Anda di halaman 1dari 4

cakrawala

Pentingnya Menerapkan
Prinsip Etik pada Tindakan
Keperawatan
 newsunair
 May 20, 2021
 10:23 am
 No Comments
Share on facebook
 

Share on google
 

Share on twitter
 

Share on linkedin

Ilustrasi oleh Alodokter


Aspek etika keperawatan merupakan hal penting bagi perawat di pelayanan.
Banyaknya  kasus pelanggaran etik yang terjadi di Indonesia seperti bayi
melepuh karena ditinggal perawat,  salah suntik, pasien jatuh, pembiaran pasien
sehinga terlambat mendapatkan penanganan  merupakan hal-hal yang masih
saja terjadi dalam perawatan pasien. Hal tersebut bisa saja terjadi  karena
perawat kurang memperhatikan prinsip etika dalam asuhan keperawatan.
Penelitian oleh  Haddad dan Eiger (2018) menunjukkan banyaknya keluhan
pasien karena ketidak pedulian  perawat. Etika keperawatan adalah pedoman
bagi perawat di dalam memberikan asuhan  keperawatan agar segala tindakan
yang diambilnya tetap memperhatikan kebaikan klien. Etika  keperawatan
mengandung unsur-unsur pengorbanan, dedikasi, pengabdian, dan hubungan
antara  perawat dengan klien, dokter, sejawat perawat, diri sendiri, keluarga
klien, dan pengunjung.  

Terdapat 7 prinsip etik keperawatan yaitu yaitu; otonomi (menghormati hak


pasien), non  malficience (tidak merugikan pasien), beneficience (melakukan
yang terbaik bagi pasien), justice (bersikap adil kepada semua
pasien), veracity (jujur kepada pasien dan keluarga), fidelity (selalu  menepati
janji kepada pasien dan keluarga), dan confidentiality (mampu menjaga rahasia
pasien). Etika keperawatan dan etika kesehatan sampai saat ini menjadi isu yang
menarik untuk dibahas  karena setiap hari perawat berhadapan dengan masalah
etik. Secara umum beberapa aspek prinsip etik yang sering dilanggar secara
tidak sadar oleh  beberapa perawat adalah aspek otonomi, perawat terkadang
tidak meminta persetujuan sebelum  melakukan tindakan karena dianggap
pasien telah pasrah kepada petugas kesehatan terhadap  kesembuhannya. Pada
banyak kasus terlihat bahwa pelayanan yang diberikan perawat tidak sesuai 
dengan kode etik keperawatan yang telah ditetapkan. Perawat ingin dikatakan
profesional tetapi  dalam proses pelaksanaan masih belum sesuai dan melanggar
dari kode etik yang telah ditetapkan.  
Dari hasil penelitian yang kami lakukan terkait survey penerapan prinsip etik
bagi  perawat didapatkan hasil paling banyak adalah melakukan tindakan
keperawatan tanpa informed  consent dan bersikap kurang peduli dengan pasien.
Informed consent merupakan penyampaian  informasi dari dokter atau perawat
kepada pasien sebelum suatu tindakan medis dilakukan dan ini  merupakan
prinsip otonomy pada pasien. Hal ini penting dilakukan karena setiap pasien
berhak mengetahui risiko dan manfaat dari tindakan medis yang akan
dijalaninya. Selama ini memasang  infus dianggap biasa dan merupakan
prosedur tetap bagi pasien untuk dipasang infus setiap ada  yang masuk rumah
sakit tanpa dijelaskan terlebih dahulu dan bagi pasien pun ini sudah menjadi  hal
yang biasa. Padahal, saat akan memasang infus dibutuhkan penjelasan dan
edukasi kepada  pasien dan keluarga.  
Edukasi pada pasien merupakan salah satu penerapan prinsip etik beneficience
pada  pasien. Banyak ditemui kejadian saat pasien masuk rumah sakit mereka
tiba-tiba diminta tanda  tangan di atas selembar kertas tanpa tahu apa isi kertas
tersebut. Berdasarkan wawancara dan  observasi lembar tersebut ternyata adalah
lembar edukasi kepada pasien. Jadi, banyak petugas  kesehatan melupakan
pemberian edukasi padahal hal tersebut sangat penting bagi pasien dan
keluarga. Rumah sakit tidak bisa melihat karena evaluasi hanya dari dokumen
yang lengkap  dengan tanda tangan pasien dan keluarga.  

Penerapan prinsip etik penting untuk dilakukan agar tidak menimbulkan


kerugian bagi  pasien. Kerugian tersebut dapat menyebabkan injury atau bahaya
fisik, bahaya emosional seperti  perasaan ketidakpuasan, kecacatan bahkan
kematian dan akhirnya tujuan pelayanan yang berupa  patient safety tidak akan
pernah terwujud. Selain itu, akan menyebabkan ketidakpuasan pasien  yang
akhirnya berdampak buruk pada citra perawat dan pendapatan rumah sakit,
pasien merasa  tidak puas dengan pelayanan yang diberikan maka tidak akan
berobat kembali ke tempat tersebut  karena merasa sudah tidak puas dengan
pelayanan yang diberikan.  
Dampak lain yang muncul pada perawat adalah perawat dipandang tidak sopan
dan  buruknya image perawat oleh pasien, sehingga pasien kurang percaya dan
meragukan keahlian  perawat. Perawat yang mengetahui tentang prinsip etik dan
menerapkannya dalam pelayanan  keperawatan kepada pasien akan
menimbulkan kepuasan kepada pasien, mempertahankan  hubungan antar
perawat, pasien dengan petugas kesehatan lainnya, sehingga klien merasa yakin 
terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan. Pasien merasa lebih aman dan
merasa pelayanan  kesehatan yang diberikan berkualitas. 
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang 24 jam berada di samping pasien dalam 
pelaksanaan pelayanan keperawatan seharusnya memberikan asuhan
keperawatan dengan baik  dan senantiasa menjunjung kode etik keperawatan
serta menerapkan prinsip-prinsip etik  keperawatan selama memberikan
pelayanan. Kode etik keperawatan merupakan salah satu  pegangan kita sebagai
perawat untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman dan konflik yang terjadi.
Penerapan etik keperawatan memang tidak lepas dari pribadi perawat itu sendiri
dan faktor  lain yang bisa berpengaruh antara lain perilaku caring dari seorang
perawat. Caring adalah sikap  peduli pada pasien dengan sepenuh hati ingin
membantu pasien untuk meningkatkan derajat  kesehatan mereka. Dengan
menerapkan perilaku caring diharapkan penerapan prinsip etik akan  meningkat
dan perawat terhindar dari tindakan malpraktik. 
Penulis: Ilkafah 

Anda mungkin juga menyukai