Anda di halaman 1dari 3

LEARNING JURNAL

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS

Angkatan : Angkatan I Latsar CPBS Golongan III Kabupaten


Tanjung Jabung Barat Tahun 2020

Nama Mata Pelatihan : Akuntabilitas PNS

Nama Peserta : Jeni Arta, S.Farm., Apt

Nomor Daftar Hadir : 06

Lembaga Penyelenggara Pelatihan : Kerjasama BPSDM Jambi dengan BKPSDM Kabupaten


Tanjung Jabung Barat

A. Pokok Pikiran

Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi
tanggung jawab yang harus dicapai yang dilakukan secara amanah, berhubungan dengan
nilai moral dan etika seseorang dengan pekerjaann yang kita lakukan.
Contoh : Saya seorang Apoteker di Puskesmas Tungkal V dalam melakukan kegiatan UKM
pemberian Tablet FE pada remaja di Desa Teluk Pulai Raya. Selain mengumpulkan
remaja untuk pemberian tablet FE, saya juga memberikan edukasi tentang
penggunaan obat FE, cara minum obat FE yang tepat, manfaat obat FE kenapa
harus diminum setiap bulan, dan memastikan remaja meminum obatnya.
Memberikan Absen hadir dan dilengkapi dokumentasi.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab dapat secara tertulis atau
laporan.
Contoh : Dalam melakukan kegiatan UKM pemberian Tablet FE pada remaja di Teluk Pulai
raya, hanya memberikan obat FE kepada remaja, memberikan Absen hadir, dan
menyertai laporan dengan dokumentasi foto bersama dengan remaja disana.
Tiga fungsi utama akuntabilitas adalah kontrol demokratis, pencegahan korupsi dan
penyalahgunaan kekuasaan, serta untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas.

Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu :

1. Akuntabilitas Personal : mengacu nilai-nilai yang ada pada diri seseorang. Contoh nya
dalam bekerja saya harus memiliki sifat kejujuran, integritas, bertanggung jawab dalam
bekerja, disiplin dalam bekerja
2. Akuntabilitas Individu : mengacu pada hubungan antara individu dan lingkungan kerja.
Contohnya saya sebagai apoteker harus bias bekerja dalam tim farmasi dan dapat
menjadi leadership, bertanggung jawab membimbing teman yang membutuhkan bantuan
dalam bekerja, memberikan pelayan kesehatan yang terbaik
3. Akuntabilitas Kelompok : dilakukan atas kerja sama kelompok. Misalnya pada saat
reakreditasi puskesmas akan dibagi beberapa kelompok untuk menyelesaikan beberapa
BAB. Dalam BAB 8 terdiri dari farmasi, analis dan gizi. Maka kami bekerja sama untuk
menyelesaikan satu BAB yang menjadi tanggung jawab kami dengan baik.
4. Akuntabilitas Organisasi : mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang telah dicapai, baik
pelaporan oleh individu terhadap organisasi/institusi. Contohnya, dalam kelompok
akreditasi setelah kami berdiskusi untuk menyelesaikan BAB 8 untuk akreditasi kami
mempertanggungjawabkan nya dalam bentuk laporan atau presentasi dengan atasan.
5. Akuntabilitas Stakeholder : tanggung jawab organisasi pemerintah untuk mewujudkan
pelayanan dan kinerja yang adil, responsive, dan bermartabat.

Untuk menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel ada 9 indikatornya, yaitu :

1. Kepemimpinan
2. Transparansi
3. Integritas
4. Tanggungjawab
5. Keadilan
6. Kepercayaan
7. Keseimbangan
8. Kejelasan
9. Konsistensi

B. Penerapan
Penerapan nilai akuntabilitas saya sebagai Apoteker di Puskesmas Tungkal V sesuai tupoksi,
dalam menciptakan lingkungan kerja yang Akuntabel yaitu :
1. Kepemimpinan
Mampu menjadi pempimpin dalam tim farmasi, membuat suasan kerja yang nyaman dan
membangun semangat kerja dan kerja sama yang kompak antara saya sebagai apoteker
dengan Asisten Apoteker. Sehingga memberikan efek positif dalam bekerja tanpa ada
miscommunication.
2. Transparansi
Selain menjadi apoteker saya juga menjadi bendahara BOK, maka saya harus berisfat
terbuka dalam masalah keuangan. Memberitahu ke petugas lainnya tentang uang masuk
dan pengeluaran setiap bulan dengan rincian yang jelas. Dan sebagai apoteker
keterbukaan tentang belanja obat yang menggunakan dana BLUD dan laporan yang jelas
tentang pengeluaran barang yang sudah dibeli
3. Integritas
Saya sebagai apoteker harus memiliki pengetahuan yang baik, skil yang bagus dan
bekerja sesuai tupoksi.
4. Tanggung Jawab
Melakukan setiap pekerjaan dengan maksimal, dalam pemberian pelayanan informasi
obat harus sesuai SOP tanpa ada informasi yang tidak disampaikan dengan pasien.
Tanggung jawab terhadap semua laporan yang harus dilaporakan ke dians kesehatan
dengan mengerjakan tidak asal-asalan.
5. Keadilan
Sebagai apoteker yang memberikan pelayan kemasyarakat tidak boleh membedakan
orang lain berdasarkan suku, agama, ras, dan mendahulukan orang yang kita kenal dan
melihat latar belakang pasien. Harus membudayakan antrian untuk pengambilan obat
sesuai nomor antrian yang diberikan.
6. Kepercayaan
Dalam bekerja tim saya memberikan keyakinan kepada mereka atas tupoksi yang sudah
dibagi dan akan dilakukan secara maksimal dan bertanggungjawab atas tugas. Begitu
juga dengan saya sendiri akan bekeja dengan tanggung jawab dan maksimal sesuai
tupoksi saya.
7. Kejelasan
Dalam memberikan informasi dan konseling kepada pasien harus dengan bahasa yang
mudah dimengerti, jelas, sehingga pasien mendapat informasi obat yang tepat.
8. Keseimbangan
Dalam bekerja harus mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi
kita. tidak hanya ingin didengar aspirasi kita saja, tapi mencoba mendengar aspirasi yang
lain. Bekerja sesuai dengan keahlian yang dimiliki tanpa mengganggu atau pekerjaan
partner lain.
9. Konsistensi
Dalam bekerja harus konsisten dalam kebijakan atau prosedur yang sudah dibuat.
Contoh nya konsisten dalam melakukan stok opname di gudang obat hal ini juga akan
mempermudahkan pekerjaan di gudang farmasi dalam penghitungan kartu stok,
mengetahui obat yang akan expired, dan obat yang rusak atau hilang. Jika tidak
konsisten maka akan berdampak buruk, jika pasien ramai kita lupa mengecek obat
expired dan laporan stok obat akan banayak selisih

Anda mungkin juga menyukai