Hambali dan E. Hidayat.
dikonsumsi publik dan telah lolos dari Badan 2007. Membuat Aneka Abon. Penebar
Standarisasi Nasional (BSN). Swadaya : Jakarta
Susanto, H. 2009. Pembenihan dan Pembesaran
DAFTAR PUSTAKA Patin. Penebar Swadaya : Jakarta.
Toledo, R.T. 1980. Fundamentals of Food Process
Afrianto, E dan Liviawaty, E. 1989. Pengawetan Engineering. The AVI Publishing
Dan Pengolahan Ikan. Penerbit Kanisius Company. Westport, Conecticut,USA.
: Yogyakarta. Winarno, FG. 2004. Kimia Pangan dan Gizi.
Aminah, S., dan Isworo T.J. 2010. Praktek Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Penggorengan dan Mutu Minyak

110

Anda mungkin juga menyukai