Anda di halaman 1dari 23

Oleh :

Dr. Asep Yoyo Wardaya, M.Si

UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Sumber : Fisika Dasar Mikrajuddin Abdullah ITB

9/19/2022 Asep Yoyo Wardaya, Fisika UNDIP 1


Benda di alam bergerak, diam dan sebagainya
tidak terjadi secara tiba-tiba.
Jika sebuah benda didorong dengan kekuatan
tertentu ke arah tertentu maka benda akan
bergerak dalam satu lintasan
Newton menemukan bahwa semua persoalan
gerak di alam semesta dapat diterangkan dengan
hanya tiga hukum yang sederhana.
Setelah ditemukannya konsep Relativitas
Einstein, ketiga Hukum Newton dan konsep
gravitasi Newton sebenarnya tidak relevan jika
diterapkan untuk persoalan di alam semesta.

9/19/2022 Asep Yoyo Wardaya, Fisika UNDIP 2


 Hukum I Newton mendefinsikan adanya sifat
kelembaman benda, yaitu keberadaan besaran yang
dinamai massa. Karena sifat kelembaman ini maka
benda cenderung mempertahankan keadaan geraknya.
 Hukum II Newton menjelaskan perubahan keadaan
gerak benda. Hukum ini menyatakan bahwa benda dapat
diubah keadaan geraknya jika pada benda bekerja gaya.
Gaya yang bekerja berkaitan langsung dengan
perubahan keadaan gerak benda.
 Hukum III Newton mengungkapkan keberadaan gaya
reaksi yang sama besar dengan gaya aksi, tetapi
berlawanan arah. Jika benda pertama melakukan gaya
pada benda kedua (gaya aksi), maka benda kedua
melakukan gaya berlawanan (gaya reaksi).
9/19/2022 Asep Yoyo Wardaya, Fisika UNDIP 3
 Di alam semesta ini semua benda tidak ada yang diam
mutlak, seperti planet mengelilingi bintangi, bintangi
mengelilingi galaksi, dan demikian pula galaksi2 juga
bergerak. Karena tidak ada benda yang diam mutlak
(bintang jauh juga bergerak) maka sulit menentukan
benda lain bergerak dengan kecepatan konstan dari
acuan diam mutlak tersebut berdasar hukum 1 Newton.
 Kecepatan tertinggi di alam semesta adalah kec. cahaya,
tetapi pada konsep Hk. Newton tidak dibatasi
kecepatannya serta ketidakjelasan konsep gaya tarik dan
gaya tolak pada ruang hampa dari dua benda yang
terpisah oleh jarak (tidak berinteraksi secara langsung)
spt. gaya listrik dan gravitasi. Jadi terkesan seperti ada
konsep tali ajaib di ruang hampa yang menghubungkan
kedua benda tsb. supaya bisa memunculkan gaya.
9/19/2022 Laksmi Widajanti/Lepdik UNDIP 4
 Cahaya (materi tak bermassa) ternyata lintasannya
melengkung (tertarik oleh gaya gravitasi) jika berada
didekat matahari atau bintang yang masif atau lebih
ekstrim lagi, cahaya akan terhisap oleh blackhole
mematahkan konsep gaya gravitasi Newton yaitu gaya
gravitasi bernilai nol jika salah satu benda (dari 2 benda
yang saling tarik menarik) mempunyai massa nol juga.
 Karena konsep gaya (Hk II dan III Newton) tidak relevan
lagi digunakan pada alam semesta, maka diganti dengan
konsep medan atau interaksi. Disamping konsep medan
(teori relativitas), terdapat konsep interaksi pertukaran
partikel diantara dua benda yang mirip spt. dua orang
pemain basket yang bisa memberi atau menerima bola
(pertukaran partikel) dari temannya yang menjelaskan
konsep tarik menarik dan tolak menolak pada gaya.
9/19/2022 Laksmi Widajanti/Lepdik UNDIP 5
 Hukum II Newton menjelaskan perubahan keadaan
gerak benda. Hukum ini menyatakan bahwa benda
dapat diubah keadaan geraknya jika pada benda bekerja
gaya.
 Hukum II Newton:
dp
F dengan p = m v
dt
Gaya total yang bekerja pada benda sama dengan
perubahan momentum per satuan waktu. Diperoleh:

dp d  mv dm dv dm
F   v  m  v  ma
dt dt dt dt dt
Jika massa tidak berkurang (konstan), diperoleh F  ma
9/19/2022 Asep Yoyo Wardaya, Fisika UNDIP 6
 Jika benda pertama melakukan gaya pada benda kedua
(gaya aksi), maka benda kedua melakukan gaya yang
sama besar pada benda pertama tetapi arahnya
berlawanan (gaya reaksi)

 Contoh pasangan gaya aksi reaksi. Setiap ada gaya aksi


maka selalu ada gaya reaksi yang sama besar tetapi
berlawanan arah. Gaya aksi dan reaksi bekerja pada
benda yang berbeda sehingga tidak saling meniadakan
9/19/2022 Asep Yoyo Wardaya, Fisika UNDIP 7
 Jika pada benda bekerja sejumlah gaya maka semua
gaya tersebut harus dijumlahkan terlebih dahulu.
 Untuk menjelaskan gerak benda atau sistem benda, kita
cukup melihat gaya yang dilakukan oleh benda lain di
luar sistem. Gaya antar bagian sistem saling
meniadakan.
 Dalam menghitung gaya-gaya yang bekerja pada benda,
terlebih dahulu dilukiskan diagram gaya bebas yang
bekerja pada benda.

Gaya total yang bekerja pada sistem: FT = -T i + (N – W) j


9/19/2022 Asep Yoyo Wardaya, Fisika UNDIP 8
 Benda bermassa m di atas bidang datar yang licin ditarik
dengan gaya F
FT = F i + (N – W) j = m ax I
Diperoleh :
F = m ax dan N=W

 Kasus dua benda yang saling bertindihan.

N = W2 + N21 = W2 + W1

Gaya N12 dan N21 adalah


gaya aksi reaksi yang
besar nilainya sama
9/19/2022 Asep Yoyo Wardaya, Fisika UNDIP 9
F = i F cos + j F sin
Gaya dan
percepatan total :
FT = F + (N – W) j
a = ax i + ay j
Hukum II Newton : FT = m a
i F cos + j (F sin + N – W) = m (ax i + ay j)
Dengan menyamakan komponen vektor satuan sejenis
F cos = m ax dan F sin + N – W = m ay
Jika benda belum bergerak pada arah vertikal: ay = 0
N = W – F sin
9/19/2022 Asep Yoyo Wardaya, Fisika UNDIP 10
Lanjutan: N = W – F sin

Terdapat beberapa kondisi :


1. Benda masih berada dilantai berarti N  0.
2. Jika benda terangkat (tapi belum bergerak ke atas)
karena mempunyai komponen gaya vertikal yang
cukup besar, maka N = 0.
3. Jika benda berada dalam keadaan belum terangkat
hingga sampai terangkat keatas (dalam kondisi
masih belum bergerak ke atas) akan mempunyai
nilai : W – F sin  0.

9/19/2022 Asep Yoyo Wardaya, Fisika UNDIP 11


4. Jika benda terangkat sekaligus bergerak ke atas
maka N = 0 dan memunculkan kecepatan ay  0,
sehingga diperoleh pers: F sin – W = m ay.
5. Ciri dari gaya N = 0 adalah bahwa benda tidak lagi
menyentuh lantai sehingga benda tidak ditopang
oleh gaya Normal tersebut.

9/19/2022 Asep Yoyo Wardaya, Fisika UNDIP 12


Tinjaulah sebuah benda
yang berada di atas
bidang miring yang licin
dengan gaya F sejajar
bidang miring

Untuk memudahkan pembahasan, kita uraikan gaya W


atas komponen gaya yang sejajar bidang miring (W sin  )
sebagai sumbu x positif dan tegak lurus bidang (W cos  )
sebagai sumbu y positif. Komponen gaya total yang
bekerja pada benda dapat di tuliskan melaui gambar
dibawah ini dapat dituliskan sebagai
9/19/2022 Asep Yoyo Wardaya, Fisika UNDIP 13
FT = (F + W sin )i + (N – W cos )j = m ax i
Dimana benda hanya ditarik pada arah sumbu i saja.
Dengan menyamakan suku dengan vektor satuan
sejenis, maka akan diperoleh persamaan.

F + W sin = m ax dan N – W cos  = 0


9/19/2022 Asep Yoyo Wardaya, Fisika UNDIP 14
Sekarang kita meninjau gerakan benda-benda yang
dihubungkan dengan tali, dimana benda bermassa m1,
m2 dan m3 ditarik dengan gaya mendatar F. Gaya total
yang bekerja pada sistem 3 benda dapat dituliskan sbb:
FT = iF + (NT – WT)j = (m1 + m2 + m3) a i

9/19/2022 Asep Yoyo Wardaya, Fisika UNDIP 15


Diperoleh persamaan berdasarkan vektor satuan
sejenis sebagai
F = (m1 + m2 + m3) a dan NT – WT = 0

Untuk menentukan besarnya tegangan tali dapat


diungkapkan berdasarkan masing-masing massa sbg:

Komponen gaya berdasarkan arah


vektor satuannya adalah

T1 = m1a dan N1 – W1 = 0

9/19/2022 Asep Yoyo Wardaya, Fisika UNDIP 16


Komponen gaya berdasarkan
arah vektor satuannya adalah
a
T1  T 2
T2 – T1 = m2 a

dan N2 – W2 = 0

Komponen gaya berdasarkan


arah vektor satuannya adalah

F – T2 = m3 a dan N3 – W3 = 0

9/19/2022 Asep Yoyo Wardaya, Fisika UNDIP 17


Pesawat Atwood terdiri dari sebuah
katrol dan dua buah beban yang
digantung dengan tali melalui katrol.
Alat Atwood dapat digunakan untuk
mempelajari gerak lurus dengan
bermacam-macam percepatan. Benda
m1 dan m2 dihubungkan dengan tali
melalui sebuah katrol. Tali dan katrol
dianggap tidak bermassa
.Pada gerakan dua benda, dimisalkan tegangan tali T
dan m1 > m2 shg m1 bergerak kebawah dan m2 ke atas

9/19/2022 Asep Yoyo Wardaya, Fisika UNDIP 18


Gaya – gaya yang bekerja pada
pesawat Atwood dianggap
hanya pada arah vertikal dengan
gesekan tali pada katrol
diabaikan. Diperoleh persamaan

W1 – T = m1 a ; W1 = m1 g
T – W2 = m2 a ; W2 = m2 g
Diperoleh percepatan sistem :
W1  W2  m1  m2 
a  g
m1  m2  m1  m2 
9/19/2022 Asep Yoyo Wardaya, Fisika UNDIP 19
Kalau kita letakkan balok di atas meja dan kita dorong
dalam arah sejajar dengan permukaan meja, kita akan
amati fenomena sebagai berikut:
1. Jika gaya dorongan yang diberikan tidak terlalu
besar maka benda belum bergerak.
2. Jika gaya diperbesar terus maka ada nilai gaya
tertentu yang harus dicapai agar benda mulai
bergerak.
Jadi, di samping gaya dorong yang kita berikan, ada
gaya lain yang bekerja pada benda yang besarnya
sama dengan gaya yang kita berikan tetapi berlawanan
arah, yang dinamakan sebagai gaya gesekan.
9/19/2022 Asep Yoyo Wardaya, Fisika UNDIP 20
Gaya total yang
bekerja pada
benda setelah
menambahkan
gaya normal dan
berat adalah

FT = F + f + (N – W)j
= (F cos  – fs )i + (F sin  + N – W )j
Sekarang tinjau kasus ketika benda tidak terangkat,
F sin  < W
9/19/2022 Asep Yoyo Wardaya, Fisika UNDIP 21
Pada kasus ini, ketika benda ditarik dengan gaya F,
maka posisi benda selalu berada ditanah. Terdapat
beberapa kemungkinan.
 Benda tetap diam ketika gaya penggerak sejajar
lintasan dasar, F cos  = fs (gaya gesekan statis)
dan F cos  < fs,max (gaya gesekan statis max).
 Benda siap bergerak ketika F cos  = fs,max .
 Benda mulai bergerak ketika F cos  > fs,max .
 Setelah benda bergerak, gaya gesekan berubah
jadi gaya gesekan kinetis fk .
 Nilai dari gaya gesekan kinetis fk < fs,max .

9/19/2022 Asep Yoyo Wardaya, Fisika UNDIP 22


 fs,max = s N dan fk = k N atau s >k
 s = koef. gesekan statis dan k = koef. ges. kinetis

9/19/2022 Asep Yoyo Wardaya, Fisika UNDIP 23

Anda mungkin juga menyukai