Anda di halaman 1dari 3

Ramalan?

Suara alarm hp berbunyi yang menunjukkan bahwa matahari akan bangun dan
menggantikan posisi bulan. Ia langsung sholat subuh, mandi dan segera sarapan untuk
sekolah. Saat itu ia datang awal karena tidak sabar memulai ajaran dan kelas baru.
Baru sedikit murid yang datang, guru guru juga baru tiba di sekolah. Menghirup udara
disana seperti bau masakan ibu di rumah.

Tiba di sekolah Tanzi tidak mendapatkan teman, ia kesepian di tengah lapangan


sekolah yang ramai ini. Akhirnya mencoba berkenalan dengan teman sekelasnya yaitu
Alifah.

“Hai aku Tanzi, kamu yang sekelas sama aku tadi ya. Aku ingin berteman
denganmu, salam kenal!”

“Ooh, aku Alifah, jika kamu ingin berteman denganku jawablah ini. Apa kamu
percaya ramalan?”

“Ramalan? Apa maksudmu, kamu percaya ramalan?” tanya Tanzi

“Sebagian sekolah ini mempercayai ramalan dari kelas 7, kelas 8, kelas 9 dan
guru pun mempercayai ramalan. Mereka yang tidak percaya ramalan akan di bully di
sekolah.”

Alifah langsung pergi meninggalkan Tanzi, dan mengatakan kalau Tanzi akan
di bully karna tidak percaya ramalan. Saat bunyi bel masuk, Tanzi masih duduk
sendirian di depan, tidak ada yang mau sebangku dengan dirinya. Tanpa
sepengetahuannya, Alifah menyebarkan dari mulut ke mulut kalau Tanzi tidak
percaya ramalan dan menyuruh circle nya untuk membully Tanzi. Teman-temannya
langsung setuju dan berniat untuk menjauhi Tanzi dan membully nya. Pada saat jam
istirahat, Tanzi di palak paksa untuk memberikan uangnya, suara si pemalak membuat
telinga Tanzi rusak dan saat pulang sekolah Tanzi diejek karna tidak percaya ramalan.

Mereka mengatakan kalau Tanzi ketinggalan zaman karna tidak percaya dengan
ramalan sampai mereka mengejek orang tua Tanzi yang sudah tidak ada lagi. Tanzi
yang terlihat diam muka nya marah matanya membesar dan mengenggam tangannya
untuk melancarkan pukulan. Tanzi pun memukul salah satu orang dan berkata

"Kalian muslim, tapi percaya ramalan? Beginikah generasi muslim sekarang...


hahaha."
"Jangan bawa agama dimasalah ini, pemabuk agama." jawab Nadine dan
Nopan.

"Hey 2 si kembar, maukah terima tabrakan pesawat?” ujar Tanzi.

Rico yang dipukul tadi mengepung Tanzi dan mendaratkan pukulan ke


mukanya, keadaan semakin genting, mereka berkata kalau Tanzi tak pantas duduk di
sekolah tersebut dan Tanzi menjawab

“Apa yang membuat sekolah ini tergila gila dengan suatu ramalan?”

“Eww, aku jijik dengan tingkah lakumu...” jawab Iqbal

Tiba-tiba murid yang bernama Zahra memisahkan mereka dan Pak Guru bilang
kalau mereka tidak pulang maka akan masuk BK, mereka semua langsung pergi
pulang dan Pak Guru juga pergi meninggalkan Tanzi dan Zahra. Zahra memberitahu
kalau ia tidak percaya ramalan, Tanzi terkejut, awalnya ia mengira sekolah ini semua
muridnya mempercayai ramalan dan Tanzi bertanya mengapa Zahra bisa berteman
dengan Alifah dan lain lain. Zahra menjawab kalau ia hanya berbohong, terpaksa
percaya dengan ramalan itu semua dilakukan karena Zahra ingin mempunyai teman.

Tanzi pun teringat dengan perkataan Ali bin Abi Thalib bahwa Kezaliman
terjadi bukan karena banyaknya orang jahat tapi diamnya orang baik, itu
terbukti dengan Zahra yang terpaksa percaya dengan ramalan. Setelah kejadian
tersebut, Zahra diam diam berteman dengan Tanzi karna kalau ketahuan Zahra akan
dibully sama seperti Tanzi.

Seminggu di sekolah, Tanzi masih dibully, di jauhi, dan diejek seluruh sekolah
karena tidak percaya ramalan, sampai dimana saat pulang sekolah ia mendengar
ramalan dari anak sekolah.

“Hey kalian, aku punya ramalan tentang sekolah ini, sekolah ini akan terbakar
dalam waktu dekat... haha”.

“Halah, pasti kamu bercanda, kita kita ini mana bisa meramalkan kejadian...
hahaha”. Jawabnya

Ramalan mereka mengundang gelak tawa, Tanzi yang mendengar terlihat kesal
bahwa candaan tersebut tidak lucu dan akhirnya pergi pulang sekolah. Ia masih tidak
percaya kenapa sekolah yang menjadi sekolah terfavorit bisa percaya dengan hal
bodoh tersebut. Seminggu kemudian, Tanzi ditunjuk melatih adik kelas belajar bela
diri dan Zahra juga menemaninya. Tanzi sedikit datang terlambat, ketika Tanzi mau
sampai, Tanzi melihat ada asap tebal dari arah sekolah, ia pun lari secepat mungkin
untuk melihat lebih dekat. Ternyata sekolah nya terbakar penuh, mulai dari kelas api
melahap seluruh bangunan yang terlihat hanyalah api besar, Tanzi pun jadi teringat
candaan ramalan yang dikatakan oleh murid murid kemarin.

“A-Apa yang terjadi??!!”

Tanzi dengan naif nya masuk sekolah namun dihalang oleh Zahra, Zahra
memohon agar Tanzi tidak naif dan menyelamatkan dirinya, Zahra juga terkena luka
bakar karena ia masuk ke sekolah sebelum kebakaran. Akhirnya Tanzi menunggu
bantuan datang

Anda mungkin juga menyukai