Mukjizat Alquran
KELAS B
BANGKA BELITUNG
2022
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, karna berkat rahmat dan karunia Nyalah makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya. Sholawat dan salam kami limpahkan kepada
Nabi kita Muhammad SAW. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT. Yang telah
memberikan nikmat kesempatan sehingga dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Study Al
Qur'an
Namun makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan, maka dari itu
Penulis mengharapkan saran, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan
datang, harapan kami semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat baik bagi penulis
maupun pembaca1
Penulis
2
Daftar isi
Daftar isi.......................................................................................................3
kesimpulan..................................................................................................17
Saran...........................................................................................................17
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Alquran adalah mukjizat abadi Nabi Besar Muhammad saw. Adalah sangat
istimewa, mukjizat abadi itu justru merupakan sebuah Kitab, dan dengannya Allah
menutup kenabian. Tidaklah mengherankan apabila kemudian Alquran menjadi Kitab
yang paling banyak dibaca orang, dikaji, dan ditelaah. Dan sungguh suatu "mukjizat"
bahwa kajian-kajian tersebut senantiasa menjadikan orang semakin kagum dan ingin
mengkaji lebih dalam.Salah satu dari keutamaan Alquran adalah keindahan bahasanya
(balaghah). Belakangan, para peneliti modern-dengan memanfaatkan kemajuan sains
dan teknologi-mengungkap kenyataan baru tentang adanya hubungan makna antara
kata-kata tertentu dalam Alquran, yang mempunyai frekuensi penyebutan yang sama
banyak. Inilah yang kemudian disebut dengan i'jaz `adadiy (keajaiban dari segi bilangan).
Mata pelajaran Alquran Hadis diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama
diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa
kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia
yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan
produktif, baik personal maupun sosial. Pendidikan sangat strategis dalam sebuah
proses transformasi sosial. Karena pendidikan merupakan satu dari tiga etalase yang
dapat mengidentifikasi maju-mundurnya suatu negara, di samping ekonomi dan
kesehatan. Bangsa besar adalah bangsa yang menghargai serta mencurahkan perhatian
khusus kepada problematika dan dinamika pendidikan. Referensi sejarah membuktikan
bahwa pendidikan sangat kontributif dalam memecahkan aneka permasalahan dan juga
dalam menyikapi pluralitas secara bijak. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentuka oleh
kualitas pendidikan yang diselenggarakan oleh negara yang bersangkutan. 2 Maka
2
Abu Zahra’ An Najdiy.Min Al-I’jaz al-balaghy wa al-‘adadiyblil al-quran al-karim,1996.(Bandung : Pustaka Hidaya)hlm.1
4
komitmen negara dalam menempatkan pendidikan pada posisi yang paling utama dan
paling khusus merupakan sebuah keniscayaan. Komitmen tersebut akan menentukan
dasar untuk membuat kebijakan yang berkualitas bagi pendidikan. Tetapi sebaliknya,
ketika negara tidak pernah memberikan perhatian dalam bidang ini, maka akan sulit
pula diharapkan pendidikan yang berkualitas. Dalam kondisi seperti ini kehancuran
pendidikan justeru akan ditemukan, yang implikasinya mengarah pada musnahnya
sendi-sendi kehidupan negara tersebut.Definisi pendidikan sebenarnya sangat beragam
dikemukakan oleh para ahli pendidikan.
W.S. Winkel mengungkapkan bahwa pendidikan adalah bantuan yang diberikan
oleh orang dewasa kepada orang yang belum dewasa, agar dia mencapai
kedewasaannya.Lain lagi dengan Ainurrofiq, yang memberi pengertian pendidikan
sebagai proses pengembangan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melaui upaya pengajaran, pelatihan, proses,
perbuatan dan cara-cara yang mendidik.Sementara itu, Azyumardi Azra menyimpulkan
bahwa pendidikan merupakan suatu proses penyiapan generasi muda
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
kebesaran Allah yang ke-8 Alquran tidak bisa dipalsukan oleh siapapun dengan cara
apapun tak seorangpun bisa menandinginya tak ada pula yang mampu mengubahnya
Alquran dijamin kebenarannya oleh Allah sebab dia sendiri yang memelihara kemurnian
Alquran sehingga
merupakan jawaban atas tantangan yang dihadapkan kepada mereka oleh berakhir
dengan wafatnya nabi-nabi tersebut.
2. Mu’jizat immaterial logis dan kekalAdapun mukjizat yang diberikan kepada Nabi
Muhammad Saw yaitu mu’jizat yang bersifat immaterial logis dan kekal, yaitu berupa al-
Qur’an. Hal ini dimaksudkan bahwa Nabi pihak-pihak lawan, misalnya: perahu Nabi Nuh
as. yang dibuat atas petunjuk Allah sehingga mampu bertahan dalam situasi dalam
ombak dan gelombang yang sedemikian dahsyat; tidak terbakarnya Nabi Ibrahim as.
dengan dilemparkan dalam kobaran api yang sangat besar, tongkat Nabi Musa as.
beralih wujud menjadi ular, penyembuhan yang dilakukan oleh Nabi Isa as. terhadap
berbagai macam penyakit atas izin Allah dan 4 lain-lain.Semua mukjizat tersebut hanya
bersifat inderawi siapapun tidak bisa menolak, namun terbatas bagi masyarakat di
tempat para nabi menyampaikan risalahnya, dan Muhammad diutus kepada seluruh
4
Rizah Nazlianto Dan Syamsul Bahri.ijazul quran,pemgertian macam-macam dan polemiknya.vol 3 (2017).hlm. 132
7
umat manusia hingga akhir zaman.alQuran sebagai bukti kebenaran ajarannya, ia harus
siap untuk disajikan kepada semua orang, kapanpun, tanpa mengenal batas waktu,
situasi, dan kondisi apapun. Hal ini seiring dengan berjalannya waktu setiap manusia
mengalami perkembangan dalam pemikirannya. Sebagaimana yang dikatakan oleh
Auguste Comte sebagaimana yang dikutip oleh Quraish Shihab tentang fase-fase
perkembangan pikiran manusia, yaitu: (1) Fase keagamaan, karena keterbatasan
pengetahuan manusia tentang menafsirkan tentang semua gejala yang terjadi,
dikembalikan kepada kekuasaan Tuhan atau jiwa yang tercipta dalam pikirannya
masingmasing; (2) Fase metafisika, semua fenomena atau kejadian dikembalikan pada
awal kejadian, misalnya: manusia pada awal kejadiannya; (3) Fase ilmiah, manusia
dalam menafsirkan fenomena melalui pengamatan yang teliti dan penelitian sehingga
didapat sebuah kesimpulan tentang hukum alam yang mengatur semua fenomena alam
ini. Bila alQur’an tidak logis dan tidak dapat diteliti kebenarannya melalui metode ilmiah
maka membuat manusia ragu akannya atau akan ada yan mengatakan bahwa al-Qur’an
tidak berguna lagi tidak bisa dipakai pada saat ini. Hal ini tidak boleh terjadi pada sebuah
mu’jizat yang disiapkan untuk sekarang sampai akhir zaman.
8
Jika kita mendengar ayat-ayat al-Qur’an pertama yang terasa ditelinga adalah nada
dan langgamnya meskipun ia bukan syair namun ia memiliki irama dan lagu yang
sangat indah sebagaimana yang dikatakan oleh Marmaduke picthall dalam “The
mining of Glorius Qura’n” yang dikutip oleh Quraish mengatakan bahwa: “Al-Qur’an
mempunyai simponi yang tidak ada taranya dimana setiap nadanya bisa
mengerakkan manusia untuk menangis dan bersuka cita“. Hal ini disebabkan oleh
huruf dan baris yang dipilih bervariasi melahirkan keserasian bunyi dan kemudian
kumpulan kata –kata itu melahirkan keserasian irama dalam rangkaian kalimat ayat-
ayat menjadikannya indah sebagaimana fitrah manusia yang mempunyai estetika.
3. Kemu’jizatan dari aspek kepadatan isi
Di sisi lain, al-Qur’an mngandung isinya yang singkat dan padat. Ketika seseorang
ingin menyampaikan pesan yang banyak maka ia harus memilih kata atau kalimat,
paling sedikit harus ada kata agar bisa merangkum pesan-pesan yang hendak
disampaikan. Tidak demikian halnya dengan al-Qur’an, kata yang singkat dapat
menampung sekian banyak pesan dan makna. Misalnya firman Allah dalam surat al-
Qur’an dalam surat al-Baqarah ayat 212. Dalam hal ini, Quraiish Shihab memahami
ayat ini dalam beberapa makna, antara lain: (1) Allah memberikan rezeki kepada
siapa yang dikehendaki-Nya tanpa ada yang berhak mempertanyakan kepada-Nya
mengapa ia memperluas rezeki kepada seseorang dan mempersempit kepada yang
lain; (2) Allah memberikan rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa ia
memperhitungkan pemberian itu, (3) Allah memberikan kepada seseorang tanpa
yang diberi rezeki tersebut menduga kehadiran rezeki tersebut; (4) Allah
memberikan rezeki kepada seseorang tanpa yang bersangkutan dihitung secara detil
amal-amalnya; (5) Allah memberikan rezeki yang amat 5 banyak sehingga yang
bersangkutan tidak sanggup menghitungnya.16 Makna yang dipahami dari lima
point tersebut, bukan berarti ini sudah baku, bisa jadi masih banyak makna lain yang
5 Ibid.vol 3 (2017).hlm.133
9
bisa dikaji dari tafsiran ayat-ayat tersebut. Hal ini menunjukkan kepada kedalaman
alQur’an itu sendiri.
4. Kemu’jizatan dari aspek kesempurnaan
Di samping itu, al-Qur’an sungguh mengadung makna yang sempurna dari berbagai
dimensi yang dapat memuaskan para pemikir dan orang kebanyakan. Biasanya, di
setiap penulisan sebuah artikel, di mana pada setiap penutupan, selalu bertuliskan
bahwa, artikel ini jauh dari kesempurnaan. Karena itu, dibutuhkan kritik dan saran
yang membangun untuk perbaikan. Tentu saja, hal ini menjadikan sebagian orang
tidak puas dalam membaca artikel tersebut. Tetapi, lain halnya dengan al-Qur’an, di
mana al-Qur’an bisa dipami oleh semua orang. Bisa saja seorang awam merasa puas
dalam memahami ayat-ayat al-Qur’an yang sesuai dengan kadar kemampuannya,
tetapi ayat yang sama dapat dipahami dengan luas oleh filosof dalam pengertian
tidak terjangkau oleh orang kebanyakan.17Di sisi lain, manusia memiliki daya pikir
dan daya rasa berupa akal dan kalbu. Ketika seseorang berbicara ingin
menyampaikan sebuah pesan sulit dalam waktu bersamaan pesan yang disampaikan
bisa menyentuh akal dan hati sekaligus. Nah, ada sesuatu yang uniknya dalam al-
Qur’an, yakni pemaparannya dapat menyentuh akal dan hati sekaligus. Karena itu,
ketika berbicara tentang sesuatu hukum, misalnya redaksi yang digunakannya tidak
“kaku” sebagaimana halnya redaksi pakar-pakar hukum. Sebab al-Qur’an
menguaraikan keteapan hukum itu dengan argumen logika dan gaya bahsa yang
berbeda.
5. Kemu’jizatan dari aspek ketepatan makna6
Bahkan, lebih jauh al-Qur’an memiliki keindahan dan ketepatan maknanya. Tidak
mudah sebenarnya untuk menjelaskan dimana letak keindahan dan ketetapan
bahasa al-Qur’an. Apalagi bagi kita yang tidak memiliki kapasitas bahasa arab yang
memadai. Namun secara lahiriah saja keindahan al-Qur’an itu sudah nampak dan
untuk melihat di mana letak ketepatannya akan dicoba dalam beberapa ayat berikut
ini namun sebelumnya, penulis akan mencoba memberikan sebuah ilustrasi yang
bisa mengantarkan kita dalam memahami keindahan dan ketepatan
6
Quraish shihab ,Mukjizat alquran.(Bandung;Mijan,1998),hlm.23
10
maknanya.19Ketika kita kedatangan seorang tamu yang tidak diundang dan tidak
kita harapkan, pintu rumah hanya akan dibuka kalau tamu yang bersangkutan telah
mengetuknya. Maka pertanyaan ini yang muncul selanjutnya barangkali: ”Ada perlu
apa anda ke sini?.” Hal ini diucapkan dalam keadaan muka masam dan tidak
bersahabat, jauh dari rasa senang. Namun tidak begitu halnya bila seseorang yang
datang ditunqgu-tunggu dan dirindu, jauh-jauh hari kita sudah mempersiapkan
seindah mungkin, makanan secukupnya dan pintu rumah senantiasa terbuka
untuknya. Ketika ia tiba yang muncul pertama berupa perkataan “selamat datang”.
Hal ini menggambarkan kegembiraan yang luar biasa, kata yang diucapakn sesuai
dengan kondisi yang ada dihadapannya. Dalam al-Qur’an surat Az-Zumar ayat ,kita
dapat menemukan uraian tentang bagaimana penyampain malaikat bagi orang kafir
dan muslim. Orang kafir diantar oleh malaikat ke neraka pasti disambut dengan
ucapan para penjaganya,” bukanlah telah datang kepadamu para rasul–rasul dari
jenis kamu sendiri, membaca ayat-ayat Tuhan kami...”.20Dari kutipan di atas dapat
dilihat bagaimana perbedaan kalimat yang digunakan oleh malaikat dalam
penyambutan orang muslim dan orang kafir. Masing-masing disesuaikan dengan
tempatnya. Untuk orang kafir, nadanya tidak bersahabat berupa sindiran, sedangkan
untuk orang muslim, menampakkan sebuah keakraban dan penghormatan. Sudah
sewajarnya bagi orangorang yang membangkang, Allah pakai sebuah kata sindiran
untuk mengingatkan akan kelalaiannya, dan untuk orang beriman bagi mereka
diberikan sebuah penghormatan.
11
dikandungnya. Misalnya. alharts/membajak dengan az-zira’ah/bertani masing-
masing sebaganyak 14 kali dan sebagainya; (c) Kesimbangan antara jumlah bilangan
kata dengan jumlah kata yang menunjukan kepada akibatnya. Misalinya, kata al-
infaq/menafkahkan dengan kata arrizha/kerelaan masing-masing73 kali dan
sebagainya; (d) Kesimbangan antara jumlah bilangan kata dengan kata
penyebabnya. Misalnya, kata al-israf/pemborosan dengan kata as-sur’ah/ketergesa-
gesaan masingmasnig 23 kali dan sebagainya.Hal ini menunjukkan sebuah bukti
keahlian Allah dalam menyampaikan kalamnya. Siapapun dalam membicarakan
sesuatu atau menulis semua pesan tidak bisa ditemukan kelebihankelebihan seperti
yang disebutkan di atas. Semua yang disampaikan oleh Allah Swt penuh dengan
perhitungan yang pasti, dan adanya keseimbangan, memiliki makna namun
keterbatasan manusia belum mampu menjangkau apa ibarat dibalik semua itu.
Mukjizat dari Aspek Ilmiah Sebelumnya perlu menjadi catatan kita semua bahwa al-
Qur’an bukanlah kitab ilmiah sebagaimana kitab-kitab ilmiah lainnya yang kita lihat
sekarang isyarat ilmiah yang terkandung di dalamnya adalah jawaban atas
tantangan-tantangan dan pertanyaan–pertanyaan yang datang dari berbagai pihak.
Ia hadir untuk membuktikan kebenaran risalah Muhammad Saw di sini tidak ada segi
kekurangan yang bisa menumbuhkan keraguan ke dalam hati manusia kecuali
manusia yang memiliki penyakit di dalam hatinya.Dapatlah kita ambil sebuah contoh
tentang oksigen. Sebagaimana firman Allah yang terdapat dalam surat Yasin ayat
80dapat dipahami bahwa Allah Swt menyalakan api ke dalam tubuh manusia dengan
api tersebut manusia dapat hidup. Sebenarnya, kalau dipikirkan secara sepintas
suatu hal yang mustahil, mana mungkin api bisa menyala ke dalam tubuh manusia
melalui daun yang hijau. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dalam daun
yangbhijau tersebut ke luar api memang benar, sebab apai tersebut digunakan oleh
manusia untuk pernafasan yang membakar tubuh manusia. Api yang dimaksud oleh
para pakar tersebutadalah oksigen yang sangat dibutuhkan oeh tubuh manusia.Di
samping itu, dapat kita ambil contoh lain tentang keturunan manusia, misalnya
12
firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 223. Ayat tersebut dapat dipahami bahwa
Allah Swt mengisyaratkan bahwa wanita sebagai ladang kita menentukan buah,
buah itu ditentukan oleh pihak petaninya. Karena itu yang menentukan jenis kelamin
anak adalah pihak laki-laki. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dalam gennya
wanita terdapat kromosom XX, sedangkan dalam gennya laki-laki terdapat
kromosom XY, sehingga dalam proses pertumbuhan kemungkinkan melahirkan anak
laki-laki yang sama besarnya dengan kemungkinan lahirnya anak perempuan. Dan
masih banyak contoh-contoh lain yang menunjukan tentang keilmiahan al-Qur’an
Mu’jizat dari pemberitaan ghaib Seorang yang belum pernah datang kerumah kita
tentunya ia tidak akan mengetahui dimana rumah kita berada, bagaimana
bentuknya dan apa saja isi didalamnya, ini adalah hal ghaib bagi orang tersebut.
Ketika suatu waktu ia kerumah dan mengetahuinya maka hal tersebut bukanlah hal
ghaib. Keterbatasan manusia menjadikan baginya banyak hal yang tidak bisa
diketahui tanpa adanya sebuah penunjukan terlebih dahulu berupa kisah atau
pemberitaan wahyu dan kemudian hari dibuktikan dengan sebuah penelitian atau
penemuan.
13
1907, Elliot Smith membuka kembali mumi itu, ternyata badannya Fir’aun tersebut
masih dalam keadaan utuh sampai sekarang. Kemudian tahun 1975 ahli bedah
Prancis, Maurice Bucaille mendapat izin untuk melakukan penelitian lebih lanjut
tentang Mumi tersebut dan menemukan bahwa Fir’aun meninngal di laut, ini
terbukti dari bekas-bekas garam yang memenuhi sekujur tubuhnya”.Hal ini
hendaklah dapat membuka mata kita akan kebenaran risalah Rasul yang berupa al-
Qur’an memberikan sebuah perumpamaan yang sangat agung, luar biasa dan telah
dibuktikan dengan nyata agar menjadi pelajaran buat kita semua.
Terdapat perbedaan dalam menilik aspek kemukjizatan ilmiah al-Qur’an itu. Menurut
Manna’ al-Qaththan bahwa pada aspek kemukjizatan ilmiah al-Qur’an sebenarnya
bukan terletak pada pencakupannya akan teori-teori ilmiah yang selalu baru dan
berubah serta merupakan hasil usaha manusia dalam penelitian dan pengamatan.
Tetapi ia terletak pada dorongannya untuk berpikir dan menggunakan akal. Al-Qur’an
mendorong manusia agar memperhatikan dan memikirkan alam. Al-Qur’an tidak
mengebiri aktivitas dan kreativitas akal dalam memikirkan alam semesta, atau
14
menghalanginya dari penambahan ilmu pengetahuan yang dapat dicapainya. Dan tidak
ada sebuah pun dari kitab-kitab agama terdahulu memberikan jaminan demikian seperti
yang diberikan oleh al-Qur’an.Sehingga, kemukjizatan ilmiah al-Qur’an sesungguhnya
terletak pada dorongannya kepada 7umat Islam untuk berpikir di samping membukakan
bagi mereka pintu-pintu pengetahuan dan mengajak mereka memasukinya; masuk di
dalamnya dan menerima segala ilmu pengetahuan baru yang mantap dan stabil. Kendati
demikian, Ahmad Fuad Pasya, memberikan pengertian yang sedikit berbeda. Ia
mengemukakan bahwa al-i’jaz al-‘ilmiy (mukjizat ilmiah) bagi al-Qur’an atau hadis
adalah bahwa keduanya telah terlebih dahulu memberitahukan kepada kita tentang
fakta berbagai fenomena alam sebelum ditemukan oleh ilmu empiris dan penafsirannya
secara ilmiah. Penafsiran ilmiah yang dimaksud adalah mengungkap makna-makna baru
ayat al-Qur’an sesuai kebenaran teori sains. Dengan kata lain, bahwa kedua sumber
agama tersebut telah mengabarkan kepada kita tentang fakta-fakta ilmiah yang kelak
ditemukan dan dibuktikan oleh eksperimen sains umat manusia dan terbukti tidak dapat
dicapai dan diketahui dengan sarana kehidupan yang ada pada masa Rasulullah. Hal ini
membuktikan kebenaran yang disampaikan oleh Rasulullah. Dari sini kelihatannya ia
berusaha untuk memberikan pembedaan antara mukjizat ilmiah al-Qur’an dengan
penafsiran ilmiah al-Qur’an.Mengenai hal itu, Yusuf Qardhawi juga berpendapat bahwa
kemukjizatan ilmiah al-Qur’an adalah tidak hanya terletak pada kekuatan ungkapan
bahasa, dalam arti bahwa bahasa atau kalimat yang digunakan dalam ayat-ayat al-
Qur’an bersifat “elastis” yang tidak hanya bisa dipahami oleh akal orang Arab pada saat
itu. Akan tetapi juga dapat diungkap makna yang lebih jauh dan mendalam sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan modern saat ini.
Dan mengenai hubungan antara al-Qur’an dengan ilmu pengetahuan, M. Quraish Shihab
mengemukakan bahwa membahas hubungan antara al-Qur’an dan ilmu pengetahuan
bukan dinilai dengan banyaknya cabang-cabang ilmu pengetahuan yang tersimpul di
dalamnya, bukan pula dengan menunjukkan kebenaran teori-teori ilmiah. Tetapi
7
Op.Cit.vol 1,Episteme (2014). Hlm.53
15
pembahasan hendaknya diletakkan pada proporsi yang lebih tepat sesuai dengan
kemurnian dan kesucian al-Qur’an dan sesuai pula dengan logika ilmu pengetahuan itu
sendiri.19Ia menambahkan, al-Qur’an telah memerintahkan umat manusia untuk
memperhatikan ayat-ayatnya agar dapat mengantarkan mereka kepada keyakinan dan
kebenaran Ilahi. Di samping itu, perhatian terhadapayat-ayat al-Qur’an juga bertujuan
untuk menemukan alternatif-alternatif baru melalui pengintegrasian ayat-ayat tersebut
dengan perkembangan situasi masyarakat tanpa mengorbankan prinsip-prinsip pokok
ajarannya (al-ushu>l al-‘ammah).20 Dengan demikian, kita bisa melihat bahwa al-Qur’an
sesungguhnya memberikan perhatian besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.
Lagipula tidak perlu dikhawatirkan bahwa penafsiran ilmiah ini akan menodai kesucian
al-Qur’an atau menyeretnya ke dalam keinginan para mufassir. Sebab penafsiran ilmiah
hanyalah alat atau metod yang digunakan oleh sebagian mufassir untuk mencari makna
yang terselip dalam suatu ayat.8
8
OP.Cit.vol 1,Episteme (2014). Hlm.54
16
BAB III
Penutup
kesimpulan
Alquran adalah mukjizat abadi Nabi Besar Muhammad saw. Adalah sangat istimewa,
mukjizat abadi itu justru merupakan sebuah Kitab, dan dengannya Allah menutup
kenabian. Tidaklah mengherankan apabila kemudian Alquran menjadi Kitab yang paling
banyak dibaca orang, dikaji, dan ditelaah. Dan sungguh suatu "mukjizat" bahwa kajian-
kajian tersebut senantiasa menjadikan orang semakin kagum dan ingin mengkaji lebih
dalam.Salah satu dari keutamaan Alquran, seperti seringkali dibicarakan, adalah
keindahan bahasanya (balaghah).
Saran
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,baik
dari tulisan maupun bahasa yang kami sajikan, oleh karena itu mohon diberikan
sarannya agar kami bisa membuat makalah lebih baik lagi. Dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua
17
Daftar pustaka
18