Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SUMBER KAJIAN ISLAM I (AL-QUR’AN)

Dosen Pengampu:
Habib Al-Amin, M.Sy.

Disusun oleh kelompok 4:


Anggota :

Irmansyah : 22.02.944
Ervan Sugiyono : 22.02.973
Farochi Rahim : 22.01.880
Muhammad Qolbin Salim : 22.02.971
Surya Baskhara : 22.02.957
Zaenal Arifin : 22.02.968

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
STIE WIDYA DARMA
SURABAYA
2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Tiada kata yang paling indah selain puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan karunia dan nikmatnya, terutama nikmat kesehatan dan
kesempatan, sehinnga kami bisa menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan Agama Islam dengan judul : “Sumber Kajian Islam I ( Al-Qur’an)”.

Tidak lupa pula, kami haturkan sholawat dan salam kepada suri tauladan Nabi
Muhammad SAW, sang revolusional islam sejati yang telah merubah paradigma pola pikir
umat sehinngga sampai detik ini kita masih bisa merasakan indahnya islam dan nikmatnya
iman.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik
dari segi bahasa maupun penulisan kami, dikarenakan terbatasnya pengalaman dan
pengetahuan yang kami miliki oleh karenanya, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
dari bapak pengampu kami pak Habib Al-Amin, M.Sy.

Surabaya, 03 Oktober 2022

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................1
C. Tujuan Masalah.......................................................................................................1
BAB II
LANDASAN TEORI...........................................................................................................2
A. islam..........................................................................................................................2
BAB III
A. Pengertian Al-Qur’an..............................................................................................3
B. Posisi Al-Qur’an Dalam Studi Islam .....................................................................5
C. Studi Al-Qur’an.......................................................................................................9
BAB IV
PENUTUP.............................................................................................................................10
A. Kesimpulan...............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Disetiap agama pasti memiliki pedoman yang dianggap sebagai sumber aturan
pagi kehidupannya, dan dalam agama islam sendiri, pedoman hidupnya merupakan
bersumber dari Al-Qur’an, jika dirujuk pada penafsiran masyarakat awam, Al-Qur’an itu
hanya pedoman yang cuman dibaca dan didengar. Padahal jika ditelusuri lebih dalam, Al-
Qur’an merupakan sesuatu yang terus menerus untuk dipelajari dan dikaji bahkan bisa
dijadikan pusat studi. Mengingat perkembangan zaman yang begitu pesat sehingga
munculnya sesuatu hal yang baru, untuk mengetahui suatu hal itu benar dan salahnya
tentu saja kita akan merujuk pada Al-Qur’an, bagaimanapun juga kita harus mampu
menyesuaikan perkembangan zaman dengan aturan Alla SWT.
Untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber kajian dalam menjalani kehidupan
kita, maka perlunya memahami lebih spesifik lagi apa itu Al-Qur’an serta menjadikan Al-
Qur’an sebagai sumber studi penting untuk dipelajari oleh umat islam. jika kita mampu
menerapkan apa yang ada dalam A-Qur’an maka kehidupan kita sehari-haripun akan
berlangsung dengan damai. Karena itu, masalah yang akan kami bahas pada makalah in
yaitu tenting sumber kajian islam (Al-Qur’an).

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengetian Dari Al-Qur’an ?
2. Seperti apa posisi Al-Qur’an dalam Studi Islam ?
3. Apa itu Studi Al-Qur’an ?
C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui Pengetian Dari Al-Qur’an.
2. Untuk mengetahui posisi Al-Qur’an dalam Studi Islam.
3. Untuk mengetahui Studi Al-Qur’an.

iv
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Islam
Secara istilah, Islam adalah nama bagi agama dimana yang ajaranajarannya
merupakan wahyu Tuhan melalui Rasul kepada manusia. Lebih tegasnya lagi Islam
merupakan ajaran-ajaran yang diwahyukan oleh Tuhan kepada seorang manusia melalui
Nabi Muhammad Saw, seorang Rasul. pada hakikatnya Islam mengajak kepada ajaran-
ajaran yang tidak hanya dari satu segi, akan tetapi tentang segala segi dari kehidupan
manusia.1 Islam sendiri merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab, yaitu salama
berarti selamat, damai dan sentosa. Asal kata itu dibentuk dari kata aslama, Islaman,
yuslimu yang artinya memelihara dalam keadaan sentosa, yang artinya juga menyerahkan
diri, patuh, tunduk dan taat. Untuk itu, secara antropologis kata Islam telah tergambarkan
kodrat manusia sebagai makhluk yang patuh dan tunduk pada Tuhan.2

Pada hakikatnya, Ajaran Islam merupakan kumpulan dari berbagai prinsip-prinsip


kehidupan, ajaran mengenai bagaimana seharusnya manusia dapat menjalankan
kehidupannya di dunia yang fana ini, satu prinsip dengan yang lainnya saling terkait
sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan. Bukan bahwa
ada satu nilai yang dapat berdiri sendiri. Oleh karena itu, pada dasarnya Islam adalah satu
sistem, paket nila, satu paket yang saling terkait anatara satu dengan satu yang lainnya,
membentuk teoriteori Islam yang baku3

1
Muhammad Alim, Pendidikan Agam Islam, cet. ke-2 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 92
2
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), h. 500
3
Fuad Amsyari, Islam Kaffah Tantangan Sosial dan Aplikasinya di Indonesia, (Jakarta: Gema Insan Press,
1995), hlm. 22.

v
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengetian Al-Qur’an
Al-Qur’an menurut bahasa, merupakan suatu bentuk masdar atau asal kata dari
kalimat “qara`a” yang berarti menggabungkan (adh-dhommu) dan mengumpulkan
(al-jam`u), Qiraa`ah yang artinya menggabungkan hurufhuruf, kalimat-kalimat yang
satu dengan kalimat lainnya dengan tertib (tartil). Al-Qur’an pada hakikatnya seperti
al-Qira`ah, yaitu masdar atau asal kata dari qara`a qira`atun dan qur`anan. Adapun
al-Qur’an.
Sedangkan menurut istilah, Al-Qur’an adalah kalam Allah yang berisi mukjizat,
diturunkan atau diwahyukan kepada Rasul yaitu Nabi Muhammad saw, ditulis di
mushaf serta diriwayatkan secara mutawatir, dengan membacanya adalah ibadah . Al-
Quran merupakan sumber dasar ajaran Islam yang pertama dan utama karena al-
Quran memiliki nilai-nilai yang absolut (mutlak) yang telah Allah Swt turunkan
melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Saw. Nilai esensi dari kitab suci Al-
Quran yaitu selamanya akan abadi dan relevan pada perkembangan zaman, tanpa
adanya perubahan sama sekali tidak terpengaruh oleh waktu. Dibutuhkan penafsiran
dalam Al-Qur’an untuk menggali setiap ajaran yang terkandung didalamnya. Allah
swt pencipta manusia maka Ia pula yang akan mendidik manusia, Hal ini telah
terkandung dalam wahyu-Nya.4

Umat Islam percaya bahwa Al Qur'an difirmankan langsung oleh Allah kepada
Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril, berangsur-angsur selama 22 tahun, 2
bulan 22 hari atau rata-rata selama 23 tahun, di mulai sejak tanggal 17 Ramadhan.
pengumpulan Al-Qur'an ditempuh dengan cara: pertama al jam'u fis sudur para
sahabat menghafalnya di luar kepala setiap kali Nabi Muhammad SAW menerima
wahyu, hal ini bisa dilakukan oleh mereka dengan mudah terkait dengan kultur
budaya orang arab yang menjaga Turats peninggalan nenek moyang mereka
diantaranya berupa syair atau cerita dengan media hafalan dan mereka sangat
masyhur dengan kekuatan daya hapalnya kedua al jam'u fis suthur yaitu wahyu turun
saat Nabi Muhammad berumur 40 tahun yaitu 12 tahun sebelum hijrah ke Madinah
4
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2010), hlm. 33.

vi
hingga wafat pada tahun 632. Umat Muslim menghormati Al-Qur'an sebagai sebuah
mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW, sebagai salah satu tanda dari kenabian, dan
merupakan puncak dari seluruh pesan suci (wahyu) yang diturunkan oleh Allah SWT
sejak Nabi Adam dan diakhiri dengan Nabi Muhammad SAW. Kata "Quran"
disebutkan sebanyak 70 kali di dalam Al-Qur'an itu sendiri.

Menurut ahli sejarah beberapa sahabat Nabi Muhammad Shallallah Alaihi Wasallam
memiliki tanggung jawab menuliskan kembali wahyu Allah SWT berdasarkan apa
yang telah para sahabat hafalkan. Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, para sahabat
segera menyusun dan menuliskan kembali hafalan wahyu mereka. Penyusunan
kembali Al-Qur'an ini diprakarsai oleh Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq atas usulan
dari Umar bin Khattab dengan persetujuan para sahabat senior.

Al-Qur’an menjelaskan sendiri bahwa isi dari Al-Qur’an adalah sebuah petunjuk.
Terkadang juga dapat berisi cerita mengenai kisah bersejarah, dan menekankan
pentingnya moral. Al-Qur’an digunakan bersama dengan hadis untuk menentukan
Syari'ah. Saat melaksanakan Salat, Al-Qur’an dibaca hanya dalam bahasa Arab.
Beberapa pakar Barat mengapresiasi Al-Qur’an sebagai sebuah karya sastra bahasa
Arab terbaik di dunia.

Seseorang yang menghafal isi Al-Qur'an disebut Hafiz. Beberapa umat Muslim
membacakan Al-Qur’an dengan tartil, dan peraturan, yang disebut tajwid. Saat bulan
suci Ramadan, biasanya umat Muslim melengkapi hafalan Dan membaca Al-Qur’an
mereka setelah melaksanakan shalat tarawih. Untuk memahami makna dari al quran,
umat Muslim menggunakan rujukan yang disebut tafsir.

B. Posisi Al-Qur’an dalam Studi Islam


Al-qur'an adalah Firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang berangsur angsur dalam bahasa arab yang menerangkan hukum hukum, aqidah,
nasehat dan lain lain dan menjadi mukjizat buat Nabi Muhammad SAW dan menjadi
pegangan Ummat Nabi Muhammad SAW. Jadi isi Al-Qur’an meliputi segala macam
persoalan, dan bisa dibahas dari berbagai aspek. Al-Qur’an juga dapat dilihat dari segi
kandungannya yang bukan hanya mengemukakan persoalan-persoalan yang

vii
menyangkut peribadatan saja, tetapi meliputi juga persoalan teologi, persoalan
kemasyarakatan, persoalan eksistensi manusia bahkan persoalan-persoalan yang
menyangkut pemenuhan kebutuhan hidup manusia seperti ilmu dan teknologi.
Posisi Al-Qur’an sebagai sumber ajaran Islam yang pertama, maka segala sesuatu
pembahasan mengenai keIslaman, baik yang menyangkut ajaran maupun yang
menyangkut unsur-unsur pendukung terlaksananya ajaran tersebut, seluruhnya
mengacu kepada Al-Qur’an. Bagi orang-orang yang percaya akan kemu’jizatan Al-
Qur’an, maka Al-Qur’an itu betul-betul akan menjadi petunjuk baginya dalam
kehidupan beragama, bermasyrakat dan bernegara.
Ilmu pengetahuan yang dikaji dari Al-Qur’an dan Hadist yang dianggap
sebagai ilmu pengetahuan Islam, sedangkan ilmu pengetahuan yang bersumber
dari alam, dan dari masyarakat dikeluarkan dari struktur ilmu pengetahuan Islam.
Dengan demikian munculah dikotomi ilmu pengetahuan Islam dengan umum.
Kalau hal ini dibiarkan terus berkembang maka akan membawa dampak negatif,
misalnya teknologi nuklir bisa menjadi senjata pemusnah yang seharusnya untuk
kesejahteraan manusia.
Oleh karena itu Ilmu pengetahuan Islam perlu direkonstruksi kembali dengan
paradigma baru yaitu bahwa ilmu pengetahuan Islam menggambarkan
terintegrasinya seluruh sistem ilmu pengetahuan dalam satu kerangka. Ilmu
pengetahuan Islam menggunakan pendekatan wahyu, pendekatan filsafat, dan
pendekatan empirik, baik dalam pembahasan substansi ilmu, maupun pembahasan
tentang fungsi dan tujuan ilmu pengetahuan. Dengan rekonstruksi ilmu
pengetahuan Islam tidak terkait lagi adanya dikotomi antara ilmu pengetahuan
Islam (syari’ah) dengan ilmu pengetahuan umum, keduanya saling berhubungan
secara fungsional (fungsional Corelation).5
Islam bukan hanya terdiri dari satu dua aspek saja, tetapi memiliki beberapa
aspek, yaitu aspek teologi, ibadah, akhlaq, filsafat, kebudayaan, dan lain
sebagainya. Semua aspek itu dtulis dan dibahas oleh para ahli sehingga
melahirkan berbagai ilmu yang kemudian dikenal dengan ilmu-ilmu keislaman.

5
https://iandadonara.blogspot.com/2014/10/posisi-al-quran-dalam-studi-keislaman.html

viii
Semua disiplin ilmu tersebut bersumber pada Al-Qur’an. Secara singkat dapat
diterangkan sebagai berikut:
1. Ilmu Tauhid (Teologi)
Ilmu tauhid adalah ilmu yang membicarakan tentang wujud Allah SWT,
sifat-sifat yang wajib ada, sifat-sifat yang mustahil dan sifat-sifat yang
mungkin ada pada-Nya, dan membicarakan tentang Rasul-Rasul Tuhan,
sifat yang wajib, mustahil dan jaiz padanya.3 Dalam ilmu tauhid juga
dibahas tentang orang-orang yang beriman, kafir, musyrik dan sebagainya.
2. Ilmu Hukum
Hukum islam atau fiqh dapat diartikan sebagai ilmu yang membahas tentang
hukum-hukum syari’at yang bersifat amaliah praktis, yang diambil dari
dalil-dalil yang terperinci. Dalil-dalil yang dimaksud itu bersumber antara
lain dari al-Qur’an, yang menjadi wahyu Allah yang paling sempurna dan
terakhir untuk manusia, yang arus dijadikan pedoman utama bahkan tunggal
bagi manusia untuk dijadikan sumber hukum.5 Di dalam al-Qur’an juga
terdapat pernyataan terperinci tentang hukum dalam semua hal. Dan ayat-
ayat yang mengandung masalah hukum disebut ayat ahkam. Ayat-ayat yang
menjadi dasar bagi hukum yang dipakai untuk mengatur masyarakat dalam
Islam.
3. Ilmu Tasawuf
Tasawuf atau sufisme itu bertujuan agar seseorang secara sadar memperoleh
hubungan langsung dengan Tuhan, sehingga disadari benar bahwa ia berada
di hadirat Tuhan.

4. Ilmu Filsafat Islam

ix
Filsafat Islam adalah ilmu yang berbicara tentang segala sesuatu yang ada
untuk dicari hakikat atau dasar serta prinsip-prinsipnya secara sistematik,
radikal dan universal. Ilmu ini muncul berdasarkan dengan filsafat Yunani
yang dijumpai kaum Muslimin di Alexandria, Mesir, Syiria dan Persia
sebelah timur. Namun dalam pengembangan ilmu filsafat islam ini
menyesuaikan dengan ajaran yang ada didalam al-Qur’an.

C. Studi Al-Qur’am
1. Pengertian Studi Al-Qur’an
Studi al-qur’an secara etimologi terdiri dari dua kata, yaitu Studi dan Al-
Qur’an. Studi adalah bahasa Indonesia yang telah diadabtasi dari bahasa Inggris,
yaitu Studi yang berarti penelitian ilmiah, kajian, telahaan, atau mempelajari.
Dengan bahasa lainnya studi juga dikenal dalam bahasa arab dengan kata ‘Ulum .
Kata ‘ulum’ dalam bahasa arab adalah bentuk jamak dari kata ‫ ِع ْل ُم‬, ia merupakan
bentuk masdar dari kata ‫ ُعلُوْ ٌم‬: ‫ يَ ْعلَ ُم – ِع ْل ٌمجمعه‬-‫ َعلِ َم‬. Secara etimologi arti kata ‫ِع ْل ُم‬
adalah semakna dengan kata ‫ والمعرفة الفهم‬, dan pada pendapat yang lain kata ilmu
juga diartikan dengan kata ‫ الجزم‬, artinya suatu kepastian yang dapat diterima akal
penjelasannya.
Studi Qur’an/ ‘Ulumul Qur’an merupakan suatu ilmu yang mempunyai
ruang lingkup pembahasan yang sangat luas. Ulumul Qur’an meliputi semua ilmu
yang ada kaitanya dengan Al-Qur’an, baik berupa ilmu-ilmu agama, seperti ilmu
tafsir maupun ilmu-ilmu bahasa Arab, seperti ilmu balaghah dan ilmu I’rab al-
Qur’an.
Dalam Ensiklopedi Islam dijelaskan bahwa kata ilmu adalah merupakan
lawan kata dari jahl yang berati ketidak tahuan, atau kebodohan. Suatu yang
dengannya seseorang menjadi memiliki sifat yang jelas dalam menghadapi suatu
perkara. Ketika ilmu diartikan dengan pengetahuan, maka pengetahuan memiliki
dua jenis, yaitu :

a. Pengetahuan biasa

x
Pengetahuan biasa diperoleh dari keseluruhan bentuk upaya kemanusiaan,
seperti perasaan, pikiran, pengalaman, panca indra, dan intuisi untuk
mengetahui sesuatu tanpa memperhatikan objek, cara, dan kegunaannya.
Dalam bahasa inggris jenis pengetahuan ini disebut knowledge.Selanjutnya
b. Pengetahuan ilmiah
Pengetahuan Ilmiah adalah keseluruhan bentuk upaya kemanusiaan untuk
mengetahui sesuatu, tetapi dengan memperhatikan objek yang ditelaah, cara
yang digunakan, dan kegunaan pengetahuan tersebut.

Sebuah ilmu dalam Islam harus dapat dibuktikan kebenarannya melalui


standarisasi Islam, sehingga proses melahirkan dan menerapkan ilmu tersebut sarat
dengan nilai-nilai keIslaman. Oleh karena hakikat ilmu dalam konsep Islam adalah
berasal dari Allah Swt. maka proses penelusuran dan penggunaan ilmu tersebut wajib
mematuhi nilai-nilai Islam atau ketetapan yang telah diatur Allah Swt. Dalam konteks
sebagai disiplin ilmu, Abu Syahbah menjelaskan bahwa suatu ilmu juga berarti sejumlah
materi pembahasan yang dibatasi kesatuan tema atau tujuan. Maksudnya sebuah ilmu itu
juga harus memiliki kesatuan kawasan garapan pembahasan yang jelas dan tujuan
tertentu. Dengan demikian, pemakalah menyimpulkan bahwa pengertian kata ulum
sebagai jamak dari kata ilmu adalah berarti kumpulan dari sejumlah pengetahuan ilmiah
yang membahas sejumlah materi yang dibatasi kesatuan tema atau tujuan.

Alquran secara etimologi mengandung makna yang berbeda-beda di kalangan para


ulama, yaitu sebagai berikut : a. Al-Lihyani dan kawan-kawan mengatakan Alquran
berasal dari kata qara-a adalah merujuk kepada firman Allah Swt. Pada surat al-Qiyamah
ayat 17-18 yang berbunyi :

ُ‫ِإ َّن َعلَ ْينَا َج ْم َعهُ َوقُرْ آنَهُ فَِإ َذا قَ َرْأنَاهُ فَاتَّبِ ْع قُرْ آنَه‬

Artinya :

Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya dan membacanya.

sedangkan Menurut Abu Syahbah antara lain :

ْ َ‫ ْال َم ْنقُوْ ُل بِالتّ َواتُ ِر ْال ُمفِ ْي ُد لِ ْلق‬،ُ‫َلى خَات َِم َأ ْنبِيَاِئ ِه ُم َح ّم ٍد بِلَ ْف ِظ ِه َو َم ْعنَاه‬
‫ط ِع َو ْاليَقِ ْي ِن ْال َم ْكتُوْ بُ فِى‬ َ ‫ه َُو ِكتَابُ هللاِ َع ّز َو َج ّل ال ُمنَ ّز ُل ع‬
ِ ّ‫آخ ِر سُوْ َر ِة الن‬
‫اس‬ ِ ‫ف ِم ْن اَو ِّل سُوْ َر ِة الفَاتِ َح ِة اِل َى‬
ِ ‫اح‬
ِ ‫ص‬ ْ
َ ‫ال َم‬.

xi
‫مباحث تتلق بالقرأن الكريم من ناحية نزوله وترتيبه وجمعه وكتابته وقرائته وتفسيره وإعجازه وناسخه ومنسوخه‬
‫ودفع الشبه عنه ونحو ذالك‬

Artinya :

Beberapa pembahasan yang berhubungan dengan al-qur’anul karim dari segi turunnya,
urutannya, pengumpulannya, penulisannya, bacaannya, penafsirannya, kemu’jizatannya,
nasih mansuhnya , penolakan hal-hal yang dapat mendatangkan keraguan dari padanya,
dan lain sebagainya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Studi Al-Qur’an atau ‘Ulumul Qur’an secara
etimologi adalah Dari sisi gramatikalnya, pengertianulum al-Quran dapat
dipahami melalui dua pendekatan yaitu :

1. Pendekatan Idhafi

Pengertian Ulum Alquran secara idhafi yakni dalam bentuk idhofi ghoiru
mahdhah maka makna lafadh "Ulum" yang disandarkan kepada lafadzh
"Alquran" adalah berarti semua Ilmu yang berhubungan dengan Alquran
karena lafadh "Ulum" adalah jamakyang berarti banyak, sehingga mencakup
semua ilmu yang membahas Alquran dari berbagai macam segi. Antara lain,
ilmu tafsir, ilmu qira’at, ilmu rasm ustmany, ilmu gharib lafadzh, majaz
qur’an, dan lain-lain.

2. Pendekatan Maknawi

Ulum A-Qur'an secara Maknawi adalah segala sesuatu yang di bahas di


dalamnya berkaitan dengan al-Quran, seperti menurut Abu Bakar al-‘Arabi
ilmu-ilmu yang berkaitan dengan Alquran mencapai 77.450 bagian. Ilmu ini
merupakan kumpulan sejumlah pembahasan Pembahasan-pembahasan ini
mempunyai hubungan dengan Alquran, baik dari segi aspek keberadaannya
sebagai Alquran maupun aspek pemahaman kandungannya sebagai pedoman
dan petunjuk hidup bagi manusia.

xii
 Obyek adalah sasaran, dalam ilmu komunikasi, obyek dapat berupa pesan yang
bicara atau pihak yang diajak bicara . Dalam kajian ilmu , obyek berarti bahasa
kajian. Istilah filsafatnya adalah ontology. Setiap disiplin ilmu tidak lepas dari
bahasa kajian. Ini merupakan salah satu syarat bagi adanya displin ilmu.

 Sejarah & Perkembangan Ulumul Qur'an Meliputi sejarah rintisan Ulumul Qur’an
di masa Rasulullah SAW, Sahabat, Tabi'in, dan perkembangan selanjutnya
lengkap dengan nama-nama ulama dan karangannya di bidang Ulumul Qur’an di
setiap zaman dan tempat.

 Metodologi Penafsiran Al-Quran Meliputi pengertian tafsir & takwil, syarat-


syarat Mufassir dan adab-adabnya, sejarah & perkembangan ilmu tafsir, kaidah-
kaidah dalam penafsiran Al-Quran, Muhkam & Mutasyabih, Aam & Khoos,
Nasikh wa Mansukh, dan lain-lain.

BAB IV
PENUTUP

xiii
A. Kesimpulan
Al-Qur’an menurut bahasa, merupakan suatu bentuk masdar atau asal kata dari
kalimat “qara`a” yang berarti menggabungkan (adh-dhommu) dan mengumpulkan (al-
jam`u), Qiraa`ah yang artinya menggabungkan hurufhuruf, kalimat-kalimat yang satu
dengan kalimat lainnya dengan tertib (tartil). Al-Qur’an pada hakikatnya seperti al-
Qira`ah, yaitu masdar atau asal kata dari qara`a qira`atun dan qur`anan. Adapun al-
Qur’an. Sedangkan Posisi Al-Qur’an sebagai sumber ajaran Islam yang pertama, maka
segala sesuatu pembahasan mengenai keIslaman, baik yang menyangkut ajaran maupun
yang menyangkut unsur-unsur pendukung terlaksananya ajaran tersebut, seluruhnya
mengacu kepada Al-Qur’an. Bagi orang-orang yang percaya akan kemu’jizatan Al-
Qur’an, maka Al-Qur’an itu betul-betul akan menjadi petunjuk baginya dalam kehidupan
beragama, bermasyrakat dan bernegara.
Studi Qur’an/ ‘Ulumul Qur’an merupakan suatu ilmu yang mempunyai ruang
lingkup pembahasan yang sangat luas. Ulumul Qur’an meliputi semua ilmu yang ada
kaitanya dengan Al-Qur’an, baik berupa ilmu-ilmu agama, seperti ilmu tafsir maupun
ilmu-ilmu bahasa Arab, seperti ilmu balaghah dan ilmu I’rab al-Qur’an.

DAFTAR PUSTAKA

xiv
Muhammad Alim, Pendidikan Agam Islam, cet. ke-2 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006)
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2008).
Fuad Amsyari, Islam Kaffah Tantangan Sosial dan Aplikasinya di Indonesia, (Jakarta: Gema
Insan Press, 1995).
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2010).
https://iandadonara.blogspot.com/2014/10/posisi-al-quran-dalam-studi-keislaman.html
Nasir.(2019), Posisi Al-Qur’an Dalam Studi Keislaman,Vol 26,Nomor 1, Tahun 2019
[19] Al-Quran dan Terjemahannya ( Cet.X Bandung : CV Diponegoro, 2005), h. 209

xv

Anda mungkin juga menyukai