Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN BEST PRACTICE

PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN


TAHUN 2022 / 2023
PEMBELAJARAN DEGREE OF COMPARISON MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
BERORIENTASI HOTS
PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS
KELAS VIII SMP NEGERI 2 KAIMANA

NAMA PESERTA : SANCE TIBERI, S. Pd


NUPTK : 8444767668230053
SEKOLAH / TEMPAT TUGAS : SMP NEGERI 2 KAIMANA
KABUPATEN / KOTA : KABUPATEN KAIMANA
PROVINSI : PAPUA BARAT

KAIMANA
PAPUA BARAT
TAHUN 2022
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

BIODATA PENULIS

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


B. Jenis Kegiatan
C. Manfaat Kegiatan

BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Tujuan dan Sasaran


B. Bahan dan Materi Kegiatan
C. Metode atau cara melaksanakan kegiatan
D. Alat atau instrument
E. Waktu dan tempat kegiatan

BAB III HASIL KEGIATAN

BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
HALAMAN PENGESAHAN

Pengembangan dalam bentuk Best Practice berjudul: PEMBELAJARAN DEGREE OF


COMPARISON MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERORIENTASI HOTS PADA MATA
PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS VIII SMP NEGERI 2 KAIMANA.

Nama : SANCE TIBERI, S. Pd


Asal Sekolah : SMP NEGERI 2 KAIMANA

Telah disetujui dan disahkan pada / oleh:


Hari : Sabtu
Tanggal : 8 Oktober 2022

Kepala SMP Negeri 2 Kaimana

Victor Edmundus Beruatwarin, S. Pd


NIP. 19640103 199502 1 001
BIODATA PENULIS

1. Nama : SANCE TIBERI, S. Pd


2. NIP : 198911122021122001
3. NUPTK : 8444767668230053
4. Jabatan : Guru Mata Pelajaran
5. Pangkat/Golongan Ruang : III/a
6. Tempat / Tanggal Lahir : Kaimana, 12 November 1989
7. Jenis Kelamin : Perempuan
8. Agama : Kristen Protestan
9. Pendidikan Terakhir : S-1 Pendidikan Bahasa Inggris
10. Unit Kerja : SMP Negeri 2 Kaimana
11. Alamat Unit Kerja : Jl. Utarum Kampung Trikora

Kaimana, 6 Oktober 2022


Penulis

SANCE TIBERI, S. Pd
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya sehingga
laporan Best Practice yang berjudul “PEMBELAJARAN DEGREE OF COMPARISON
MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM
BASED LEARNING BERORIENTASI HOTS PADA MATA PELAJARAN BAHASA
INGGRIS KELAS VIII SMP NEGERI 2 KAIMANA” ini dapat diselesaikan dengan baik.

Laporan ini ditulis untuk memenuhi tugas akhir Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan
tahun 2022 pada Universitas Pancasakti Tegal. Keberhasilan penyusunan laporan ini tidak lepas
dari usaha dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu dengan segala ketulusan hati diucapkan
terimakasih kepada:
1. Ibu Noeris Meiristiani, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan
dan motivasi serta penguatan selama kegiatan PPG sehingga prosesnya berjalan dengan
baik.
2. Bapak Kusim, S. Pd sebagai guru pamong yang juga memberikan bimbingan dan motivasi
dan semangat selama kegiatan PPG sehingga prosesnya berjalan dengan baik.
3. Bapak Victor Edmundus Beruatwarin, S. Pd selaku kepala sekolah dan semua rekan –
rekan guru SMP Negeri 2 Kaimana yang telah memberikan dukungan terkait dengan
kegiatan PPG.
4. Ibu Muntamah, S. Pd selaku teman sejawat yang telah sangat mendukung sehingga proses
wawancara terkait kegiatan PPG ini dapat berjalan dengan baik.
5. Bapak Imanuel Loho, SE dan keluarga yang telah meluangkan banyak waktu untuk
membantu proses pembuatan video praktik pembelajaran hingga selesai.
6. Keluarga yang terkasih, serta sahabat - sahabat, dan rekan – rekan peserta Pendidikan
Profesi Guru (PPG) DALJAB Universitas Pancasakti Tegal, Kategori 1 tahun 2022.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan laporan ini. Oleh
karena itu, sangat dibutuhkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
laporan ini.

Kaimana, 6 Oktober 2022


Penulis

SANCE TIBERI, S. Pd
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran yang baru diperkenalkan kepada siswa saat
siswa telah duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dalam praktik pembelajaran
bahasa Inggris, tuntutan Kurikulum 2013 merupakan pendekatan pembelajaran yang
berorientasi HOTS.
Yang penulis lakukan dalam praktik pembelajaran Kurikulum 2013 selama ini, penulis
menggunakan buku siswa dan buku pegangan guru. Penulis meyakini bahwa buku tersebut
sudah sesuai dan baik digunakan di kelas karena diterbitkan oleh Kementrian Pendidikan dan
kebudayaan. Ternyata dalam praktiknya, penulis mengalami beberapa kesulitan seperti materi
dan tugas tidak sesuai dengan latar belakang siswa. Selain itu, penulis masih berfokus pada
penguasaan pengetahuan kognitif yang lebih mementingkan hafalan materi. Dengan demikian
proses berpikir siswa masih pada level C1 (mengingat), C2 (memahami), dan C3
(mengaplikasikan). Penulis juga jarang menggunakan media pembelajaran dan metode
pembelajaran yang menarik. Dampaknya, suasana di kelas kaku dan anak – anak tampak tidak
ceria.
Berdasarkan hasil observasi tindakan kelas yang penulis lakukan dengan beberapa
siswa diperoleh informasi bahwa peserta didik merasa bosan mengikuti pembelajaran yang
banyak dilakukan guru dengan metode ceramah dan penugasan. Sebagian peserta didik
mengaku jenuh dengan tugas – tugas yang hanya bersifat teoritis.
Dengan demikian untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0, siswa harus dibekali dengan
penguasaan Bahasa Inggris yang baik dan benar. Salah satu model pembelajaran yang
berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model
Problem Based Learning yang menuntun siswa untuk (membaca) permasalahan, menuliskan
penyelesaian dan mempresentasikan hasilnya di depan kelas, model pembelajaran yang
mengedepankan strategi pembelajaran dengan menggunakan masalah dari dunia nyata sebagai
konteks siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah,
serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi yang dipelajarinya.
Dalam Problem Based Learning, siswa dituntut untuk mampu memecahkan permasalahan
nyata dalam kehidupan sehari – hari (kontekstual). Dengan kata lain, Problem Based Learning
membelajarkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mencari dan menggunakan
sumber pembelajaran yang sesuai untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Setelah melaksanakan pembelajaran Degree of Comparison dengan model Problem
Based Learning, penulis menemukan bahwa proses pembelajaran siswa meningkat menjadi
lebih bagus dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya. Praktik pembelajaran yang
berhasil baik ini penulis simpulkan sebagai sebuah Best Practice (praktik baik) dengan model
pembelajaran Problem Based Learning.

B. Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan Best Practice ini adalah kegiatan pembelajaran
Bahasa Inggris di kelas VIII SMP Negeri 2 Kaimana.

C. Manfaat Kegiatan
Manfaat penulisan Best Practice ini adalah untuk menginspirasi rekan – rekan guru dalam
merencanakan/mempersiapkan/merealisasikan proses pembelajaran di kelas untuk
meningkatkan kompetensi siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris tentang materi Degree of
Comparison.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Tujuan dan Sasaran


Tujuan penulisan Best Practice ini adalah untuk mendeskripsikan kegiatan pengetahuan dan
keterampilan dalam menerapkan pembelajaran Degree of Comparison.
Sasaran pelaksanaan Best Practice ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kaimana semester
2, sebanyak 32 siswa.

B. Bahan / Materi Kegiatan


Bahan yang digunakan dalam Best Practice pembelajaran ini adalah materi kelas VIII untuk
mata pelajaran Bahasa Inggris tentang Degree of Comparison.

Kompetensi Dasar Indikator


3.9 Menerapkan fungsi sosial, struktur teks, 3.9.1 Mengidentifikasi penggunaaan
dan unsur kebahasaan teks interaksi positive, comparative dan superlative
transaksional lisan dan tulis yang degree
melibatkan tindakan memberi dan 3.9.2 Membedakan penggunaaan positive,
meminta informasi terkait perbandingan comparative dan superlative degree
jumlah dan sifat orang, binatang, benda, 3.9.3 Menganalisis positive, comparative
sesuai dengan konteks penggunaannya dan superlative degree untuk
(Perhatikan unsur kebahasaan degree menanyakan dan
of comparison) menyatakan perbandingan jumlah dan
sifat orang, binatang, benda dalam
kehidupan sehari-hari

C. Cara Melaksanakan Kegiatan


Cara yang digunakan dalam pelaksanaan Best Practice ini adalah menerapkan
pembelajaran dengan model Problem Based Learning. Berikut ini adalah langkah –
langkah pelaksanaan Best Practice yang telah dilakukan penulis.
1. Pemetaan KD
Pemetaan KD dilakukan untuk menentukan KD yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran Degree of Comparison. Berdasarkan hasil telaah KD yang ada di kelas
VIII, penulis memilih pendekatan pembelajaran saintifik (Scientific approach).
2. Analisis Target Kompetensi
Hasil analisis target kompetensinya sebagai berikut

Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi (Degree of Comparison)


Kompetensi Dasar Indikator
1. Menerapkan fungsi sosial, struktur 3.1.1 Mengidentifikasi penggunaaan
teks, dan unsur kebahasaan teks positive, comparative dan
interaksi transaksional lisan dan superlative degree
tulis yang melibatkan tindakan 3.1.2 Membedakan penggunaaan
memberi dan meminta informasi positive, comparative dan
terkait perbandingan jumlah dan superlative degree
sifat orang, binatang, benda, sesuai 3.1.3 Menganalisis positive,
dengan konteks penggunaannya comparative dan superlative
(Perhatikan unsur kebahasaan degree untuk menanyakan dan
degree menyatakan perbandingan jumlah
of comparison) dan sifat orang, binatang, benda
dalam kehidupan sehari-hari

3. Pemilihan Model Pembelajaran


Model pembelajaran yang dipilih adalah Problem Based Learning.
4. Merencanakan Kegiatan Pembelajaran Sesuai Dengan Model Pembelajaran
Pengembangan desain pembelajaran disesuaikan dengan merinci kegiatan
pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan sintak Problem Based Learning.

Berikut ini adalah rencana kegiatan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan model
pembelajaran Problem Based Learning.
Kegiatan inti (60 menit)
Sintak Model
Guru Siswa Waktu
Pembelajaran
Stimulation Kegiatan Literasi  Siswa mengamati 60 menit
(stimullasi/ gambar tentang
pemberian Guru menampilkan degree of
rangsangan) gambar tentang comparison
degree of (observing)
comparison.
 Siswa menyimak
Guru memberikan penjelasan guru
penjelasan lengkap tentang materi
tentang materi degree degree of
of comparison comparison

Problem Berpikir Kritik


statement
(pertanyaan/ Guru memberikan  Siswa
identifikasi kesempatan kepada mengidentifikasi
masalah) siswa untuk penggunaaan
mengidentifikasi positive,
penggunaaan comparative dan
positive, comparative superlative degree
dan superlative yang terdapat di
degree yang terdapat dalam teks yang
di dalam teks yang disajikan.
disajikan.
 Siswa memberikan
Guru memberikan pertanyaan yang
kesempatan kepada berkaitan dengan
siswa untuk bertanya materi degree of
tentang penggunaaan comparison
positive, comparative (questioning)
dan superlative
degree yang terdapat
di dalam teks yang
disajikan.

Data collection Kegiatan Literasi &


(pengumpulan Kerja Sama
data)  Guru membagi  Siswa membentuk
siswa kedalam kelompok
beberapa kelompok berdasarkan instruksi
 Guru membagikan guru,
topik permasalahan  Setiap kelompok
yang berbeda mengumpulkan
disetiap kelompok informasi sebanyak
meliputi mungkin terkait :
a. Mengidentifikasi a. Mengidentifikasi
penggunaaan penggunaaan positive,
positive, comparative comparative dan
dan superlative superlative degree
degree
b. Membedakan b. Membedakan
penggunaaan penggunaaan positive,
positive, comparative comparative dan
superlative degree
dan superlative
degree c. Menganalisis
c. Menganalisis positive, comparative
positive, comparative dan superlative
dan superlative degree untuk
degree untuk menanyakan dan
menanyakan dan menyatakan
menyatakan perbandingan jumlah
perbandingan jumlah dan sifat orang,
dan sifat orang, binatang, benda dalam
binatang, benda kehidupan sehari-hari
dalam kehidupan dengan benar.
sehari-hari dengan
benar.

Kerja Sama dan  Siswa di setiap


Berpikir Kritik kelompok
mendiskusikan
 Guru masalah yang telah
menginstruksikan didapatkan
setiap kelompok (associating)
untuk  Siswa
mendiskusikan mempersentasikan
permasalahan yang hasil diskusi
telah didapatkan kelompoknya
 Guru (communicating)
menginstruksikan  Siswa
setiap perwakilan mengemukakan
kelompok untuk pendapat atau
mempersentasikan bertanya sehubungan
hasil diskusi dengan materi
kelompoknya presentasi dari setiap
 Guru memberikan kelompok
kesempatan kepada (associating)
setiap siswa untuk  Siswa memberikan
mengemukakan pertanyaan terkait
pendapat atau dengan hasil
bertanya presentasi dari setiap
sehubungan dengan kelompok
hasil presentasi dari (questioning)
setiap kelompok
Generalization Berkomunikasi  Siswa bermain game
(menarik  Guru memberikan dan menyebutkan
kesimpulan) game ‘mimicking’ kata sifat secara
tentang kata sifat bergantian
sebagai penguatan (communicating)
materi  Siswa mengerjakan
 Guru menugaskan tugas di lembar kerja
kepada siswa untuk siswa yang diberikan
mengerjakan tugas (communicating)
di lembar kerja  Siswa
siswa menyimpulkan
 Guru memberikan point-point penting
kesempatan kepada dalam kegiatan
siswa untuk pembelajaran
menyimpulkan poin- (communicating)
poin penting dalam
kegiatan
pembelajaran

5. Penyusunan Perangkat Pembelajaran


Penyusunan perangkat pembelajaran meliputi RPP, Bahan Ajar, LKPD dan
instrumen penilaian.

D. Media dan Instrumen


Media pembelajaran yang digunakan adalah Laptop, LCD Proyektor, Video, Powerpoint,
e-Kamus Bahasa Inggris, sedangkan alat yang digunakan yaitu spidol (boardmaker), papan
tulis, smartphone. Instrumen yang digunakan ada dua macam yaitu (a) Instrumen untuk
mengamati proses pembelajaran berupa lembar observasi dan (b) instrument untuk
mengukur hasil belajar siswa dengan menggunakan tes tulis uraian yang dikerjakan dalam
kelompok dan tes tulis pilihan ganda yang dikerjakan secara individu.

E. Waktu dan Tempat Kegiatan


Praktik ini dilaksanakan pada tanggal 6 Oktober 2022 bertempat di SMP Negeri 2
Kaimana.
BAB III
HASIL KEGIATAN

A. Hasil
Hasil yang dapat dilaporkan dari Best Practice ini diuraikan sebagai berikut :
1. Proses pembelajaran Degree of Comparison yang dilakukan dengan model
pembelajaran Problem Based Learning berlangsung aktif. Siswa menjadi lebih aktif
merespon pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru. Aktifitas
pembelajaran yang dirancang sesuai sintak Problem Based Learning mengharuskan
siswa aktif selama proses pembelajaran.
2. Pembelajaran Degree of Comparison yang dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran Problem Based Learning meningkatkan kemampuan siswa dalam
melakukan transfer knowledge. Setelah mengamati gambar, mengidentifikasi,
membedakan dan menganalisis penggunaan positive, comparative dan superlative
degree untuk menanyakan dan menyatakan perbandingan jumlah dan sifat orang,
hewan, dan benda dalam kehidupan sehari – hari siswa tidak hanya memahami
pengetahuan konseptual Degree of Comparison dan bagaimana cara membedakannya
di dalam kalimat tetapi juga memahami aturan – aturan dalam tata bahasa Inggris
(grammar) tentang pembentukan kalimat Degree of Comparison serta berbagai macam
kata sifat (adjective) yang digunakan dan perubahannya di dalam kalimat.
3. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning meningkatkan kemampuan
siswa untuk berpikir kritis. Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi peserta didik
untuk bertanya dan menanggapi topik yang dibahas dalam permbelajaran. Dalam
pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis, suasana kelas cenderung konsusif
dan siswa cenderung diam saat diberi kesempatan untuk bertanya. Fokus guru adalah
bagaimana siswa dapat menyelesaikan soal yang disajikan; kurang memberikan
bimbingan kepada siswa untuk bertanya tentang kesulitan – kesulitan yang dihadapi
siswa tentang materi pembelajaran saat proses pembelajaran berlangsung. Pengetahuan
yang diperoleh peserta didik adalah apa yang diajarkan oleh guru. Berbeda kondisinya
Dengan pembelajaran Degree of Comparison melalui pendekatan scientific dengan
model pembelajaran Problem Based Learning berorientasi HOTS ini. Dalam praktik
pembelajarannya, pemahaman peserta didik tentang Degree of Comparison membuat
peserta didik lebih mampu menerapkan proses pembelajaran yang baik melalui
pengamatan melalui pembelajaran ini juga menuntut kemampuan peserta didik untuk
berpikir kritis.
4. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning ini juga meningkatkan
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (problem solving). Model
pembelajaran Problem Based Learning yang diterapkan dengan menampilkan gambar
berisi perbandingan benda, hewan, dan manusia yang mampu mendorong siswa untuk
merumuskan pemecahan masalah.
Sebelum menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning, penulis
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan buku guru dan buku siswa. Meskipun
permasalahan yang disaksikan dalam buku teks kadang kala kurang sesuai dengan
kehidupan siswa sehari – hari, tetap saja penulis gunakan. Jenis teks yang digunakan
hanya dari buku teks. dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based
Learning, siswa tak hanya belajar dari teks tulis, tetapi juga dari gambar serta diberi
kesempatan terbuka untuk mencari data atau materi dari sumber lainnya.

B. Masalah yang Dihadapi


Masalah yang dihadapi terutama adalah peserta didik belum terbiasa belajar dengan model
pembelajaran Problem Based Learning. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan yang
baik, guru selalu menggunakan metode ceramah, peserta didikpun merasa lebih percaya
diri menghadapi ulangan (penilaian) setelah mendapat penjelasan guru melalui ceramah.

C. Cara Mengatasi Masalah


Agar siswa yakin bahwa pembelajaran Degree of Comparison melalui pendekatan saintifik
dengan model pembelajaran Problem Based Learning dapat membantu mereka lebih
menguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana,
mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi
(higher order thinking skills/HOTS). Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya HOTS
akan membuat peserta didik termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu,
kesadaran bahwa belajar bukan sekedar mengahafal teori dan konsep akan membuat
peserta didik mau belajar dengan HOTS.
Kekurangan guru dalam media pembelajaran dapat diatasi dengan mengunduh gambar
sesuai KD yang akan diajarkan baik dari google atau sumber belajar yang lainnya. Dengan
demikian, selain menerapkan kegiatan literasi baca dan tulis, peserta didik juga dapat
meningkatkan literasi digitalnya.
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan
Berdasarkan simpulan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembelajaran Degree of Comparison dengan model pembelajaran Problem Based
Learning melalui pendekatan scientific berorientasi HOTS layak dijadikan Best
Practice karena dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer
pengetahuan, berpikir kritis dan pemecahan masalah.
2. Dengan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara sistematis dan
cermat, Pembelajaran Degree of Comparison dengan model pembelajaran Problem
Based Learning melalui pendekatan scientific tidak hanya berorientasi HOTS, tetapi
juga mengintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan abad 21.

B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil Best Practice pembelajaran tematik dengan model pembelajaran
Problem Based Learning, berikut disampaikan rekomendasi yang relevan:
1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku
guru yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi dan kreatifitas
pembelajaran yang kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi serta
kondisi sekolahnya. Hal ini akan membuat pembelajaran lebih bermakna.
2. Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar,
tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan membantu
siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama / tidak mudah
lupa.
3. Sekolah terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan
pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana
dan prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis untuk mengaplikasikan
pembelajaran ini akan menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.

Anda mungkin juga menyukai