Anda di halaman 1dari 57

Mesin konversi

energi

Mesin konversi energi adalah mesin atau


alat yang digunakan untuk mengubah
suatu bentuk energi ke bentuk energi
yang lainnya. Bentuk energi yang
umumnya diubah oleh mesin koversi
energi meliputi energi mekanis, energi
listrik, energi kimia, energi nuklir dan
energi termal.[1] Mesin konversi energi
terbagi menjadi dua jenis, yaitu mesin
konversi energi konvensional dan mesin
konversi energi non-konvensional.[2] Tiap
mesin konversi energi menghasilkan
perubahan energi dengan batasan-
batasan perubahan tertentu.[3]

Sejarah penemuan

Kompresor dan termodinamika


dasar

Pada abad ke-3 Sebelum Masehi, kota


Iskandariyah telah memluai penerapan
ilmu termodinamika. Seorang ilmuwan
bernama Hero pada masa tersebut telah
mengatur posisi pintu gerbang di Kuil
Iskandariyah dengan memanfaatkan ilmu
termodinamika.[4] Perumusan dan
penyusunan konsep ilmiah dari ilmu
termodinamika pertama kali dilakukan
oleh Otto von Guericke. Selama
pengembangan ilmu termodinamika, ia
membuat sebuah penemuan yaitu pompa
vakum. Penemuannya ini sekaligus
menghasilkan ruangan vakum pertama di
dunia. Kimiawan dan fisikawan
berkebangsaan Irlandia yaitu Robert
Boyle kemudian mempelajari lebih lanjut 
rancangan pompa vakum yang dibuat
oleh Guericke. Pada tahun 1656 M, Boyle
bekerja sama dengan Robert Hooke
untuk mengadakan pengembangan
rancangan pompa vakum. Keduanya
kemudian berhasil membuat sebuah
pompa udara yang kemudian disebut
kompresor. Pompa ini kemudian
digunakan untuk menganalisis hubungan
antara volume, tekanan dan
temperatur.[5]

Hukum Boyle dan penemuan motor

Hukum Boyle mampu menganalisis


hubungan antara volume, tekanan dan
temperatur menghasilkan hukum Boyle.
Pernyataannya bahwa tekanan dan
volume mempunyai hubungan yang
berbanding terbalik. Pada tahun 1679,
sebuah ketel uap bertekanan tinggi
berhasil dibuat oleh rekan kerja Boyle
yang bernama Denis Papin. Ketel ini
menghasilkan ledakan yang kuat pada
percobaan mula-mula, sehingga
diadakan perancangan ulang. Ketel uap
yang baru dirancang dengan memberikan
tambahan katup pembuka aliran uap air.
Papin mengembangkan rancangan ketel
uapnya hingga akhirnya mempunyai
gagasan baru dalam pembuatan mesin.
Ia merancang mesin yang bergerak
dengan memanfaatkan silinder dan
torak. Rancangan ini tidak sempat dibuat
menjadi mesin oleh Papin. Pembuatan
mesin diteruskan oleh seorang insinyur
bernama Thomas Savery. Hasil
rancangan ini menghasilkan sebuah
motor yang pertama di dunia.[5]
Termodinamika klasik dan
penemuan mesin uap

Pada abad ke-17 Masehi, penemuan


mesin uap di Inggris telah memperluas
bidang ilmu termodinamika.  Para
ilmuwan di bidang termodinamika
bermunculan khususnya pada abad ke-19
Masehi. William John Macquorn Rankine,
Rudolf Clausius, dan Lord Kelvin menjadi
ilmuwan yang memberikan kontribusi
yang penting bagi pengembangan ilmu
termodinamika yang kemudian dikenal
sebagai termodinamika klasik.
Pendekatan yang bersifat makroskopik
digunakan untuk mengadakan
pengamatan mengenai perilaku umum
dari partikel zat. Termodinamika klasik ini
mempunyai ciri khas yaitu hanya
mengamati partikel yang menjadi media
penyaluran energi.[6]

Prinsip

Termodinamika

Termodinamika merupakan salah satu


cabang fisika yang membahas mengenai
perubahan energi panas menjadi bentuk
energi lain. Hukum pertama
termodinamika dan hukum
termodinamika kedua menjadi acuan
dalam membahas mengenai perubahan
energi. Pengukuran di dalam
termodinamika tidak dinyatakan dengan
besaran mikroskopis melainkan dengan
besaran makroskopis.[7]

Mesin konversi energi bekerja dengan


prinsip-prinsip termodinamika. Prinsip
termodinamika digunakan oleh mesin
untuk mengadakan perubahan energi
khususnya dengan menggunakan bahan
bakar.[8] Usaha para ilmuwan abad ke-19
Masehi untuk membuat mesin yang
memiliki kemampuan untuk mengadakan
perubahan energi menjadi awal
penemuan berbagai konsep
termodinamika. Tujuan pengubahan
energi ini awalnya untuk memudahkan
pekerjaan. Hasil yang dicapai ialah
pengubahan energi menjadi usaha yang
maksimal. Mesin paling awal yang dibuat
oleh para ilmuwan mampu mengubah
energi gerak menjadi energi potensial
dengan memanfaatkan tumbukan. Usaha
dari para ilmuwan ini mencapai hasilnya
pada abad ke-20 Massehi dengan
banyaknya teori-teori mengenai
termodinamika.[9]

Penggunaan data empiris dan


persamaan aljabar dalam ilmu
termodinamika teknik dimanfaatkan
untuk menghitung tingkat efisiensi bahan
bakar mesin dan perancangan mesin.[10]
Analisa mesin-mesin termal oleh para
teknisi memanfaatkan ilmu
termodinamika. Ilmu termodinamika
diterapkan dalam perancangan dan
pengoperasian berbagai jenis motor
seperti motor diesel dan motor bensin.
ilmu termodinamika digunakan dalam
bidang kelistrikan pada turbin gas dan
mesin-mesin yang menjadi bagian dari
pembangkit listrik. Pemanfaatan
termodinamika dalam kehidupan rumah
tangga antara lain pada perancangan
mesin pendingin, penanak nasi, setrika,
sistem pemanas surya dan televisi.
Sementara itu, termodinamika juga
digunakan dalam perancangan mesin
roket yang merupakan bentuk
pengembangan dalam teknologi
antariksa.[11] Sementara itu, di bidang
industri, mesin termal ini dimanfaatkan
sebagai mesin penggerak, mesin
pendingin maupun mesin pemanas.[12]

Ilmu termodinamika kemudian


berkembang melalui pengamatan
mikroskopik. Pusat pengamatan adalah
perilaku dari kumpulan partikel-partikel
yang mempunyai sifat termodinamis.
Dalam proses pengamatan ini digunakan
statistik sehingga dikenal sebagai
termodinamika statistik.[13] Ilmu
termodinamika seluruhnya dipusatkan
terhadap konsep energi. Sementara itu,
Definisi dari energi sulit diberikan secara
tepat mengikuti sifat energi yang abstrak.
Energi hanya dapat diketahui melalui
dampak yang tampak dari keberadaanya.
Hal ini membuat energi dapat
didefinisikan secara berbeda pada sudut
pandang yang berbeda. Energi itu sendiri
selalu ada dan dimanfaatkan oleh
manusia dalam kehidupan sehari-hari.[14]
Kehadiran energi di dalam seluruh bidang
kehidupan manusia membuat ilmu
termodinamika juga menjadi penting
untuk dipelajari dan dimanfaatkan.[15]

Energi dalam dari suatu molekul


merupakan perpaduan dari beberapa
jenis energi. Semua energi ini dihasilkan
oleh getaran dan gerakan molekul-
molekul. Jenis gerakan yang dilakukan
oleh molekul umumnya ialah gerak
translasi dan rotasi. Energi dalam
umumnya meliputi energi kimia, energi
listrik statis, dan energi listrik dinamis.[16]

Konversi energi

Konsep mengenai sistem termodinamika


digunakan sebagai pemikiran awal
menuju ke proses konversi energi. Prinsip
sistem termodinamika ini dipadukan
dengan prinsip kesetimbangan energi.
Pemanfaatan kedua prinsip ini adalah
untuk mengetahui besarnya unjuk kerja
yang timbul selama proses konversi
energi.[17]
Jenis

Mesin konversi energi konvensional

Sumber energi yang diperlukan oleh


mesin konversi energi konvensional
umumnya berasal dari energi tak
terbarukan. Satu-satunya mesin konversi
energi konvensional yang menggunakan
energi terbarukan adalah turbin air.
Sementara mesin konvensi energi
konvensional lainnya adalah motor bakar,
mesin fluida dan mesin pendingin.
Mesin konversi energi non-
konvensional

Sumber energi yang diperlukan oleh


mesin konversi energi non-konvensional
berasal dari energi terestrial dan
kehidupan ekstraterestrial.  Mesin
konversi energi non-konvensional
berbentuk pembangkit listrik dengan
tenaga angin, energi surya, energi panas
bumi, energi termal, pasang surut air laut,
ombak dan energi nuklir. Selain itu
terdapat pula mesin konversi energi non-
konvensional yang terdiri dari pesawat
magnetohidrodinamik.[18]
Konversi energi kinetik
menjadi energi listrik

Generator listrik

Generator listrik adalah mesin yang


digunakan untuk menghasilkan energi
listrik dengan pengubahan sumber energi
mekanik. Induksi elektromagnetik
merupakan prinsip kerja yang melandasi
perubahan energi pada generator
listrik.[19] Generator listrik dibedakan
berdasarkan jenis arus listriknya, yaitu
generator arus searah dan generator arus
bolak-balik. Kedua generator ini memiliki
perbedaan pada bagian yang membentuk
jenis arus listriknya. Pada generator arus
searah dihasilkan arus searah dengan
penggunaan komutator. Sementara pada
generator arus bolak-balik, digunakan
cincin selip untuk menghasilkan arus
bolak-balik.[20]

Generator arus searah

Perancangan generator arus searah


dilandasi oleh ditemukannya fenomena
induksi elektromagnetik. Pada generator
arus searah, gaya gerak listrik induksi ke
satu arah  diperoleh dengan mengubah
bentuk cincin terminalnya. Cincin terminal
ini disebut cincin belah atau
komutator.[21] Semua jenis generator
dapat mengubah energi mekanik menjadi
energi listrik. Pada awalnya, energi listrik
dihasilkan melalui peristiwa induksi
sehingga hanya menghasilkan arus
bolak-balik. Arus searah hanya dapat
diperoleh pada generator arus searah
dengan menggunakan komutator satu
cincin yang terbelah dua. Sedangkan
generator arus bolak-balik memiliki dua
cincin yang terpisah.[22] Ketika gaya gerak
listrik timbul, terjadi pergantian kontak
beban terminal. Selama pergantian ini,
tegangan keluaran hanya mempunyai
satu tanda yang membuatnya hanya
dapat menghasilkan arus searah.
Tegangan keluaran yang dihasilkan oleh
generator arus searah mempunyai riak.
Tingginya riak berbanding terbalik dengan
jumlah kumparan yang dihubungkan ke
komutator dengan cincin komutator yang
terdiri dari beberapa segmen. Semakin
banyak kumparan maka tinggi riak
semakin rendah sehingga arus searah
semakin tidak beriak.[23]

Generator arus bolak-balik

Rancangan sistem arus bolak-balik


pertama kali dibuat oleh William Stanley
di Great Barrington, Massachusetts.
Westinghouse Electri Corporation
menjadi perusahaan yang mendanai
proyek ini secara keseluruhan. Di saat
yang bersamaan, rancangan sistem arus
bolak-balik juga dibuat oleh Nikola Tesla
dan ditawarkan dalam perdagangan
teknologi. C.S. Bradley membuat
generator bolak-balik 3 fasa pada tahun
1887 yang kemudian meningkatkan
penggunaan arus bolak-balik. Sejak awal
abad ke-20 Masehi, generator arus bolak-
balik tiga fasa telah digunakan sebagai
pembangkit listrik secara umum di dunia
karena memiliki daya guna yang tinggi.[24]

Generator arus bolak-balik terdiri dari


suatu kumparan dan lilitan kawat yang
diputar di dalam medan magnet. Bagian
dalam generator arus bolak-balik disebut
dengan nama armatur. Isi armatur ialah
silinder besi yang digunakan sebagai
tempat pelilitan kumparan kawat.
Terminal generator memiliki dua cincin
putar yang dihubungkan dengan beban
listrik melalui busing yang terbuat dari
tembaga lunak.[23] Medan magnet
dibentuk oleh magnet permanen atau
elektromagnet. Energi yang diperlukan
untuk memutar armatur dapat berasal
dari tenaga manusia, pembakaran, atau
energi potensial air.[25]
Konversi energi listrik
menjadi energi mekanik

Motor listrik

Motor arus searah

Motor arus searah merupakan motor


listrik yang dapat menghasilkan energi
mekanis dengan transformasi energi dari
sumber energi listrik arus searah. Energi
mekanik yang dihasilkan berupa putaran.
Motor arus searah bekerja berdasarkan
prinsip medan magnet. Bagian dalam
motor arus searah terdiri dari kumparan
medan dan kumparan jangkar yang
saling berinteraksi dan membentuk fluks
magnetik. Kumparan medan
menimbulkan fluks magnet yang arah
pengalirannya dimulai dari kutub utara ke
kutub selatan. Sedangkan kumparan
jangkar menghasilkan fluks magnetik
yang arah pengalirannya melingkar.
Berbagai pengaturan kerja memerlukan
motor listrik khususnya pada kebutuhan
akan kecepatan dan beban kerja yang
beragam dan berubah-ubah. Motor arus
searah disebut sebagai motor traksi arus
searah dalam transportasi rel.
Kegunaannya adalah sebagai penggerak
lokomotif atau kereta.[26]
Motor arus bolak-balik

Motor arus bolak-balik bekerja dengan


mengubah arus bolak-balik menjadi
putaran. Pengaliran arus listrik dengan
pembalikan arah arus yang terjadi secara
teratur pada rentang waktu tertentu.
Motor arus bolak balik terbagi menjadi
dua bagian, yaitu stator dan rotor. Stator
menjadi tempat berputarnya rotor,
sementara rotor merupakan bagian
poros yang berputar. Motor arus bolak-
balik diracang untuk mengatasi
kelemahan dari motor arus searah.
Kelebihan dari motor arus bolak-balik
adalah kecepatan putaran yang dapat
dikendalikan. Pengaturan kecepatan
pada motr arus bolak-balik dilakukan
dengan peralatan yang disebut frekuensi
variabel. Alat ini mampu meningkatkan
kendali kecepatan putaran rotor,
sehingga penggunaan daya listrik
menjadi berkurang.[27] Beberapa jenis
peralatan listrik rumah tangga yang
memanfaatkan kelebihan dari motor arus
bolak-balik yaitu mesin cuci, kipas angin,
dan penyejuk udara.[28]

Konversi energi termal


menjadi energi mekanik

Motor bakar

Motor bakar memanfaatkan prinsip


perubahan panas untuk diubah menjadi
energi mekanik. Mesin atau pesawat
yang berbentuk motor bakar memerlukan
bahan bakar. Energi kimia yang terdapat
di dalam bahan bakar kemudian diubah
menjadi energi panas sehingga
menghasilkan kerja mekanik. Proses
konversi energi di dalam motor bakar
terjadi selama proses pembakaran bahan
bakar. Berdasarkan jenis pembakarannya,
motor bakar dapat dibedakan menjadi
motor bakar pembakaran luar dan motor
bakar pembakaran dalam. Keuntungan
lebih banyak diperoleh pada motor bakar
pembakaran dalam karena efisiensi kerja
yang tinggi, tidak memerlukan fluida kerja
dan kontruksi mesin yang sederhana.[29]
Bagian dalam mesin langsung
mengadakan proses pembakaran
sehingga energi panas langsung dapat
diubah menjadi energi mekanik. Mesin
konversi energi lainnya dirancang
berdasarkan prinsip motor bakar
pembakaran dalam, antara lain motor
bensin, motor bakar diesel, dan turbin
gas siklus terbuka.[30]

Konversi energi listrik


menjadi energi termal

Mesin pendingin

Mesin pendingin merupakan mesin yang


dapat menghasilkan proses pendinginan
dengan bantuan refrigeran. Proses
pendinginan pada mesin pendingin
bekerja berdasarkan teori termodinamika
dan perpindahan panas.[31] Pendinginan
terjadi selama pemindahan kalor dari
suatu ruangan dengan temperatur rendah
ke temperatur yang lebih tinggi.
Penyerapan kalor terjadi pada ruang
dengan temperatur yang lebih rendah,
sementara pada ruang dengan
temperatur tinggi terjadi pembuangan
kalor. Pendinginan dapat dilakukan di
dalam beberaoa jenis siklus, antara lain
siklus kompresi uap, siklus absorpsi, dan
siklus adsorpsi. Selain itu, pendinginan
juga dapat terjadi sebagai akibata
adanya efek termoelektrik, magnetik,
ejektor, atau dengan gelombang
suara.[32]
Terdapat empat proses utama di dalam
sistem pendinginan. Proses pertama
berupa penyerapan panas di dalam
evaporator oleh cairan refrigeran. Wujud
refrigeran berubah dari cair menjadi gas
selama proses penyerapan. Setelah
refrigeran melalui evaporator, pemanasan
gas terjadi sehingga suhu gas meningkat
dan membawanya bergerak menuju ke
kompresor. Di dalam komreresor, terjadi
penaikan tekanan kerja karena gas
menerima proses kompresi. Kenaikan
temperatur kerja juga terjadi ketika energi
dipindahkan dari alat kompresi menuju ke
refrigeran. Kenaikan temperatur
menghasilkan gas panas yang kemudian
disalurkan ke kondenser. Pada
kondenser, terjadi pembuangan kalor
akibat adanya pelepasan kalor sensibel
dan pelepasan kalor laten yang
menyebabkan gas berubah menjadi cair.
Penurunan temperatur dilanjutkan pada
pipa kapiler sehingga cairan menjadi
dingin sebelum mengalir ke alat
ekspansi.[33] Alat ekspansi kemudian
mengurangi tekanan dan mengendalikan
jumlah aliran refrigeran yang dapat
menuju ke evaporator.[34]
Konversi energi radiasi
menjadi energi mekanik

Penggerak magnetohidrodinamika

Penggerak magnetohidrodinamika
adalah alat yang mengubah energi
radiasi dari elektromagnetik menjadi
energi mekanik. Fungsi utamanya adalah
sebagai penggerak mula pada
pembangkit listrik. Penggerak
magnetohidrodinamika tidak bekerja
secara mekanik, melainkan hanya
memanfaatkan temperatur tinggi pada
proses pembakaran. Penggerak mula
pada turbin uap konvensional
menggunakan magnetohidrodinamika.
Pada kondisi yang lain, turbin uap
memanfaatkan magnetohidrodinamika
sebagai penghubung tumpang pada
generator.[35] Medan magnetik yang
timbul pada penggerak
magnetohidrodinamika dihasilkan
dengan sistem saluran gas panas
berkecepatan tinggi.[36]

Magnetohidrodinamika dapat diterapkan


pada turbin gas siklus terbuka[37] dan
dapat pula pada turbin gas siklus
tertutup.[38] Magnetohidrodinamika dapat
dijadikan sebagai pembangkit listrik.
Kelebihannya yaitu memiliki daya guna
yang tinggi. Magnetohidrodinamika
menghasilkan rendemen termis dengan
persentase sebesar 60% dari seluruh
total daya yang digunakan. Nilai ini lebih
tinggi dibandingkan dengan rendemen
termis yang dihasilkan oleh energi nuklir
(32%) dan mesin uap (≤40%). Efisiensi ini
diperoleh akibat karakteristik
magnetohidrodinamika yang sebagian
besar komponennya tidak mengalami
gesekan mekanis pada peralatan.
Gesekan hanya terjadi pada bagian
kompresor dan pompa. Selain itu, fungsi
air pendingin juga dihilangkan pada turbin
gas yang menerapkan siklus kombinasi,
Jenis bahan bakar yang digunakan juga
dapat bervariasi antara lain minyak, gas,
batu bara, atau hidrogen. Putaran awal
yang dihasilkan oleh
magnetohidrodinamika sangat cepat.
Kondisi ini membuatnya dapat digunakan
pada beban listrik berskala besar hingga
pada nilai puncaknya.[39]

Konversi energi kinetik


menjadi energi mekanis

Turbin angin

Turbin angin mengubah energi kinetik


yang ada pada angin menjadi energi
mekanis. Bagian turbin yang mengubah
bentuk energi ini adalah sudu turbin.
Perubahan energi yang dilakukan oleh
turbin angin akan selalu mengalami
kerugian karena tidak seluruh potensi
energi kinetik angin dapat diubah oleh
turbin. Energi yang dapat diubah semakin
besar ketika kerugian energi akibat
bentuk turbin menjadi semakin kecil.
Energi gerak yang dihasilkan oleh turbin
kemudian diteruskan ke kotak roda gigi
yang terhubung dengan generator listrik.
Kemudian generator akan mengubah
energi mekanis dari turbin angin menjadi
energi listrik.[3] Energi mekanis yang
dihasilkan oleh turbin angin dapat
diperkirakan nilainya dengan mengetahui
kecepatan angin. Jenis alat ukur yang
digunakan umumnya adalah
anemometer.[40]
Turbin gas

Turbin gas adalah turbin yang media


penggeraknya berupa fluida berbentuk
gas. Fluida berasal dari sebuah kipas
angin yang memasukkan fluida kerja ke
dalam sistem pemanas. Fluida
dipanaskan dalam motor bakar. Jenis
motor bakar dapat motor pembakaran
dalam maupun motor pembakaran luar.
Pembakaran fluida ini menghasilkan gas
panas yang dialirkan ke turbin. Tekanan
gas menghasilkan gerakan pada poros
turbin dan memutar kompresor dan
beban luar lainnya.[41]
Turbin gas dapat dibedakan menjadi dua
jenis berdasarkan siklusnya, yaitu turbin
gas siklus tertutup dan turbin gas siklus
terbuka. Bagian poros turbin gas meliputi
poros tunggal, poros ganda, pemisah dan
kumparan ganda. Arah aliran gas yang
melalui turbin gas dapat aksial maupun
radial. Turbin gas digunakan pada mesin
pesawat terbang, alat transportasi,
pembangkit listrik, industri gas, industri
minyak bumi, industri kimia, serta pada
siklus kombinasi dan kogenerasi.[42]
Analisa hukum
termodinamika

Hukum kenol termodinamika

Hukum kenol termodinamika menyatakan


bahwa tiga jenis sistem akan berada
dalam keadaan setimbang, ketiga dua
sistem di antaranta dalam keadaan
setimbang dengan sistem ketiga. Hukum
ini didasari oleh prinsip perpindahan
panas dari suatu sistem ke sistem yang
lainnya. Perpindahan panas secara
umum dipengaruhi oleh perbedaan suhu
antar sistem. Sifat perpindahan
panasnya adalah pemuaian secara
kelistrikan. Meskipun suatu sistem tidak
saling bersentuhan secara langsung,
hukum kenol termodinamika tetap
berlaku.[43]

Hukum pertama termodinamika

Hukum pertama termodinamika


menyatakan bahwa jumlah entropi akan
tetap konstan atau bertambah di dalam
suatu sistem yang terisolasi saat sedang
mengalami suatu proses. Hukum
pertama termodinamika sesuai dengan
prinsip kenaikan entropi.[44] Dalam kasus
kekekalan energi juga berlaku hukum
pertama termodinamika. Besarnya
perubahan energi dalam dari suatu
sistem termodinamika terisolasi sama
dengan jumlah keseluruhan energi kalor
yang dikirimkan ke dalam sistem. Nilai
perubahan energi juga sama dengan
besarnya usaha yang dilakukan terhadap
sistem.[45]

Hukum kedua termodinamika

Hukum kedua termodinamika berkaitan


dengan keberadaan entropi. Tidak ada
pernyataan resmi yang menjadi
penjelasan bagi hukum kedua
termodinamika. Pernyataan hukum kedua
termodinamika hanya didasarkan pada
kenyataan eksperimental. Pernyataan
tiap ilmuwan dapat dinyatakan sebagai
hukum kedua termodinamika asalkan
sesuai dengan hasil eksperimen. Salah
satu pernyataannya disampaikan oleh
Clausius. Clausius menyatakan bahwa
tidak mungkin suatu sistem apapun
dapat bekerja sedemikian rupa sehingga
hanya menghasilkan perpindahan energi
sebagai panas dari sistem. Pernyataan
ini berlaku pada perpindahan panas
dengan temperatur yang lebih rendah ke
sistem dengan temperatur yang lebih
tinggi. Pernyataan Clausius didasarkan
dari prinsip kenaikan entropi.[46]
Analisa perancangan mesin

Energi dalam

Gaya gesek suatu benda terhadap suatu


lintasan dapat diketahui dengan
mengukur besarnya energi dalam. Benda
menghasilkan usaha yang besar ketika
mengalami gaya gesek. Sifat mutlak dari
gaya gesek adalah nilainya semakin
besar pada lintasan yang semakin
panjang. Besarnya gaya gesek yang
timbul tidak dapat diketahui secara pasti
karena merupakan gaya non-konservatif.
Perkiraan nilai hanya dapat diperoleh
dengan mengukur perubahan energi
potensial pada benda. Besarnya energi
dalam kemudian dimanfaatkan untuk
mengetahui nilai gaya gesek dengan
mengamati efek dari gaya gesek
tersebut. Efek dari gaya gesek ini
dinyatakan dalam bentuk perubahan
energi.[47] Energi dalam dari suatu
molekul terbentuk melalui perpaduan dari
beberapa jenis energi. Semua energi ini
dihasilkan oleh getaran yang dihasilkan
oleh gerak translasi dan rotasi dari
molekul-molekul. Energi dalam umumnya
meliputi energi kimia, energi listrik statis,
dan energi listrik dinamis.[16]
Entropi

Entropi dan energi memiliki sifat fisika


yang berbeda. Nilai perubahan pada
entropi tidak selalu sama ketika seluruh
bentuk perubahan dijumlahkan.
Perhitungan entropi selalu menerapkan
prinsip perpindahan panas. Penyatuan
dua buah benda yang mempunyai
perbedaan panas akan menghasilkan
nilai panas yang sama di kedua benda
tersebut. Dalam hal ini, entropi benda
yang lebih panas menjadi berkurang,
sementara entropi benda yang lebih
dingin menjadi bertambah. Selama
proses perpindahan panas ini, nilai total
dari entropi mengalami penambahan.
Penambahan entropi ini terjadi selama
proses perpindahan panas dari satu
benda ke benda lain sedang berlangsung.
Persamaan antara energi dan entropi
menurut hukum termodinamika kedua
adalah tidak dapat dimusnahkan karena
tidak dapat berkurang. Sementara itu,
perbedaannya adalah entropi dapat
diciptakan, sementara energi tidak dapat
diciptakan. Prinsip energi didasarkan
pada hukum pertama termodinamika,
sementara prinsip entropi didasarkan
pada hukum kedua termodinamika.[44]
Referensi

Catatan kaki

1. Ismail dan Rahman 2020, hlm. 2.


2. Y. A. 2016, hlm. 20.
3. Ismail dan Rahman 2020, hlm. 7.
4. Syaka dan Riyadi 2020, hlm. 6.
5. Syaka dan Riyadi 2020, hlm. 9.
6. Syah 2018, hlm. 42.
7. Surya, Yohanes (2009). Suhu dan
Termodinamika (https://www.google.
co.id/books/edition/Suhu_dan_Term
odinamika_Persiapan_Olimpia/tqC2A
wAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Termo
dinamika&printsec=frontcover) .
Tangerang: PT. Kandel. hlm. 3.
ISBN 978-979-1391-26-9.
8. Soekardi 2015, hlm. 2.
9. Surya 2009, hlm. 3.
10. Syaka dan Riyadi 2020, hlm. 7.
11. Soekardi 2015, hlm. 3.
12. Soekardi 2015, hlm. 36.
13. Syah 2018, hlm. 43.
14. Soekardi 2015, hlm. 3-4.
15. Soekardi 2015, hlm. 5.
16. Soekardi 2015, hlm. 51.
17. Soekardi 2015, hlm. 35.
18. Y. A. 2016, hlm. 20-21.
19. Soebyakto 2017, hlm. 48-49.
20. Setiyo, Muji (2017). Listrik dan
Elektronika Dasar Otomotif (https://w
ww.researchgate.net/profile/Muji_Set
iyo3/publication/322021226_Listrik_
dan_Elektronika_Dasar_Otomotif_Ba
sic_Automotive_Electricity_and_Elect
ronics/links/5ebfb618458515626cac
aa46/Listrik-dan-Elektronika-Dasar-O
tomotif-Basic-Automotive-Electricity-
and-Electronics.pdf) (PDF).
Magelang: Unimma Press. hlm. 106.
ISBN 978-602-51079-0-0.
21. Soebyakto 2017, hlm. 49-50.
22. Ponto 2018, hlm. 50.
23. Soebyakto 2017, hlm. 50.
24. Ponto 2018, hlm. 52.
25. Soebyakto 2017, hlm. 51.
26. Haroen, Yanuarsyah (2017). Sistem
Transportasi Elektrik. Bandung: ITB
Press. hlm. 67–68. ISBN 978-602-
7861-65-7.
27. Bagia dan Parsa 2018, hlm. 5.
28. Bagia dan Parsa 2018, hlm. 28.
29. Y. A. 2016, hlm. 24.
30. Y. A. 2016, hlm. 25.
31. Firman dan Anshar 2019, hlm. 33.
32. Suamir dan Sumantri 2016, hlm. 14.
33. Suamir dan Sumantri 2016, hlm. 16.
34. Suamir dan Sumantri 2016, hlm. 17.
35. Pudjanarsa dan Nursuhud 2013,
hlm. 13-14.
36. Pudjanarsa dan Nursuhud 2013,
hlm. 14.
37. Kadir 2010, hlm. 416.
38. Kadir 2010, hlm. 420.
39. Kadir 2010, hlm. 419-420.
40. Ismail dan Rahman 2020, hlm. 16.
41. Pudjanarsa dan Nursuhud 2013,
hlm. 108-109.
42. Pudjanarsa dan Nursuhud 2013,
hlm. 125-126.
43. Syah 2018, hlm. 50.
44. Asraf dan Kurniawan 2021, hlm. 176.
45. Soekardi 2015, hlm. 8.
46. Asraf dan Kurniawan 2021, hlm. 177.
47. Asraf dan Kurniawan 2021, hlm. 232.
Daftar pustaka

Asraf, A., dan Kurniawan, B. (2021).


Darojah, Lia Inarotut, ed. Fisika Dasar
untuk Sains dan Teknik: Jilid 2
Mekanika Fluida dan Termodinamika (ht
tps://www.google.co.id/books/edition/
Fisika_Dasar_untuk_Sains_dan_Teknik
_Jili/q-UhEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&d
q=mekanika+fluida&printsec=frontcov
er) . Jakarta: Bumi Aksara. ISBN 978-
602-444-955-1.
Bagia, I. N., dan Parsa, I. M. (2018).
Motor-motor Listrik (https://www.resea
rchgate.net/profile/I_Made_Parsa/publ
ication/323986635_MOTOR-MOTOR_LI
STRIK/links/5ac57efbaca2720544cf86
b7/MOTOR-MOTOR-LISTRIK.pdf)
(PDF). Bandung: CV. Rasi Terbit.

Firman dan Anshar, A. (2019).


Refrigerasi dan Pengkondisian Udara (h
ttp://repository.poliupg.ac.id/1053/1/Fi
rman_Buku%20Refrigerasi%20dan%20
Pengkondisian%20Udara%20%28NXPo
werLite%20Copy%29.pdf) (PDF).
Makassar: Garis Putih Pratama.
ISBN 978-623-91023-0-2.
Ismail dan Rahman, R. A. (2020).
Energi Angin: Turbin Angin (http://sisda
m.univpancasila.ac.id/uploads/reposit
ory/lampiran/DokumenLampiran-1605
2021063937.pdf) (PDF). Ponorogo:
Uwais Inspirasi Indonesia. ISBN 978-
623-227-451-8.
Kadir, Abdul (2010). Energi:
Sumberdaya, Inovasi, Tenaga Listrik dan
Potensi Ekonomi (edisi ke-3). Jakarta:
UI Press. ISBN 979-456-036-7.
Ponto, Hantje (2018). Dasar Teknik
Listrik (http://repository.unima.ac.id:80
80/jspui/bitstream/123456789/621/1/
FT%20PONTO%20KI%201%20BUKU%2
0REFERENSI%20Dasar%20Teknik%20Li
strik.pdf) (PDF). Sleman: Deepublish.
ISBN 978-623-7022-93-0.
Pudjanarsa, A., dan Nursuhud, D.
(2013). Mesin Konversi Energi (edisi ke-
3). Yogyakarta: Penerbit ANDI.
ISBN 978-979-29-3452-6.
Soebyakto (2017). Fisika Terapan 2 (htt
p://perpus.upstegal.ac.id/files/e_boo
k/Fisika%20Terapan%202.pdf) (PDF).
Tegal: Badan Penerbit Universitas
Pancasakti Tegal. ISBN 978-602-
73169-4-2.
Soekardi, Chandrasa (2015). Bendatu,
Monica, ed. Termodinamika Dasar:
Mesin Konversi Energi (https://www.go
ogle.co.id/books/edition/Termodinam
ka_Dasar_Mesin_Konversi_Energi/OLS
ACwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=termo
dinamika&printsec=frontcover) .
Yogyakarta: ANDI. ISBN 978-979-29-
2389-6.
Suamir, I. N., dan Sumantri, I. M. (2016).
Sistem Refrigerasi dan Pengkondisian
Udara. Denpasar: Program Studi Teknik
Pendingin dan Tata Udaram, Politeknik
Negeri Bali.
Surya, Yohanes (2009). Suhu dan
Termodinamika (https://www.google.c
o.id/books/edition/Suhu_dan_Termodi
namika_Persiapan_Olimpia/tqC2AwAA
QBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Termodinami
ka&printsec=frontcover) . Tangerang:
PT Kandel. ISBN 978-979-1391-26-9.
Syah, Dahrul (2018). Pengantar
Teknologi Pangan (https://www.google.
co.id/books/edition/Pengantar_Teknol
ogi_Pangan/KyoTEAAAQBAJ?hl=id&gb
pv=1) . Bogor: IPB Press. ISBN 978-
602-440-433-8.
Syaka, D. R. B., dan Riyadi (2020).
Pengantar Termodinamika untuk Siklus
Tenaga (https://www.google.co.id/boo
ks/edition/PENGANTAR_TERMODINAD
IMA/XYXzDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&
dq=inauthor:%22Darwin+Rio+Budi+Sya
ka+dan+Riyadi%22&printsec=frontcov
er) . Jakarta: UNJ Press. ISBN 978-
623-751-835-8.
Y. A., Agus (2016). Seluk-Beluk Mesin
Konversi Energi. Sleman: Javalitera.
ISBN 978-602-98190-7-6.
Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Mesin_konversi_energi&oldid=22610889"

Halaman ini terakhir diubah pada 9 Januari


2023, pukul 23.52. •
Konten tersedia di bawah CC BY-SA 3.0 kecuali
dinyatakan lain.

Anda mungkin juga menyukai