Anda di halaman 1dari 1

SEPEDA BARUKU

Karya: Meyriska Arinindya Maharani/ IX B / 16

Di suatu hari aku dikejutkan dengan keberadaan sepeda baru di rumahku. Dan aku pun bertanya-
tanya milik siapa sepeda baru itu, dan aku pun memberanikan diri untuk bertanya kepada kedua orang
tua ku. Dan betapa terkejutnya aku, ternyata Ayah membelikan sepeda baru itu untukku.

Dan hari berganti pagi aku pun mengucapkan terimakasih kepada Ayah. Dan aku pun mulai
memakai sepeda baru ku ke sekolah, dan aku pun sangat senang sekali karna aku mempunyai sepeda
baru. Aku menyukai sepeda baru ku itu, dan aku pun memakai sepeda baru ku kemana pun aku akan ke
suatu tempat. Di tengah perjalanan aku dikejutkan ada mobil di hadapanku.

Aku tertabrak oleh mobil yang sedang melaju dengan kencangnya. Aku pun terpental hingga
beberapa meter hingga aku tidak sadarkan diri.

Dan tiba - tiba ketika aku membuka mata aku sudah berada dirumah sakit terbaring dengan lemas.
Aku pun menyadari jika aku telah mengalami kecelakaan, aku pun terbangun meratapi sepeda baru ku
yang sudah pasti sudah tidak terbentuk lagi. Dan esok hari pun aku sudah diperbolehkan pulang ke
rumah. Aku bahagia, karena bisa melihat sepedaku lagi. Tetapi kukira ketika aku sudah sampai rumah
sepeda ku sudah diperbaiki, ternyata aku salah besar ayah belum juga memperbaiki sepedaku dengan
baik.

Hari - Hari aku jalani tanpa sepeda baruku. Aku bersedih karena aku harus memakai sepeda lamaku.
Ayah melihat tingkah ku yang setiap hari terlihat murung dan lesu.

Ayah pun mendekatiku dan bertanya, " kenapa kamu terlihat murung setelah pulang dari rumah sakit
kemarin nak?"

Aku pun menjawab, " aku tidak apa - apa Ayah, aku hanya memikirkan sepeda baruku yang bernasib
malang."

Ayah terlihat memikirkan solusi bagaimana cara agar aku tidak terlihat murung lagi.

Keesokan harinya ketika aku ingin berangkat sekolah, aku pun dikejutkan dengan sepeda baruku yang
sudah berada didepan rumah. Aku dengan perasaan gembira segera menghampiri sepeda baruku yang
ada didepan rumah. Lalu aku segera masuk kembali kedalam rumah untuk bertanya kepada Ayah, siapa
yang telah memperbaiki sepedaku.

Aku dengan mata yang berbinar bertanya kepada Ayah.

" Ayah, siapa yang telah memperbaiki sepedaku? " tanyaku dengan gembira. Ayah menjawab dengan
senyuman dan berkata, " Ayah kemarin yang membawanya ke bengkel nak." Aku tersenyum hangat
kepada Ayah dan menjawab, " terimakasih banyak Ayah, aku sayang Ayah." Ayah pun menjawab dengan
senyuman hangat pula.

Anda mungkin juga menyukai