Anda di halaman 1dari 7

Farmaka

Suplemen 46

ARTIKEL REVIEW : PERBANDINGAN METODE PENGUJIAN ENDOTOKSIN


UNTUK SEDIAAN FARMASI

Nur Diana Hadad, Ade Zuhrotun

Program Studi Profesi Apoteker, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran


nur16027@mail.unpad.ac.id
diserahkan 29/07/2021, diterima 24/11/2021

ABSTRAK

Endotoksin adalah molekul hidrofobik kecil yang merupakan bagian dari kompleks lipopolisakarida
(LPS) yang membentuk sebagian besar membran luar bakteri gram negatif. Ketika molekul LPS
bersirkulasi dalam tubuh manusia, berbagai sitokin inflamasi yang diekspresikan secara berlebihan
oleh aktivasi sistem imun bawaan dan menyebabkan inflamasi sistemik. Artikel ini mengulas mengenai
perbandingan metode pengujian endotoksin yang banyak digunakan untuk sediaan farmasi. Metode
yang digunakan pada artikel review ini adalah melalui pencarian data ilmiah yang dilakukan secara
online pada database PubMed, Science Direct, Research Gate dan Google Scholar dengan kata kunci
yakni “Bacterial Endotoxin Test”, “Endotoxin”, “Gel-clot”, “Turbidimetric” dan “Chromogenic”.
Berdasarkan hasil penelusuran dan pengumpulan data tersebut diketahui bahwa metode pengujian
endotoksin yang banyak digunakan yaitu gel-clot, Turbidimetri, dan kromogenik, setiap metode
tersebut memilki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.

Kata Kunci : Endotoksin, gel-clot, kromogenik, pengujian endotoksin, turbidimetri

ABSTRACT

Endotoxins are small hydrophobic molecules that are part of the lipopolysaccharide (LPS) complex
that makes up most of the outer membrane of Gram-negative bacteria. When LPS molecules circulate
in the human body, various inflammatory cytokines are overexpressed by the activation of the innate
immune system and cause systemic inflammation. This review article compares endotoxin assay that
are widely used for pharmaceutical preparations. The method used in this review article is through
an online search for scientific data in the PubMed, Science Direct, ResearchGate and Google Scholar
databases with the keywords "Bacterial Endotoxin Test", "Endotoxin", "Gel-clot", "Turbidimetric ”
and “Chromogenic”. From the results of the search and data collection, it is known that the most
widely used endotoxin testing methods are gel-clot, turbidimetric, and chromogenic, each method has
its own advantages and disadvantages.

Keywords : Endotoxin, gel-clot, chromogenic, endotoxin assay, turbidimetry


Farmaka
Suplemen 47

PENDAHULUAN Pengujian LPS ini pada produk jadi merupakan


Endotoksin adalah molekul hidrofobik bagian penting untuk memastikan keamanan
kecil yang merupakan bagian dari kompleks produk yang disterilkan terutama di bidang
lipopolisakarida yang membentuk sebagian besar produk biologi, alat kesehatan, obat parenteral,
membran luar bakteri gram negatif, molekul ini ketahanan pangan dan air, dan sebagainya (Dullah
akan dilepaskan ketika bakteri mati dan membran & Ongkudon, 2017) (Ding et al., 2015).
luarnya hancur. (Ørving et al., 2020) (Dullah & Ketika molekul LPS bersirkulasi dalam
Ongkudon, 2017). tubuh manusia melalui hati, berbagai sitokin
Secara struktural, endotoksin dapat dibagi inflamasi, seperti tumor necrosis factor,
menjadi tiga bagian: lipid A, wilayah inti, dan interleukin-6, platelet activating factor, dan
rantai-O. Lipid A adalah glikofosfolipid yang sebagainya, diekspresikan secara berlebihan oleh
menyimpan daerah hidrofobik karena residu asam aktivasi sistem imun bawaan dan menyebabkan
lemak, tetapi juga daerah ionik melalui gugus inflamasi sistemik (Ding et al., 2015) (Dinakaran,
fosfat dalam residu gula (Ørving et al., 2020). 2017), respon sindrom, yang telah dilaporkan
Wilayah inti terdiri dari berbagai residu gula sebagai penyebab kematian terkait dengan sindrom
dan bermuatan sangat negatif karena berbagai pernafasan akut yang parah, kanker, luka bakar di
gugus karboksil dan fosfat, yang selanjutnya area luas, dan peritonitis akut (Mastrangelo et al.,
meningkatkan ikatan antara molekul endotoksin 2013) (Stewart et al., 2014). Tingkat kematian
melalui jembatan garam. Rantai-O terdiri dari yang tinggi terkait dengan syok yang diinduksi
unit oligosakarida berulang yang berbeda dan endotoksin tetap menjadi masalah klinis utama,
merupakan wilayah endotoksin yang paling luar terutama pada pasien dengan imunosupresi (Ding
(Ørving et al., 2020). et al., 2015).
Endotoksin dapat membentuk interaksi Tujuan dari penulisan artikel review ini
yang stabil dengan biomolekul lain sehingga adalah untuk membandingkan metode pengujian
sulit dikeluarkan terutama selama produksi endotoksin yang banyak digunakan yaitu gel-
obat biofarmasi (Dullah & Ongkudon, 2017). clot, turbidimetri, dan kromogenik sebagai bahan
Beberapa biomolekul yang dilaporkan telah kajian yang dapat digunakan untuk pertimbangan
terbukti berinteraksi dengan endotoksin adalah: penggunaan metode uji endotoksin yang lebih
lipopolysaccharide binding protein (LBP), efektif dan efisien.
bactericidal/permeability-increasing protein
(BPI), komponen P amiloid, protein kationik, METODE
lisozim dan laktoferin (Dullah & Ongkudon, Strategi Pencarian Data
2017) (Balakrishnan et al., 2013). Metode yang digunakan pada artikel review
Selain itu, endotoksin tidak dihilangkan ini adalah melalui pencarian data ilmiah yang
saat organisme dimatikan melalui proses dilakukan secara online pada database PubMed,
sterilisasi. Sebaliknya, pelepasan LPS terjadi Science Direct, Research Gate dan Google Scholar
setelah sel-sel mati. Meskipun produk mungkin dengan kata kunci yakni “Bacterial Endotoxin
telah disterilkan, endotoksin organisme masih Test”, “Endotoxin”, “Gel-clot”, “Turbidimetric”
tetap ada jika organisme gram negatif telah ada dan “Chromogenic” serta dilakukan pencarian
sebelum sterilisasi (Ongkudon et al., 2012). data dari kompendial yaitu Farmakope Indonesia
Farmaka
Suplemen 48

Edisi VI (FI VI). Referensi data yang diperoleh kromogenik yang berdasarkan munculnya warna.
kemudian ditetapkan dengan kriteria eksklusi dan Di antara dua teknik tersebut, dapat dipilih salah
inklusi. satu untuk pengujian endotoksin. Apabila hasil
yang didapat kurang sesuai, dapat menggunakan
Kriteria Eksklusi dan Inklusi teknik gel-clot untuk menentukan hasil akhir.
Penetapan kriteria inklusi yaitu data berupa Berdasarkan Tabel 1. dapat diketahui hasil
jurnal internasional dan kompendial yang secara perbandingan metode pengujian secara prinsip,
spesifik membahas metode pengujian endotoksin kekurangan dan kelebihan dari masing-masing
pada bakteri dari tahun 2011 hingga tahun 2021. metode tersebut.
Sedangkan kriteria eksklusinya yaitu data yang Pengujian endotoksin dilakukan untuk
diperoleh dari website tidak valid atau tanpa nama menghindari resiko reaksi demam pada pasien
penulis serta sumber yang dipublikasikan sebelum setelah pemberian sediaan injeksi. Beberapa
tahun 2011. produk farmasi seperti infus dan obat suntik yang
diberikan secara langsung ke sistem sirkulasi
Studi yang digunakan pembuluh darah pasien dalam jumlah besar harus
Melalui pencarian data ini didapatkan total steril serta terbebas dari kontaminasi endotoksin
87 referensi termasuk kriteria eksklusi dan 11 dalam batasan tertentu (WHO, 2012).
referensi diantaranya secara spesifik membahas Berdasarkan Farmakope Indonesia Edisi
metode pengujian endotoksin yang termasuk VI tahun 2020 terdapat beberapa jenis obat yang
dalam kriteria inklusi. diatur kandungan batas maksimum endotoksin
bakteri dalam obat terutama obat untuk injeksi,
HASIL DAN PEMBAHASAN beberapa contoh obat atau injeksi tersebut
Berdasarkan Farmakope Indonesia Edisi adalah air steril untuk injeksi (Sterile Water for
VI dijelaskan bahwa metode uji endotoksin yang Injections) dengan batas endotoksin bakteri ≤
digunakan di Industri Farmasi Indonesia untuk 0,25 UE.mL-1 F1, amoksisilin (batas kandungan
obat-obatan yang memerlukan proses sterilisasi endotoksin ≤0,25 UE.mg-1 amoksisilin), injeksi
saat ini adalah metode LAL dengan dua tipe teknik ampisilin (batas kandungan endotoksin ≤ 0,15
uji, yaitu teknik pembentukan jendal gel (gel- UE.mg-1 ampisilin), injeksi dekstrosa (batas
clot) dan teknik fotometrik. Teknik fotometrik ini kandungan endotoksin ≤ 0,5 UE.mL-1).
mencakup metode turbidimetri, yang berdasarkan Uji gel-clot adalah tes kualitatif yang
adanya kekeruhan setelah pengujian dan metode paling sederhana dan paling banyak digunakan.

Tabel 1. Perbandingan metode pengujian endotoksin


Metode Prinsip Kelebihan Kekurangan Referensi
Gel-clot Pembentuk Sederhana dan Proses preparasi lebih lama (Hashmi & Thakur, 2019)
-an gel hasil yang akurat (Chen, 2014)
Turbidimetri Perubahan Sistem otomatis Sensitif terhadap kekeruhan (Mercier et al., 2020)
Kekeruhan dan mudah sehingga bisa menghasilkan (WHO, 2012)
dilakukan hasil yang positif palsu
Kromogenik Perubahan Sistem otomatis Banyak senyawa dapat (WHO, 2012) (Franco et al.,
warna dan mudah berinteraksi dengan metode ini 2018) (Elsayeh & Kandil,
dilakukan 2015)
Farmaka
Suplemen 49

Ini menghasilkan hasil biner, baik dalam bentuk besar dari atau sama dengan sensitivitas Pyrotell
positif maupun negatif. Setelah inkubasi yang (reagen lisat) (Dobrovolskaia, 2011). Keadaan
tepat pada suhu 37ºC, jika gel tahan terhadap lain dari campuran reaksi merupakan tes negatif,
inversi 180º, itu dinilai positif jika tidak dinilai yang menunjukkan konsentrasi endotoksin
negatif untuk endotoksin (Maloney et al., 2018) kurang dari sensitivitas Pyrotell. Tes dianggap
(Tinker-Kulberg et al., 2020). Pada metode negatif jika gel telah terbentuk tetapi pecah atau
turbidimetri, konsentrasi koagulin tak larut runtuh saat dibalik. (Tinker-Kulberg et al., 2020)
meningkat yang mengakibatkan peningkatan (Dobrovolskaia, 2011).
kekeruhan. Laju peningkatan kekeruhan Gel tersebut terbentuk akibat adanya
berhubungan dengan peningkatan konsentrasi inisiasi kaskade protease oleh kombinasi LPS
endotoksin (Das et al., 2014) (Wong et al., 2016). dan zymogen Faktor C. Faktor C yang diaktifkan
Pada metode kromogenik substrat kromogenik menstimulasi Faktor B, yang mengubah enzim
digunakan untuk menghasilkan warna dan proclotting menjadi enzim clotting. Akhirnya, dua
intensitas warna ini diambil sebagai parameter ikatan peptida dalam koagulogen dibelah secara
terhadap konsentrasi endotoksin dalam sampel katalitik untuk membentuk gel (Ding et al., 2015).
uji (WHO, 2012). Substrat kromogenik sintetik Metode gel-clot sering dianggap sebagai
ini diliofilisasi bersama dengan reagen Limulus prosedur yang paling akurat dan sensitif untuk
amoebocyte lysate (LAL). Substrat ini memiliki menguji kandungan endotoksin dalam produk
urutan asam amino yang homolog dengan injeksi farmasi karena lebih sedikit hasil positif
salah satu titik pembelahan substrat alami yaitu palsu dan negatif palsu yang diamati saat metode
koagulogen. Substrat utuh tidak berwarna, tersebut digunakan (Maloney, Phelan and
sedangkan pNA bebas berwarna kuning dengan Simmons, 2018). Meskipun metode gel-clot sejauh
puncak serapan pada 405 nm (Das, Kumar and ini merupakan tes yang paling akurat, namun juga
Swain, 2014) (Wong et al., 2016). paling memakan waktu untuk melakukannya,
tidak ada sistem otomatis yang menggunakan
Metode gel-clot metode gel-clot (Hashmi and Thakur, 2019).
Meskipun seluruh reaksi belum dapat Faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil dari
ditentukan, dapat dipahami bahwa reaksi yang metode gel-clot termasuk penghambat kimiawi
mengarah ke pembentukan gel melibatkan (misalnya, ethylenediaminetetra acetic acid
serangkaian langkah aktivasi enzim (Hashmi [EDTA]) yang menyebabkan khelat dari kation
and Thakur, 2019). Larutan reaksi dicampur divalen yang diperlukan untuk reaksi LAL
secara menyeluruh dan segera ditempatkan dalam (Elnaggar and Habib, 2017) denaturasi protein
inkubator atau penangas air non-sirkulasi pada dari agen seperti fluorescein, gangguan pH
37˚C ± 1˚C selama 60 ± 2 menit (WHO, 2012) (nilai pH tidak dalam kisaran 6.0 hingga 7.5),
(Maloney, Phelan and Simmons, 2018). Pada akhir dan penghambat fisik yang dapat menyerap
masa inkubasi, tabung dikeluarkan dari inkubator endotoksin atau menghasilkan viskositas (WHO,
dan dibalik. Jika gel telah terbentuk dan tetap utuh 2012) (Elnaggar and Habib, 2017).
di dasar tabung reaksi setelah pembalikan 180
derajat, tesnya positif. Tes positif menunjukkan
bahwa konsentrasi endotoksin dalam tabung lebih
Farmaka
Suplemen 50

Metode Turbidimetri berwarna kuning dan memiliki absorbansi 405


Pada langkah terakhir metode Turbidimetri nm (Zhijian. et al., 2017) (Ferreira et al., 2019).
melibatkan pembelahan protein pembekuan Pengujian dilakukan dengan menambahkan
oleh enzim pembekuan yang diaktifkan. Produk volume Pyrochrome ke volume spesimen dan
pembelahan menyatu sebagai akibat interaksi menginkubasi campuran reaksi tersebut pada suhu
ionik yang terjadi setelah pembelahan dan 37˚C (WHO, 2012). Ketika metode kromogenik
menyebabkan campuran reaksi menjadi keruh, digunakan, tersedia dua metode untuk mengukur
kekeruhan diukur menggunakan 96-well plate konsentrasi endotoksin dalam sampel. Metode
reader pada panjang gelombang 340 nm (Obeng kinetik bergantung pada jumlah waktu yang
et al., 2017). dibutuhkan sampel untuk mencapai absorbansi
Metode turbidimetri dapat digunakan tertentu (405 nm) (Z. et al., 2017). Waktu onset
untuk menentukan kandungan endotoksin sampel ditentukan oleh konsentrasi endotoksin dalam
dengan dua cara. Keduanya membutuhkan sampel. Misalnya, interval reaksi yang lebih
penggunaan kurva standar tetapi berbeda pada pendek menunjukkan konsentrasi endotoksin
titik akhir untuk pengukuran. Konsentrasi yang lebih tinggi dalam sampel. Dalam metode
endotoksin dapat ditentukan dengan menggunakan kromogenik titik akhir, pengukuran pNA setelah
pengukuran densitas optik untuk membandingkan periode inkubasi yang ditetapkan digunakan
sampel dengan standar otentik untuk mengukur untuk menentukan konsentrasi endotoksin
laju peningkatan kekeruhan (Wong et al., 2016), (Martinho et al., 2011). Baik metode kinetik dan
durasi waktu hingga tingkat kekeruhan yang metode kromogenik titik akhir memerlukan kurva
diinginkan tercapai, atau tingkat kekeruhan setelah standar untuk menentukan jumlah endotoksin
periode inkubasi yang ditentukan (Das, Kumar yang ada dalam sampel (WHO, 2012) (Martinho
and Swain, 2014). Seperti metode kromogenik, et al., 2011).
metode turbidimetri dapat diubah dengan menguji Ada banyak keuntungan menggunakan
darah, serum, albumin, plasma, dan bahan serupa. metode kromogenik. Sistem yang digunakan
Metode turbidimetri sensitif terhadap bahan dapat mengurangi jumlah waktu yang diperlukan
tersuspensi atau keruh dan dapat menghasilkan untuk melakukan pengujian (dan karenanya
positif palsu jika sampel tidak disiapkan dengan meningkatkan jumlah pengujian yang dapat
benar. Tripsin adalah contoh lain dari sampel dilakukan) sehingga lebih efektif (Elsayeh and
yang, ketika diuji, dapat menyebabkan hasil Kandil, 2015). Ketika banyak tes endotoksin
positif palsu kecuali sampel didenaturasi dengan yang harus dilakukan, metode kromogenik
benar (WHO, 2012) (Sharma et al., 2011). dapat menjadi solusi terbaik. Metode ini mudah
dilakukan dan hasilnya bisa dihitung dengan
Metode Kromogenik mudah (WHO, 2012). Namun perlu diperhatikan
Dengan adanya endotoksin, komponen ketika zat yang mengubah sifat protein, ion khelat,
LAL diaktifkan dalam kaskade proteolitik yang mengikat endotoksin, atau mengubah keadaan
menghasilkan pembelahan substrat peptida hidrofobik endotoksin diuji, zat tersebut dapat
buatan tak berwarna yang ada di Pyrochrome LAL mengganggu pengujian. Beberapa protease serin
(Zhijian. et al., 2017). Pembelahan proteolitik dari (misalnya tripsin, faktor darah yang diaktivasi)
substrat membebaskan p-nitroanilin (pNA), yang menyebabkan hasil yang positif palsu kecuali
Farmaka
Suplemen 51

mereka telah diubah sifatnya oleh panas sebelum paraffin oil. Journal of Analytical Methods
pengujian. Serum hewan, albumin, plasma, dan zat in Chemistry, 2014, 1–5. https://doi.
lain dapat mengganggu uji kromogenik berbasis org/10.1155/2014/575246
pNA karena warnanya yang kuning. Kekeruhan Das, A. P., Kumar, P. S., & Swain, S. (2014).
yang berlebihan dalam sampel juga dapat Recent advances in biosensor based
mengganggu pengujian, kecuali jika kekeruhan endotoxin detection. Biosensors and
dapat dikurangi (Ongkudon et al., 2012). Bioelectronics, 51, 62–75. https://doi.
org/10.1016/j.bios.2013.07.020
SIMPULAN Dinakaran, V. (2017). Microbial Translocation
Terdapat tiga metode pengujian endotoksin in the Pathogenesis of Cardiovascular
bakteri yang umum dan banyak digunakan yaitu Diseases: A Microbiome Perspective.
metode gel-clot, Turbidimetri, dan kromogenik. Journal of Cardiology & Current
Meskipun setiap metode memiliki kelebihan Research, 8(6). https://doi.org/10.15406/
dan kekurangan, semuanya dapat digunakan. jccr.2017.08.00305
untuk menentukan keberadaan endotoksin secara Ding, X., Su, W., & Ding, X. (2015). Methods of
akurat dan efektif dalam berbagai produk. Banyak Endotoxin Detection. Journal of Laboratory
ilmuwan percaya bahwa metode penggumpalan Automation, 20(4), 354–364. https://doi.
gel adalah metode paling akurat untuk menentukan org/10.1177/2211068215572136
kandungan endotoksin. Ketika metode gel-clot Dullah, E. C., & Ongkudon, C. M. (2017). Current
digunakan, interaksi yang dapat menghambat trends in endotoxin detection and analysis
reaksi lebih sedikit, tetapi proses preparasi yang of endotoxin–protein interactions. Critical
lama dapat menunda hasil. Metode turbidimetri Reviews in Biotechnology, 37(2), 251–261.
dapat dilakukan dengan sistem otomatis. Cara https://doi.org/10.3109/07388551.2016.11
ini juga mudah dilakukan, tetapi banyak orang 41393
merasa bahwa hasil positif palsu sering kali Elsayeh, M., & Kandil, A. H. (2015). Ultra wide
muncul saat metode tersebut digunakan. Metode band based quantitative and qualtiative
kromogenik sangat mudah digunakan dan dapat method for bacterial endotoxin detection.
dilakukan dengan sistem otomatis, tetapi banyak Journal of Microwave Power and
senyawa yang dapat berinteraksi ketika metode Electromagnetic Energy, 49(1), 11–20.
tersebut digunakan. https://doi.org/10.1080/08327823.2015.11
689892
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan RI. 2020. Farmakope
Balakrishnan, A., Marathe, S. A., Joglekar, M.,
Indonesia Edisi VI. Jakarta : Kemenkes RI.
& Chakravortty, D. (2013). Bactericidal/
Franco, E., Garcia-Recio, V., Jiménez, P.,
permeability increasing protein: A
Garrosa, M., Girbés, T., Cordoba-Diaz, M.,
multifaceted protein with functions
& Cordoba-Diaz, D. (2018). Endotoxins
beyond LPS neutralization. Innate
from a pharmacopoeial point of view.
Immunity, 19(4), 339–347. https://doi.
Toxins, 10(8), 1–9. https://doi.org/10.3390/
org/10.1177/1753425912465098
toxins10080331
Chen, D. (2014). A new method for the analysis
Hashmi, F., & Thakur, A. (2019). Bacterial
of bacterial endotoxins in ultrapure
Farmaka
Suplemen 52

Endotoxin Test by Gel-Clot Method. org/10.3390/microorganisms8111728


International Journal of Trend in Sharma, S., Mittal, B. R., Vatsa, R., and Singh,
Scientific Research and Development, B. 2011. Gel Clot Bacterial Endotoxin
Volume-3(Issue-3), 564–567. https://doi. Test of FDG : Indian Scenario. Indian J
org/10.31142/ijtsrd22945 Nucl Med, 26(3), 149-152. https://doi.
Maloney, T., Phelan, R., & Simmons, N. (2018). org/10.4103/0872-3919.103998.
Saving the horseshoe crab: A synthetic Stewart, R. K., Dangi, A., Huang, C., Murase,
alternative to horseshoe crab blood for N., Kimura, S., Stolz, D. B., Wilson, G. C.,
endotoxin detection. PLoS Biology, 16(10), Lentsch, A. B., & Gandhi, C. R. (2014).
1–10. https://doi.org/10.1371/journal. A novel mouse model of depletion of
pbio.2006607 stellate cells clarifies their role in ischemia/
Mastrangelo, G., Fadda, E., & Cegolon, L. (2013). reperfusion- and endotoxin-induced
Endotoxin and cancer chemo-prevention. acute liver injury. Journal of Hepatology,
Cancer Epidemiology, 37(5), 528–533. 60(2), 298–305. https://doi.org/10.1016/j.
https://doi.org/10.1016/j.canep.2013.04. jhep.2013.09.013
008 Tinker-Kulberg, R., Dellinger, K., Brady, T. E.,
Mercier, T., Guldentops, E., Lagrou, K., & Robertson, L., Levy, J. H., Abood, S. K.,
Maertens, J. (2020). Prospective Evaluation LaDuca, F. M., Kepley, C. L., & Dellinger,
of the Turbidimetric β-D-Glucan Assay and A. L. (2020). Horseshoe Crab Aquaculture
2 Lateral Flow Assays on Serum in Invasive as a Sustainable Endotoxin Testing Source.
Aspergillosis. Clinical Infectious Diseases, Frontiers in Marine Science, 7(April).
1–21. https://doi.org/10.1093/cid/ciaa295 https://doi.org/10.3389/fmars.2020.00153
Ongkudon, C. M., Chew, J. H., Liu, B., & Danquah, Wong, J., Davies, N., Jeraj, H., Vilar, E., Viljoen,
M. K. (2012). Chromatographic Removal A., & Farrington, K. (2016). A comparative
of Endotoxins: A Bioprocess Engineer’s study of blood endotoxin detection
Perspective. ISRN Chromatography, in haemodialysis patients. Journal of
2012(April 2014), 1–9. https://doi. Inflammation (United Kingdom), 13(1),
org/10.5402/2012/649746 1–9. https://doi.org/10.1186/s12950-016-
Ørving, R. B., Carpenter, B., Roth, S., Reich, 0132-5
J., Kallipolitis, B. H., & Hansen, J. S. World Health Organization. (2012). Test for
(2020). Bacterial endotoxin testing— sterility (Final text for revision of The
fast endotoxin masking kinetics in the International Pharmacopoeia). World
presence of lauryldimethylamine oxide. Health Organization, March, 1–2.
Microorganisms, 8(11), 1–12. https://doi.

Anda mungkin juga menyukai