Tentang
Menetapkan :
Kedua : Pedoman pengorganisasian unit rekam medis RSIA Brawijaya Duren Tiga
diktum kesatu dibuat dan dipergunakan sebagai acuan bagi rumah sakit
dalam pengorganisasian unit rekam medis dan pola ketenagaan
sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini.
Ditetapkan di : J A K A R T A
Pada tanggal : 19 September 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat,
diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya
kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan
diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan.
Rumah sakit sebagai penyedia pelayanan kesehatan dalam melaksanakan upaya
kesehatan, salah satu bentuk kegiatan adalah kegiatan penunjang medis yang ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan pasien antara lain penyelenggaraan rekam medis sebagai
sarana pendukung.
Penyelenggaraan rekam medis adalah salah satu kegiatan yang menunjang
terwujudnya pelayanan kesehatan yang bermutu kepada pasien atau pelanggan rumah
sakit. Untuk mencapai pelayanan yang bermutu, khususnya pelayanan rekam medis
diperlukan adanya keseragaman bertindak dan keseragaman berperilaku dalam
mengelola rekam medis disamping dituntut disiplin kerja yang tinggi.
Untuk penyelenggaraan fungsi pelayanan rekam medis di rumah sakit sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan, perlu adanya pengorganisasian unit
pelayanan rekam medis di RSIA Brawijaya Duren Tiga dalam bentuk Unit Rekam Medis
yang dipimpin seorang Koordinator Unit Rekam Medis dengan kualifikasi Perekam Medis
dibantu oleh staf rekam medis.
B. Tujuan
Pedoman ini disusun dengan maksud memberikan arahan umum atau acuan
dalam penyelenggaraan rekam medis sesuai undang-undang dan peraturan yang
berlaku. Tujuan penyusunan pedoman tersebut dibentuk sesuai persamaan persepsi dan
langkah dalam melaksanakan pengelolaan rekam medis sehingga dapat dilakukan
secara optimal. Unit Rekam Medis menunjang tercapainya tertib administrasi dalam
rangka upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di RSIA Brawijaya Duren Tiga.
Dengan tercapainya tertib administrasi akam meningkatkan pelayanan kesehatan yang
efektif, dan tersediaanya informasi data kesehatan secara lengkap, cermat, tepat, akurat
dan mudah di analisa.
4
D. Batasan Operasional
Beberapa definisi rekam medis yang ada menurut ahli adalah:
1. Menurut Edna K Huffman yaitu berkas yang menyatakan siapa, apa, mengapa,
dimana, kapan dan bagaiamana pelayanan yang di peroleh seorang pasien
selama di rawat atau menjalani pengobata.
2. Menurut Permenkes No. 749a/Menkes/Per/XII/1989 yaitu berkas yang
berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain(yang diberikan) kepada pasien (yang
dipergunakan serta tersedia) pada sarana pelayanan kesehatan.
3. Menurut Gemala Hatta: rekam medis merupakan kumpulan fakta tentang
kehidupan seseorang dan riwayat penyakitnya,termasuk keadaan sakit,
pengobatan saat ini dan saat lampau yang di tulis oleh praktisi kesehatan
dalam upaya mereka memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.
4. Waters dan Murphy: kompedium (ikhtisar) yang berisi informasi tentang
keadaan pasien selama perawatan atau selama pemeliharaan kesehatan.
5. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) : sebagai rekaman dalam bentuk tulisan atau
gambaran aktivitas pelayanan yang diberikan oleh pemberi pelayanan
medik/kesehatan kepada seorang pasien.
Dengan demikian, menurut batasan di atas, yang termasuk dalam rekam medis bukan
hanya kartu pasien saja, tetapi semua catatan dan semua dokumen yang ada
hubungannya dengan pasien, termasuk di dalamnya kartu indeks, buku register,
formulir hasil pemeriksaan medis, formulir jaminan asuransi kesehatan, salinan,
sertifikat kematiaan, dan sebagainya.
Akhir-akhir ini, pengertian rekam medis makin lebih diperluas. Rekam medis tidak
hanya menunjuk pada berkas yang berisikan catatan dan atau dokumen saja, tetapi
menunjuk pada suatu proses yang dimulai dari saat diterimanya pasien di sarana
pelayanan, diteruskan ke kegiatan pencatatan data medis.
5
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
RSIA Brawijaya Duren Tiga terletak di Jl. Duren Tiga Raya No. 5, Pancoran,
Jakarta Selatan. RSIA Brawijaya Duren Tiga merupakan unit usaha dari PT. Amban Puro
Jaya yang didirikan berdasarkan akta Notaris Ny. Soemardilah Oriana Roosdilan, SH No.
61 tanggal 20 Desember 1999.
RSIA Brawijaya Duren Tiga bermula dari sebuah Klinik Bersalin Duren Tiga yang
mulai beroperasi pada tahun 1970. Seiring dengan berjalannya waktu, terjadi
perkembangan di wilayah sekitar lokasi Klinik Bersalin Duren Tiga yang cukup pesat.
Menyadari perkembangan wilayah sekitarnya, pada tahun 2002 Klinik Bersalin Duren
Tiga mulai membenahi seluruh sarana dan prasarananya dengan diawali pembentukan
payung hukumnya yaitu PT Amban Puro Jaya dengan akte Notaris pada tanggal 19
Desember 1999 dan disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Perundang-undangan RI
pada tanggal 1 Mei 2000.
Klinik Bersalin Duren Tiga mulai beroperasi dengan izin operasional sementara dari
Dinas Kesehatan DKI Jakarta tahun 2002 yang diperpanjang setiap tahun sampai
dengan 2004. Klinik Bersalin Duren Tiga yang disaat itu menjadi Rumah Sakit Bersalin
Duren Tiga (RSBDT) mendapat izin operasional tetap pada tahun 2005 yang dikeluarkan
oleh Departemen Kesehatan RI dengan masa berlaku 5 tahun.
Pada tahun 2010, RS mendapatkan perpanjangan izin operasional tetap untuk
Rumah Sakit Bersalin pada tahun 2010 berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas
Provinsi DKI Jakarta Nomor 18278/ 2010. Mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan
No. 56 Tahun 2014, Rumah Sakit Bersalin tidak lagi tercantum dalam kelas rumah sakit
khusus. Hal ini membuat RSBDT pada tahun 2015 merubah klasifikasinya menjadi
Rumah Sakit Ibu dan Anak sesuai dengan rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi
DKI Jakarta No.659 Tahun 2015. Selanjutnya, pada 7 November 2018, berdasarkan
Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi
DKI Jakarta Nomor 34/B.3.7/31/-1.779.3/2018 Rumah Sakit ini berganti nama menjadi
Rumah Sakit Ibu dan Anak Brawijaya Duren Tiga dengan Izin Operasional Rumah Sakit
Khusus Ibu dan Anak Kelas C sesuai dengan akuisisi kepemilikan RS atas PT Amban
Puro Jaya sebagai perseroan pemilik RS.
1. Rawat Jalan
a. Poli Kebidanan dan Penyakit Kandungan, dengan Sub Spesialis : Fetomaternal
dan Obstetri Sosial.
b. Poli Anak
c. Poli THT
d. Poli Gigi
e. Poli Kulit
f. Poli Gizi
g. Poli Jantung
h. Poli Umum
i. Poli Penyakit Dalam
j. Poli Bedah
k. Poli Laktasi
l. Poli Anastesi
m. Poli Psikologi
n. Poli Rehab Medik
2. Rawat Inap
a. Perawatan Obsgyn (Kebidanan dan Penyakit Kandungan)
b. Perawatan Ibu Umum
c. Perinatologi
6
d. Pelayanan Intensif (Level 2b)
e. Pelayanan Phototeraphy
f. Perawatan Umum Wanita
g. Perawatan Anak
h. NICU
i. Isolasi
3. Pelayanan Penunjang Medis
a. Laboratorium : Patologi Klinik
b. Pelayanan Darah
c. Unit Farmasi
d. Unit Rekam Medis
e. CTG
f. USG 3D/4D dan Fetomaternal (bila ada)
g. Fisioterapi (Nebulizer, Infra Red, Pijat Bayi)
h. Radiologi
4. Fasilitas Tindakan Medis
a. Kamar Operasi
b. Kamar Bersalin
c. Ruang Pulih/ RR
d. Kamar Tindakan
7
BAB III
VISI, MISI, KEGIATAN, DAN TUJUAN RUMAH SAKIT
8
budaya ini dibuktikan melalui sikap kreatif, inovatif dan bertanggung jawab
terhadap setiap keputusan yang diambil.
c. Effective Communication
Setiap manajemen dan staff RSIA Brawijaya Duren Tiga harus mengedepankan
budaya komunikasi efektif. Dengan melakukan komunikasi secara efektif, roda
organisasi untuk mencapai visi dan misi yang dinginkan akan lebih mudah
dicapai.
d. Team Work
Setiap elemen di RSIA Brawijaya Duren Tiga harus dapat bekerja sebagai tim.
Sebuah visi tidak akan dapat dicapai tanpa kerjasama tim. Organisasi RS
merupakan tempat berkumpulnya berbagai keahlian yang saling melengkapi.
Keahlian yang berbeda tersebut harus saling mendukung agar dapat
memberikan pelayanan yang bermutu dan menjamin keselamatan pasien di RS.
e. Continuous Improvement for excellent result
Untuk bisa mendapatkan hasil yang sempurna, setiap elemen di RSIA Brawijaya
Duren Tiga harus berimprovisasi dan berkembang secara kontiniu. Tidak ada
hasil maksimal yang dapat diraih dalam waktu yang singkat.
9
BAB IV
STRUKTUR DAN SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT
A. Stuktur Organisasi
Struktur Organisasi RSIA Brawijaya Duren Tiga adalah sebagaimana tercantum dalam
organogram yang disahkan berdasarkan Keputusan Direktur Utama PT. Amban Puro
Jaya atas usulan Direktur RSIA Brawijaya Duren Tiga. Berikut struktur organisasi RSIA
Brawijaya Duren Tiga :
10
11
B. Susunan Organisasi
Susunan Organisasi RSIA Brawijaya Duren Tiga sebagaimana tercantum dalam
organisasi dan tata laksana, terdiri dari:
1. Unsur Pimpinan (Direktur Rumah Sakit dan Direktur Operasional Rumah Sakit).
2. Unsur Staf Bidang (Kepala Departemen/ Kepala Bagian).
3. Unsur Staf Unit (Koordinator Unit dan/atau Penanggung Jawab).
4. Pelaksana dan Unsur Fungsional.
12
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA
Organisasi Unit Rekam Medis di RSIA Brawijaya Duren Tiga merupakan bagan
yang menggambarkan pembagian tugas, koordinasi, kewenangan dan fungsi organisasi
yang mengakomodasi penyelenggaraan pengelolaan pelayanan rekam medis,
pengendalian/ pengawasan dari Kepala Departemen Penunjang Medis.
KEPALA DEPARTEMEN
PENUNJANG MEDIS
KOORDINATOR UNIT
REKAM MEDIS
13
B. ORGANISASI PANITIA REKAM MEDIS
Panitia Rekam Medis/ Sub Komite Rekam Medis adalah kepanitiaan yang dibentuk
berupa kelompok kerja rekam medis yang terlibat di dalam pelayanan rekam medis
dalam rangka membantu komite medik agar penyelenggaraan rekam medis bermutu
dan sesuai peraturan perundang-undangan, yang terdiri dari manjemen rumah sakit,
dokter, dokter gigi, perekam medis dan tenaga kesehatan lain.
14
4. Uraian Tugas
a. Menginventarisasi jenis-jenis formulir rekam medis.
b. Mengkoordinir kegiatan rekam medis RSIA Brawijaya Duren Tiga.
c. Membuat standarisasi formulir-formulir rekam medis.
d. Mengevaluasi pemakaian – pemakaian formulir rekam medis.
e. Memonitor pengisian berkas rekam medis melalui kegiatan audit rekam medis.
f. Memberikan saran-saran dan pertimbangan-pertimbangan dalam hal
penyimpanan rekam medis, menjamin bahwa semua informasi isi rekam medis
dicatat sebaik-baiknya dan menjamin tersedianya data yang diperlukan untuk
menilai pelayanan yang diberikan kepada seorang pasien.
g. Menjamin telah dijalankan dengan baik penyimpanan berkas rekam medis,
pembuatan indeks dan tersedianya berkas rekam medis dari semua pasien.
h. Mengajukan usul-usul kepada direktur rumah sakit tentang perubahan isi dan
bentuk berkas rekam medis.
i. Membina kerjasama dengan penasehat hukum dalam hal hubungan keluar dan
pengeluaran data/ keterangan untuk badan-badan diluar rumah sakit.
j. Melakukan evaluasi dan pengendalian mutu rekam medis yang meliputi
kebijakan, pengelolaan, dan prosedur.
5. Tanggung Jawab
a. Menentukan standar dan kebijakan pelayanan rekam medis.
b. Melakukan standarisasi formulir (isi, bentuk, ukuran, cara pengisian) sesuai
dengan kebutuhan pelayanan.
c. Mengusulkan upaya yang perlu dalam penanggulangan pelayanan rekam medis.
d. Menganalisa tingkat kualitas informasi dan rekam medis di rumah sakit.
e. Menentukan jadwal dan materi rapat rutin Panitia Rekam Medis
f. Memberikan saran dan pertimbangan dalam hal pelayanan rekam medis dan
menjamin bahwa informasi dicatat sebaik-baiknya serta tersedianya data yang
diperlukan untuk menilai pelayanan yang diberikan kepada pasien.
g. Menjamin telah dilaksanakan dengan baik kegiatan pengelolaan rekam medis.
h. Mengajukan usulan kepada direktur rumah sakit tentang perubahan dalam isi
dan bentuk berkas rekam medis.
15
BAB VI
URAIAN JABATAN
16
3. Mengumpulkan bahan untuk rancangan awal kebijakan
Rekam Medik.
4. Mengumpulkan bahan untuk rancangan Standar Prosedur
Operasaional di rumah sakit di lingkup Unit Rekam
Medik.
5. Mengumpulkan bahan untuk rancangan awal Standar
Pelayanan Minimal di rumah sakit di lingkup Unit Rekam
Medik.
6. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan di lingkup Unit
Rekam Medik.
7. Mengumpulkan bahan untuk pemantauan dan
pengendalian pelayanan Rekam Medik.
8. Melaksanakan koordinasi penerimaan pasien pada Unit
Pendaftaran.
9. Melakukan pengendalian dan evaluasi kerja rekam medik
yang meliputi pengendalian mutu, pengendalian infeksi
nosocomical, keselamatan dan kesehatan kerja serta
keselamatan pasien rumah sakit.
10. Menyusun laporan tahunan/ berkala dan insidentil
pelaksanaan kegiatan Unit Rekam Medis.
11. Mengevaluasi kegiatan dan kinerja pegawai di lingkungan
Unit Rekam Medis melalui penilaian hasil pelaksanaan
tugas ke dalam KPI untuk pengembangan dan
pembinaan karir pegawai.
12. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan
dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas.
13. Melakukan pengumpulan dan pengolahan data pelayanan
medis rumah sakit.
14. Melakukan pembuatan pelaporan rutin data rumah yang
dibutuhkan oleh instansi luar/depkes RI.
8 WEWENANG Menerima delegasi tanggung jawab dari Kepala Departemen
Medis
4 HUBUNGAN KERJA :
a. Internal 1. Koordinator Unit Rekam Medis
2. Unit Rawat Jalan dan UGD
3. Unit Rawat Inap
4. Unit Kamar Bersalin dan Kamar Operasi (OK dan VK)
5. Unit Kamar Bayi dan Perawatan Khusus (High Care)
6. Unit Farmasi
7. Unit Laboratorium
8. Unit Gizi
9. Unit Radiologi
10. Unit Rehabilitasi Medik
17
11. Unit Sistem Informasi RS
12. Unit Logistik & Pengadaan
13. Unit Front Liner
4. HUBUNGAN KERJA :
18
a. Internal 1. Koordinator Unit Rekam Medis
2. Unit Rawat Jalan dan UGD
3. Unit Rawat Inap
4. Unit Kamar Bersalin dan Kamar Operasi (OK dan VK)
5. Unit Kamar Bayi dan Perawatan Khusus (High Care)
6. Unit Farmasi
7. Unit Laboratorium
8. Unit Gizi
9. Unit Radiologi
10. Unit Rehabilitasi Medik
11. Unit Sistem Informasi RS
12. Unit Logistik & Pengadaan
13. Unit Front Liner
19
rekam medis.
2. Meminta kepada para PPA untuk melengkapi Berkas Rekam
Medis.
4. HUBUNGAN KERJA :
a. Internal 1. Koordinator Unit Rekam Medis
2. Unit Rawat Jalan dan UGD
3. Unit Rawat Inap
4. Unit Kamar Bersalin dan Kamar Operasi (OK dan VK)
5. Unit Kamar Bayi dan Perawatan Khusus (High Care)
6. Unit Farmasi
7. Unit Laboratorium
8. Unit Radiologi
9. Unit Rehabilitasi Medik
10. Unit Sistem Informasi RS
11. Unit Logistik & Pengadaan
12. Unit Front Liner
20
7. Melaksanakan koding rawat jalan dan rawat inap.
8. Melaksanakan upaya pencegahan dan penanganan
kejadian yang tidak diharapkan di Unit Rekam Medis.
9. Melaksanakan kegiatan administrasi pelayanan di bagian
Pelaporan dan Koding Unit Rekam Medis.
10. Membuat laporan kinerja di Unit Rekam medis
8. WEWENANG 1. Meminta dan mencocokan data/ laporan kinerja dengan
pihak terkait meliputi kegiatan rawat jalan, rawat inap dan
data penunjang medis dari kegiatan rumah sakit
2. Mengadakan koordinasi dengan Dinas Kesehatan tentang
pelaporan rekam medis.
3. Memberi pembinaan dan teguran kepada pelaksana.
21
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
PELAYANAN
MEDIS
LEGAL,
KEPERAWA
SDM, &
TAN
DIKLAT
REKAM
MARKETING
MEDIS
PENUNJANG
DAN MEDIS
PROMOSI
KEUANGAN PENUNJANG
& IT UMUM
a. Pelayanan Medis :
Pendokumentasian kegiatan pelayanan medis.
b. Keperawatan :
Pendokumentasian kegiatan keperawatan.
c. Penunjang Medis :
Pendokumentasian kegiatan pelayanan penunjang medis.
d. Penunjang Umum :
Pemeliharaan ruangan dan pengadaan ATK
e. Keuangan & IT :
Biaya dan tagihan pasien, serta data sistem informasi
manajemen rumah sakit (SIMRS).
f. Marketing & Promosi : Data untuk pengembangan strategi marketing dan
pendokumentasian pelayanan pendaftaran pasien.
g. Legal, SDM, & Diklat : Ketenagaan dan Diklat.
h. Rekam Medis : Pendokumentasian kegiatan pelayaan Rekam Medis.
REKAM MEDIS
22
B. Panitia Rekam Medis
DOKTER
SPESIALIS
OBG,
ANAK, & PERAWAT
IGD RANAP
KOMITE
IBU,
MEDIK
ANAK, &
BAYI
PANITIA
PERAWAT
GIZI REKAM POLIKLINIK
MEDIS
BIDAN
FARMASI
OK/VK
REKAM
MEDIS
23
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
A. Pola Ketenagaan
Ketenagaan di Unit Rekam Medis ditentukan berdasarkan :
1. Pola Shiffting : 1 (satu) atau 2 (dua) rekam medis per shift
2. Pola Beban Kerja : Shift pagi : 07.00 - 14.00 WIB
Shift Siang : 13.00 - 20.00 WIB
3. Rincian Kegiatan dan Alokasi Waktu :
Jumlah 2 menit
2 Pengelolaan Rawat Inap (RI)
RME Rawat Inap (RI) :
a. Penyediaan RME tersedia pada sistem 0 menit
b. Pengkodingan RME melalui sistem 1 menit
c. Analisa Kelengkapan RME pada sistem 1 menit
d. Penyediaan data sensus harian RI 0 menit
tersedia pada sistem
BRM Rawat Inap (RI) :
a. Pengambilan BRM pasien pulang 1 menit
b. Menyusun dan merapikan formulir BRM 3 menit
sesuai urutan yang berlaku 1 rekam medis
c. Pelabelan BRM 1 menit pasien
d. Pengkodingan BRM 1 menit
e. Analisa Kelengkapan BRM 5 menit
f. Distribusi ketidaklengkapan BRM pada 1 menit
petugas medis terkait
g. Verifkasi terisinya ketidaklengkapan BRM 2 menit
h. Scan dan apload BRM pada sistem 6 menit
i. Penjajaran & Penyimpanan BRM 1 menit
Jumlah 25 menit
4. Cara Perhitungan :
Perhitungan kebutuhan tenaga di Unit Rekam Medis mempertimbangkan waktu
kerja efektif pada setiap shift dengan rata-rata pasien rawat jalan (RJ) dan rata-
rata BRM rawat inap (RI).
24
b. Shift Siang (waktu kerja efektif 7 jam)
1) Rawat Jalan : Kebutuhan tenaga = ∑ pasien rata-rata RJ X 2 menit
7 X 60 Menit
B. Kualifikasi Personil
1. Unit Rekam Medis
25
b. Wakil ketua panitia rekam medis dengan kualifikasi anggota Komite Medis.
c. Sekretaris panitia rekam medis dengan kualifikasi petugas Unit Rekam Medis.
d. Anggota :
1) Dokter spesialis obsgin, anak, dan IGD
2) Bidan OK/ VK
3) Perawat Poliklinik
4) Perawat rawat inap ibu, anak, dan bayi
5) Petugas Farmasi
6) Petugas Gizi
26
BAB IX
PENILAIAN KINERJA
27
BAB X
KEGIATAN ORIENTASI
Staf baru yang diterima di Unit Rekam Medis, diberikan suatu kegiatan orientasi
pelayanan Unit Rekam Medis, agar siap bekerja dan siap memberikan pelayanan yang
optimal di Unit Rekam Medis.
Berkoordinasi dengan bagian Diklat Rumah Sakit, Koordinator Unit Rekam Medis
memberikan masukan berupa silabus dan materi terkait kegiatan pelayanan di Unit
Rekam Medis yang dibutuhkan bagi seluruh staf Unit Rekam Medis baik staf baru
maupun kebutuhan pendidikan dan pelatihan bagi staf lama.
Kebutuhan pendidikan staf dapat diketahui dengan mengevaluasi seluruh kegiatan
pelayanan yang dilaksanakan oleh para staf sehingga Diklat yang diperoleh sesuai
dengan kebutuhan para staf untuk meningkatkan kinerjannya selama bekerja di Unit
Rekam Medis.
Setiap staf di Unit Rekam Medis mempunyai kesempatan yang sama dalam
memperoleh pendidikan dan pelatihan, dan Koordinator Unit Rekam Medis bertanggung
jawab dalam pengembangan seluruh stafnya melalui program pendidikan. Pendidikan
dan pelatihan staf dapat melalui pelatihan yang diselenggarakan oleh organisasi profesi,
perkumpulan atau instansi terkait, diklat yang diberikan dapat berupa : pendidikan
berkelanjutan, kegiatan pelayanan di Unit Rekam Medis, dll.
28
BAB XI
PERTEMUAN/ RAPAT
29
BAB XII
PELAPORAN
Pelaporan di Unit Rekam Medis merupakan kegiatan pelaporan hasil pencatatan dan
kegiatan administrasi, ketenagaan, perbekalan dan lain-lain yang dibutuhkan oleh unit terkait.
Tujuan pelaporan adalah tersedianya data dan informasi yang akurat sebagai bahan
evaluasi, tersedianya data yang cukup dan memudahkan dalam penelusuran laporan serta
diperoleh data yang lengkap untuk membuat suatu kegiatan perencanaan.
Pelaporan rutin di Unit Rekam Medis dilaksanakan berkala sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan yaitu laporan harian, laporan bulanan dan laporan tahunan. Laporan rekam
medis terdiri dari laporan internal dan laporan ekternal.
A. Laporan Internal
1. Laporan harian, terdiri dari laporan rawat jalan, rawat inap dan penunjang.
2. Laporan bulanan/ triwulan/ tahunan:
a) Laporan rekapitulasi kegiatan rumah sakit terdiri dari : rawat jalan, rawat
inap, penunjang, pasien rawat jalan per dokter, pasien rawat inap per dokter,
produk unggulan rumah sakit dan pemantauan pasien spesialis dan tindakan.
b) Laporan kinerja terdiri dari : rawat jalan, rawat inap, kelahiran, tindakan/
operasi dan penunjang medis (farmasi, laboratorium, radiologi, fisioterapi &
gizi), serta Indikator Rumah Sakit (BOR, LOS, TOI, BTO, NDR, GDR).
c) Laporan eksekutif terdiri dari : rawat jalan, rawat inap, kelahiran, tindakan/
operasi, serta Indikator Rumah Sakit (BOR, LOS, TOI, BTO, NDR, GDR).
d) Laporan 10 penyakit terbesar untuk rawat jalan dan rawat inap
e) Laporan kematian
B. Laporan External :
Laporan Eksternal menggunakan EIS Dinkes sebagai berikut :
30
RL 5.4 (Daftar 10 Besar Penyakit Rawat Jalan)
Laporan Lainnya, antara lain :
1. Laporan Surveilans
2. Laporan Kematian
3. Laporan TB
4. Laporan Imunisasi
5. Laporan bulanan Kesga
6. Laporan SIRS Online
7. Laporan INM
Pengiriman Laporan dengan cara harian, bulanan dan tahunan :
1. Laporan Surveilans dilaporkan harian
2. Laporan TB dilaporkan bulanan/ tahunan
3. Laporan Imunisasi dilaporkan bulanan
4. Laporan Bulanan Kesga dilaporkan bulanan
5. Laporan Kematian dilaporkan bulanan
6. Laporan SIRS Online dilaporkan bulanan
7. Laporan EIS Dinkes dilaporkan bulanan
31