GANGGUAN MENSTRUASI
OLEH :
FADILLAH
P00324022142
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga Saya bisa menyelesaikan makalah dengan judul “Gangguan
Menstruasi” tepat pada waktunya. Makalah ini disusun dalam rangka untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Farmakologi
Saya berterima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah ini yang senantiasa
telah membimbing dan mengarahkan dalam proses pembuatan tugas serta
teman-teman yang selalu memberi dukungan dalam proses penyelesainya tugas ini.
Saya menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini sehingga mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca agar dapat membantu kami membuat tugas makalah yang baik dikemudian
hari.
Demikian tugas makalah ini saya buat, semoga apa yang tertuang dalam makalah
ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat terutama bagi para pembaca. Untuk
itu saya mengucapkan banyak terima kasih.
Penulis
PEMBAHASAN
1. Dismenorea
a. Definisi
Dismenorea adalah gangguan ginekologik berupa nyeri saat menstruasi, yang
umumnya berupa kram dan terpusat di bagian perut bawah.Rasa kram ini
seringkali disertai dengan nyeri punggung bawah, mual muntah, sakit kepala
atau diare. Istilah dismenorea hanya dipakai jika nyeri terjadi demikian
hebatnya, oleh karena hampir semua wanita mengalami rasa tidak enak di
perut bagian bawah sebelum dan selama haid. Dikatatakan demikian apabila
nyeri yang terjadi ini memaksa penderita untuk beristirahat dan
meninggalkan aktivitasnya untuk beberapa jam atau hari.
b. Patofisiologi
Selama siklus menstruasi di temukan peningkatan dari kadar prostaglandin
terutama PGF2 dan PGE2. Pada fase proliferasi konsentrasi kedua
prostaglandin ini rendah, namun pada fase sekresi konsentrasi PGF2 lebih
tinggi dibandingkan dengan konsentrasi PGE2. Selama siklus menstruasi
konsentrasi PGF2 akan terus meningkat kemudian menurun pada masa
implantasi window. Pada beberapa kondisi patologis konsentrasi PGF2 dan
PGE2 pada remaja dengan keluhan menorrhagia secara signifikan leih tinggi
dibandingkan dengan kadar prostaglandin remaja tanpa adanya gangguan
haid. Oleh karena itu baik secara normal maupun pada kondisi patologis
prostaglandin mempunyai peranan selama siklus menstruasi (Reeder, 2013).
Di ketahui FP yaitu reseptor PGF2 banyak ditemukan di myometrium.
Dengan adanya PGF2 akan menimbulkan efek vasokontriksi dan
meningkatkan kontraktilitas otto uterus. Sehingga dengan semakin lamanya
kontraksi otot uterus ditembah adanya efek vasokontriksi akan menurunkan
aliran darah keotot uterus selanjutnya akan menyebabkan iskemik pada otot
uterus dan akhirnya menimbulkan rasa nyeri. Dibuktikan juga dengan
pemberian penghambat prostaglandin akan dapat mengurangi rasa nyeri pada
saat menstruasi rasa nyeri pada saat menstruasi. Begitu juga dengan PGF2
dimana dalam suatu penelitian disebutkan bahwa dengan penambahan PGF2
dan PGE2 akan meningkatkan derajat rasa nyeri saat menstruasi (Anurogo,
2011).
c. gejala Amenorrhea
Menstruasi atau haid adalah proses peluruhan dinding rahim akibat tidak dibuahinya
sel telur. Kondisi yang umumnya terjadi setiap 21–35 hari sekali ini ditandai dengan
keluarnya darah dari vagina yang berlangsung selama 1–7 hari.
Normalnya, menstruasi mulai terjadi pada rentang usia 11–14 tahun dan berhenti saat
memasuki masa menopause. Akan tetapi, pada penderita amenorrhea, siklus
menstruasi tidak terjadi pada rentang waktu tersebut.
Amenorrhea primer
Jenis ini terjadi pada wanita usia 15 tahun yang tidak kunjung mengalami
menstruasi walaupun sudah menunjukkan tanda-tanda pubertas.
Amenorrhea sekunder
Jenis ini terjadi pada wanita usia subur yang sudah pernah haid sebelumnya
dan tidak sedang hamil, tetapi tidak mengalami menstruasi selama tiga siklus
berturut-turut atau lebi
Selain tidak mengalami haid, amenorrhea juga dapat disertai dengan beberapa gejala
lain, tergantung dari penyebab yang mendasarinya. Jika disebabkan oleh gangguan
hormonal, keluhan tambahan yang mungkin muncul adalah:
1. Terapi Hormon
Salah satu penyebab amenorrhea adalah sindrom ovarium polikistik (PCOS). Jika ini
penyebabnya, gangguan haid biasanya akan dilakukan dengan penanganan yang
berfokus untuk mengurangi kadar hormon androgen dalam tubuh.
Metode ini dilakukan untuk menstabilkan hormon, sehingga memicu siklus haid dan
sering dilakukan pada kondisi insufisiensi ovarium primer. Penanganan amenorrhea
yang satu ini dilakukan dengan memberi “pengganti” hormon estrogen yang tidak
dihasilkan oleh ovarium. Padahal, hormon ini dibutuhkan untuk mengatur siklus
menstruasi secara normal.
3. Konsumsi Obat
Contohnya :
Efek Samping
Efek samping yang dapat terjadi akibat konsumsi pil KB antara lain:
Mual
Flek atau perdarahan vagina di luar siklus menstruasi
Volume darah menstruasi lebih sedikit dari biasanya
Penurunan gairah seksual (libido)
Perubahan suasana hati
Sakit kepala ringan
Payudara bengkak atau sakit ketika disentuh
3. Menoragia
a. Defenisi Menoragia
merupakan perdarahan haid lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal
(lebih dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu menstruasi.
Umumnya jumlah darah menstruasi yang normal adalah sekitar 30 cc per hari, dan
lama haid 4-6 hari. Jika darah menstruasi seseorang mencapai 80cc, itu sudah
abnormal. Dalam istilah kedokteran disebut hipermenorea (menoragia) atau
menstruasi berlebihan.
b. Patofisiologi
c. Gejala menoragia
Pada penderita menorrhagia, mentruasi terjadi lebih dari 7 hari dan banyaknya darah
yang keluar melebihi jumlah normal.
Penggantian pembalut yang penuh darah dilakukan kurang dari 2 jam sekali
Menstruasi berlangsung lebih dari 7 hari
Bangun dari tidur di malam hari untuk mengganti pembalut
Darah yang keluar disertai gumpalan-gumpalan darah berukuran sebesar koin
Nyeri di perut bagian bawah
Darah yang keluar terlalu banyak sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari
d. Terapi
Terapi Inisial
Terapi inisial dilakukan untuk menangani kondisi perdarahan akut dengan volume
yang cukup banyak, misalnya apabila pasien jatuh dalam kondisi syok hipovolemik.
Lakukan resusitasi cairan sesuai protokol dan pertimbangkan
kebutuhan transfusi.[2,3]
Dosis dari conjugated equine estrogen per intravena yakni 25 mg diberikan setiap 4-6
jam selama 24 jam. Setelah 24 jam pertama, pemberian conjugated equine
estrogen dihentikan, dan pasien mulai dapat diberikan terapi transisi menjadi obat oral
progestin. Progestin yang digunakan mengandung medroksiprogesteron asetat 20 mg,
diberikan 3 kali sehari selama 7 hari.
Asam Traksenamat
Sejumlah efek samping yang mungkin timbul dari penggunaan asam traneksamat
tablet atau kapsul adalah:
Sakit kepala
Nyeri otot atau nyeri sendi
Hidung tersumbat
Nyeri perut
Nyeri punggung
Mual dan muntah
Diare
Lemas
Anemia
Migrain
Pusing
4. Monitoring
Menstruasi atau haid biasanya terjadi tiap bulan. Namun tidak semua wanita jeli
memperhatikan kondisi datang bulannya. Menstruasi perlu diperhatikan, hampir
seperti tanda vital. Gangguan menstruasi bisa terjadi dalam bentuk yang beragam,
bisa disebabkan siklus, kelainan pendarahan, dan lain sebagainya.
Memonitor siklus menstruasi memang kerap terlupakan, padahal aktivitas ini berperan
sangat penting dalam seluruh tahapan hidup perempuan sejak konsepsi sampai usia
lanjut, termasuk untuk perencanaan keluarga.
Untuk menghitung siklus menstruasi, tiap perempuan punya siklus yang umumnya
berjarak 21-35 hari sejak hari pertama menstruasi di bulan sebelumnya. Menurutnya,
hal yang harus diperhatikan adalah periode berlangsungnya menstruasi yang
umumnya berlangsung antara 3-7 hari.
Kita juga bisa memanfaatkan kemajuan teknologi seperti yang terdapat dalam fitur
terbaru Halodoc yaitu Kalender Menstruasi. Lewat fitur ini, pengguna bisa mencatat
periode menstruasi untuk mengetahui masa subur maupun mendeteksi perubahan
siklus menstruasi dan korelasinya dengan kelainan/ penyakit reproduksi tertentu sejak
dini.
Pemeriksaan ini meliputi peninjauan riwayat menstruasi, pemeriksaan fisik, serta tes
penunjang berupa tes darah, hingga USG, histerosalpingografi, dan MRI. Beberapa
pemeriksaan lain yang mungkin dilakukan untuk menemukan penyebab gangguan
menstruasi adalah pap smear, biopsi rahim, dan histeroskopi
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gangguan menstruasi merupakan keluhan yang sering menyebabkan seorang
wanita datang berobat ke dokter atau ke tempat pertolongan pertama. Keluhan
gangguan menstruasi bervariasi dari ringan sampai berat dan tidak jarang
menyebabkan rasa frustasi baik bagi penderita, keluarganya bahkan dokter yang
merawatnya. Selain menyebabkan gangguan kesehatan, gangguan menstruasi
ternyata berpengaruh pada aktivitas sehari-hari dan mengganggu emosional si
penderita. (Sarwono, 2011)
Berbagai gejala gangguan menstruasi yang terlihat, antara lain:
• Perut melilit
• Nyeri punggung
• Payudara mengencang
• Sakit kepala
• Kemunculan jerawat berlebih
• Mudah lelah
• Mudah lapar
• Konstipasi
• Gelisah
• Kram perut
• Diare
• Absen Menstruasi
• Darah yang dikeluarkan berbau khas
B. Saran
Pada pembahasan ini tentang gangguan menstruasi, betapa pentingnya
benar-benar diperhatikan dan dapat bermanfaat bagi kita semua untuk
mengantisipasi dari pada bentuk gangguan menstruasi yang seringkali diremehkan
dan tidak diperhatikan.
DAFTAR PUSTAKA
Barsom SH., et. al. 2004. Association Between Psychological Stress And
Menstrual Cycle Characteristics In Perimenopausal Women. Women's Health
Issues, 2014. DOI: 10.1016/j.whi.2004.07.006
Benson, Ralp C & Martin L. Pernol. 2009. Buku Saku Obstetri & Ginekologi.
Edisi 9. Jakarta : EGC
Berek S.J “Novak’s Gynecology”, 13th Ed. Lippincott William & Wilkins ; 2002:518.
Bou-Rabee,N. M. Marsden,J. E. dan Romero,L. A. 2004.Tippe Top Inversion as
aDissipation-Induced Instability, SIAM J. Appl. Dyn. Syst. 3, 352–377.
Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Penterjemah:
Irawati, Ramadani D, Indriyani F. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2006
Harahap, 2001, dalam Kurniawati D. 2008.Pengaruh Dismenore Terhadap
Aktivitas Pada Siswi SMK Batik 1 Surakarta. Available
from: http://etd.eprints.ums.ac.id/2737/
Sarwono, 2011. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal, TBS-SP, Jakarta.
Johnson, S.R., 2004. Premenstrual Syndrome, Premenstrual Dysphoric Disorder,
and Beyond: A Clinical Primer For Practitioners. Obstet Gynecol. 104: 845-859.
Moller AR. Hearing: Anatomy, Physiology, and Disorders of the Auditory
System. Burlington: Elsevier Science, 2006.
Pinel, J. P. J. 2009. Biopsikologi.Ed. 7. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Hal 557-565
Rakhmawati.2013. Hubungan Kejadian Obesitas dengan gangguan menstruasi.
Jurnal ilmiah kebidanan.
Sianipar, Olaf. 2009. Pravelensi Gangguan Menstruasi dan Faktor-faktor yang
Berhubungan pada Siswi SMU di Kecamatan Pulo Gadung Jaktim. Maj Kedokt
Indon. Vol 59 No7. Juli 2009. Hal 312
Singh et al, Indian J Physiol Pharmacol. 2008. 52(4): 389-397. Prevalence And
Severity of Dysmenorrhea: A Problem Related To Menstruation, Among First
And Second Year Female Medical Student. Available
from: http://www.ijpp.com/vol52_4/389- 397.pdf