Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PRESENTASI KELOMPOK 6

POLITIK BAHASA NASIONAL DAN PENGEMBANGAN


KESUSASTRAAN

Tanggal : 06 April 2022


Via : Zoom Meeting

Penanya : Adinda Larasati (A1B119081)

Penjawab : Nur Azmi Hanindiya (A1B119100)

Kelompok 6 tadi sudah menjelaskan mengenai kesusastraan dan politik bahasa


nasional. Yang ingin saya tanyakan apa peran kesusastraan di dalam politik
bahasa nasional? Jelaskan.

Jawab:

Politik bahasa adalah pengolahan bahasa secara menyeluruh dengan


kebijaksanaan nasional mengenai kebahasaan dan kesastraan. Kebijakan nasional
dirumuskan sebagai politik bahasa nasional yang berisi perencanaan, pengarahan,
dan ketentuan yang dapat dipakai sebagai dasar bagi pengolahan keseluruhan
masalah kebahasaan.

Pada saat ini kesusastraan di Indonesia keberadaannya sangat


dikesampingkan, karena pada jenjang pendidikan umumnya lebih mengedepankan
serta mementingkan pembelajaran yang sifatnya ilmiah. Padahal dengan
mempelajari kesusastraan secara mendalam dapat turut berperan dalam
pembentukan kepribadian, watak, dan sikap yang tentunya akan lebih baik jika
diterapkan sejak dini dalam tahapan jenjang Pendidikan Sekolah Dasar pada
umumnya. Seharusnya Sastra dapat dioptimalkan pembelajarannya sehingga dapat
diapresiasikan dengan baik.
Penanya : Yogi Ardiansyah (A1B119111)

Penjawab : Muhammad Esa Pratama (A1B119099)

Penyaji tadi sudah menjelaskan mengenai perkembangan kesusastraan di


Indonesia. Jadi tolong jelaskan secara singkat mengenai perkembangan
kesusastraan yang ada di Indonesia sehingga mudah di pahami?

Jawab:

Sastra Indonesia berkembang dari waktu ke waktu, bahkan sebelum


bahasa Indonesia diresmikan pada 28 Oktober 1928. Pada zaman dahulu bahasa
Melayu dipakai sebagai bahasa kerajaan dan bahasa sastra (Purwoko, 2004 : 84),
hasil-hasil sastra berbahasa Melayu yang tidak tertulis juga sudah ditemukan sejak
abad ke-19. Sementara itu, pandai pendirian sastra Indonesia baru tegak berdiri
pada tahun 1920-an dengan munculnya Balai Poestaka. Sejak saat itu sastra
berkembang sampai saat ini, sastra Indonesia secara umum terbagi menjadi
beberapa periode, yaitu angkatan Balai Pustaka, Pujangga Baru, angkatan 1945,
angkatan 1950, angkatan 1966, dan angkatan 1970 sampai dengan sekarang. Di
era 2000-an seperti sekarang mulai dikenal cyber sastra, yaitu sastra yang beredar
luas di dunia cyber atau internet.

Penanya : Pramugita Widayan (A1B119108)

Penjawab : Dian Puspita Sari (A1B119102)

Tadi kelompok kalian menjelaskan bahwa sastra dapat membantu politisi


memahami banyak persoalan, seperti keluhan hati masyarakat yang tidak
tersampaikan.

Kenyataannya pada era saat ini sangat sedikit politisi yang memahami keluhan
masyarakat, walaupun sudah disenggol melalui sastra. Bagaimana tanggapan
kelompok Anda agar situasi seperti yang saya jelaskan di atas dapat lebih baik lagi
ke depannya?
Jawab:

Seni sastra, terutama sastra tulisan sangat bisa menjadi sarana dalam
menyampaikan kritik atas fenomena sosial maupun dalam ranah politik. Lalu,
apakah rakyat dapat menggunakan sastra untuk menyuarakan pendapat mereka
melalui sastra? Tidak.

Hal ini bisa terjadi karena beberapa sebab. Salah satunya yaitu rendahnya
pemahaman politisi dalam kesusastraan. Semua orang dapat membuat sastra
seperti puisi namun tidak semua orang bisa memahaminya. Itulah kenapa banyak
sastrawan yang menyinggung isu politik namun jarang tersorot.

Walaupun begitu, ada langkah bagus jika para sastrawan mampu


menggunakan media sosial untuk mengajak masyarakat untuk bersama sama
berpendapat. Namun lagi2, ada sedikit keraguan bila mengingat akan adanya UU
ITE.

Anda mungkin juga menyukai