Anda di halaman 1dari 82

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN

PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SDN SE GUGUS 5


KECAMATAN KEDUNGKANDANG MALANG

SKRIPSI

OLEH
FIRDA AURELIA AMANDA HASIBUAN
NIM. 180151602077

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN PRASEKOLAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
MEI 2022

1
2
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN
PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SDN SE-GUGUS 5
KECAMATAN KEDUNGKANDANG MALANG

SKRIPSI

OLEH
FIRDA AURELIA AMANDA HASIBUAN
NIM. 180151602077

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN PRASEKOLAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

3
MEI 2022

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN


PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SDN SE-GUGUS 5
KECAMATAN KEDUNGKANDANG MALANG

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Universitas Negeri Malang

untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam menyelesaikan program Sarjana

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :
FIRDA AURELIA AMANDA HASIBUAN
NIM. 180151602077

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN PRASEKOLAH

4
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
MEI 2022

Skripsi oleh Firda Aurelia Amanda Hasibuan ini


telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

Malang, 18 Agustus 2022


Pembimbing I

Drs. Suhartono, S.Pd., M.Pd


NIP 195811141986011001

Malang, 18 Agustus 2022


Pembimbing II

Dra. Siti Umayaroh, S.Pd., M.Pd


NIP 195804091986032001

5
Skripsi oleh Firda Aurelia Amanda Hasibuan ini
telah dipertahankan di depan dewan penguji
pada tanggal 18 Agustus 2022

Dewan penguji

Putri Mahanani, S.Pd., M.Pd., Ketua,

Drs. Suhartono, S.Pd., M.Pd., Anggota,

Dra. Siti Umayaroh, S.Pd., M,Pd., Anggota,

Mengesahkan, Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Ketua Jurusan KSDP

Prof. Dr. Bambang Budi W, M.Pd NIP Dr. Sutarno, M.Pd


NIP 19621102 198701 1 001

6
19640312 199001 1 001

7
KATA PENGANTAR

8
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi
yang berjudul “Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Siswa
Kelas V SDN Segugus 5 Kecamatan Kedungkandang Malang” ini selesai. Terima kasih saya
ucapkan kepada:

1. Prof. Dr. Bambang Budi Wiyono, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan.
2. Dr. Sutarno, M.Pd selaku ketua jurusan KSDP Fakultas Ilmu Pendidikan.
3. Drs. Suhartono, S.Pd, M.Pd selaku dosen pembimbing I yang selalu meluangkan waktu
dan energi untuk membimbing dengan telaten.
4. Dra. Siti Umayaroh, S.Pd .,M.Pd selaku dosen pembimbing II yang selalu memberikan
dukungan dan sabar dalam membimbing penulisan skripsi ini.
5. Putri Mahanani, S.Pd., M.Pd selaku dosen penguji skripsi yang senantiasa meluangkan
waktu dan membimbing perbaikan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen KSDP saya ucapkan banyak terima kasih atas ilmu yang telah diberikan.
7. Seluruh Kepala Sekolah SDN Se-gugus 5 Kecamatan Kedungkandang Malang yang telah
memberikan izin dan fasilitas kepada penulis selama kegiatan penelitian.
8. Guru dan Staf SDN Se-gugus 5 Kecamatan Kedungkandang Malang tempat saya
melakukan penelitian.
9. Kepada orang tua terkhusus Ibu Rosyah Rambe yang selalu memberikan dukungan
emosional, do’a dan finansial selama ini.
10. Kedua kakak, Ummi Febrina Hasibuan dan Handayani Hasibuan yang selalu
memberikan semangat dan dukungan.
11. Teman-teman seperjuangan saya, Dilla, Asa, Putri, Erika yang selalu memberikan
motivasi dan dukungan.
12. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.

Malang, Februari 2022

Penulis
9
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................................vi
KATA PENGANTAR..........................................................................................vii
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL.................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................x
ARTIKEL...............................................................................................................1
LAMPIRAN..........................................................................................................18

DAFTAR TABEL

10
Tabel 1. Uji Reliabilitas.....................................................................................................6
Tabel 2. Uji Normalitas Data...............................................................................................7
Tabel 3. Uji Linearitas Data..................................................................................................7
Tabel 4. Interpretasi Koefisien Korelasi...............................................................................8
Tabel 5. Uji Korelasi Pearson...............................................................................................8

11
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Proposal Penelitian........................................................................................18


Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Kegiatan................................................................... 39
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian..........................................................................................40
Lampiran 4 Tabel Uji Validitas Instrumen.......................................................................... 40
Lampiran 5 Lembar Angket Penelitian.............................................................................41
Lampiran 6 Lembar Contoh Pengisian Angket................................................................44
Lampiran 7 Lembar Dokumentasi Nilai...........................................................................50
Lampiran 8 Surat Selesai Penelitian.................................................................................. 55
Lampiran 9 Data Penelitian Tingkat Pendidikan Orang Tua............................................57
Lampiran 10 Data Penelitian Pengisian Angket...............................................................61
Lampiran 11 Data Penelitian Prestasi Belajar Siswa........................................................67
Lampiran 12 Dokumentasi Peneletian..............................................................................71
Lampiran 13 Hasil Cek Plagiasi.......................................................................................72
Lampiran 14 Riwayat Hidup............................................................................................73

12
Wahana Sekolah Dasar
Vol .... , No .... , Tahun .... , Halaman ....

Tersedia online di http://journal2.um.ac.id/index.php/wsd/


ISSN 0854-8293 (cetak)
ISSN 2622-5883 (online)

Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua


Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SDN Segugus 5
Kecamatan Kedungkandang Malang
Firda Aurelia Amanda Hasibuan1, Suhartono2, Siti Umayaroh3

Universitas Negeri Malang


E-mail: firda.aurelia.1801516@students.um.ac.id

Abstract: This study aims to determine how the relationship between parents' education
level and student achievement in Class V SDN Segugus 5, Kedungkandang District,
Malang. This research was conducted at SDN Segugus 5, Kedungkandang District, Malang.
The subjects of this study were parents and fifth grade students of SDN Segugus 5,
Kedungkandang District, Malang. The research population was 297 students. The sample
used as respondents in this study were 170 students. The type of research conducted is
descriptive quantitative with a correlational model. The data collection instrument used was
a Likert scale questionnaire with 4 answer choices consisting of 17 statements given to
parents and documentation as a source of student achievement data. Before the correlation
test is carried out, it must first meet the requirements of the classical assumption test,
namely normality and linearity tests. Normality test results obtained sig. (0.093) more than
0.05 then the data is normally distributed, then the linearity test results obtained sig. (0.838)
more than 0.05 then there is a linear relationship between the two variables. The results of
the Pearson Product moment correlation test analysis show the value of Sig. (2-tailed) =
0.063 greater than 0.05 and rcount = -0.143 less than rtable = 0.148. So rcount < rtable
means that r count is not significant. The results of this study indicate that there is no
significant relationship between the education level of parents and the learning achievement
of the fifth grade students of SDN Segugus 5, Kedungkandang District, Malang.

Keywords: Parents Education Level, Student Achievement

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara tingkat
pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa Kelas V SDN Segugus 5 Kecamatan
Kedungkandang Malang. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Segugus 5 Kecamatan
Kedungkandang Malang. Subjek penelitian ini adalah orang tua dan siswa kelas V SDN
Segugus 5 Kecamatan Kedungkandang Malang. Populasi penelitian sebanyak 297 siswa.
Sampel yang dijadikan responden pada penelitian ini sebanyak 170 siswa. Jenis penelitian
yang dilakukan adalah kuantitatif deskriptif dengan model koresional. Instrumen
pengumpulan data yang digunakan adalah angket skala likert dengan 4 pilihan jawaban
terdiri dari 17 pernyataan yang diberikan kepada orang tua siswa dan dokumentasi sebagai
sumber data prestasi belajar siswa. Sebelum dilakukan uji korelasi maka terlebih dahulu
memenuhi syarat uji asumsi klasik yaitu uji normalitas dan dan linearitas. Hasil uji
normalitas didapatkan sig. (0,093) lebih dari 0,05 maka data berdistribusi normal, kemudian

2
Hasibuan – Hubungan Tingkat Pendidikan | 2

hasil uji linearitas didapatkan sig. (0,838) lebih dari 0,05 maka ada hubungan yang linear
antara kedua variabel. Hasil analisis uji korelasi Pearson Product moment menunjukkan
nilai Sig. (2-tailed) = 0,063 lebih besar dari 0,05 dan r hitung = -0,143 kurang dari r tabel =
0,148. Jadi rhitung < rtabel artinya r hitung tidak signifikan. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan
prestasi belajar siswa Kelas V SDN Segugus 5 Kecamatan Kedungkandang Malang.

Kata kunci: Tingkat Pendidikan Orang Tua, Prestasi Belajar Siswa

Kegiatan belajar mengajar di sekolah merupakan proses untuk mengukur pemahaman siswa
terhadap pembelajaran dan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Anak-anak yang masuk sekolah
masing-masing memiliki tingkat kecerdasan, perhatian, dan pengetahuan yang berbeda dengan
kesiapan belajar yang berbeda-beda (Hamalik, 2014). Ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa yaitu faktor dari dalam diri masing-masing anak dan faktor lingkungan. Faktor dari
dalam diri anak adalah kesehatan, kecerdasan, minat dan motivasi. Faktor lingkungan adalah faktor
yang mempengaruhi dari luar yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Pembelajaran yang diberikan oleh guru kepada setiap siswa sama, tetapi prestasi belajar masing-
masing anak akan berbeda karena faktor dalam diri dan faktor dari luar masing-masing anak juga
berbeda (Djaali, 2014).
Lingkungan keluarga terdiri atas peran orang tua dan anak. Ayah dan ibu memiliki kedudukan
yang sama yakni sebagai orang tua. Ibu merupakan lingkungan pertama anak dari lahir hingga dewasa.
Ibu merupakan simbol kasih sayang dan ayah menjadi sumber kekuasaan dan hukum (Purwanto,
2006). Kebutuhan akan pendidikan dari orang tua. Sifat-sifat anak sebagai hasil didikan di rumah
banyak yang dibawa ke sekolah. Sikap-sikap anak terhadap pekerjaan di sekolah, disiplin, kesetiaan,
kejujuran, serta keinginan untuk bekerja sama dengan orang lain berasal dari hal-hal yang didengar
dan dialami mereka dengan kelompok keluarganya (Hamalik, 2014). Pola asuh merupakan hal yang
paling mendasar dalam pendidikan anak. Pengasuhan anak dimulai dari sejak bayi dalam kandungan.
Oleh karena itu asuhan anak sering dibebankan kepada ibu. Ibu dianggap tokoh sentral dalam
pengasuhan anak, karena anak lebih banyak interaksi dengan ibu. Seorang ibu adalah orang pertama
yang akan menurunkan pengetahuannya, perilaku, sopan santun, kebiasaan dan adat istiadat yang baik
dalam kehidupan sehari-hari di rumah pada anak. Kebiasaan akan menyebabkan anak menjadi terbina
dan terdidik dalam kehidupan dan kegiatan sehari-harinya serta mempengaruhi kegiatan belajar anak
di sekolah (Nufus & Adu, 2020).
Sekolah merupakan salah satu lembaga tempat menimba ilmu. Sekolah yang wajib dijalani
oleh setiap warga Negara Indonesia adalah selama 12 tahun yang terbagi menjadi 3 tingkatan yaitu
SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK. Setelah menjalani 3 tingkatan sekolah, perguruan tinggi
merupakan kelanjutan setelah menempuh pendidikan menengah atas yang diselenggarakan untuk
mempersiapkan peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademis
dan profesional. Setiap tingkatan pendidikan harus dilalui secara berurut, karena semakin tinggi

2
Hasibuan – Hubungan Tingkat Pendidikan | 3

tingkat pendidikannya akan semakin sulit dan semakin bermakna pembelajaran yang akan diajarkan.
Semakin lama menempuh pendidikan akan semakin banyak juga ilmu yang akan diperoleh. Menurut
Ceci dkk (1997) bahwa inteligensi mungkin mempunyai muatan genetik yang memberinya
kecenderungan tertentu, seperti inteligensi rendah, menengah, atau tinggi. Fitzgerald & Mckinney
mengemukakan tingkat kecerdasan anak secara positif terkait dengan tingkat pendidikan orang tua dan
tingkat disiplin ibu. Tingkat inteligensi anak, disamping ditentukan oleh hereditas dari orang tua, juga
oleh stimulasi dari orang tua (Soemanto, 2006).
Penelitian Wulandari (2014) mengatakan bahwa ibu yang memiliki pendidikan tinggi lebih
menyadari betapa pentingnya pendidikan bagi anak. Ibu akan lebih peduli dengan proses dan hasil
belajar anak di sekolah. Ibu yang merasa kesuksesannya diperoleh tanpa menggunakan ilmu
cenderung tidak peduli dengan pendidikan anaknya karena merasa pendidikan bukanlah hal yang
begitu penting. Tingkat pendidikan setiap ibu akan berpengaruh pada hasil belajar yang diperoleh oleh
masing-masing anak. Ibu yang memiliki tingkat pendidikan tinggi pada umumnya lebih sibuk bekerja,
fokus pada karir dan ada yang berperan sebagai pencari nafkah dalam keluarga. Ibu yang bekerja
sebagai pencari nafkah tidak memiliki waktu untuk memperhatikan proses dan hasil belajar anak. Ada
pula ibu berpendidikan tinggi yang tidak memiliki kesempatan untuk mencapai cita-citanya, kemudian
merasa pendidikan yang dahulu ia tempuh menjadi sia-sia sehingga mengabaikan pendidikan anaknya.
Ibu yang memiliki tingkat pendidikan rendah cenderung ingin menciptakan anak yang
berkualitas dan memiliki tingkat pendidikan yang jauh lebih tinggi dari dirinya. Ibu akan menerapkan
kedisiplinan yang menumbuhkan motivasi anak agar sesuai yang diharapkan oleh ibu. Memandang
pekerjaan orang yang sukses dan berupah banyak juga menjadi salah satu alasan ibu yang memiliki
tingkat pendidikan rendah ingin anaknya berprestasi dengan indikator anak akan mudah mendapat
pekerjaan yang baik di masa depan (Wulandari, 2014). Umumnya anak akan termotivasi menjadi
berprestasi agar dapat merubah status ekonomi keluarga apabila ekonomi keluarganya rendah. Pada
umumnya profesi orang tua berhubungan dengan tingkat pendidikan yang ditempuh sebelumnya.
Penelitian ini menggunakan lima penelitian terdahulu untuk menambah wawasan peneliti
mengenai judul topik yang diteliti. Penelitian yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan orang tua
dengan prestasi belajar siswa memiliki hubungan yang signifikan yaitu pada penelitian Wangi (2020)
menunjukkan bahwa adanya korelasi kuat antara Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua dengan
Prestasi belajar Mata Pelajaran IPS Kelas VIII SMP Negeri 7 Sungai Raya. Penelitian oleh Supandi
(2019) menyatakan bahwa ada hubungan positif dan signifikasi antara tingkat pendidikan orang tua
dengan prestasi belajar siswa kelas X di SMA Alihsan. Penelitian oleh Al Zuhry & Ghofur (2021)
menyatakan bahwa tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan orang tua, semangat belajar, dan
fasilitas belajar memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar siswa SMK tamsis Mojokerto kelas X.

3
Hasibuan – Hubungan Tingkat Pendidikan | 4

Penelitian yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa
memiliki hubungan yang tidak signifikan yaitu pada penelitian Alfian (2020) menyatakan bahwa
tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas IV
Gugus V Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo. Penelitian Wulandari (2015) menyatakan bahwa
tingkat pendidikan orang tua tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas V di SD Negeri 1
Jagoan Tahun Ajaran 2014/2015. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada
subjek penelitian. Pada penelitian Alfian (2020) tidak diungkapkan bagaimana cara dan jumlah
penarikan sampel. Pada penelitian terdahulu menggunakan populasi dan sampel tidak lebih dari 100
responden. Pada penelitian ini menggunakan populasi sebesar 297 dan sampel sebesar 170 responden
yang terdiri dari 12 kelas.
Peneliti telah melakukan observasi ketika melaksanakan Kuliah Praktik Lapangan (KPL) di
kelas V SDN Kotalama 3 tahun ajaran 2021/2022 semester gasal pada tanggal 23 Agustus 2021
sampai 13 September 2021. KPL dilaksanakan pada saat pandemi. Peneliti menemukan fakta di
lapangan bahwa mayoritas orang tua siswa di SDN Kotalama 3 kurang peduli terhadap proses
belajar dan prestasi belajar siswa. Ada beberapa orang tua siswa yang tidak mengambil buku paket
selama 1 bulan. Pembelajaran online tidak berjalan dengan baik dan tidak bisa dilaksanakan melalui
gmeet/zoom. Orang tua tidak setuju dan tidak mau jika pembelajaran harus dilaksanakan secara
online.
Berdasarkan peristiwa yang ditemukan oleh peneliti di lapangan saat KPL dan banyaknya
asumsi masyarakat yang mengatakan bahwa prestasi atau hasil belajar siswa tergantung dengan tingkat
pendidikan orangtuanya sehingga peneliti tertarik mengangkat judul “Hubungan Tingkat Pendidikan
Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SDN Se-gugus 5 Kecamatan Kedungkandang
Malang”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana hubungan tingkat pendidikan orang tua
dengan prestasi belajar siswa SDN Segugus 5 Kecamatan Kedungkandang Malang. Manfaat penelitian
ini adalah untuk memperkaya khasanah intelektual dan menjadi pijakan bagi penelitian-penelitian
lebih lanjut. Bagi pembaca Memberikan informasi tentang hubungan tingkat pendidikan orang tua
terhadap prestasi belajar anak. Bagi penulis sendiri, sebagai ajang latihan, pengembangan ilmu
pengetahuan dan menambah wawasan untuk mendalami sebagai pendidik dan pengajar.

METODE
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian
korelasi. Menurut Santoso & Madiistriyatno (2021) Penelitian korelasi adalah penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel melalui penggunaan statistik
korelasional (r). Populasi penelitian ini seluruh siswa kelas V SDN Segugus 5 Kecamatan
Kedungkandang Malang berjumlah 297 siswa. Sampel diambil berdasarkan rumus Slovin yang

4
Hasibuan – Hubungan Tingkat Pendidikan | 5

berjumlah 170 responden. Penarikan sampel menggunakan teknik random sampling (Simple Random
Sampling) dengan sistem undian. Penelitian ini dilakukan di SDN Se-gugus 5 Kecamatan
Kedungkandang Malang. Penentuan lokasi dan subjek berfokus pada orang tua dan siswa kelas V di
SDN Se-gugus 5 Kecamatan Kedungkandang Malang, yaitu SDN Kotalama 1, SDN Kotalama 2, SDN
Kotalama 3, SDN Kotalama 4, SDN Kotalama 5, dan SDN Kotalama 6. Instrumen yang digunakan
adalah angket yang merujuk pada skala likert dengan 4 pilihan jawaban yaitu Selalu (SL), Sering (SR),
Kadang-kadang (KD), Tidak Pernah (TP) pada setiap pernyataan untuk mengungkap tingkat
pendidikan orang tua siswa. Untuk mengungkapkan skala prestasi belajar siswa, menggunakan nilai
rata-rata semua mata pelajaran pada rapor siswa yang diperoleh dalam kurun waktu tertentu. Penelitian
ini menggunakan rata-rata nilai rapor pada semester I tahun pelajaran 2021/2022.Penelitian ini
terdapat satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel independen (bebas) adalah variabel
yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain, sedangkan variabel dependen adalah variabel
yang dijelaskan dan dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
tingkat pendidikan orang tua (X), yaitu tingkat pendidikan terakhir yang ditempuh oleh orang tua
siswa Kelas V SDN Se-gugus 5 Kecamatan Kedungkandang Malang. Variabel terikatnya adalah
prestasi belajar siswa (Y), yaitu prestasi belajar siswa Kelas V SDN Se-gugus 5 Kecamatan
Kedungkandang Malang.
Setelah pengumpulan data menggunakan instrumen, selanjutnya data yang telah diperoleh
diuji validitas dan reliabilitasnya agar dapat dilihat valid tidaknya serta reliabel tidaknya item
instrumen. Uji validitas data menggunakan responden yang berbeda dari responden asli dengan jumlah
50 responden yaitu kelas VA 25 siswa dan VB 25 siswa di SDN 1 Ngijo Karangploso. Uji validitas
menggunakan rumus Pearson product moment. Uji reliabilitas menggunakan metode Alpha
Cronbach’s. Uji prasyarat pada penelitian ini adalah uji normalitas dan uji linieritas untuk
menunjukkan bahwa variabel X dan Y berdistribusi normal. Uji normalitas data menggunakan rumus
Kolmogorov smirnov. Uji linier untuk mengetahui linieritas hubungan antara variabel X dan Y
menggunakan metode Test of linearity. Tahap analisis pendahuluan dengan menyusun tabel distribusi
jawaban setiap variabel penelitian. Memasukkan data yang telah diperoleh ke dalam tabel distribusi
agar mempermudah penghitungan dan mempermudah pembacaan data dalam pengolahan data.
Analisis deskriptif menggunakan tabel distribusi frekuensi untuk keperluan deskripsi data. Analisis uji
hipotesa dilakukan dengan rumus korelasi untuk melihat hubungan tingkat pendidikan orang tua siswa
dengan prestasi belajar siswa. Uji korelasi data menggunakan rumus Pearson correlation. Semua
pengujian data pada penelitian ini menggunakan SPSS (Statistical Program for Social Science) Versi
26.

5
Hasibuan – Hubungan Tingkat Pendidikan | 6

HASIL
Uji validitas penelitian ini menggunakan SPSS versi 26. Instrumen dapat dinyatakan valid
apabila nilai signifikansinya < 0,05. Ada 20 item yang diuji validitasnya, sebanyak 17 item instrumen
dinyatakan valid dan 3 item instrumen yang tidak valid. Nilai signifikansi dapat dilihat pada baris
signifikan total skor. Tabel hasil perhitungan validitas dapat dilihat pada lampiran 4. Item instrumen
yang valid dengan nilai item 1(0.016), item 4(0.000), item 5(0.001), item 6(0.011), item 7(0.003),
item 8(0.001), item 9(0.002), item 10(0.001), item 11(0.000), item 12(0.004), item 13(0.010), item
14(0.001), item 15(0.000), item 16(0.000), item 17(0.003), item 18(0.014), dan item 20(0,003). Item
instrumen yang tidak valid dengan nilai item 2(0,057), item 3(0,200), dan item 19(0,400).
Uji reliabilitas menggunakan SPSS versi 26. Jika koefisien yang didapat > 0.60, maka
instrumen penelitian tersebut dinilai reliabel.Uji reliabilitas ini dengan menggunakan 17 item yang
sudah dinyatakan valid. Pada penelitian ini nilai Cronbach’s Alphanya sebesar 0,764. Jadi dapat
dinyatakan bahwa instrumen data bersifat reliabel karena 0,764 > 0,60.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.764 17
Tabel 1. Uji reliabilitas

Uji normalitas data menggunakan SPSS versi 26. Uji normalitas penelitian ini menggunakan
rumus One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Ketentuannya apabila nilai signifikan diatas 0,05 maka
data berdistribusi normal. Jika hasil One Sample Kolmogorov Smirnov menunjukkan nilai signifikan
dibawah 0,05 maka data tidak terdistribusi normal. Pada penelitian ini data memiliki nilai signifikansi
sebesar 0,093. Jadi dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal karena >0,05. Nilai
signifikansinya dapat dilihat pada kolom Exact Sig tabel 2.

6
Hasibuan – Hubungan Tingkat Pendidikan | 7

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 170
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 4.11561238
Most Extreme Differences Absolute .094
Positive .089
Negative -.094
Test Statistic .094
Asymp. Sig. (2-tailed) .001c
Exact Sig. (2-tailed) .093
Point Probability .000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Tabel 2. Uji normalitas data

Uji linearitas dapat dipakai untuk mengetahui apakah variabel terikat dengan variabel bebas
memiliki hubungan linear atau tidak secara signifikan. Uji linearitas dapat dilakukan melalui test of
linearity. Uji linear data penelitian ini menggunakan SPSS versi 26. Kedua variabel dapat dikatakan
memiliki hubungan yang linear jika nilai signifikansi pada Deviation from linearity > 0,05, maka dapat
diartikan bahwa antara variabel bebas dan variabel terikat terdapat hubungan yang linear. Data
penelitian ini memiliki hubungan yang linear karena nilai signifikansinya sebesar 0,838> 0,05.
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Prestasi Belajar * Between Groups (Combined) 95.515 6 15.919 .918 .484
Tingkat Linearity 59.580 1 59.580 3.436 .066
Pendidikan Deviation from Linearity 35.934 5 7.187 .414 .838
Within Groups 2826.632 163 17.341
Total 2922.147 169
Tabel 3. Uji Linearitas Data

7
Hasibuan – Hubungan Tingkat Pendidikan | 8

Uji korelasi penelitian ini menggunakan SPSS versi 26 dengan rumus Pearson correlation.
Hasil hitung korelasi memperoleh Sig. (2-tailed) = 0,063. Jadi, Sig. (2-tailed) > 0,05 yaitu 0,063>
0,05 maka tidak signifikan. Berdasarkan nilai r hitung = -0,143, sedangkan rtabel = 0,148. Jadi rhitung < rtabel
artinya r hitung tidak signifikan. Menggunakan r tabel sebagai penentu kriteria kekuatan hubungan antara
variabel independen dengan dependen yaitu mengacu pada tabel 4 Interpretasi koefisien korelasi.
Berdasarkan tabel interpretasi koefisien, nilai r hitung = -0,143 berada pada rentang (0,00 – 0,19) yaitu
dengan kriteria sangat rendah serta mengarah ke negatif karena pada nilai r hitung memiliki tanda (-).
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan
orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas V SDN Segugus 5 Kecamatan Kedungkandang Malang.
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1,00 Sangat kuat
0,60 – 0,79 Kuat
0,40 – 0,59 Sedang
0,20 – 0,39 Rendah
0,00 – 0,19 Sangat Rendah
Tabel 4. Interpretasi koefisien korelasi
Sumber: (Sugiyono,2014)

Correlations
Tingkat
Pendidikan Prestasi Belajar
Tingkat Pendidikan Pearson Correlation 1 -.143
Sig. (2-tailed) .063
N 170 170
Prestasi Belajar Pearson Correlation -.143 1
Sig. (2-tailed) .063
N 170 170
Tabel 6. Uji korelasi pearson

PEMBAHASAN

8
Hasibuan – Hubungan Tingkat Pendidikan | 9

Menurut Arikunto (2013) instrumen penelitian dikatakan valid apabila mampu mengukur apa
yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Menurut Priyatno
(2014) uji validitas digunakan untuk mengukur seberapa cermat sebuah pernyataan dalam kuesioner
yang akan ditanyakan kepada responden. Penghitungan uji validitas pada penelitian ini menggunakan
metode Korelasi Pearson dengan melihat nilai signifikansi yang tedapat pada tabel, apabila nilai
signifikansi menunjukkan angka < 0,05 maka item pernyaatan tersebut dapat dikatakan valid, tetapi
jika nilai signifikansi > 0,05 maka item pernyataan dinyatakan tidak valid. Hasil hitung uji validitas
instrumen dengan 20 item memperoleh 17 item yang valid dan 3 item yang tidak valid. Item instrumen
yang valid dengan nilai item 1(0.006), item 4(0.000), item 5(0.000), item 6(0.007), item 7(0.000),
item 8(0.000), item 9(0.004), item 10(0.000), item 11(0.000), item 12(0.004), item 13(0.005), item
14(0.001), item 15(0.000), item 16(0.000), item 17(0.004), item 18(0.039), dan item 20(0,012). Item
instrumen yang tidak valid dengan nilai item 2(0,057), item 3(0,200), dan item 19(0,400).
Hasil hitung reliabilitas dilakukan setelah uji validitas. Menurut Sugiyono (2017) bahwa uji
reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan objek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama. Uji reliabilitas ini dilakukan pada responden sebanyak 50 siswa
masing-masing kelas VA 25 siswa dan VB 25 siswa di SDN 1 Ngijo Karang Ploso. Uji reliabilitas
yang dilakukan menggunakan item pernyataan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas yaitu
sebanyak 17 item pernyataan. Variabel dikatakan baik apabila memiliki nilai Cronbach’s Alpha > dari
0,6 (Priyatno, 2014). Penelitian ini memperoleh hasil Cronbach’s Alpha sebesar 0,764 > 0,6. Jadi
dapat dinyatakan bahwa instrumen pada penelitian ini bersifat reliabel karena nilai Cronbach’s Alpha
lebih besar dari 0,6.
Uji normalitas dilakukan sebagai uji asumsi klasik. Menurut Sujarweni (2015) uji normalitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan uji
Kolmogorov Smirnov satu arah. Pengambilan kesimpulan untuk menentukan apakah suatu data
mengikuti distribusi normal atau tidak adalah dengan menilai nilai signifikannya. Jika signifikan > 0,
05 maka variabel berdistribusi normal dan sebaliknya jika signifikan < 0, 05 maka variabel tidak
berdistribusi normal. Uji normalitas menggunakan SPSS versi 26 dengan One Sample Kolmogorov
Smirnov Test yang memperoleh nilai signifikansi sebesar 0,093. Jadi dapat dinyatakan bahwa data
berdistribusi normal karena 0,093>0,05.
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang
linear atau tidak secara signifikan. Uji linearitas biasanya dilakukan sebagai prasyarat dalam analisis
korelasi (Widiyanto, 2012). Uji linearitas pada penelitian ini dilakukan menggunakan SPSS versi 26
melalui test of linearity. Kedua variabel dapat dikatakan memiliki hubungan yang linear jika nilai
signifikansi pada Deviation from linearity > 0,05, maka dapat diartikan bahwa antara variabel bebas

9
Hasibuan – Hubungan Tingkat Pendidikan | 10

dan variabel terikat terdapat hubungan yang linear. Hasil hitung uji linearitas pada penelitian ini
memperoleh nilai signifikansi sebesar 0,838. Variabel penelitian ini memiliki hubungan yang linear
karena nilai signifikansinya 0,838> 0,05.
Uji korelasi penelitian ini menggunakan SPSS versi 26 dengan rumus Pearson correlation.
Menurut Sudaryono (2014) analisis korelasi merupakan salah satu teknik statistik yang sering
digunakan untuk mencari bagaimana hubungan antara dua variabel. Korelasi diartikan sebagai
hubungan. Analisis korelasi bertujuan untuk mengetahui pola dan keeratan hubungan antara dua
variabel atau lebih. Menentukan keeratan hubungan antar variabel dapat ditentukan dengan dua cara.
Cara pertama, jika nilai signifikansinya < dari 0,05 maka data memiliki hubungan yang signifikan
sedangkan jika nilai signifikansinya > dari 0,05 maka data memiliki hubungan yang tidak signifikan.
Hasil hitung korelasi penelitian ini memperoleh Sig. (2-tailed) = 0,063. Jadi, Sig. (2-tailed) > 0,05
yaitu 0,063> 0,05 maka hubungan tidak signifikan. Cara kedua dilihat dari r hitung dan rtabel, jika rhitung >
rtabel maka kedua variabel memiliki hubungan yang signifikan sedangkan jika r hitung < rtabel maka r
hitung tidak signifikan dan dapat dinyatakan bahwa kedua variabel memiliki hubungan yang tidak
signifikan. Berdasarkan nilai rhitung = -0,143, sedangkan rtabel = 0,148. Jadi rhitung < rtabel artinya r hitung
tidak signifikan. Berdasarkan tabel interpretasi koefisien, nilai r hitung = -0,143 berada pada rentang (0,00
– 0,19) yaitu dengan kriteria sangat rendah serta mengarah ke negatif karena pada nilai r hitung
memiliki tanda (-). Dari analisis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara
tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas V SDN Segugus 5 Kecamatan
Kedungkandang Malang.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat
pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas V SDN Segugus 5 Kecamatan
Kedungkandang Malang tahun pelajaran 2021/2022. Hasil penelitian ini didukung penelitian
terdahulu dengan hasil yang sama yaitu penelitian oleh Alfian (2020) menyatakan bahwa tidak
terdapat hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas IV Gugus V
Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo, penelitian Wulandari (2015) menyatakan bahwa tingkat
pendidikan orang tua tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas V di SD Negeri 1 Jagoan
Tahun Ajaran 2014/2015. Penelitian Wulandari (2015) menyatakan bahwa besarnya pengaruh tingkat
pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa adalah sebesar 1,4% dan sisanya di pengaruhi oleh
variabel lainnya.
SIMPULAN
Berdasarkan analisis statistik korelasi data dan pembahasan yang telah di jelaskan maka
peneliti menarik kesimpulan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan
orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas V SDN Segugus 5 Kecamatan Kedungkandang Malang
Tahun Pelajaran 2021/2022. Pernyataan ini berdasarkan hasil hitung korelasi memperoleh Sig. (2-

10
Hasibuan – Hubungan Tingkat Pendidikan | 11

tailed) = 0,063. Jadi, Sig. (2-tailed) > 0,05 maka tidak ada korelasi. Berdasarkan nilai r hitung = -0,143,
sedangkan rtabel = 0,148. Jadi rhitung < rtabel artinya r hitung tidak signifikan. Hasil penelitian mengenai
hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas V SDN Segugus 5
Kecamatan Kedungkandang Malang diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,143. Koefisien korelasi
dengan besar 0,143 dalam tabel interpretasi koefisien korelasi temasuk pada kategori hubungan sangat
rendah atau hubungan sangat lemah.
Secara faktual bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan orang
tua yang tinggi dengan prestasi belajar siswa yang lebih baik ataupun tingkat pendidikan orang tua
yang rendah dengan prestasi belajar siswa yang buruk. Tingkat pendidikan orang tua hanya salah satu
dari banyak variabel yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Prestasi siswa bisa dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain seperti faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari faktor
fisiologis dan faktor psikologis. Faktor fisiologis seperti kesehatan jasmani, tidak dalam kondisi lelah
dan tidak dalam kondisi cacat jasmani. Faktor psikologis seperti minat, bakat, motivasi. Faktor
eksternal seperti lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan bermain.

DAFTAR RUJUKAN
Al Zuhry, M. V, & Ghofur, M. A. (2021). Pengaruh tingkat pendidikan, pendapatan orang tua,
semangat belajar, dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar siswa di masa pandemi. Edukatif:
Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(5), 2501-2512.
Alfian. (2020). Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua Dengan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas
IV Gugus V Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo. (Artikel Tidak Diterbitkan). Universitas
Negeri Makassar.
Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Ceci, S. J., Rosenblum, T., deBruyn, E. & Lee, D. Y. (1997). A Bio-Ecological Model Of Intellectual
Development. In.R. J. Stenberg & E. Grigorenko (Eds.), Intelligence, Heredity, and
Environment. New York: Cambridge University Press.
Darmawan, Deni. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung. Remaja Rosdakarya.
Djaali. (2014). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23. Semarang :
Badan Penerbit Universita Diponegoro.
Hamalik, Oemar. (2014). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Nufus, H., & Adu, L. (2020). Pola Asuh Berbasis Qalbu dan Perkembangan Belajar Anak. Ambon:
LP2M IAIN Ambon.
Priyatno, Dwi. (2014). Mandiri Belajar Analisis Data Dengan SPSS. Yogyakarta: Mediakom.
Purwanto. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Santoso, I., & Madiistriyatno, H. (2021). Metodologi penelitian kuantitatif. Indigo media.
Soemanto, Wasty. (2006). Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan). Jakarta:
Renika Cipta.
Sudaryono. (2014). Aplikasi Statistika Untuk Penelitian. Jakarta: Lentera Ilmu Cendekia.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, CV.

11
Hasibuan – Hubungan Tingkat Pendidikan | 12

Sugiyono. (2014). Metode penelitian kombinasi (Mixed methods). Bandung: Alfabeta.


Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, CV.
Sujarweni, V. Wiratna. (2015). Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press.
Supandi, A. (2019). Hubungan tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar siswa. Ilmiah
Wahana Pendidikan, 5(1). (Artikel Tidak Diterbitkan). Universitas Indraprasta PGRI Jakarta.
Wangi, S. S. (2020). Korelasi tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar ips di Smpn 7
Sungai raya. (Artikel Tidak Diterbitkan). Universitas Tanjungpura Pontianak.
Widiyanto, Joko. (2012). SPSS For Windows. Surakarta: Badan Penerbit-FKIP Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Wulandari, D. (2015). Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Kelas V di SDN Negeri 1 Jagoan Tahun Pelajaran 2014/2015. (Artikel Tidak Diterbitkan).
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Wulandari, S. (2014). Hubungan tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas v
SDN Rejondani Madurejo Prambanan Sleman Yogyakarta semester I tahun pelajaran
2012/2013. (Skripsi Tidak Diterbitkan). Universitas Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta.

12
Lampiran 1 Proposal Penelitian

PENDAHULUAN

Kegiatan belajar mengajar di sekolah merupakan proses untuk mengukur


pemahaman siswa terhadap pembelajaran dan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Ada dua
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu faktor dari dalam diri masing-masing
anak dan faktor lingkungan. Faktor dari dalam diri anak adalah kesehatan, kecerdasan, minat
dan motivasi. Sedangkan faktor lingkungan adalah faktor yang mempengaruhi dari luar yaitu
lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat (Djaali, 2014). Walaupun
pembelajaran yang diberikan oleh guru kepada setiap siswa sama, prestasi belajar masing-
masing anak akan berbeda karena faktor dalam diri dan faktor dari luar masing-masing anak
juga berbeda.
Dalam lingkungan keluarga terdiri atas peran orang tua dan anak. Ayah dan ibu
memiliki kedudukan yang sama yakni sebagai orang tua. Ibu merupakan lingkungan pertama
anak dari lahir hingga dewasa. Selain itu ibu merupakan simbol kasih sayang dan ayah
menjadi sumber kekuasaan dan hukum (Purwanto, 2006). Seorang ibu adalah orang pertama
yang akan menurunkan pengetahuannya, perilaku, sopan santun, kebiasaan dan adat istiadat
yang baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah pada anak. Kebiasaan tersebut akan
menyebabkan anak menjadi terbina dan terdidik dalam kehidupan dan kegiatan sehari-harinya
serta mempengaruhi kegiatan belajar anak di sekolah (Nufus & Adu, 2020)..
Sekolah merupakan salah satu lembaga tempat menimba ilmu. Sekolah yang wajib
dijalani oleh setiap warga Negara Indonesia adalah selama 12 tahun yang terbagi menjadi 3
tingkatan yaitu SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK. Setelah menjalani 3 tingkatan
tersebut, perguruan tinggi merupakan kelanjutan setelah menempuh pendidikan menengah
atas yang diselenggarakan untuk mempersiapkan peserta didiknya menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan akademis dan profesional. Setiap tingkatan
pendidikan harus dilalui secara berurut, karena semakin tinggi tingkat pendidikannya akan
semakin sulit dan semakin bermakna pembelajaran yang akan diajarkan. Sehingga semakin
lama menempuh pendidikan akan semakin banyak juga ilmu yang akan diperoleh. Begitu pula
dengan seorang ibu sebagai orang tua, semakin tinggi tingkat pendidikannya maka akan
semakin mampu pula untuk menciptakan anak yang memiliki pibadi yang terbina dan
terdidik. Serta dapat menciptakan lingkungan dan suasana belajar yang baik bagi anak.
Pribadi yang terbina, terdidik dan lingkungan belajar yang baik akan mampu menciptakan
anak yang berprestasi di sekolah(Wangi, 2020).
Dalam penelitian (S. Wulandari, 2014) mengatakan bahwa ibu yang memiliki
pendidikan tinggi lebih menyadari betapa pentingnya pendidikan bagi anak. Dengan begitu
ibu akan lebih peduli dengan proses dan hasil belajar anak di sekolah. Ibu yang merasa
kesuksesannya diperoleh tanpa menggunakan ilmu cenderung tidak peduli dengan pendidikan
anaknya karena merasa pendidikan bukanlah hal yang begitu penting. Akibatnya, tingkat
pendidikan setiap ibu akan berpengaruh pada hasil belajar yang diperoleh oleh masing-masing
anak. Tetapi ibu yang memiliki tingkat pendidikan tinggi pada umumnya lebih sibuk bekerja,
fokus pada karir dan ada yang berperan sebagai pencari nafkah dalam keluarga. Sehingga
tidak memiliki waktu untuk memperhatikan proses dan hasil belajar anak. Ada pula ibu
berpendidikan tinggi yang tidak memiliki kesempatan untuk mencapai cita-citanya, yang
kemudian merasa pendidikan yang dahulu ia tempuh menjadi sia-sia. Sehingga mengabaikan
pendidikan anaknya.
Kemudian ibu yang memiliki tingkat pendidikan rendah cenderung ingin
menciptakan anak yang berkualitas dan memiliki tingkat pendidikan yang jauh lebih tinggi
dari dirinya. Sehingga ibu akan menerapkan kedisiplinan yang menumbuhkan motivasi anak
agar sesuai yang diharapkan oleh ibu. Selain itu , memandang pekerjaan orang yang sukses
dan berupah banyak juga menjadi salah satu alasan ibu yang memiliki tingkat pendidikan
rendah ingin anaknya berprestasi dengan indikator anak akan mudah mendapat pekerjaan
yang baik di masa depan (S. Wulandari, 2014). Umumnya anak akan termotivasi menjadi
berprestasi agar dapat merubah status ekonomi keluarga apabila ekonomi keluarga tersebut
rendah. Hal tersebut disebabkan karena pada umumnya profesi orang tua berhubungan dengan
tingkat pendidikan yang ditempuh sebelumnya.
Dalam pengukuran prestasi belajar siswa, ada tiga ranah yang menjadi indikator
pencapaian hasil belajar siswa yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.
1. Ranah kognitif berhubungan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek,
yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Aspek pengetahuan/ingatan dan pemahaman disebut kognitif tingkat rendah sedangkan
aspek lainnya disebut kognitif tingkat tinggi.
2. Ranah Afektif berhubungan dengan sikap yang terdiri atas lima aspek, yakni penerimaan,
jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

14
3. Ranah psikomotoris berhubungan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan
dalam bertindak. Ada enam aspek psikomotoris yakni gerakan reflex, keterampilan
gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan
kompleks, serta gerakan ekspresif dan interpretatif.
Ketiga ranah tersebutlah yang menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah
tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena
menyangkut kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pelajaran.
Dalam hasil Penelitian (Wangi, 2020) menunjukkan bahwa adanya korelasi kuat
antara Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua dengan Prestasi belajar Mata Pelajaran IPS
Kelas VIII SMP Negeri 7 Sungai Raya. Penelitian (Supandi, 2019) menyatakan bahwa ada
hubungan positif dan signifikasi antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar
siswa kelas X di SMA Alihsan. Penelitian (Al Zuhry & Ghofur, 2021) menyatakan bahwa
tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan orang tua, semangat belajar, dan fasilitas
belajar memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar siswa SMK tamsis Mojokerto kelas X.
Dalam hasil penelitian (Alfian, 2020) menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara
tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas IV Gugus V Kecamatan
Pammana Kabupaten Wajo. Penelitian terakhir oleh (D. Wulandari, 2015) menyatakan bahwa
tingkat pendidikan orang tua tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas V di SD
Negeri 1 Jagoan Tahun Ajaran 2014/2015.
Penelitian ini bertujuan ingin mencari hubungan positif antara tingkat pendidikan
orang tua dengan prestasi belajar siswa. Objek penelitian pada tulisan ini adalah siswa kelas V
A SDN Se-gugus 5 Kecamatan Kedungkandang Malang. Alasan saya memilih SDN Se-
gugus 5 Kecamatan Kedungkandang Malang sebagai tempat penelitian karena berada di
wilayah masyarakat yang berstatus ekonomi menengah kebawah dan tingkat pendidikan
orang tua siswa bervariasi. Alasan memilih kelas V pada tahun pelajaran 2021/2022 semester
I sebagai objek penelitian karena kelas V SDN Se-gugus 5 Kecamatan Kedungkandang
Malang memiliki tingkat prestasi belajar yang berbeda-beda dan kelas V merupakan kelas
tinggi yang lebih terukur tingkat prestasinya. Disamping itu, juga banyaknya asumsi
masyarakat yang mengatakan bahwa prestasi atau hasil belajar siswa tergantung dengan
tingkat pendidikan orangtuanya sehingga peneliti tertarik mengangkat judul “Hubungan
Tingkat Pendidikan Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SDN Se-gugus 5
Kecamatan Kedungkandang Malang”.

15
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada subjek penelitian.
Pada penelitian terdahulu subjek penelitian adalah guru dan orang tua siswa kelas VIII SMP
Negeri 7 Sungai Raya, sedangkan pada penelitian ini subjeknya adalah guru dan orang tua
siswa kelas V SDN Se-gugus 5 Kecamatan Kedungkandang Malang. Penelitian terdahulu
objek penelitiannya adalah siswa pada jenjang sekolah menengah pertama hingga sekolah
menengah atas dan penelitian dilakukan hanya pada 1 sekolah. Sedangkan penelitian ini
dilakukan pada jenjang sekolah dasar dan pada enam sekolah dasar negeri dalam 1 gugus
Kecamatan Kedungkandang Malang. Penelitian terdahulu populasinya seluruh siswa kelas
VIII SMP Negeri 7 Sungai Raya berjumlah 138 siswa yang terdiri dari 5 kelas sedangkan
pada penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa kelas V SDN Se-gugus 5 Kecamatan
Kedungkandang Malang berjumlah 297 siswa yang terdiri dari 12 kelas.
KAJIAN TEORI
A. TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA
Dalam kamus besar bahasa Indonesia tingkat adalah jenjang, tata urut, atau strata.
Pendidikan berasal dari bahasa latin ex dan ducare yang bermakna adanya dua subjek yang
saling berhubungan, yang memimpin dan yang dipimpin. Pendidikan adalah hal penting
dalam keberlangsungan hidup manusia. Pendidikan merupakan proses pembentuk dan
pembinaan karakter siswa menjadi manusia yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Tolak
ukur jenjang pendidikan bersifat formal, sebagaimana dijelaskan pada Undang-undang sistem
pendidikan nasional pasal 14. Undang-undang tersebut menyatakan bahwa jenjang pendidikan
formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan
formal tersebut kemudian di uraikan dalam Undang-undang sistem pendidikan nasional pada
pasal 17 hingga pasal 19.
Berikut penjelasan tentang jenjang pendidikan pendidikan dasar yang diuraikan
dalam undang- undang sistem pendidikan nasional pasal 17, ayat 1 sampai 3. "Pasal 17 ayat
(1) Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan
menengah. Pasal 17 ayat (2) Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah
ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan
madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat. Pasal 17 ayat(3) Ketentuan
mengenai pendidikan dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih
lanjut dengan peraturan pemerintah." Berikut Penjelasan tentang jenjang pendidikan
pendidikan menengah yang diuraikan dalam undang- undang sistem pendidikan nasional

16
pasal 18, ayat 1 sampai 4. "Pasal 18 ayat (1) Pendidikan menengah merupakan lanjutan
pendidikan dasar. Pasal 18 ayat (2) Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah
umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pasal 18 ayat (3) Pendidikan menengah berbentuk
sekolah menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK),
dan madrasah aliyah kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat. Pasal 18 ayat (4)
Ketentuan mengenai pendidikan menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2),
dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah." Berikut Penjelasan tentang
jenjang pendidikan pendidikan tinggi yang diuraikan dalam undang- undang sistem
pendidikan nasional pasal 19, ayat 1 sampai 2. "Pasal 19 ayat (1) Pendidikan tinggi
merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program
pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh
pendidikan tinggi. Pasal 19 ayat (2) Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan sistem
terbuka."
Fungsi pendidikan adalah sebagai penghasil sumber daya manusia berkualitas yang
mampu mengamalkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh di sekolah maupun di luar
sekolah. Peran pendidikan adalah untuk mengembangkan kemampuan. Pendidikan adalah
upaya berbentuk kegiatan yang dilakukan oleh pendidik terhadap peserta didik agar peserta
didik dapat mengembangkan potensi yang ada pada diri masing-masing, baik kemampuan
keagamaan, kecerdasan, dan keterampilan (Wangi, 2020). Selain itu, pendidikan merupakan
jembatan manusia dalam menghadapi perkembangan era saat ini. Pendidikan sangat penting
bagi suatu negara, tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri tetapi bermanfaat bagi
keberlangsungan suatu negara. Umumnya keberhasilan suatu negara juga dilihat dari
pendidikan masyarakatnya. Pendidikan dapat berjalan dengan baik sesuai tujuan apabila
didukung oleh guru, orang tua, dan lingkungan siswa. Sekolah merupakan tempat kedua
terjadinya kegiatan pendidikan dan sosialisasi bagi anak setelah dalam keluarga.
Orang tua adalah orang yang memimpin dan bertanggung jawab dalam suatu
keluarga. Dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan orang tua adalah jenjang pendidikan
terakhir yang ditempuh oleh orang tua dalam usaha mengembangkan kecerdasan, perilaku,
dan keterampilan secara intelektual dan emosional. Tingkat pendidikan orang tua tidak lepas
dari latar belakang keluarga, kecerdasan, dan tingkat ekonomi. Pada umumnya orang tua yang
memiliki keluarga berlatar belakang pendidikan tinggi akan menurunkan dan mengupayakan
agar tingkat pendidikan anak atau keturunannya sejajar ataupun lebih dari dirinya. Keluarga

17
yang berlatar belakang pendidikan rendah kurang memperhatikan tingkat pendidikan, tetapi
ada yang ingin anaknya berpendidikan tinggi agar dapat merubah status sosial dan eknonomi
keluarga. Kecerdasan juga menjadi salah satu jembatan untuk mencapai tingkat pendidikan
yang tinggi. Banyaknya pengadaan beasiswa bagi siswa yang memiliki kecerdasan yang
memumpuni menjadi salah satu batu pijakan bagi siswa yang berkeinginan besar untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Bagi siswa tingkat ekonomi menjadi
salah satu jalan sekaligus halangan bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan, karena
pendidikan di sekolah menghabiskan biaya yang cukup mahal bagi keluarga yang penghasilan
ekonominya tidak mencukupi.
B. PRESTASI BELAJAR SISWA
Menurut (Rosyid dkk, 2019), prestasi belajar sebagai hasil pengukuran yang
diwujudkan dalam bentuk angka, huruf, simbol, maupun kalimat yang menyatakan
keberhasilan yang dicapai siswa selama proses belajar mengajar dalam kurun waktu tertentu.
Menurut (Lomu & Widodo, 2018), prestasi belajar merupakan suatu pencapaian yang
diperoleh peserta didik dalam kegiatan belajar, hal ini diperoleh melalui belajar, mengerjakan
tugas, ulangan ataupun ujian pada jenjang pendidikan tertentu dalam bentuk nilai atau angka
yang diperoleh dari evaluasi yang dilakukan guru. Selanjutnya menurut (Hamdu & Agustina,
2011)prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima,
menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar.
Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari
materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah
mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan
evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi
belajar siswa. Pengertian diatas berarti tanpa adanya usaha maka prestasi belajar tidak akan
tercapai. Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan
perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Dapat disimpulkan
bahwa prestasi belajar adalah segala perubahan pada siswa setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran yang dapat diukur dan di simbolisasikan dalam bentuk angka, huruf, simbol
ataupun kalimat keberhasilan.
Prestasi belajar diartikan sebagai ukuran pengetahuan yang didapat dari pendidikan
formal dan ditunjukkan melalui nilai tes. Selaras dengan pendapat tersebut, Goods dalam
Annes mendefinisikan prestasi belajar sebagai pengetahuan yang dicapai maupun

18
keterampilan yang dikembangkan pada berbagai mata pelajaran di sekolah yang biasanya
ditentukan oleh nilai ujian maupun dengan nilai yang diberikan oleh guru, atau keduanya.
Prestasi belajar merupakan kemampuan siswa untuk belajar, yakni dengan mengingat fakta
dan mengkomunikasikan pengetahuannya baik secara lisan maupun tertulis, bahkan dalam
kondisi ujian. Jadi, pada intinya, prestasi belajar dapat dikatakan sebagai hasil yang diperoleh
dari kegiatan pembelajaran di sekolah yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui
pengukuran dan penilaian. Prestasi belajar merefleksikan penguasaan terhadap mata pelajaran
yang ditentukan lewat nilai atau angka yang diberikan guru. Prestasi belajar penting untuk
diteliti mengingat prestasi belajar dapat digunakan untuk (1) mengetahui tingkat penguasaan
siswa terhadap materi pelajaran yang telah disampaikan, (2) mengetahui kecakapan, motivasi,
bakat, minat, dan sikap siswa terhadap program pembelajaran, (3) mengetahui tingkat
kemajuan dan kesesuaian hasil belajar atau prestasi belajar siswa dengan standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan, (4) mendiagnosis keunggulan dan kelemahan
siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, (5) seleksi yaitu memilih dan menentukan
siswa yang sesuai dengan jenis pendidikan tertentu, (6) menentukan kenaikan kelas, serta (7)
menempatkan siswa sesuai dengan potensi yang dimilikinya (Izzaty dkk, 2017).
Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis
yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Namun demikian,
pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid, sangat
sulit. Ada tiga aspek yang harus diungkapkan dalam prestasi belajar, yaitu :
a. Aspek Kognitif (Ranah Cipta)
Aspek kognitif pada umumnya berhubungan dengan kecerdasan intelegensi anak. Dalam
aspek kognitif ada beberapa hal yang dinilai yaitu : pengamatan, ingatan, pemahaman,
aplikasi/penerapan, analisis dan sintesis.
b. Aspek Afektif (Ranah Rasa)
Aspek afektif yakni emosional anak dalam menerima informasi. Dalam aspek afektif ada
beberapa hal yang dinilai yaitu: penerimaan, sambutan, apresiasi (sikap menghargai),
internalisasi (pendalaman), karakterisasi (penghayatan).
c. Aspek Psikomotor (Ranah Karsa)
Aspek psikomotor yakni yang berhubungan dengan hasil kerja anak, bagaimana dia berproses
menyelesaikan tugas hingga menindaklanjuti tugas sebagai informasi yang patut dipelajari.

19
Dalam aspek Psikomotor ada dua hal yang dinilai yaitu: keterampilan bergerak dan bertindak
dan kecakapan ekspresi verbal dan non-verbal.
Hasil belajar yang diperoleh siswa dapat diukur berdasarkan perbedaan tingkah laku
sebelum dan setelah belajar dilakukan. Salah satu indikator terjadi perubahan dalam diri siswa
sebagai hasil belajar disekolah dapat dilihat melalui nilai yang diperoleh siswa pada akhir
semester (Hasywafa, 2020).
Dalam penelitian ini pengukuran prestasi belajar menggunakan penilaian sebagai
pengukur keberhasilan, yaitu nilai raport pada akhir semester I. Menurut (Pratiwi, 2009) rapor
berasal dari kata dasar report yang berarti laporan. Rapor merupakan laporan hasil dari suatu
kegiatan yang disusun secara benar. Materi yang dilaporkan dalam hal ini adalah hasil
ulangan harian, tugas harian, ujian tengah semester, ujian akhir semester, kepribadian,
ekstrakurikuler beserta data yang diperlukan yang berkaitan dengan rapor. Dalam rapor juga
terdapat catatan untuk setiap siswa dari wali kelas tentang tingkat pencapaian siswa. Rapor
membantu wali murid dalam melihat bagaimanakah perkembangan dan kemajuan dari
anaknya di sekolah. Baik tentang prestasi, kehadiran dan hasil kegiatan ekstrakurikuler, di
rapor juga dapat terlihat bagaimana perkembangan siswa dalam proses kegiatan belajar
mengajar di sekolah maupun di luar.
C. HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI
BELAJAR SISWA
Prestasi belajar siswa tidak lepas dari peran dan fungsi orang tua sebagai anggota
keluarga inti, yaitu sebagai ayah dan ibu. Keluargalah yang mampu mempengaruhi karakter
anak. Kepribadian ini mempengaruhi minat anak sebagai siswa dalam pembelajaran di
sekolah dan menghasilkan pembelajaran yang berhasil sebagai bentuk dari hasil belajar yang
diperoleh.
Lingkungan keluarga inti merupakan lingkungan pendidikan pertama bagi anak.
Sebagian besar waktu beraktivitas anak dihabiskan dalam keluarga inti sehingga pendidikan
yang paling banyak diperoleh anak adalah dari orang tua. Jadi dapat dikatakan bahwa
keluarga inti merupakan lingkungan yang penting bagi anak. Orang tua dengan tingkat
pendidikan yang berbeda mempengaruhi bagaimana mereka membimbing pendidikan anak
mereka dengan cara yang berbeda. Salah satu upaya untuk memperoleh ilmu pengetahuan
dilakukan dalam bidang pendidikan, salah satunya adalah pendidikan formal. Hal ini karena
tingkat pendidikan formal yang diterima orang tua menentukan banyaknya pengetahuan yang

20
mempengaruhi perkembangan potensi anak. Diantaranya adalah keterampilan yang perlu
dipelajari anak di rumah. Dapat disimpulkan bahwa kepribadian anak masa depan akan
tergantung pada bagaimana anak berkembang dan bagaimana lingkungan berkembang dalam
kaitannya dengan lingkungan di mana orang tua adalah figur sentral.
Sebagai orang tua, ibu memiliki peran penting dalam membesarkan anak. Karena
ibulah yang selalu bersama anak sejak anak lahir dan memberi makan, minum, dan berganti
pakaian. Ibu diharapkan memperlakukan anak-anaknya dengan penuh kasih, sehingga
dikatakan peran ibu sebagai simbol cinta adalah salah satu alasan mengapa seorang anak lebih
dekat dengan ibu daripada ayah. Karena ayah lebih berperan sebagai evaluator dalam hasil
pengelolaan pendidikan anak yang diberikan oleh ibu. Penelitian ini mendeskripsikan
hubungan antara tingkat pendidikan seorang ibu sebagai orang tua dengan siswa yang berhasil
belajar.
Prestasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Ada dua faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
yang meliputi aspek fisiologis seperti kesehatan, kecerdasan, minat dan motivasi. Faktor yang
kedua adalah faktor eksternal meliputi aspek sosial seperti lingkungan keluarga, sekolah, dan
lingkungan masyarakat. Aspek nonsosial seperti gedung sekolah, letak sekolah, tempat tinggal
keluarga, peralatan belajar, cuaca dan jam belajar.
Berikut penjelasan bagaimana Hubungan orang tua yaitu ibu dengan prestasi belajar
siswa sebagai anak dan dapat berpengaruh pada prestasi belajar siswa khususnya dalam
bidang institusi formal yang hasilnya berwujud prestasi belajar siswa.
1. Faktor Internal
a. Kesehatan
Kesehatan berpengaruh terhadap proses belajar seorang anak, salah satunya di
lingkungan formal sekolah dan hasilnya tercermin dalam belajar siswa. Jika kesehatan
anak terganggu dengan seringnya sakit kepala, pilek, demam, dll., ini dapat
menyebabkan anak tidak mau belajar dengan giat. Gangguan pikiran dan kekecewaan
mental yang disebabkan oleh konflik juga dapat mengganggu proses belajar. Peran
orang tua dalam menjaga kesehatan anak dengan menciptakan lingkungan yang sehat
agar tidak mengganggu proses belajar anak, mempengaruhi prestasi akademik anak
yang diwujudkan dalam bentuk keberhasilan siswa. Ibu memainkan peran yang lebih
besar dalam menciptakan lingkungan belajar yang sehat bagi anak-anaknya karena

21
kecenderungan ibu menghabiskan lebih banyak waktu di rumah dibandingkan dengan
ayah (S. Wulandari, 2014).
b. Intelegensi
Faktor kecerdasan dan bakat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kemampuan belajar seorang anak. Salah satunya dalam lingkup lembaga pendidikan
formal di sekolah dan tercermin dalam bentuk hasil belajar siswa. Menurut Gardner,
teori kecerdasan ganda, kecerdasan memiliki tujuh aspek semi-otonom: Yaitu,
linguistik, musik, logika matematika, ciri-ciri visual, kinestetik fisik, interpersonal
sosial dan dalam individu.
Setiap individu memiliki pertumbuhan yang sudah terprogram dari awal
pembuahan di dalam oviduk dengan pengaruh faktor genetik. Gen yang ditemukan di
dalam inti sel telur yang dibuahi pada perkembangan embrio, memiliki karakteristik
tersendiri pada setiap individu. Gejala yang dihasilkan dari perbedaan gen ini dikenal
sebagai pewarisan. Gen DNA yang menyusun memainkan peran penting dalam
transmisi sifat genetik. Menurut penelitian Thomas Bouchard, rahim seorang ibu
memiliki peran penting dan berpengaruh pada proses yang terjadi dalam kandungan
terhadap kecerdasan yaitu tiga kali lebih besar berpengaruh dibanding setelah anak
dilahirkan. Ridley berpendapat bahwa setengah dari IQ anak merupakan warisan dan
kurang dari 20% berdasarkan pola asuh keluarga. Menurut ahli genetika dari UMC
Nijmegen Netherlands Ben Hamel, pengaruh itu sedemikian besar karena tingkat
kecerdasan seseorang terkait dengan kromosom X yang berasal dari ibu. Faktor
genetik ibu diwarisi oleh mitokondria dan hanya ibu yang memiliki bagian sel ini.
Sehingga dapat dikatakan insvestasi ibu dalam diri anak sebesar 75% (Herlina &
Nurjanah, 2017).
c. Minat dan Motivasi
Siswa yang memiliki motivasi yang tinggi akan aktif dan semangat dalam
mengikuti pelajaran untuk mendapatkan hasil belajar yang baik atas dorongan dari
dirinya. Perhatian orang tua yang baik dan bertanggung jawab akan selalu berupaya
merealisasikan peran dan fungsinya dengan memperhatikan semua aspek kebutuhan
anak yang meliputi kebutuhan fisik dan non-fisik. Memperhatikan kebutuhan fisik
berarti orang tua mampu mencukupi semua kebutuhan primer anak yang meliputi:
kebutuhan papan, pangan dan sandang. Memperhatikan kebutuhan non fisik, berarti

22
orang tua mampu mengkondisikan anak ke dalam suasana yang menguntungkan bagi
masa depan anak yang meliputi; masalah kedisiplinan anak dalam memanfaatkan
waktu, bimbingan dalam bertingkah laku, arahan dalam melaksanakan tugas-tugas rutin,
pengawasan dalam bergaul, serta memperhatikan masalah hadiah dan hukuman bagi
yang berprestasi dan yang melanggar aturan.
Siswa yang memiliki motivasi yang kuat belajar tanggung jawab pribadi,
belajar keras dan tekun karena sadar bahwa dengan belajar mereka dapat berprestasi.
Hipotesisnya adalah jika orang tua mampu memberikan perhatian semua kebutuhan non
fisik anak, hal ini akan berpengaruh positif terhadap hasil belajar anak. Dengan kata
lain, anak yang mendapat perhatian dari orang tua dan mendapat fasilitas yang memadai
dari orang tuanya mampu berprestasi dalam belajar. Dengan demikian dapat dipahami
bahwa semakin tinggi perhatian orang tua terhadap anaknya, yang ditunjukkan dengan
terpenuhinya seluruh kebutuhan anak, baik kebutuhan fisik maupun non-fisik, semakin
tinggi pula tingkat yang dicapai oleh anak. Sebaliknya, semakin rendah perhatian orang
tua kepada anaknya yang mengakibatkan mengabaikan semua kebutuhan anak, baik
fisik maupun non fisik , maka tingkat belajar yang dicapai anak menjadi rendah (A’la &
Subhi, 2016).
Penerapan pola asuh dari orangtua yang baik dapat mempengaruhi motivasi
belajar siswa baik di sekolah maupun di rumah. Beberapa pola asuh yang dapat
diterapkan pada anak sebagai berikut; Pola asuh otoriter merupakan cara mendidik
orangtua dengan cara memaksakan kehendak kepada anak untuk mengikuti aturan yang
dibuat oleh orangtua (Hidayati, 2014). Pola asuh liberal/permisif dicirikan dengan
prilaku orang tua yang memberikan kebebasan kepada anak sebanyak mungkin, tidak
dituntut tanggung jawab, diberi kebebasan mengatur dirinya dan orang tua tidak banyak
mengontrol dan bahkan tidak mempedulikan anak-anaknya (Machmud, 2013).
Sedangkan pola asuh demokratif merupakan cara orangtua dalam mendidik anaknya
dengan persahabatan, responsif dan mengajak anak untuk mengontrol diri. Selain itu,
anak yang diasuh dengan pola demokratif dapat menjadi anak yang bertanggung jawab
serta mampu mengatur diri sendiri (Kurnianto & Rahmawati, 2020). Dari ketiga cara
mendidik dan merawat anak yang telah dijelaskan diatas, pola asuh demokratif sangat
relevan untuk diterapkan oleh orangtua dalam mendampingi anak dalam belajar.

23
Dengan pola asuh demokratif, orang tua tidak secara langsung menuruti semua
keinginan anaknya.
2. Faktor Eksternal: Lingkungan Keluarga
Lingkungan sosial yang paling berpengaruh dalam prestasi belajar siswa adalah
lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga juga berpengaruh dalam proses belajar
siswa di sekolah. Keluarga berperan besar dalam mempengaruhi proses belajar anak.
Orang tua yang tingkat pendidikannya tinggi memiliki pengalaman dan ilmu yang tinggi
pula dalam mendidik dan membina anak. Serta mengerti bahwa keberhasilan belajar
siswa bukan hanya tanggung jawab guru di sekolah, melainkan juga tanggung jawab
orang tua di rumah (Widodo, 2015).
Peran ibu dalam keluarga inti berpengaruh besar terhadap hasil belajar anak.
Hal ini dapat dilihat melalui pemberian pendidikan sosial yang diberikan ibu kepada
anak dalam bidang institusi formal di sekolah yang hasilnya terwujud dalam prestasi
belajar siswa. Ibu sebagai bagian keluarga adalah orang pertama yang mengenal dan
berinteraksi dengan anaknya. Dari ibu seorang anak dapat hidup, dia dengan penuh
kasih, tanpa lelah merawat anaknya dengan pekerjaan berat. Pengalaman anak dengan
ibunya sangat mengesankan. Karena selama sisa hidupnya ia mengingat perlindungan,
perhatian dan dorongan cinta dari ibu. Dikatakan bahwa "ibu sebagai simbol cinta"
karena ibu diharapkan dapat memberikan cinta dan kasih sayang pada anak-anaknya.
Ibu mengajarkan cara dasar bersosialisasi dengan lingkungan yang memberikan
kenyamanan bagi anak dalam beraktivitas, termasuk kegiatan belajar yang berlangsung
di sekolah. Hal ini memudahkan anak sebagai siswa untuk belajar dari guru dan
mempengaruhi hasil belajarnya.
Hubungan tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa dapat
dilihat dari proses pemenuhan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Hubungan ibu dan anak tidak lepas dari tingkat pendidikan yang dimiliki ibu. Karena
semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang ibu, akan cenderung semakin tinggi
kecerdasan dan ilmu pengetahuan yang dimiliki ibu. Hal ini berpengaruh pada potensi
yang dimiliki ibu dalam menjaga kesehatan anaknya, pewarisan kecerdasan dalam
konsep kecerdasan hereditas, menciptakan minat belajar anak melalui pemberian
motivasi dalam perannya sebagai lambang kasih sayang, dan pengelolaan lingkungan
belajar di rumah serta pemberian bekal pendidikan sosial. Juga dalam hal menciptakan

24
dan menjaga lingkungan belajar yang kondusif melalui dukungan yang dapat berupa
fasilitas belajar dan bisa juga secara non material pada anaknya untuk selalu beprestasi
(S. Wulandari, 2014).
Dalam penelitian (B. Wulandari, 2009) mengatakan bahwa “tingkat pendidikan
orang tua mempunyai positif dengan prestasi belajar siswa; karena semakin tinggi
tingkat Pendidikan orang tua maka semakin baik pula prestasi belajar yang dicapai
siswa”. Budi Wulandari juga mengatakan bahwa orang tua yang memiliki tingkat
pendidikan yang tinggi lebih peduli kepada proses belajar siswa. Orang tua
berpendidikan tinggi mengawasi anaknya dalam pendidikan, seperti menemani dan
membimbing siswa belajar dirumah, menyediakan fasilitas belajar yang memadai serta
memberikan motivasi belajar. Hal tersebut dilakukan dalam upaya menjalankan peran
orang tua yang baik dalam hal pendidikan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis
penelitian korelasi. Menurut (Sugiyono, 2014) penelitian kuantitatif merupakan metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis
data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Penelitian kuantitatif adalah pendekatan yang menguji hubungan antar variabel untuk menguji
teori objektif. Variabel ini dapat diukur menggunakan instrumen, sehingga data jumlah dapat
dianalisis dengan proses statistik (Creswell, 2014). Penelitian korelasi adalah penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui ada-tidaknya hubungan antara dua atau lebih variabel melalui
penggunaan statistik korelasional (r) (Santoso & Madiistriyatno, 2021). Dalam penelitian ini
terdapat satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel independen (bebas) adalah
variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain, sedangkan variabel dependen
adalah variabel yang dijelaskan dan dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan orang tua (X), yaitu tingkat pendidikan
terakhir yang ditempuh oleh ibu siswa Kelas V SDN Se-gugus 5 Kecamatan Kedungkandang
Malang. Sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi belajar siswa (Y), yaitu prestasi belajar
siswa Kelas V SDN Se-gugus 5 Kecamatan Kedungkandang Malang.

25
X Y

Gambar 1 Hubungan antarvariabel penelitian

Keterangan gambar:
X = Variabel tingkat pendidikan orang tua
Y = Variabel prestasi belajar siswa

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Se-gugus 5 Kecamatan Kedungkandang


Malang. Penentuan lokasi dan subjek berfokus pada kelas V di SDN Se-gugus 5 Kecamatan
Kedungkandang Malang, yaitu SDN Kotalama 1, SDN Kotalama 2, SDN Kotalama 3, SDN
Kotalama 4, SDN Kotalama 5, dan SDN Kotalama 6. Didasarkan atas wilayah SDN Se-gugus
Kecamatan Kedungkandang berada di lingkungan masyarakat yang memiliki status ekonomi
menengah kebawah dan tingkat pendidikan orang tua siswa bervariasi. Selain itu terdapat
perbedaan dan variasi tingkat prestasi siswa di kelas V sesuai pemaparan pada pendahuluan
peneliti. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan
orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas V SDN Se-gugus 5 Kecamatan Kedungkandang
Malang. Sumber data pada penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Sumber
data primer diperoleh dari sumber data penelitian ini adalah orang tua siswa Kelas V SDN Se-
gugus 5 Kecamatan Kedungkandang Malang. Sumber data sekunder diperoleh dari dokumen
berupa data rapor Siswa Kelas V SDN Se-gugus 5 Kecamatan Kedungkandang Malang.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan korelasi product moment.
Korelasi product moment adalah instrumen uji statistik yang digunakan untuk menguji
hipotesis asosiatif atau uji hubungan dua variabel apabila datanya berskala interval atau rasio.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode (1) angket terkait dengan
pengumpulan data tingkat pendidikan ibu selaku orang tua siswa Kelas V SDN Se-gugus 5
Kecamatan Kedungkandang Malang; (2) dokumentasi yang meliputi nilai raport selama 1
semester sebagai data prestasi belajar siswa Kelas V SDN Se-gugus 5 Kecamatan
Kedungkandang Malang. Instrumen pengumpulan data yang digunakan ada dua yaitu
instrumen untuk mengungkap skala tingkat pendidikan orang tua dan skala prestasi belajar

26
siswa. Tingkat pendidikan formal yang ditempuh ibu di bidang formal akan menjadi
representatif instrumen penelitian variabel tingkat pendidikan orang tua dalam mengungkap
skala tingkat pendidikan orang tua. Pengumpulan data menggunakan angket, merujuk pada
skala likert dengan 4 pilihan jawaban yaitu Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD),
Tidak Pernah (TP) pada setiap pernyataan. Untuk mengungkapkan skala prestasi belajar
siswa, menggunakan nilai rata-rata semua mata pelajaran pada raport siswa yang diperoleh
dalam kurun waktu tertentu. Penelitian ini menggunakan rata-rata nilai rapor 1 semester pada
semester I tahun pelajaran 2021/2022. Selanjutnya data yang telah diperoleh diuji validitas
dan reabilitasnya agar dapat dilihat valid tidaknya skala dan memiliki reabilitas yang
memadai. Tahap analisis pendahuluan dengan menyusun tabel distribusi jawaban setiap
variabel penelitian. Memasukkan data yang telah diperoleh ke dalam tabel distribusi agar
mempermudah penghitungan dan mempermudah pembacaan data dalam pengolahan data.
Analisis deskriptif menggunakan tabel distribusi frekuensi dengan kelas interval untuk
keperluan deskripsi data. Analisis uji hipotesa dilakukan dengan rumus korelasi untuk
melihat hubungan tingkat pendidikan orang tua siswa dengan prestasi belajar siswa dan
analisis lanjut.

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Pelaksanaan Penelitian Tingkat Pendidikan Orang Tua


Pengambilan data di lapangan diawali dengan menyebarkan angket ke 6 sekolah yaitu
SDN Kotalama 1, SDN Kotalama 2, SDN Kotalama 3, SDN Kotalama 4, SDN Kotalama 5,
dan SDN Kotalama 6. Pembagian angket selama seminggu. Angket yang sudah di sebar
kepada siswa lalu di bawa pulang dan diisi oleh orang tua siswa. Untuk pengumpulan angket
juga menghabiskan waktu 15 hari karena berbagai kendala seperti siswa yang tidak
membawa angket ke sekolah, lembar angket yang hilang, dan orang tua yang sibuk bekerja.
Terhitung penelitian ini dimulai pada tanggal 11 Mei 2022 hingga 26 Mei 2022.

27
Gambar 2 Penyebaran angket di SDN Kotalama 2

Gambar 3 Penyebaran angket di SDN Kotalama 4

B. Penyajian Data
1. Hasil Pengumpulan Angket
Setelah angket dikumpulkan, peneliti memberikan skor dan menjumlahkan total skor
pada masing-masing angket. Penjumlahan skor menggunakan Microsoft Excel 2010.
Setelah melihat skor hasil pengisian angket, peneliti menyadari bahwa skor masing-masing
yang diperoleh tidak memiliki selisih yang jauh satu dengan yang lain dan pada umumnya
sama.
2. Hasil Penelitian Tingkat Pendidikan Orang Tua

28
Hasil penelitian tingkat pendidikan orang tua juga menggunakan angket yang sama
dengan pengumpulan skor angket. Dalam angket pada pengisian biodata terdapat kolom
yang mempertanyakan tingkat pendidikan terakhir yang ditempuh orang tua siswa.
Berdasarkan data yang diperoleh dengan 170 responden. Masing-masing frekuensi untuk
tingkat pendidikan adalah SD sederajat sejumlah 57 orang, SMP Sederajat sejumlah 51
orang, SMA sederajat sejumlah 61 orang, dan Sarjana sejumlah 1 orang. Bila di tampilkan
dalam persen maka SD Sederajat sebesar 33,5%, SMP sederajat sebesar 30%, SMA
Sederajat sebesar 36%, dan Sarjana sebesar 0,5%.
3. Data Prestasi Belajar Siswa
Berdasarkan nilai rata-rata rapor 170 siswa yang diperoleh dengan dokumentasi.
Diperoleh data nilai rata-rata rapor siswa memiliki rata-rata sebesar 84. Nilai tertinggi
sebesar 91 dan nilai terendah sebesar 74.
4. Pengujian Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua dengan Prestasi Belajar
Siswa
Dari analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa. Hasil hitung korelasi
memperoleh Sig. (2-tailed) = 0,063. Jadi, Sig. (2-tailed) > 0,05 maka tidak signifikan.
Berdasarkan nilai rhitung = -0,143, sedangkan rtabel = 0,148. Jadi rhitung < rtabel artinya r hitung
tidak signifikan.
Berdasarkan rtabel sebagai penentu kriteria kekuatan hubungan antara variabel
independen dengan dependen yaitu mengacu pada tabel 1.
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1,00 Sangat kuat
0,60 – 0,79 Kuat
0,40 – 0,59 Sedang
0,20 – 0,39 Rendah
0,00 – 0,19 Sangat Rendah
Tabel 1. Interpretasi koefisien korelasi
Sumber: (Sugiyono,2014)

Berdasarkan tabel 1 rtabel = -0,143 berada pada kriteria (0,01-0,20) yaitu hubungan
sangat rendah dan sangat lemah serta mengarah ke negatif. Dari hasil analisis tersebut

29
menunjukkan bahwa tidak ada ada hubungan tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi
belajar siswa kelas V SDN Segugus 5 Kecamatan Kedungkandang Malang.

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah di jelaskan maka peneliti
menarik kesimpulan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan
orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas V SDN Segugus 5 Kecamatan Kedungkandang
Malang Tahun Pelajaran 2021/2022. Hal ini berdasarkan hasil hitung korelasi memperoleh
Sig. (2-tailed) = 0,063. Jadi, Sig. (2-tailed) > 0,05 maka tidak signifikan. Berdasarkan nilai
rhitung = -0,143, sedangkan rtabel = 0,148. Jadi rhitung < rtabel artinya r hitung tidak signifikan. Jadi
tingkat pendidikan orang tua tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap prestasi
belajar siswa kelas V di SDN Segugus 5 Kecamatan Kedungkandang Malang Tahun Ajaran
2021/2022.

B. Saran
1. Bagi para orang tua hendaknya senantiasa tetap membimbing anaknya dalam belajar.
Pada penelitian ini memang menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan antara
pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa, tetapi tidak menutup kemungkinan
bahwa hipotesis tersebut tidak berlaku. Tingkat pendidikan orang tua bukan satu-
satunya hal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar anak. Ada banyak faktor
lainnya yang dapat mempengaruhi prestasi belajar anak seperti pola asuh, perhatian
orang tua, dan motivasi belajar siswa. Maka dari itu hendaknya orang tua tetap
memberi yang terbaik bagi anak dalam proses belajarnya baik pada pendidikan formal
dan pendidikan nonformal agar dapat meningkatkan pendidikan akademiknya.
2. Bagi para peneliti selanjutnya hendaknya memilih objek penelitian yang berbeda
dengan penelitian ini serta menggunakan metode penelitian yang berbeda agar dapat
memperoleh ilmu yang lebih mendalam.

30
DAFTAR RUJUKAN

A’la, R., & Subhi, M. R. (2016). Perhatian orang tua dan motivasi belajar siswa. Jurnal
Madaniyah, 2. https://www.journal.stitpemalang.ac.id/index.php/madaniyah/article/
view/96

Al Zuhry, M. V, & Ghofur, M. A. (2021). Pengaruh tingkat pendidikan, pendapatan orang


tua, semangat belajar, dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar siswa di masa
pandemi. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(5), 2501-2512.
https://doi.org/https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i5.895

Alfian. (2020). HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI


BELAJAR IPS SISWA KELAS IV GUGUS V KECAMATAN PAMMANA KABUPATEN
WAJO. 1–16. http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/19357

Djaali. (2014). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamdu, G., & Agustina, L. (2011). Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar
IPA di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan, 12(1), 81–86.
http://www.jurnal.upi.edu/file/8-Ghullam_Hamdu.pdf

Hasywafa, M. S. (2020). Pengaruh minat dan motivasi baca siswa terhadap prestasi belajar
pada mata pelajaran IPS siswa kelas VII SMP Al-Hidayah Sukun Malang.
http://etheses.uin-malang.ac.id/20345/1/13130103_Muhammad Syafiq H.pdf

Herlina, N., & Nurjanah, A. (2017). Membentuk kecerdasan otak janin selama kehamilan.
Sehat Masada, 10(2), 157–161.
http://ejurnal.stikesdhb.ac.id/index.php/Jsm/article/view/42

Hidayati, N. I. (2014). Pola asuh otoriter orang tua, kecerdasan emosi, dan kemandirian anak
SD. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia, 3(01), 1–8.
http://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/persona/article/view/364/322

Izzaty, R. E., Ayriza, Y., & Setiawati, F. A. (2017). Prediktor prestasi belajar siswa kelas 1
sekolah dasar. Jurnal Psikologi, 44(2). https://doi.org/10.22146/jpsi.27454

Kurnianto, B., & Rahmawati, R. D. (2020). Hubungan pola asuh orang tua terhadap motivasi
belajar siswa pada pembelajaran daring masa pandemi. Sendika, 2(1), 1–11.

31
http://conference.upgris.ac.id/index.php/sendika/article/view/1058

Lomu, L., & Widodo, S. A. (2018). Pengaruh motivasi belajar dan disiplin belajar terhadap
prestasi belajar matematika siswa. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika
Etnomatnesia, 0(0), 745–751.
https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/etnomatnesia/article/view/2412

Machmud, H. (2013). Pengaruh pola asuh dalam membentuk keterampilan sosial anak. 6(1).
https://ejournal.iainkendari.ac.id/index.php/al-munzir/article/view/239

Nufus, H., & Adu, L. (2020). Pola Asuh Berbasis Qalbu dan Perkembangan Belajar Anak. In
L. Adu (Ed.), LP2M IAIN Ambon.

Pratiwi, A. S. (2009). Sistem aplikasi pengolahan nilai raport SMP negeri 3 Ngadirojo
Wonogiri. https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/16382

Purwanto. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rosyid, M. Z., Mustajab, & Abdullah, A. R. (2019). Prestasi belajar. CV. Literasi Nusantara
Abadi. https://books.google.co.id/books?
id=2tmaDwAAQBAJ&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false

Santoso, I., & Madiistriyatno, H. (2021). Metodologi penelitian kuantitatif. Indigo media.
https://books.google.co.id/books?
hl=en&lr=&id=bRFTEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR1&dq=penelitian+korelasi+adalah&
ots=4jZGleqWOd&sig=KVNeUImbQLxybjLOcqRcwHDATrY&redir_esc=y#v=onepag
e&q=penelitian korelasi adalah&f=false

Sugiyono. (2014). Metode penelitian kombinasi (Mixed methods). Alfabeta.

Supandi, A. (2019). Hubungan tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar siswa.
Ilmiah Wahana Pendidikan, 5(1).
http://jurnal.peneliti.net/index.php/JIWP/article/view/76

Wangi, S. S. (2020). Korelasi tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar ips di
Smpn 7 Sungai raya.
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/41048/75676586116

32
Widodo, A. (2015). Hubungan tingkat pendidikan orang tua dengan motivasi belajar siswa
SD kelas V. https://eprints.uny.ac.id/18398/1/Ariyo Widodo_11108244035.pdf

Wulandari, B. (2009). Hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dan sikap siswa
terhadap mata pelajaran sosiologi dengan prestasi belajar sosiologi siswa kelas xi ips
SMA Negeri 1 Wonosari tahun ajaran 2008/2009.
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/9517

Wulandari, D. (2015). PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP


PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V DI SDN NEGERI 1 JAGOAN TAHUN
PELAJARAN 2014/2015matasari, Indah. 11, 9. http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/32943

Wulandari, S. (2014). Hubungan tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa
kelas v SDN Rejondani Madurejo Prambanan Sleman Yogyakarta semester I tahun
pelajaran 2012/2013. http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/11064/2/BAB I, IV,
DAFTAR PUSTAKA.pdf

33
Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian

34
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian

35
Lampiran 4 Tabel Uji Validitas Instrumen

Correlations
ITEM ITEM ITEM ITEM ITEM ITEM ITEM ITEM ITEM ITEM ITEM ITEM ITEM ITEM ITEM ITEM TOT
ITEM 1 ITEM 2 ITEM 3 ITEM 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 AL
ITEM 1 Pearson Correlation 1 .114 -.339* .475** .501** -.017 .396** -.083 .023 .224 -.104 -.131 .311* -.174 .174 -.029 -.004 -.071 -.014 .094 .339*
Sig. (2-tailed) .431 .016 .000 .000 .908 .004 .567 .876 .118 .473 .363 .028 .228 .226 .839 .978 .622 .923 .516 .016
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
ITEM 2 Pearson Correlation .114 1 -.084 .138 .235 -.041 .076 -.121 -.047 .076 .238 -.147 .148 -.098 .176 .100 .043 .142 .001 .102 .271
Sig. (2-tailed) .431 .563 .341 .101 .776 .600 .401 .746 .598 .095 .310 .306 .497 .222 .490 .765 .325 .995 .483 .057
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
ITEM 3 Pearson Correlation -.339 *
-.084 1 -.020 -.044 .252 -.093 .081 .030 -.199 .174 .195 -.087 .385 **
-.162 .402 **
.287 *
.305 *
-.166 .343 *
.184
Sig. (2-tailed) .016 .563 .890 .760 .077 .522 .577 .837 .167 .226 .174 .548 .006 .261 .004 .043 .031 .250 .015 .200
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
ITEM 4 Pearson Correlation .475 **
.138 -.020 1 .613 **
-.111 .548 **
.026 .050 .374 **
.303 *
-.156 .340 *
-.074 .533 **
.103 -.097 -.022 -.092 .056 .572**
Sig. (2-tailed) .000 .341 .890 .000 .444 .000 .858 .732 .007 .032 .279 .016 .609 .000 .475 .501 .878 .524 .698 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
ITEM 5 Pearson Correlation .501** .235 -.044 .613** 1 .133 .531** -.012 -.067 .395** .041 -.154 .260 -.138 .325* .022 -.101 -.040 -.292* .067 .469**
Sig. (2-tailed) .000 .101 .760 .000 .356 .000 .932 .646 .005 .775 .286 .069 .338 .021 .878 .487 .785 .040 .643 .001
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
ITEM 6 Pearson Correlation -.017 -.041 .252 -.111 .133 1 -.019 .243 -.064 .170 .101 .342 *
.141 .479 **
-.078 .191 .451 **
.328 *
-.214 .338 *
.359*
Sig. (2-tailed) .908 .776 .077 .444 .356 .898 .089 .658 .239 .487 .015 .330 .000 .590 .185 .001 .020 .136 .016 .011
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
ITEM 7 Pearson Correlation .396 **
.076 -.093 .548 **
.531 **
-.019 1 .078 -.087 .275 .149 -.153 .098 -.125 .316 *
.063 -.043 .153 -.280 *
.099 .417**
Sig. (2-tailed) .004 .600 .522 .000 .000 .898 .589 .546 .054 .302 .290 .498 .387 .025 .662 .766 .290 .049 .494 .003
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50

18
ITEM 8 Pearson Correlation -.083 -.121 .081 .026 -.012 .243 .078 1 .480** .158 .291* .323* -.072 .288* .158 .436** .272 .206 .194 .187 .464**
Sig. (2-tailed) .567 .401 .577 .858 .932 .089 .589 .000 .274 .040 .022 .618 .043 .272 .002 .056 .151 .177 .192 .001
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
ITEM Pearson Correlation .023 -.047 .030 .050 -.067 -.064 -.087 .480 **
1 .050 .369 **
.289 *
-.004 .192 .261 .417 **
.183 .061 .405 **
.079 .421**
9 Sig. (2-tailed) .876 .746 .837 .732 .646 .658 .546 .000 .729 .008 .042 .978 .182 .067 .003 .204 .674 .004 .585 .002
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
ITEM Pearson Correlation .224 .076 -.199 .374 **
.395
**
.170 .275 .158 .050 1 .068 .076 .321 *
.077 .456 **
.080 -.052 -.186 -.014 -.159 .473**
10 Sig. (2-tailed) .118 .598 .167 .007 .005 .239 .054 .274 .729 .641 .601 .023 .593 .001 .579 .718 .196 .921 .270 .001
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
ITEM Pearson Correlation -.104 .238 .174 .303 *
.041 .101 .149 .291 .369
* **
.068 1 .471 **
.051 .476 **
.345 .495
* **
.272 .279 .067 .239 .620**
11 Sig. (2-tailed) .473 .095 .226 .032 .775 .487 .302 .040 .008 .641 .001 .727 .000 .014 .000 .056 .050 .646 .095 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
ITEM Pearson Correlation -.131 -.147 .195 -.156 -.154 .342* -.153 .323* .289* .076 .471** 1 -.002 .673** -.034 .480** .335* .157 .174 .258 .398**
12 Sig. (2-tailed) .363 .310 .174 .279 .286 .015 .290 .022 .042 .601 .001 .989 .000 .816 .000 .017 .277 .226 .071 .004
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
ITEM Pearson Correlation .311 *
.148 -.087 .340 *
.260 .141 .098 -.072 -.004 .321 *
.051 -.002 1 -.020 .411 **
-.194 .030 -.237 -.141 -.109 .360*
13 Sig. (2-tailed) .028 .306 .548 .016 .069 .330 .498 .618 .978 .023 .727 .989 .892 .003 .178 .835 .097 .330 .449 .010
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
ITEM Pearson Correlation -.174 -.098 .385**
-.074 -.138 .479 **
-.125 .288 *
.192 .077 .476 **
.673
**
-.020 1 .011 .566 **
.477 **
.334 *
.036 .318 .469**
*

14 Sig. (2-tailed) .228 .497 .006 .609 .338 .000 .387 .043 .182 .593 .000 .000 .892 .941 .000 .000 .018 .802 .024 .001
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
ITEM Pearson Correlation .174 .176 -.162 .533 **
.325 *
-.078 .316 *
.158 .261 .456 **
.345 *
-.034 .411 **
.011 1 .191 -.084 -.027 .197 -.039 .589**
15 Sig. (2-tailed) .226 .222 .261 .000 .021 .590 .025 .272 .067 .001 .014 .816 .003 .941 .185 .564 .850 .170 .787 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
ITEM Pearson Correlation -.029 .100 .402** .103 .022 .191 .063 .436** .417** .080 .495** .480** -.194 .566** .191 1 .446** .447** .126 .448** .607**
16 Sig. (2-tailed) .839 .490 .004 .475 .878 .185 .662 .002 .003 .579 .000 .000 .178 .000 .185 .001 .001 .384 .001 .000
19
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
ITEM Pearson Correlation -.004 .043 .287 *
-.097 -.101 .451 **
-.043 .272 .183 -.052 .272 .335 *
.030 .477 **
-.084 .446 **
1 .389
**
.003 .325 .418**
*

17 Sig. (2-tailed) .978 .765 .043 .501 .487 .001 .766 .056 .204 .718 .056 .017 .835 .000 .564 .001 .005 .983 .021 .003
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
ITEM Pearson Correlation -.071 .142 .305* -.022 -.040 .328* .153 .206 .061 -.186 .279 .157 -.237 .334* -.027 .447** .389** 1 .113 .706** .344*
18 Sig. (2-tailed) .622 .325 .031 .878 .785 .020 .290 .151 .674 .196 .050 .277 .097 .018 .850 .001 .005 .433 .000 .014
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
ITEM Pearson Correlation -.014 .001 -.166 -.092 -.292 -.214 -.280 .194 .405 **
-.014 .067 .174 -.141 .036 .197 .126 .003 .113 1 .205 .122
19 * *

Sig. (2-tailed) .923 .995 .250 .524 .040 .136 .049 .177 .004 .921 .646 .226 .330 .802 .170 .384 .983 .433 .154 .400
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
ITEM Pearson Correlation .094 .102 .343 *
.056 .067 .338 *
.099 .187 .079 -.159 .239 .258 -.109 .318 *
-.039 .448 **
.325 *
.706
**
.205 1 .410**
20 Sig. (2-tailed) .516 .483 .015 .698 .643 .016 .494 .192 .585 .270 .095 .071 .449 .024 .787 .001 .021 .000 .154 .003
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
TOTAL Pearson Correlation .339 *
.271 .184 .572 **
.469
**
.359 .417
* **
.464 **
.421 **
.473 **
.620 **
.398
**
.360 .469
* **
.589 **
.607 **
.418 **
.344 *
.122 .410 **
1
Sig. (2-tailed) .016 .057 .200 .000 .001 .011 .003 .001 .002 .001 .000 .004 .010 .001 .000 .000 .003 .014 .400 .003
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

20
Lampiran 5

INSTRUMEN ANGKET TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN


PRESTASI BELAJAR SISWA

Petunjuk Pengisian Angket:

1. Tulislah nama siswa, nama orang tua siswa, no. presensi, kelas, nama sekolah, dan
pendidikan terakhir yang ditelah ditempuh orang tua pada kolom yang telah
disediakan.
2. Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan pendapat anda dengan memberikan
tanda check list (√) atau silang (x) pada kolom yang telah tersedia.
3. Tidak diperkenankan memilih jawaban lebih dari satu.

Nama Siswa :

Nama Orang Tua Siswa :

No. presensi :

Kelas :

Nama Sekolah :

Pendidikan Terakhir Orang Tua :

Keterangan:

SL : Selalu

SR : Sering

KK : Kadang-kadang

TP : Tidak Pernah

21
Skala Likert
NO Pernyataan
SL SR KK TP
1 Saya tidak pernah membantu mengerjakan
pekerjaan rumah (PR) anak yang belum
dimengerti
2 Saya tidak pernah memasukkan anak ke
tempat bimbingan belajar
3 Saya marah bila anak terlalu sering menonton
TV
4 Saat pulang sekolah saya tidak pernah
menanyakan pekerjaan rumah (PR) anak yang
harus dikerjakan
5 Saya tidak pernah memeriksa buku-buku
pelajaran anak
6 Saya marah bila anak saya keluar rumah tanpa
izin
7 Setelah anak mengerjakan pekerjaan rumah
(PR), saya tidak pernah mengoreksi pekerjaan
rumah anak
8 Saya memberi anak hadiah bila anak
berprestasi
9 Saya memberi bimbingan dan bantuan dalam
belajar anak dirumah
10 Saya tidak pernah menyediakan fasilitas
belajar yang lengkap untuk anak
11 Saya marah bila anak mendapat nilai yang
rendah
12 Saya meningkatkan anak untuk belajar
13 Saya tidak pernah menegur bila anak belajar
tidak pada tempatnya
14 Saya marah bila anak tidak belajar
15 Saya tidak pernah mengawasi dengan siapa

22
anak bermain di lingkungan rumah
16 Saya menegur bila anak malas belajar
17 Saya marah bila anak pulang sekolah
terlambat
18 Saya mendukung anak untuk meningkatkan
hasil belajar
19 Saya sabar membimbing anak dalam
mengatasi kesulitan belajar
20 Saya memberi semangat agar anak
memperoleh prestasi belajar yang baik

Malang, …………….. 2022

( )

23
Lampiran 6 Lembar contoh pengisian angket

24
25
26
27
28
29
Lampiran 7 Lembar Dokumentasi Nilai

30
31
32
33
34
Lampiran 8 Surat Selesai Penelitian

35
36
Responde Tingkat Pendidikan
n Orang Tua Siswa
1 SMU
2 SMA
3 SMP
4 SMK
5 SMA Lampiran 9 Data Penelitian Tingkat Pendidikan
6 SMP Orang Tua
7 SMA
8 SMA
9 SMK
10 SLTP
11 SMA
12 SMK
13 SMP
14 SMP
15 SMA
16 SMA
17 SD
18 SMA
19 SMP
20 SMP
21 SD
22 SLTA
23 SD
24 SD
25 SMA
26 SMA
27 SD
28 SD
29 SD
30 SD
31 SD
32 SD
33 SMP
34 SMK
35 SD
36 SMU
37 SD
38 S1
39 STM
40 SMK
41 SLTP
42 SMA
43 SMU
44 SMA
45 SLTP
46 SMP
47 SD
48 SMK
49 SD
50 SMP
51 SD
52 SD
53 SD
37
54 SMEA
55 SD
56 STM
57 SMA
38
Lampiran 10 Data Penelitian Pengisian Angket

Res P1 P P3 P4 P5 P6 P P8 P9 P10 P11 P1 P13 P14 P1 P16 P17 Total


2 7 2 5
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 65
3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 61
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 66
5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 2 3 4 59
6 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 62
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 64
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 65
13 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 61
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 66
15 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 2 3 4 59
16 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 62
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 64
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 65
23 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 61
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 66
25 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 2 3 4 59
26 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 62
27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
39
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 64
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 65
33 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 61
34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 66
35 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 2 3 4 59
36 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 62
37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 64
39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
41 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
42 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 65
43 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 61
44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 66
45 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 2 3 4 59
46 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 62
47 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
48 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 64
49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 65
53 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 61
54 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 66
55 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 2 3 4 59
56 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 62
57 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 64
40
59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
60 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
62 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 65
63 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 61
64 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 66
65 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 2 3 4 59
66 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 62
67 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
68 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 64
69 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
70 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
71 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
72 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 65
73 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 61
74 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 66
75 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 2 3 4 59
76 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 62
77 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
78 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 64
79 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
80 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
81 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
82 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 65
83 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 61
84 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 66
85 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 2 3 4 59
86 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 62
87 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
88 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 64
89 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
41
90 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
91 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
92 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 65
93 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 61
94 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 66
95 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 2 3 4 59
96 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 62
97 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
98 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 64
99 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
100 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
101 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
102 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 65
103 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 61
104 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 66
105 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 2 3 4 59
106 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 62
107 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
108 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 64
109 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
110 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
111 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
112 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 65
113 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 61
114 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 66
115 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 2 3 4 59
116 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 62
117 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
118 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 64
119 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
120 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
42
121 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
122 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 65
123 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 61
124 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 66
125 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 2 3 4 59
126 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 62
127 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
128 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 64
129 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
130 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
131 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
132 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 65
133 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 61
134 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 66
135 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 2 3 4 59
136 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 62
137 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
138 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 64
139 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
140 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
141 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
142 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 65
143 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 61
144 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 66
145 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 2 3 4 59
146 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 62
147 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
148 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 64
149 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
150 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
151 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
43
152 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 65
153 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 61
154 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 66
155 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 2 3 4 59
156 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 62
157 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
158 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 64
159 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
160 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
161 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
162 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 65
163 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 61
164 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 66
165 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 2 3 4 59
166 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 62
167 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
168 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 64
169 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
170 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68

44
45
Lampiran 11 Data Penelitian Prestasi Belajar Siswa

Siswa Nilai Rata-


Rata
1 80
2 81
3 79
4 79
5 81
6 80
7 79
8 80
9 80
10 80
11 81
12 79
13 78
14 80
15 81
16 78
17 81
18 79
19 75
20 77
21 80
22 80
23 75
24 74
25 88
26 89
27 87
28 87
29 86
30 88
31 88
32 89
33 87
34 87
35 87
36 87
37 87
38 87
39 88
40 88
41 90
42 90
43 90

46
44 86
45 87
46 87
47 88
48 89
49 88
50 88
51 88
52 81
53 90
54 83
55 91
56 89
57 89
58 83
59 76
60 83
61 83
62 85
63 89
64 90
65 84
66 84
67 81
68 89
69 89
70 79
71 80
72 88
73 90
74 84
75 89
76 83
77 90
78 88
79 83
80 88
81 88
82 84
83 86
84 85
85 83
86 88
87 85
88 88
89 84

47
90 82
91 89
92 82
93 82
94 87
95 83
96 82
97 81
98 83
99 88
100 83
101 85
102 84
103 85
104 82
105 85
106 85
107 85
108 81
109 83
110 81
111 81
112 83
113 85
114 84
115 89
116 86
117 82
118 80
119 82
120 81
121 86
122 84
123 80
124 80
125 81
126 82
127 88
128 88
129 80
130 81
131 79
132 79
133 81
134 80
135 79

48
136 80
137 80
138 80
139 81
140 79
141 78
142 80
143 81
144 78
145 81
146 79
147 75
148 77
149 80
150 80
151 75
152 74
153 88
154 81
155 90
156 83
157 91
158 89
159 89
160 83
161 76
162 83
163 83
164 85
165 89
166 90
167 84
168 84
169 81
170 89

49
Lampiran 12 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Penyebaran angket di SD Kotalama 2

Gambar 2 Penyebaran angket di SD Kotalama 4

50
Lampiran 13 Hasil Cek Plagiasi

51
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Firda Aurelia Amanda Hasibuan dilahirkan di Rantau Prapat,


Sumatra Utara pada tanggal 13 Juli 2000. Anak ketiga dari tiga
bersaudara. Putri dari pasangan Bapak Husni Thamrin Hasibuan
dan Ibu Rosyah Rambe serta kedua kakak tercinta Handayani
Hasibuan dan Ummi Febrina Hasibuan. Memulai jenjang
pendidikan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 4 Kecamatan Bilah
Hulu Kabupaten Labuhan Batu, dilanjutkan jenjang pendidikan
menengah pertama di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Ittihad
Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu, kemudian
jenjang pendidikan menengah atas di Sekolah Menengah Atas
Negeri (SMAN) 1 Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu,
sementara jenjang pendidikan sarjana ditempuh di Universitas
Negeri Malang dengan jurusan Kependidikan Guru Sekolah Dasar dan Prasekolah (KSDP)
dan program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).

52

Anda mungkin juga menyukai