AQIDAH
PUSAT ASESMEN DAN PEMBELAJARAN
BALITBANG DAN PERBUKUAN
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
AQIDAH
2022
SMK 45 LEMBANG
2022
TUJUAN PEMBELAJARAN
FASE E
Rumusan capaian pembelajaran masing-masing elemen pembelajaran adalah sebagai berikut.
Elemen Capaian Pembelajaran
Akidah
Dalam elemen akidah, peserta didik menganalisis
cabang-cabang iman, keterkaitan antara iman,
Islam dan ihsan, serta dasar-dasar, tujuan dan
manfaat ilmu kalam; mempresentasikan tentang
cabang-cabang iman, dasar-dasar, tujuan dan
manfaat ilmu kalam; meyakini bahwa cabang-
cabang iman, keterkaitan antara iman, Islam dan
ihsan, serta dasar-dasar, tujuan dan manfaat ilmu
kalam adalah ajaran agama; membiasakan sikap
tanggung jawab, memenuhi janji, menyukuri
nikmat, memelihara lisan, menutup aib orang lain,
jujur, peduli sosial, ramah, konsisten, cinta damai,
rasa ingin tahu dan pembelajar sepanjang hayat.
INFORMASI UMUM
IDENTITAS MODUL
Satuan Pendidikan /Jenjang : SMK
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Judul Modul : Akidah
Kode Modul Ajar :
Kelas : XI ( Sebelas )
Alokasi Waktu : 4 X 6 JP
Pertemuan :1-4
KOMPETENSI AWAL
Kemampuan awal yang dipersyaratkan untuk mempelajari modul ini
Peserta didik sudah memiliki kemampuan dasar tentang materi keimanan.
SARANA /PRASARANA
Sarana:
Digital dan Non digital berupa Buku paket, e-book, portal
pembelajaran, tautan edukasi di internet, surat kabar, majalah,
televisi, teks iklan di ruang publik.
Video pembelajaran di internet
Prasarana
Perangkat keras (PC, Laptop, Smartphone, Tablet, Headset)
Perangkat lunak (Aplikasi pembelajaran: Whatsapp, Zoom, Kelas
Maya, Google
Classroom, Media Sosial: Youtube, IG, dll)
Jaringan internet
METODA PEMBELAJARAN
Paduan antara tatap muka dan PJJ (blended learning)
KETERSEDIAAN MATERI :
Materi disajikan dalam bentuk aktivitas pembelajaran (mengamati,
menyimak, membaca, bertanya, mencoba, berlatih, berdiskusi, presentasi,
bermain peran, menulis, atau lainnya) sehingga menghasil proses kognitif,
afektif dan psikomotorik yang membentuk karakter tediri:
Membaca buku dan dokumen , menuliskan hasilnya secara mandiri
melalui proses daring atau luring
Mengamati Proses bisnis (dalam berita, jurnal, Tayangan media,)
dan menuliskan dalam dokumen
Penugasan proyek sederhana secara berkelompok
Materi disajikan tidak hanya dalam bentuk teks, tetapi juga dalam
gambar.
INFORMASI UMUM
SARANA /PRASARANA
Sarana:
Digital dan Non digital berupa Buku paket, e-book, portal
pembelajaran, tautan edukasi di internet, surat kabar, majalah,
televisi, teks iklan di ruang publik.
Video pembelajaran di internet
Prasarana
Perangkat keras (PC, Laptop, Smartphone, Tablet, Headset)
Perangkat lunak (Aplikasi pembelajaran: Whatsapp, Zoom, Kelas
Maya, Google
Classroom, Media Sosial: Youtube, IG, dll)
Jaringan internet
KATA KUNCI :
Cabang-cabang iman
Keterkaitan Antara Iman, Islam Dan Ihsan
Tujuan dan manfaat ilmu kalam
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN
Judul Elemen 5 : Cabang cabang iman
Deskripsi
LEMBAR KERJA
Lembar aktivitas siswa dalam kegiatan diskusi dan hasil diskusi siswa
Soal-soal latihan
Setelah melaksanakan pembelajaran hari ini mari kita merefleksikan diri tentang
pemahaman pembelajaran yang telah didapatkan dengan menjawab pertanyaan-
pertanyaan sederhana di bawah ini:
Apa perbedaan iman, islam dan ihsan ?
Apa saja yang termsuk cabang-cabang keimanan ?
LKPD 1
Soal-Soal Latihan
Setelah melaksanakan pembelajaran hari ini mari kita merefleksi diri tentang pemahaman
pembelajaran yang telah di dapatkan dengan menjawab pertanyaan- pertanyaan sederhana
di bawah ini :
1) Apa perbedaan iman, islam dan ihsan ?
2) Bagaimana hubungan iman, islam dan ihsan ?
3) Apa pentingnya keimanan dalam kehidupan sehari-hari ?
Untuk menambah informasi kalian juga bias mencari informasi di internet atau
perpustakaan atau sumber lain yang relevan
Catat pelajaran penting yang kalian temukan
LEMBAR JAWABAN LKPD
RUBRIK ASESMEN PRESENTASI
HASIL AKTIVITAS PRAKTIK 1
Hasil Pencarian Peserta didik hanya Peserta didik mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu
Informasi mampu mendapatkan mendapatkan menjelaskan menjelaskan
terkait dengan informasi mengenai informasi mengenai perbedaan iman, perbedaan iman,
pengertian pengertian iman materi keimanan islam, ihsan islam, ihsan. Serta
iman, islam, hubungannya.
ihsan
Keterangan :
Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remediasi.
Siswa yang cukup kompeten diperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya sehingga
mencapai level kompeten.
PERTEMUAN 2 DARING/LURING/JP
KEGIATAN AWAL (30 Menit )
Peserta didik memberi salam, dan berdoa bersama
Guru mengecek kehadiran peserta didik dan memberi motivasi (yel-yel/ice breaking)
Guru Mengingatkan kembali hasil capaian pada pertemuan sebelumnya
Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topic lanjutan dari
pertemuan sebelunya
Peserta Didik bersama Guru membahas tentang kesepakatan yang akan di terapkan
dalam pembelajaran
Peserta didik dan guru berdiskusi melalui pertanyaan pematik
Ϫ Bagaimana kabar kalian hari ini, apakah kalian senang mempelajari materi
keimanan ?mengapa ?
Ϫ Apa harapan kalian setelah mempelajari materi iman, islam dan ihsan ?
Ibarat sebuah pohon, iman itu memiliki cabang-cabang. Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah saw
bersabda: “Iman memiliki lebih dari tujuh puluh atau enam puluh cabang. Cabang yang paling tinggi
adalah perkataan 'La ilaha illallah' (tauhid), dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri
(gangguan) dari jalan. Dan malu adalah salah satu cabang iman." [HR. Bukhari, Muslim]
Diantara yang bisa kita pahami dari hadits tersebut adalah, bahwasanya cabang-cabang iman itu
amat banyak. Angka-angka dalam hadits tersebut bisa kita pahami - tentu saja - secara literal, namun
bisa juga kita pahami dengan makna "banyak". Wallahu a'lam. Hal lain yang bisa kita pahami dari
hadits diatas adalah, bahwa cabang-cabang iman itu bertingkat-tingkat. Ada yang tinggi dan ada
yang rendah.
Imam Al-Baihaqi, salah seorang terkemuka, mendaftar 77 cabang iman. Anda tinggal mencocokkan
apakah semuanya ada dalam diri Anda. Ataukah masih banyak yang belum melekat pada diri
Anda. Mari kita lihat apa sajakah ketujuh puluh tujuh cabang tersebut.
Ilmu kalam yang pada dasarnya membahas tentang dasar-dasar tentang Tuhan, tentu akan
sangat berkaitan dengan keimanan. Keimanan artinya adalah percaya atau meyakini. Seseorang
tidak akan dapat mempercayai sesuatu atau meyakini sesuatu jika tanpa ada landasan ilmu
pengetahuan dan dasar realitas yang sangat kuat. Orang yang telah mempelajari dan membahas
tentang ilmu kalam bukan berarti ia sudah pasti kuat keimanannya. Karena keimanan seseorang
tentu akan turun dan naik, bergantung kepada dinamika dan kondisi diri. Hal ini sebagaimana ayat
Allah, dalam QS Al Isra : 36.
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan
jawabnya.”
Hal ini tentu menjadi alasan bahwa manusia harus mengetahui pengetahuan atau alasan
alasan mengenai keimanannya. Segala hal tentang apa yang di yakini, di amalkan, dan juga
dijalankan dalam hidup manusia akan dimintai pertanggung jawabannya kelak di akhirat.
Mempelajari ilmu kalam yang berkaitan dengan dasar-dasar islam tentu saja akan
berhubungan pula dengan masalah-masalah rukun islam , rukun iman , Fungsi Iman Kepada Kitab
Allah, Fungsi Iman Kepada Allah SWT, dan Fungsi Al-quran Bagi Umat Manusia, juga masalah
lainnya dalam ajaran islam.
RINGKASAN MATERI
Manfaat dan mempelajari ilmu kalam
Mempelajari ilmu pengetahuan tentu saja akan ada manfaatnya. Tidak ada ilmu yang sia-sia dan
tidak ada gunanya jia dipelajari dengan benar dan objektif. Berikut adalah manfaat mempelajari
ilmu kalam terhadap permasalahan keimanan islam.
Dengan mempelajari ilmu kalam salah satu manfaatnya adalah kita dapat mengetahui
dasar-dasar ilmu atau ajaran islam terutama masalah Ketuhanan dan Rasul beserta perintah universal
ajarannya. Ilmu kalam tentu ilmu yang harus sesuai dengan realitas secara objektif. Untuk itu, tidak
perlu khawatir atau takut jika memang mampu dipertanggungjawabkan data-data yang disampaikan
mengenai permasalahan ketauhidan jika memang linier dengan Wahyu atau AL Quran. “Dan
sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al Quran) kepada mereka yang Kami telah
menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami; menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang
yang beriman.” (QS Al A’raf:52).
Dengan mempelajari ilmu kalam maka tidak akan tercampur atau menjadi tercampur
antara keimanan dan kesyirikan, karena kita telah mengetahui apa perbedaan antara seorang muslim
yang beriman dan kesyirikan dan kekafiran yang tidak meyakini hukum Allah. Hal ini sebagaimana
ayat berikut. “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan
kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang
yang mendapat petunjuk.” (QS Al An’Am : 82).
Hal ini juga sebagaimana disampaikan dalam ayat berikut. Bahwa nantinya walaupun kita
mempelajari ilmu kalam tentu tetap membutuhkan data lewat wahyu Allah atau Al-Quran sebagai
informasi mutlak mengenai islam. Tanpa adanya wahyu Al Quran tentu manusia tidak akan dapat
menangkap data yang valid dan mutlak sebagai informasi langsung dari Allah SWT. “Dan
demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah Kami. Sebelumnya
kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu,
tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami
kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk
kepada jalan yang lurus. “ (QS Asy Syuara :52).
2. Tidak Mudah Melenceng dari Ajaran Agama
“Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada
cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada
cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS Al Baqarah :
257). Dengan mempelajari ilmu kalam pula, sebagaimana disampaikan dalam ayat di atas, tentu seseorang tidak mudah
melenceng dari ajaran agama. Hal ini sebagaimana Allah sebagai pelindungnya dan juga terdapat jelas perbdaan antara
perilaku kekafiran dan kemusyrikan. Tinggal manusia saja mau melaksanakannya atau tidak.
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah
maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. (QS Al Ahqaf : 13). Mempelajari ilmu
kalam dalam islam juga tentu membuat kita tetap istiqamah dalam jalan Allah, hal ini karena telah dipekrkuat dengan ilmu
islam dan dasar-dasar pengetahuan sebagai pondasi keimanannya. Tentu tidak akan mudah retak dibanding yang hanya
sekedar meyakini tanpa dasar ilmu pengetahuan yang dapat dipertanggungjawabkan.