Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN BEST PRACTICE

PENGGUNAAN MODEL PBL DAN PBJL PADA UNGKAPAN GIVING INSTRUCTION


PADA PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 04 SATU ATAP TANJUNG PALAS UTARA

NAMA PESERTA : RAUDATUL JANNAH, S.PD


NOMOR PESERTA : 201699689402
BIDANG STUDI : BAHASA INGGRIS

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


UNIVERSITAS PATTIMURA
KATEGORI 1 TAHUN 2022
PRODI GURU BAHASA INGGRIS
PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, mengesahkan laporan Best Practice yang dibuat oleh :

Mahasiswa PPG

Raudatul Jannah, S.Pd


NP. 201699689402

Guru Pamong PPG Dosen Pembimbing Lapangan

Sofia Rahanserang S.Pd. Hellien J.Loppies,S.pd,M.TESOL


Nip.198005222008042003 Nip.198402092008012004

Tanjung Palas Utara, 19 Januari 2023

Yang Mengesahkan,

Kepala SMP Negeri 04 Satu Atap Tanjung Palas Utara

Husni, S.Pd
NIP. 197812312003122007 .
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia yang
telah diberikan sehingga penulis bisa menyelesaikan Laporan Best Practice ini. Tujuan
diadakan penyusunan Laporan Best Practice adalah untuk memenuhi prasyarat tugas pada
kegiatan Refleksi dan Laporan Rencana Tindak lanjut pada kegiatan PPG Dalam Jabatan
Kategori 1 di Universitas Negeri Pattimura Ambon dan juga sebagai wawasan,
pengetahuan dan pengajaran tentang model pembelajaran inovatif yang telah dilaksanakan
di kelas VIII SMP Negeri 04 Satu Atap Tanjung Palas Utara.
Penulis menyadari penyusunan Laporan Best Practice ini tidak akan berhasil selesai dengan
baik jika tidak didukung oleh berbagai pihak yang mendukung kelancaran proses PPG
Daljab kategori 1 tahun 2022. Maka dari itu penulis dalam kesempatan ini akan
mengucapkan ucapan terimakasih kepada :
1. Para dosen Universitas Negeri Pattimura Ambon, Mrs. Hellien J. Loppies, S.Pd.,
M.TESOL, Mrs. Stella R.Que,S.S.,M.A, Mr. Salmon J.Hukom,S.Pd.,M.Pd,
R.C.G.V.Nikijuluw, S.Pd, M.TESOL.
2. Guru pamong yang selalu membimbing dengan penuh kasih dan kesabaran, Mrs.
Sofia Rahanserang, S.Pd. & Mrs. Grace Talane, S.Pd.
3. Kepala sekolah SMP Negeri 04 Satu Atap Tanjung Palas Utara, Husni S.Pd
4. Teman-teman sejawat di SMP Negeri 04 Satu Atap Tanjung Palas Utara
5. Para peserta didik di SMP Negeri 04 Satu Atap Tanjung Palas Utara.
6. Suami dan orang tua yang selalu membantu selama pelaksanaan PPG

Penulis menyadari bahwa Laporan Best Practice ini masih perlu banyak perbaikan,
maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran membangun dari semua pihak.
Akhir kata penulis berharap tulisan ini dapat berguna bagi kemajuan pendidikan di
Indonesia.

Tanjung Palas Utara, 19 Januari 2023

Raudatul jannah, S.Pd


LAPORAN BEST PRACTICE
Praktik Baik (Best Practice)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Peserta didik Dalam Pembelajaran
Lokasi SMP Negeri 04 Satu Atap Tanjung Palas Utara
Lingkup Pendidikan SMP
Tujuan yang ingin dicapai Pada kolom LK. 1.1 berdasarkan Identifikasi masalah,
tujuan yang ingin dicapai yaitu Meningkatkan
kemampuan berbicara peserta didik terkait ungkapan
Giving Instruction serta meningkatkan minat belajar
berbahasa Inggris pada peserta didik.
Untuk mencapai tujuan tersebut, penulis telah
melaksanakan rencana aksi. Berikut pemaparan mengenai
rencana aksi dan tujuan yang ingin dicapai disetiap aksi.
A. Rencana Aksi 1
Melalui pendekatan Saintifik-TPACK dengan
menggunakan model Pembelajaran Based Learning
(PBL), peserta didik diharapkan mampu:
 Pertemuan Pertama
1. Mengidentifikasi dan memahami fungsi social,
structure teks, dan unsur kebahasaan terkait
ungkapan giving instruction, structure dan unsur
kebahasaan dalam bentuk perintah atau larangan
serta menanggapinya, sesuai dengan konteks
penggunaannya
 Pertemuan Kedua
2. Menerapkan dan membandingkan fungsi social,
structure teks, dan unsur kebahasaan terkait
ungkapan giving instruction, structure dan unsur
kebahasaan dalam bentuk perintah atau larangan
serta menanggapinya, sesuai dengan konteks
penggunaannya.
B. Rencana Aksi 2
Melalui pendekatan Saintifik-TPACK dengan
menggunakan model Pembelajaran Project Based
Learning (PBL), peserta didik diharapkan mampu:
 Pertemuan Pertama
1. Menganalisa gambar yang berisi langkah-langkah
instruksi terkait pemanfaatan limbah plastic.
2. Menyusun kalimat berdasarkan gambar langkah-
langkah instruksi terkait pemanfaatan limbah plastic.
 Pertemuan Kedua
3. Menyajikan hasil proyek dan mengkomunikasikan
hasil terkait pemanfaatan limbah plastic.
4. Mengaplikasikan tindakan memberi perintah dan
menanggapinya dengan memperhatikan fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar ke
dalam bentuk permainan
Penulis Raudatul Jannah, S.Pd
Tanggal Rencana aksi dilaksanakan pada :
1. Aksi 1 pada tanggal 7 – 10 Desember 2023
2. Aksi 2 pada tanggal 4 -7 Januari 2023
Situasi: A. Latar Belakang Masalah
Kondisi yang menjadi latar Bahasa Inggris adalah bahasa penghubung antar negara.
belakang masalah, mengapa Bahasa Inggris digunakan sebagai bahasa penghubung
praktik ini penting untuk dalam kehidupan bersosialisasi dengan negara lain. Di
dibagikan, apa yang menjadi Indonesia, Bahasa Inggris dijadikan sebagai mata pelajaran
peran dan tanggung jawab anda wajib pada jenjang SMP, SMA sampai perguruan tinggi.
dalam praktik ini. Mengingat peserta didik adalah generasi penerus bangsa,
dari sebab itu Peserta didik diharapkan mampu mengetahui
dan mampu berkomunikasi dalam Bahasa Inggris.
Menurut Hamid B (2014) yang dikutip oleh Nova Mustika
(2020) kemampuan berkomunikasi dalam artian
kemampuan berwacana yakni mampu memahami dan
menghasilkan teks lisan atau tulisan yang direalisasikan
dalam dua keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan
reseptif dan keterampilan produktif. Keterampilan reseptif
meliputi keterampilan menyimak (listening) dan
keterampilan membaca (reading), sedangkan keterampilan
produktif meliputi keterampilan berbicara (speaking) dan
keterampilan menulis (writing). Dua keterampilan
berbahasa ini penting ditekankan oleh pendidik dan
didapatkan peserta didik dalam pembelajaran Bahasa
Inggris.
Dalam dunia pendidikan, Pendidik berperan besar dalam
meningkatkan kemampuan pengetahuan, keterampilan serta
minat belajar Bahasa Inggris pada peserta didik. Hal
tersebut tidak akan tercapai dengan baik bila pendidik
kurang memiliki motivasi dalam menggunakan model,
strategi dan inovasi yang beragam dalam pengajaran.
Menurut Sumardi (di dalam Sumardi, 1992: 206) yang
dikutip oleh Idham Syaputra (2020) mengatakan bahwa di
dalam proses pembelajaran, guru lebih mendominasi
pembelajaran. Guru lebih banyak memberikan bekal
berupa teori dan pengetahuan bahasa daripada
mengutamakan keterampilan berbahasa baik lisan
maupun tulisan. Pendidik diharapkan meningkatkan
motivasinya dalam menerapkan model, strategi dan inovasi
dalam pembelajaran agar peserta didik mudah memahami
dan ikut terlibat aktif dalam pembelajaran.
Selain dari pendidik, proses penerimaan bahasa Inggris
tidak akan berjalan dengan baik jika tidak didukung dengan
minat belajar peserta didik yang tinggi terhadap bahasa
Inggris, lingkungan, orang tua, sarana dan juga prasarana
penunjang yang ada di sekolah.
Penulis akui bahwa peserta didik masih sangat kurang
dalam hal penguasaan Bahasa Inggris dari segala aspek.
Hanya saja berlatar belakang Penulis yang saat ini hanya
mengajar Bahasa Inggris dikelas VIII dan materi kelas VIII
lebih banyak mengenai ungkapan – ungkapan maka Penulis
mengangkat materi ungkapan Giving Instruction karena
peserta didik minim kemampuan dalam hal speaking skill.
Terutama saat Penulis memberikan instruksi sederhana
dalam Bahasa Inggris.
Hal ini disebabkan oleh peserta didik yang baru
mendapatkan pembelajaran bahasa Inggris secara tatap
muka dikelas VIII pada semester 1 tahun ajaran 2022-2023
dan terkhusus di kecamatan Tanjung Palas Utara
pembelajaran Bahasa Inggris juga tidak mereka dapatkan di
tingkat SD sehingga berimbas dengan pengetahuan
kosakata dan penguasaan speaking dalam Bahasa Inggris.
Selain itu, minat belajar berbahasa inggris peserta didik
masih rendah karena tidak adanya pembiasaan lingkungan
berbahasa inggris, kurang memadainya persediaan kamus
disekolah dan utama kurangnya motivasi pendidik dalam
meningkatkan kemampuan berbahasa inggris peserta didik
dengan model, metode bervariasi serta belum
memaksimalkan pemanfaatan tekhnologi dan inovasi
dalam pengajaran.
B. Manfaat dan Tujuan
Dari latar belakang masalah tersebut, Penulis merasa hal
tersebut penting untuk dicarikan solusi dengan
memperbaiki kualitas pengajaran dan meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam hal speaking skill pada
materi ungkapan Giving Instruction.
Penulis juga mengkolaborasikan penggunaan materi
ungkapan Giving Instruction dengan keadaan yang terjadi
dilingkungan sekolah di SMP Negeri 04 Satu atap Tanjung
Palas Utara. Dimana kesadaran peserta didik tentang
kebersihan lingkungan yang masih kurang. Oleh karena itu
penulis merasa perlu mengajak dan memberi instruksi
kepada peserta didik untuk menjaga kebersihan lingkungan
dan memanfaatkan limbah plastik yang ada disekitar.
Oleh karena itu, Penulis merasa perlu membagikan
pengalaman/praktik baik dari rencana aksi yang telah
dilakukan. Pengalaman atau praktik baik (Best Practice)
bisa dijadikan acuan dan contoh bagi pendidik lain yang
ingin menggunakan model, metode atau inovasi yang telah
Penulis terapkan kepada peserta didik.
Tujuan Penulis tiada lain dan tiada bukan selain untuk
membantu sesama pendidik agar ikut meningkatkan
motivasinya dalam menggunakan model, metode dan
memanfaatkan tekhnologi sebagaimana yang Penulis
lakukan. Dimana hal tersebut sudah menjadi tanggung
jawab kita sebagai pendidik untuk terus mendorong
semangat dan minat belajar peserta didik serta memberikan
yang terbaik dalam mencerdaskan generasi penerus bangsa.
Tantangan : Sebagaimana yang telah diterangkan pada latar belakang
Apa saja yang menjadi masalah bahwa peserta didik minim kemampuan dalam hal
tantangan untuk mencapai speaking skill pada materi ungkapan Giving Instruction.
tujuan tersebut? Siapa saja yang Berikut Penulis paparkan tantangan apa saja yang dihadapi
terlibat, dan apa saja penyebabnya.
A. Tantangan
1. Peserta didik belum mengetahui dan memahami
kalimat instruksi dalam Bahasa Inggris
2. Peserta didik masih bingung instruksi apa yang
Penulis sampaikan
3. Peserta didik belum mampu menjawab dan
mengungkapkan instruksi dalam Bahasa Inggris
dengan benar.
4. Pengucapan dan pelafalan peserta didik yang sering
tidak tepat
5. Tidak semua peserta didik terlibat aktif dalam
pembelajaran
6. Peserta didik yang kurang semangat dan kurang
percaya diri
B. Penyebab
1. Pendidik cenderung menggunakan textbook dan
metode ceramah kemudian diskusi lalu praktik
namun tidak memanfaatkan model, metode dan
inovasi yang bervariasi sehingga kurang
meningkatkan pemahaman dan minat belajar
peserta didik.
2. Tidak adanya pembiasaan kosakata atau lingkungan
bahasa di dalam atau diluar kelas yang
mengakibatkan peserta didik kurang mampu dalam
menyampaikan atau mengungkapkan kalimat dalam
Bahasa Inggris
3. Penguasaan kosakata peserta didik yang masih
kurang sehingga menyulitkan peserta didik untuk
memahami teks atau menyampaikan secara lisan
maupun tulisan
4. Pendidik jarang memberikan instruksi langsung
kedalam Bahasa Inggris tanpa tidak
menerjemahkannya kedalam Bahasa Indonesia
sehingga fokus peserta didik lebih kebahasa native
daripada bahasa target.
Demikian tantangan dan penyebab yang dihadapi oleh
Penulis selama melaksanakan kegiatan aksi. Namun berkat
bantuan dari dosen, guru pamong, teman-teman Pendidik
lain, Kepala sekolah, orang tua peserta didik, dan tentunya
peserta didik itu sendiri ikut membantu menyukseskan
kegiatan aksi-aksi tersebut.
Aksi : Untuk menghadapi tantangan – tantangan tersebut,
Langkah-langkah apa yang Pendidik melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
dilakukan untuk menghadapi  Mengidentifikasi dan menganalisa masalah.
tantangan tersebut/ strategi apa  Mengeksplorasi dan menganalisa penyebab
yang digunakan/ bagaimana masalah berdasarkan kajian literatur, wawancara
prosesnya, siapa saja yang pakar dan teman sejawat.
terlibat / Apa saja sumber daya  Menentukan akar penyebab masalah
atau materi yang diperlukan  Memilih masalah yang akan diselesaikan.
untuk melaksanakan strategi ini  Mengeksplorasi dan menganalisa alternatif solusi
berdasarkan kajian literatur, wawancara pakar dan
teman sejawat.
 Menentukan solusi berdasarkan
Setelah melakukan langkah – langkah tersebut, diketahui
bahwa penyebab minimnya kemampuan berbicara peserta
didik di SMP Negeri 04 Satu Atap Tanjung Palas Utara
pada materi ungkapan Giving Instruction disebabkan oleh
motivasi mengajar Pendidik yang belum maksimal dalam
meningkatkan kemampuan berbicara dan minat belajar
peserta didik.
Oleh karena itu, Pendidik melaksanakan penelitian dan uji
coba rencana aksi dalam dua aksi. Pada Aksi 1 Penulis
menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning dengan metode NHT dan Example non Example
dan pada aksi 2 Penulis menggunakan model pembelajaran
Project Based Learning dengan metode diskusi, Role play
serta Talking Stick. Dalam hal pengintegrasian TPACK,
Penulis memanfaatkan tekhnologi dari Youtube sebagai
media informasi, Canva sebagai media presentasi, dan
LKPD dan Kahoot sebagai media penilaian dan buku siswa
“ When English Rings A Bell” sebagai media ajar. Berikut
paparan dari rencana aksi 1 dan rencana aksi 2.
A. Aksi 1
Pada kegiatan aksi 1, Penulis menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning dengan metode
Exampe Non Example dan NHT. Dengan model dan
metode pembelajaran ini, peserta didik diharapkan mampu
mengidentifikasi dan mengetahui fungsi ungkapan Giving
Instruction pada masalah yang disajikan, ikut aktif dalam
memecahkan masalah, membuat peserta didik lebih mudah
dan semangat memahami materi dengan penggunaan media
visual (gambar) dan audio visual (video) dan tentu memacu
daya berpikir kritis peserta didik melalui pertanyaan –
pertanyaan yang bersifat HOTS. Berikut langkah – langkah
pelaksanaan aksi 1.
Langkah – langkah pelaksanaan aksi 1 berdasarkan sintaks
model Problem Based Learning :
1. Orientasi peserta didik pada masalah. Pada kegiatan
awal, peserta didik diberikan motivasi, stimulasi
dengan melakukan instruksi yang disampaikan oleh
pendidik, menyampaikan tujuan pembelajaran dan
ini dipertemuan satu disajikan masalah mengenai
dampak dari limbah plastik kemudian dipertemuan
dua disajikan masalah pemanfaatan limbah plastik.
Peserta didik diberikan pertanyaan serta diminta
menanggapi mengenai masalah tersebut dengan
mengaitkan ungkapan Giving Instruction pada
masalah yang disajikan.
2. Mengorganisasi belajar peserta didik. Pada kegiatan
ini, Pendidik membagi peserta didik dalam
kelompok – kelompok kecil. Peserta didik dibagikan
LKPD yang berisi masalah yang harus peserta didik
pecahkan bersama.
3. Membimbing penyelidikan. Pendidik memberikan
arahan dan bimbingan dalam memecahkan masalah.
Pendidik juga mengobservasi dan menilai kerjasama
peserta didik.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Pada
kegiatan ini peserta didik menyajikan hasil
pemecahan masalah yang telah didiskusikan.
Peserta didik lainnya memberikan pertanyaan atau
tanggapan atas hasil karya peserta didik.
5. Proses analisis dan evaluasi hasil pemecahan
masalah. Pada kegiatan ini pendidik dan peserta
didik menganalisa dan mengevaluasi hasil
pemecahan masalah. Pendidik memberi umpan
balik atas hasil diskusi pemecahan masalah. Tidak
lupa juga Pendidik memberi apresiasi atas segala
kerja keras peserta didik. Diakhir pembelajaran
pendidik memberikan evaluasi melalui game
Kahoot dan mengajak peserta didik merefleksi diri.
Demikian langkah – langkah pembelajaran yang telah
dilakukan pada aksi 1.
B. Aksi 2
Pada kegiatan aksi 2, Penulis menggunakan model
pembelajaran Project Based learning dengan metode
diskusi, talking stick dan role play. Dengan model dan
metode pembelajaran ini peserta didik diharapkan mampu
menerapkan ungkapan Giving Instruction dalam melakukan
proyek secara lisan maupun tulisan serta mampu
menanggapi atas instruksi yang telah diberikan. Berikut
langkah – langkah pelaksanaan aksi 2.
Langkah – langkah pelaksanaan aksi 2 berdasarkan sintaks
Project Based Learning:
1. Penyajian permasalahan. Pada kegiatan ini pendidik
menyajikan permasalahan terkait bahaya limbah
bagi alam sekitar dan menyajikan contoh membuat
kerajinan dari limbah plastik dengan menggunakan
kata instruksi yang sesuai berdasarkan langkah –
langkah. Peserta didik diberi pertanyaan, diminta
menanggapi dan memberi masukan atas masalah
yang disajikan. Pendidik menyampaikan tujuan
pembelajaran berdasarkan permasalahan yang
disajikan.
2. Perencanaan proyek. Pendidik membentuk
kelompok kecil dan meminta peserta didik
berdiskusi untuk menentukan hal – hal apa saja
yang akan dilakukan dalam membuat proyek.
3. Penjadwalan. Peserta didik diminta menyampaikan
hasil diskusi terkait perencanaan dan jadwal
pembuatan pelaksanaan proyek.
4. Pembuatan proyek dan monitoring. Peserta didik
membuat proyek kerajinan dari limbah plastik dan
mendemonstrasikan langkah – langkah
pembuatannya dengan mengunakan kata instruksi
yang sesuai dan membagi hasil video demonstrasi
tersebut ke media sosial mereka. Pendidik
memonitor dan membimbing serta menilai
kerjasama selama proses pengerjaan proyek.
5. Penilaian hasil. Pada kegiatan ini peserta didik
mempresentasikan hasil proyek mereka melalui
Canva. Peserta didik lain memberi pertanyaan dan
menanggapi atas hasil presentasi.
6. Evaluasi pengalaman. Pendidik mengevaluasi hasil
proyek, hasil pengucapan, pelafalan, serta penulisan
selama kegiatan proyek. Pendidik memberi apresiasi
atas kerja keras peserta didik. Diakhir kegiatan
pendidik mengajak peserta didik bermain talking
stick. Bagi yang mendapatkan stick akan bermain
peran memberi instruksi dan melakukan instruksi.
Demikian langkah – langkah yang telah dilaksanakan pada
Project Based Learning.
Refleksi Hasil dan dampak Setelah melaksanakan kedua rencana aksi tersebut,
Bagaimana dampak dari aksi Pendidik merefleksi juga mengevaluasi dampak dari
dari Langkah-langkah yang kegiatan aksi yang telah dilaksanakan dengan
dilakukan? Apakah hasilnya menggunakan Model dan metode belajar yang bervariasi
efektif? Atau tidak efektif? dan diketahui bahwa terdapat hal – hal baik yang terjadi
Mengapa? Bagaimana respon dan hal – hal yang perlu diperbaiki yaitu:
orang lain terkait dengan strategi A. Hasil Refleksi
yang dilakukan, Apa yang 1. Rencana Aksi 1
menjadi faktor keberhasilan atau 1.1 Hal – Hal Baik Yang Terjadi
ketidakberhasilan dari strategi  Pendidik telah meningkatkan motivasi mengajarnya
yang dilakukan? Apa dengan menerapkan model pembelajaran Problem
pembelajaran dari keseluruhan Based Learning dengan metode Example Non
proses tersebut Example dan NHT.
 Peserta didik aktif dan antusias dalam mengikuti
pembelajaran karena penggunaan media visual dan
audiovisual
 Peserta didik senang dan merasa lebih mudah
paham penjelasan materi dengan menggunakan
metode Example dan Non Example. Hal tersebut
diketahui dari hasil survei dan dan wawancara
peserta didik.
 Peserta didik bekerjasama dengan baik dengan
penggunaan metode Number Head Together (NHT)
dimana dalam metode tersebut walaupun peserta
didik berdiskusi secara kelompok namun memiliki
peran masing – masing dalam mengerjakan tugas .
 Peserta didik mampu memecahkan masalah yang
disajikan dan menggunakan kata perintah yang tepat
dan sesuai berdasarkan masalah.
 Peserta didik mendapatkan nilai yang lebih baik dan
tuntas. Hal tersebut diketahui dari hasil nilai pada
LKPD peserta didik.
1.2 Hal – Hal Yang Perlu Diperbaiki
 Pendidik kurang menanyakan pemahaman peserta
didik terkait materi.
 Pendidik terlalu cepat dalam menjelaskan materi
 Pendidik kurang mendrilling peserta didik dalam hal
speaking pada ungkapan Giving Instruction.
 Peserta didik yang cenderung menggunakan Bahasa
Indonesia daripada bahasa target saat menjawab
atau bertanya kepada pendidik.
 Banyak pengucapan dan pelafalan peserta didik
yang kurang tepat.
 Penguasaan kosakata peserta didik yang masih
sangat minim.
2. Rencana Aksi 2
2.1 Hal – Hal Baik Yang Terjadi
 Pendidik telah menerapkan model pembelajaran
Project Based Learning dngan metode diskusi,
Talking Stick dan role play.
 Peserta didik sudah lebih menggunakan bahasa
target daripada Bahasa Indonesia.
 Peserta didik sudah lebih baik daripada sebelumnya
dalam mengucapkan dan melafalkan kalimat atau
ungkapan.
 Peserta didik mampu mengungkapkan kata perintah
yang tepat saat melaksanakan proyek dan saat
bermain peran dalam game Talking Stick.
 Peserta didik telah belajar memanfaatkan tekhnologi
dan media sosial sebagai tempat belajar dan berbagi
pengalaman belajar.
 Peserta didik mampu bekerjasama dengan baik saat
kegiatan proyek. Hal tersebut terlihat dari hasil nilai
observasi pendidik dimana peserta didik melakukan
proyek secara bergantian.
 Peserta didik merasa lebih semangat dan senang
melaksanakan proyek karena dilakukan diluar kelas.
2.2 Hal – Hal Yang Perlu Diperbaiki
 Pendidik perlu sering – sering mendrilling,
merevisit dan merecycle materi ungkapan Giving
Instruction untuk meningkatkan kemampuan
speaking peserta didik
 Pendidik masih kurang dalam hal memberikan tugas
speaking secara lisan dan individu. Dimana selama
kegiatan aksi, pendidik cenderung menggunakan
LKPD sebagai bahan penilaian dan kegiatan
penyampaian kata perintah lebih banyak dilakukan
secara berkelompok.
 Pendidik perlu memperbaiki diri dalam hal
manajemen classroom.
 Pendidik perlu memperhatikan kembali langkah-
langkah yang ada dalam RPP sebelum mengajar.
 Pendidik perlu membiasakan peserta didik untuk
lebih banyak mendengar bahasa target dan tidak
selalu menerjemahkan bahasa target kedalam
Bahasa Indonesia.
 Peserta didik perlu dilatih sesering mungkin dalam
hal pengucapan, pelafalan dan penguasaan kosakata
Bahasa Inggris.
B. Hasil Evaluasi
Berdasarkan hasil rencana aksi, rencana evaluasi
juga refleksi dari pendidik serta peserta didik
diketahui bahwa :
 Secara garis besar berdasarkan penilaian dan
observasi pendidik, penerapan model PBL dan
PBJL dengan metode Example Non Example, NHT,
Diskusi, Talking Stick serta pengintegrasian
TPACK dalam proses belajar mengajar adalah
efektif. Hal itu terlihat dari hasil nilai peserta didik
yang tuntas KKM, terlihat perubahan yang
signifikan pada kemampuan berbicara peserta didik
di SMP Negeri 04 Satu Atap Tanjung Palas Utara
terkait materi ungkapan Giving Instruction.
 Berdasarkan hasil survei kepuasan dan wawancara
pada peserta didik, dengan penerapan model,
metode yang bervariasi serta memanfaatkan
TPACK dalam proses belajar-mengajar membuat
peserta didik aktif, kreatif, merasa senang, semangat
dan membuat mereka lebih paham mengenai materi
ungkapan Giving instruction.
 Pada kegiatan PBJL peserta didik telah membuat
produk berupa video yang berisi instruksi/perintah
cara membuat kerajinan dari limbah botol plastik
berupa pot bunga dan tempat penyimpanan alat
tulis. Hasil video dibagikan kemedia sosial Tiktok
dan Short youtube dan produk kerajinan digunakan
sebagai hiasan kelas dan taman. Hal tersebut
tentunya memberikan manfaat kepada orang banyak
sebagai acuan melakukan sesuatu dan juga
memberikan manfaat dilingkungan sekolah.
 Proses pelaksanaan rencana aksi dan penerapan
model, metode serta pengintegrasian TPACK
berhasil terlaksana dengan baik karena adanya
perencanaan yang baik, sistematis dan juga peran
serta dosen dan guru pamong, teman sejawat, warga
sekolah, orang tua didik dan tak lupa pula teman –
teman guru PPG yang ikut mendukung keberhasilan
rencana aksi.
 Secara keseluruhan kegiatan aksi telah berjalan
dengan baik, hanya saja setiap pelaksanaan tentu
tidak terlepas dari kekurangan, Dari rencana aksi
tersebut pendidik perlu belajar lebih lagi dan terus
meningkatkan motivasinya untuk mempersiapkan
rencana pembelajaran, rencana evaluasi serta terus
merefleksikan diri agar menjadi lebih baik lagi.
REFLEKSI AKHIR DAN RENCANA TINDAK LANJUT

A. Refleksi Akhir
1. Kesimpulan dan Refleksi Dari Rencana Aksi 1 & 2
Rencana aksi telah dilaksanakan pada Aksi 1 tanggal 7 – 10 Desember 2023 dan Aksi
2 pada tanggal 4 -7 Januari 2023. Pelaksanaan rencana aksi 1 dan 2 di SMP Negeri
04 Satu Atap Tanjung Palas Utara telah berhasil dengan baik dan lancar berkat
bantuan dari semua pihak.
Penulis mengangkat masalah tentangnya minimnya kemampuan speaking peserta
didik terkait ungkapan Giving Instruction di SMP Negeri 04 Satu Atap Tanjung Palas
Utara yang disebabkan oleh cara mengajar pendidik yang masih kurang bervariasi
dalam menggunakan model, metode serta inovasi dalam meningkatkan kemampuan
dan minat belajar peserta didik.
Penulis mencoba menyelesaikan masalah tersebut dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning dan Project Based Learning dengan metode
Example Non Example, NHT, Talking Stick dan Role Play.
Setelah selesai kegiatan aksi diketahui bahwa peserta didik lebih semangat, aktif
terlibat dan lebih mudah memahami materi dengan penggunaan model, metode dan
inovasi yang bervariasi. Hal tersebut diketahui dari penilaian observasi, survei dan
wawancara pada peserta didik. Peserta didik juga mengalami peningkatan yang
signifikan dalam hal pengetahuan dan keterampilan pada ungkapan Giving
Instruction. Hal tersebut diketahui dari hasil nilai pengetahuan dan keterampilan
peserta didik.
2. Dokumentasi Rencana Aksi
NO Nama Dokumentasi Rencana Aksi Dokumentasi

1. Dokumentasi Survei Peserta Didik

a. Hasil survei peserta didik pada


Aksi pertama yang berjumlah 20
peserta didik, 14 peserta didik
menyatakan “Senang” dan 6
peserta didik menyatakan “ Biasa
Saja” pada poin 3, 4 dan 9.
b. Hasil survei peserta didik pada
aksi 2 yang berjumlah 20 peserta
didik, 16 peserta didik menyatakan
”Senang” dan 4 peserta didik
menyatakan “ Biasa Saja” pada
poin 1,5 dan 8.

2. Dokumentasi Wawancara Peserta


Didik

Berdasarkan hasil wawancara diketahui


bahwa peserta didik sulit dalam belajar
Bahasa Inggris dikarenakan
penguasaan kosakata yang minim.
Namun dengan penggunaan model,
metode dan memanfaatkan inovasi
dalam pembelajaran mempermudah
dan lebih membuat peserta didik
senang dalam memahami materi.
3. Dokumentasi Obeservasi Teman
Sejawat

Dari hasil observasi teman sejawat,


pendidik telah sangat baik dan
sistematis dalam menyampaikan
materi. Namun perlu memperbaiki
beberapa hal yaitu pada penyampaian
manfaat tujuan untuk pertemuan
berikutnya.

4. Dokumentasi Penilaian

Berdasarkan hasil penilaian,


penggunaan model, metode dan inovasi
yang digunakan adalah efektif. Hal
tersebut bisa diketahui dari hasil nilai
peserta didik yang rata – rata di atas
KKM. Hanya ada beberapa peserta
didik yang hanya pas tuntas KKM. Hal
tersebut dikarenakan peserta didik
terkendala tekhnologi yang digunakan

5. Dokumentasi Kegiatan dan Artefak


Belajar Peserta Didik

Artefak belajar peserta didik


didapatkan dari hasil belajar melalui
LKPD , Kahoot, hasil proyek berupa
video, presentasi melalui canva dan
produk berupa kerajinan dari limbah
botol plastik.
6. Link Dokumentasi Rencana Aksi 1. Link rencana aksi 1.
dan Karya Peserta Didik https://www.youtube.com/watch
?v=3Iurg_rmSmg

2. Link rencana aksi 2


https://youtu.be/rOjSDmskBB0

3. Link presentasi peserta didik


https://www.canva.com/design/
DAFW2V0JfXc/b8UUxpjgWnN
kK5KLDqzifA/view?utm_conte
nt=DAFW2V0JfXc&utm_camp
aign=designshare&utm_mediu
m=link&utm_source=homepage
_design_menu
https://www.canva.com/design/
DAFW4UE4qk8/5AJkUDQPW-
nnVeRUayVORQ/view?utm_co
ntent=DAFW4UE4qk8&utm_ca
mpaign=designshare&utm_med
ium=link&utm_source=homepa
ge_design_menu

4. Link video demonstrasi karya


peserta didik
https://vt.tiktok.com/ZS8r2L1U
2/
https://www.youtube.com/watch
?v=OwVs8EsMPvc&t=3s
https://www.youtube.com/watch
?v=-kwTBroLVzs
5. Link Best Practice
https://youtu.be/kShtGMk77Wo

B. Rencana Tindak Lanjut


Setiap pelaksanaan kegiatan tentu tidak terlepas dari kekurangan. Oleh sebab itu,
diperlukan Rencana Tindak Lanjut (RTL) dalam memperbaiki dan menjamin
keberlangsungan rencana atau program dalam pembelajaran. Dengan adanya Rencana
Tindak Lanjut akan memudahkan pendidik dalam mengimplementasikan program
kedepannya. Rencana Tindak Lanjut juga menjadi acuan langkah selanjutnya dalam
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pengajaran.
Rencana Tindak lanjut disusun berdasarkan hasil pengalaman pengajaran yang telah
dilaksanakan dilapangan. Hasil refleksi diri, lembar observasi dari teman sejawat dan
juga hasil survei dan wawancara dari peserta didik menjadi tolok ukur dalam
menyusun Rencana Tindak Lanjut.
Berdasarkan hal – hal tersebut diatas, Rencana Tindak Lanjut yang akan dilaksanakan
adalah sebagai berikut:
1. Refleksi diri pada pembelajaran di kegiatan aksi 1 dan 2 akan menjadi bahan
masukan dalam memperbaiki kualitas pengajaran pendidik kedepannya.
2. Pendidik akan terus meningkatkan motivasinya dan mengembangkan diri dengan
mempelajari dan menerapkan model, metode dan inovasi yang lebih beragam lagi.
3. Pendidik akan terus mengusahakan penerapan pembiasaan Lingkungan Bahasa
baik disekolah maupun diluar sekolah.
4. Pendidik akan terus meningkatkan diri dalam hal manajemen classroom
5. Pendidik akan terus mengusahakan dan membiasakan kegiatan drilling, revisit dan
recycle materi untuk lebih memperdalam pengetahuan peserta didik.

Demikian Rencana Tindak Lanjut yang akan dilaksanakan kedepannya. Dengan


adanya Rencana Tindak Lanjut ini, diharapkan pendidik bisa memperbaiki diri, terus
memotivasi diri dan menjadi pengingat langkah selanjutnya yang akan dilakukan.

C. Kesimpulan dan Saran


Setelah dilaksanakan kegiatan rencana aksi pada Program Profesi Guru (PPG) di SMP
Negeri 04 Satu Atap Tanjung Palas Utara diketahui bahwa penyebab minimnya
kemampuan berbicara peserta didik di SMP Negeri 04 Satu Atap Tanjung Palas Utara
pada materi ungkapan Giving Instruction disebabkan oleh motivasi mengajar
Pendidik yang belum maksimal dalam meningkatkan kemampuan berbicara dan minat
belajar peserta didik.
Saran untuk kedepannya, pendidik diharapkan meningkatkan motivasinya dalam
mendesain dan menerapkan model, metode dan inovasi yang bervariasi.

Anda mungkin juga menyukai