Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nelsha Fariska Hermawanti

NPM : 21013010042
Kelas : Bahasa Indonesia - G563
Prodi : Akuntansi
Semester :3
UTS BAHASA INDONESIA

1. Kita sebagai warga negara Indonesia harus cinta kepada bahasa Indonesia. Cinta
terhadap bahasa Indonesia artinya harus mengenal, memahami, mencintai, dan
menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar. Penggunaan bahasa yang baik artinya sesuai dengan kaidah
EYD dan tata bahasa baku yang diberlakukan oleh bangsa Indonesia melalui Badan
Bahasa RI (dulu disebut Pusat Bahasa). Kemudian penggunaan bahasa yang baik,
artinya kita harus menggunakan bahasa Indonesia secara komunikatif sesuai dengan
konteks sosial, agama, budaya, pendidikan, dan lingkungan dimanapun kita berada.

2. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ejaan adalah kaidah cara
menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan
(huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.

3. Menurut saya, pemakaian huruf Bahasa Indonesia yang sesuai seperti yang dikatakan
di situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, penulisan ejaan mencakup
beberapa hal, yaitu:
● Huruf abjad
Dalam ejaan bahasa Indonesia, huruf abjad terdiri atas huruf A, B, C, D, E, F,
G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y, Z. Huruf abjad ini bisa
ditulis dalam bentuk huruf kapital maupun tidak, tergantung pada pemakaian
dan tujuan penggunaannya.
● Huruf vokal
Dalam ejaan bahasa Indonesia, huruf vokal terdiri atas huruf a, i, u, e, o. Sama
seperti huruf abjad, huruf vokal juga bisa ditulis dalam huruf kapital atau
tidak.
● Huruf konsonan
Dalam ejaan bahasa Indonesia, huruf konsonan adalah huruf yang tidak
termasuk huruf vokal, yakni b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z.
Penulisan kapital atau tidaknya juga bergantung pada pemakaian dan tujuan
penggunaannya.
● Huruf diftong
Dalam ejaan bahasa Indonesia, huruf diftong merupakan dua vokal yang
diucapkan bersamaan. Huruf diftong terdiri atas ai, au, oi. Contoh katanya
ialah 'santai', 'pulau', 'survei', dan 'kalian'.
● Gabungan huruf konsonan
Dalam ejaan bahasa Indonesia, penulisan gabungan huruf konsonan berarti
dua huruf konsonan dijadikan satu, seperti kh, ny, sy, ng. contoh katanya
'ikhtisar', 'nyata', 'syarat', dan 'ngarai'.
● Pemenggalan kata
Dalam ejaan bahasa Indonesia, pemenggalan kata sering dilakukan jika:
1. Ada huruf vokal yang berurutan dan terletak di tengah kata. Pemenggalan
dilakukan di antara kedua huruf vokalnya. Contoh kata ‘aula’ jika dipenggal
menjadi ‘au-la’.
2. Ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan di antara dua huruf
vokal, yang terletak di tengah kata. Pemenggalan dilakukan sebelum huruf
konsonan. Contohnya kata ‘ba-pak’, dan ‘mu-ta-khir’.
3. Ada dua huruf konsonan yang berurutan yang terletak di tengah kata.
Pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf konsonan. Contohnya ‘man-di’,
dan ‘makh-luk’.
4. Ada tiga huruf konsonan atau lebih yang terletak di tengah kata. Pemenggalan
kata dilakukan di antara huruf konsonan pertama dan kedua. Contohnya
‘in-stru-men’.

4. Penulisan gubernur Jawa Timur pada soal salah, seharusnya menggunakan huruf
kapital sebagai huruf pertama yang benar seperti penulisan Gubernur Bali.

5. Perbedaan penulisan Pulau Jawa dan gula jawa


● Penulisan Pulau Jawa = menggunakan huruf kapital sebagai huruf pertama
nama geografi, jika huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak
ditulis dengan huruf kapital, contohnya “Dia menyeberangi pulau”.
● Penulisan gula jawa = nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama
jenis dapat dikontraskan atau disejajarkan dengan nama jenis lain dalam
kelompoknya, artinya tidak memakai huruf kapital kecuali jika kata tersebut
berada diawal kalimat maka huruf pertama menggunakan huruf kapital.

6. Karena angka yang menunjukkan bilangan utuh besar dapat dieja sebagian supaya
lebih mudah dibaca. Contohnya : Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 550
miliar rupiah. Dia mendapatkan bantuan Rp250 juta rupiah untuk mengembangkan
usahanya.

7. Soal tidak ada.

8. Contoh kata baku dan tidak baku


NO. Kata Baku Kata Tidak NO. Kata Baku Kata Tidak Baku
Baku

1. Aktivitas Aktifitas 6. Kuitansi Kwitansi

2. Antre Antri 7. Kuesioner Kuisioner


3. Apotek Apotik 8. Lembap Lembab

4. Bus Bis 9. Lubang Lobang

5. Baterai Batere 10. Menteri Mentri


9. Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika. Logika adalah
sistem berpikir formal yang di dalamnya terdapat seperangkat aturan untuk menarik
kesimpulan. Dapat dikatakan bahwa tiap bentuk penalaran mempunyai logikanya
sendiri. Atau dapat juga disimpulkan bahwa kegiatan penalaran merupakan suatu
proses berpikir logis, sedangkan berpikir logis diartikan sebagai kegiatan berpikir
menurut suatu pola tertentu atau menurut logika tertentu.

10. Penalaran deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip
atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum.
Contoh : Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti
sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan
yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status
sosial.

Penalaran Induktif adalah paragraf yang diawali dengan menjelaskan


permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh
fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan umum.
Contoh: Pada saat ini remaja lebih menyukai tari-tarian dari barat seperti breakdance,
Shuffle, salsa (dan Kripton), modern dance dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai