DISETUJUI,
COACH MENTOR
1
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS PELATIHAN DASAR CALON
PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III ANGKATAN I TAHUN 2019
MENGETAHUI,
KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA KAB. TANJUNG JABUNG BARAT
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berbentuk Rancangan
aktualisasi ini dengan tepat waktu. Rancangan Aktualisasi ini berjudul “Upaya
Mengoptimalkan implementasi kawasan tanpa rokok di Puskesmas Tungkal
V Kecamatan Seberang Kota”. Disusun guna memenuhi persyaratan
penyelesaian Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN RANCANGAN AKTUALISASI........................i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Deskripsi Organisasi .......................................................................................4
1.3 Perumusan dan Penetapan Isu ........................................................................10
BAB II RANCANGAN AKTUALISASI
2.1 Deskripsi ANEKA ..........................................................................................13
2.2 Deskripsi NKRI ..............................................................................................16
2.3 Rencana Aktualisasi .......................................................................................17
2.4 Rancangan Aktualisasi....................................................................................18
2.5 Role Modele.....................................................................................................34
2.6 Penjadwalan.....................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................36
4
BAB I
PENDAHULUAN
1
nomenklatur baru ialah Pelatihan Dasar Kader PNS, sebagai salah satu jenis Pelatihan yang
strategis pasca UU ASN dalam rangka pembentukan kemampuan bersikap dan bertindak
profesional yang berlandaskan pada nilai-nilai dasar yang meliputi: Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi, serta di sinkronkan dengan
nilai-nilai dasar NKRI yang meliputi : Manajemen ASN, Whole of Government dan
Pelayanan Publik.
Setelah mempelajari nilai-nilai dasar ANEKA dan nilai-nilai dasar NKRI, maka
peserta diklat dituntut untuk memiliki nilai-nilai dasar tersebut sebagai prinsip yang menjadi
landasan dalam menjalankan profesi sebagai ASN. Agar Aktualisasi dapat dilaksanakan
dengan baik maka peserta diklat perlu membuat rancangan aktualisasi dan kemudian
dituangkan dalam suatu dokumen rancangan aktualisasi yang akan dilaksanakan di tempat
habituasi. Pelaksanaan habituasi (off-class) merupakan implementasi dari teori-teori selama
proses pembelajaran (on-class) yang saling terkait. Proses pelaksanaan aktualisasi
dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Tungkal V Kecamatan Seberang Kota.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD1945) mengatur
dan melindungi kesehatan sebagai Hak Asasi Manusia (HAM). Amanat ini tertuang dalam
Pasal 28H ayat (1) yang memuat, “setiap orang berhak sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan”. Sesuai hak atas kesehatan tersebut diatur lebih lanjut dengan Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang selanjutnya dalam tulisan ini disebut
Undang-Undang Kesehatan mengatur bahwa “Setiap orang berhak mendapatkan lingkungan
yang sehat bagi pencapaian derajat kesehatan”. Tanpa lingkungan yang sehat, seseorang dapat
terjangkit penyakit baik menular maupun tidak menular. Hal ini kemudian menjadikan
seseorang tidak sederajat secara kondisional dan tidak akan mampu memperoleh hak-haknya
yang lain. Untuk menilai tingkat pelayanan kesehatan maka dari itu harus memperhatikan dan
meningkatkan dua aspek yaitu promotif dan preventif.
Pelayanan kesehatan secara promotif adalah pelayanan yang dilakukan dengan cara
meningkatkan, manaikan derajat kesehatan sedangkan pelayanan kesehatan secara preventif
adalah pelayanan yang dilakukan dengan cara mencegah atau menghindari penyebab terjadi
suatu penyakit. Sehingga bentuk pelayanan kesehatan bukan hanya ada pada fasilitas
pelayanan kesehatan lembaga-lembaga kesehatan saja melainkan juga dalam bentuk-bentuk
kegiatan lain, baik yang langsung kepada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit,
maupun yang secara tidak langsung berpengaruh kepada peningkatan kesehatan. Salah satu
cara yang dilakukan untuk melakukan mewujudkan dari hidup yang sehat adalah melalui
2
upaya preventif. Pencegahan terhadap penyebab sakit dapat dilakukan dengan memulai hidup
sehat serta menghindari faktor-faktor penyebab timbulnya penyakit. Semakin banyaknya
penyakit yang muncul dan sering mengakibatkan kematian, menjadikan setiap orang perlu
mencegahnya dan bergaya hidup sehat. Gaya hidup sehat itu bisa kita ciptakan dengan cara
membuat lingkungan hidup disekitar bebas dengan faktor-faktor pencetusnya, salah satunya
adalah menghindari asap-asap polusi, salah satunya yaitu asap dari rokok.
Dampak negatif yang dirasakan dari paparan asap rokok tidak hanya pada perokok
aktif saja namun juga berdampak besar terhadap orang-orang disekitar yang menjadi perokok
pasif. Dampak kerugian yang disebabkan oleh paparan asap rokok sangat buruk bagi
kesehatan, hal ini dimulai dari rusaknya selaput lendir sampai penyakit keganasan seperti
kanker. Faktor lain juga dapat disebabkan dari perilaku merokok serta ditemukan dari bahaya
secondhand-smoke, yaitu paparan asap rokok yang dihirup oleh perokok tidak aktif (tidak
merokok) yang berada disekitar area perokok. Berdasarkan Pasal 10 Undang-Undang Nomor
36 Tahun 2009 tentang Kesehatan disebutkan bahwa “Setiap orang berkewajiban
menghormati hak orang lain dalam upaya memperoleh lingkungan yang sehat, baik fisik,
biologi, maupun sosial”. Asap rokok yang ditimbulkan oleh perokok aktif sangat berbahaya
bagi kesehatan, salah satu solusi menghirup udara bersih tanpa paparan asap rokok yaitu
dengan menetapakan area Kawasan Tanpa Rokok. Pasal 115 ayat(2) Undang-Undang Nomor
36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengatur: “Pemerintah Daerah wajib menetapkan wilayah
Kawasan Tanpa Rokok diwilayahnya”.
Pemerintah Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat telah mengatur Kawasan Tanpa
Rokok dengan Peraturan Daerah kabupaten tanjung jabung barat nomor 10 tahun 2016
tentang kawasan tanpa rokok (KTR). Kawasan Tanpa Rokok adalah ruangan atau area yang
dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi, menjual,
mengiklankan, dan/atau mempromosikan Produk Tembakau. Kondisi saat ini masih banyak
orang-orang yang merokok dilingkungan puskesmas Tungkal V dan tidak mematuhi peraturan
daerah tentang kawasan tanpa rokok. Aktifitas merokok pada satu sisi merupakan hak pribadi
setiap orang, namun disisi lain perlunya untuk menghormati dan menghargai hak orang lain
untuk menghirup udara segar yang bebas dari asap rokok. Ketika aktifitas merokok telah
melanggar hak seseorang untuk menghirup udara bersih sudah mulai terabaikan maka
pemerintah harus hadir untuk mengatasi masalah tersebut.
Berdasarkan alasan tersebut di atas maka penulis menyusun Rancangan Aktualisasi ini
dengan judul, “Upaya Mengoptimalkan implementasi kawasan tanpa rokok
dilingkungan Puskesmas Tungkal V Kecamatan Seberang Kota”.
3
1.2 Deskripsi Organisasi
1. Profil Puskesmas
Nama Puskesmas : Puskesmas Tungkal V
Alamat : Jl. Lintas SD Kelurahan Tungkal V
Desa/Kelurahan : Tungkal V
Kecamatan : Seberang Kota
Kabupaten/Kota : Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Provinsi : Provinsi Jambi
Telp/HP : 0852 1623 3484
Email : pkm.tungkalv@gmail.com
4
4) Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerjasama dengan sektor lain terkait
5) Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat
6) Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas
7) Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
8) Melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi terhadap ases, mutu dan
cakupan pelayanan kesehatan.
9) Memberikan rekomendasi terkati masalah kesehatan masyarakat, termasuk
dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
penyakit
5
4. Tugas Pokok Dan Fungsi
Adapun tugas pokok dan fungsi penyuluh kesehatan masyarakat adalah sebagai
berikut :
a. Menganalisis data sebagai bahan peyusunan rencana kegiatan penyuluhan
masyarakat
b. Menyusun draft laporan hasil identifikasi potensi wilayah
c. Menyusun draft materi penyuluhan kesehatan
d. Melakukan uji coba dan penyempurnaan atas media promosi kesehatan
e. Melakukan pengolahan data hasil evaluasi media penyuluhan
f. Menyusun draft konsep pedoman/ panduan/ juknis pengembangan pedoman
penyuluhan kesehatan masyarakat untuk satu program
g. Mengolah bahan/ data/ informasi sebagai bahan pengembangan pedoman
h. Melaksanakan advokasi
i. Menyusun draft laporan kegiatan
j. Menyusun Laporan pelaksanaan tugas
k. Menyusun laporan lain-lain
5. Letak Geografis
Puskesmas Tungkal V terletak di kecamatan seberang kota Kabupaten Tanjung
Jabung Barat Provinsi Jambi dengan luas wilayah kerja 12.128,5 Ha dengan jumlah
penduduk 9.354 jiwa.
a. Peta wilayah
gambar 1.1
wilayah kecamatan seberang kota per-desa
6
Batas-batas Wilayah kerja Puskesmas Tungkal V adalah sebagai berikut:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Riau
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tungkal Ilir dan Kecamatan
Bram itam
- Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Berhala
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pengabuan.
Table 1.1
Distribusi Frekuensi Luas Per-Desa/Kelurahan
Kecamatan Seberang Kota
No Desa/Kelurahan Luas Area (KM2)
1 2 3
1 Muara Seberang 35,04
2 Kuala Baru 12,44
3 Tungkal IV Desa 11,07
4 Mekar Alam 17,13
5 Tungkal V 15,4
6 Harapan Jaya 8,88
7 Kuala Kahar 4,7
8 Teluk Pulau Raya 16,63
Jumlah 121,29
c. Tofografi
Keadaan topografi Kecamatan seberang kota secara Umum bentuknya
dataran rendah berawa gambut dengan ketinggian 0-10 M diatas permukaan laut
( DPL ) sampai ketinggian 10-25 M DPL. Suhu minimum tercatat sebesar 21C,
maksimum 32C dan suhu rata-rata sebesar 26,9C, sedangkan curah hujan rata-
rata berkisar antara 2000-3000 mm pertahun atau 223 - 241,6 mm perbulan dengan
jumlah hari hujan selama 11-13 hari perbulan.
d. Kependudukan
Penduduk Kecamatan seberang kota Tahun 2018 berjumlah 9.354 jiwa terdiri
dari laki - laki 4.905 jiwa dan perempuan 4.449 jiwa. Jumlah Penduduk
Kecamatan Seberang Kota Tahun 2018 seperti terlihat pada Tabel 1.2
Tabel 1.2
7
Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan Kecamatan Seberang Kota
Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2018
No Desa/Kelurahan Laki-Laki Perempuan Total
1 2 3 4 5
1. Muara seberang 455 401 856
2. Kuala baru 437 392 829
3. Tungkal IV Desa 530 507 1037
4. Mekar alam 447 432 879
5. Tungkal V 652 584 1236
6. Harapan jaya 649 619 1268
7. Kuala kahar 474 443 917
8. Teluk pulai raya 1003 966 1969
JUMLAH 4.647 4344 8991
Sumber : Kantor DUK Capil Tanjung Jabung Barat 2018
Kepadatan penduduk kecamatan seberang kota dengan luas wilayah
12.128,5Ha memiliki kepadatan penduduk rata-rata 77.30 jiwa/Km² dan
jumlah rumah tangga dalam kecamatan seberang kota berjumlah 2.543 KK.
6. Tenaga Kesehatan
Puskesmas yang merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan masyarakat,
kinerjanya sangat dipengaruhi ketersediaan sumber daya manusia yang dimiliki,
terutama ketersediaan tenaga kesehatan. Pada tahun 2019 terdapat 54 orang yang
bertugas di wilayah kerja Puskesmas Tungkal V, Terdiri dari Pegawai Negeri Sipil
(PNS) sebanyak 19 orang, CPNS sebanyak 7 orang, Tenaka Kerja Kontrak Daerah
Sebanyak 24 orang, Tenaga Kontrak BLUD2 orang dan Tenaga Nusantara Sehat
Sebanyak 2 Orang
Tabel 1.3
Jenis dan jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Tungkal V
Tahun 2019
No Jenis Tenaga Jumlah Status Kepegawaian
Kesehatan PNS PTT/NS Kontrak Kontrak
Daerah BLUD
1 Dokter Umum 3 3 - - -
2 Dokter Gigi 2 1 1 - -
3 Perawat 9 4 - 5 -
4 Perawat Gigi 1 - - 1 -
5 Bidan 22 10 - 14 -
6 Apoteker 1 1 - - -
7 Asisten Apoteker 3 2 - 1 -
8 Kesehatan 2 1 - 2 -
Masyarakat
9 Sanitarian 1 - - - 1
10 Tenaga Gizi 1 1 - - -
11 Analis Kesehatan 2 1 1 - -
12 Fisioterapi 1 1 - - -
13 Sopir 1 - - 1 -
8
14 Security 1 - - 1 -
15 Cs 1 - - 1 -
Jumlah 54 26 2 24 2
9
7. Struktur Organisasi Puskesmas Tungkal V
9
1.3 Perumusan dan Penetapan Isu
a. Perumusan Isu
Di Puskesmas Tungkal V penulis menemukan beberapa isu yang menjadi
area permasalahan. Adapun isu yang dapat penulis identifikasi adalah
sebagai berikut:
1) Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk menerapkan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) di rumah tangga wilayah kerja
Puskesmas Tungkal V
2) Belum optimalnya implementasi kawasan tanpa rokok dilingkungan
Puskesmas Tungkal V
3) Masih kurangnya kesadaran siswa sekolah dasar dalam menerapkan
kegiatan cuci tangan pakai sabun (CTPS) di sekolah wilayah kerja
Puskesmas Tungkal V
b. Alat Bantu Analisis
Dengan mengamati kondisi di Puskesmas Tungkal V, diperoleh beberapa
isu strategis yang menjadi permasalahan dan perlu dilakukan analisis
dengan menggunakan metode menggunak analisis USG (Urgency,
Seriousness, Growth) dengan penjelasan sebagaimana tabel berikut.
1) Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu
yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi.
2) Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang
timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu
tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain jika
masalah penyebab isu tidak dipercahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam
keadaan yang sama, suatu masalah yang dapat menimbulkan masalah
lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain
yang berdiri sendiri.
10
3) Growth
5). Skor tertinggi merupakan penyebab isu utama atau isu pokok yang
Tabel 2.1
ANALISIS USG
U S G
Keterangan :
Urgency Seriousness Growth
(mendesak) (Kegawatan) (Pertumbuhan)
5 = Sangat Penting 5 = Sangat Gawat 5 = Sangat Cepat
4 = Penting 4 = Gawat 4 = Cepat
3 = Cukup Penting 3 = Cukup Gawat 3 = Cukup Cepat
2 = Kurang Penting 2 = Kurang Gawat 2 = Kurang Cepat
1 = Tidak Penting 1 = Tidak Gawat 1 = Tidak Cepat
11
V”. Berdasarkan observasi dilapangan, penyebab Belum optimalnya
implementasi kawasan tanpa rokok dilingkungan Puskesmas Tungkal V
karena beberapa hal diantaranya:
1) Merasa lebih rileks dengan merokok
2) Merasa lebih berkonsentrasi sewaktu bekerja dengan merokok
3) Merasa tidak bisa hidup selama setengah hari tanpa rokok
4) Merasa tidak tahan bila kehabisan rokok
5) Membantu melewatkan waktu bagi perokok
6) Merasa merokok akan membangkitkan semangat
7) Kebiasaan merokok sesudah makan
8) Menikmati rokok sambil minum kopi
Melalui pencermatan kondisi sebagaimana tersebut diatas, perlu
dilakukan upaya mengoptimalkan implementasi kawasan tanpa
rokok dilingkungan Puskesmas Tungkal V.
BAB II
12
RANCANGAN AKTUALISASI
13
3. Etika Publik
4. Komitmen Mutu
Untuk mewujudkan sistem pelayanan publik yang bermutu harus
memerlukan komitmen. Komitmen atau kesungguhan hati untuk
melakukan perubahan dengan cara berinovasi guna meningkatkan mutu
pelayanan. Dalam melakukan suatu inovasi artinya ada proses
menghasilkan suatu produk atau jasa yang berkaitan pelayanan yang
mengandung nilai-nilai kebaharuan. Inovasi bisa berupa nilai tambah atau
14
modifikasi dari hal-hal yang sudah ada maupun menggunakan cara yang
berbeda untuk mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan dengan cara
yang lebih efektif dan efisien.
15
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN merupakan pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil
Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. ASN sebagai
profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan
kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan
ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi
acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah
2. Whole of Government
WoG merupakan suatu pendekatan penyelenggaraan pemerintahan
yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan
sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan
publik. WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu
pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan
urusan-urusan yang relevan. WoG adalah pendekatan yang menekankan
aspek kebersamaan dan menghilangkan sekat-sekat sektoral yang selama
ini terbangun dalam model NPM. Bentuk pendekatannya bisa dilakukan
dalam pelembagaan formal atau pendekatan informal. WoG ditekankan
pada pengintegrasian upaya-upaya kementerian atau lembaga pemerintah
dalam mencapai tujuan-tujuan bersama. WoG juga dipandang sebagai
bentuk kerjasama antar seluruh aktor, pemerintah dan sebaliknya.
3. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atasbarang,
jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik. Terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu
unsur pertama, adalah organisasi penyelenggara pelayanan publik, unsur
16
kedua, adalah penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau
organisasi yang berkepentingan, dan unsur ketiga, adalah kepuasan yang
diberikan danatau diterima oleh penerima layanan (pelanggan).
17
2.4 Rancangan Aktualisasi
Tabel 2.1 Rancangan Aktualisasi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Penguatan
Kegiatan Pelatihan Terhadap Visi & Nilai
Misi Organisasi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Melakukan 1. Mendiskusikan rencana 1. Lembar hasil (Akuntabilitas) Konsultasi 1. profesional
konsultasi kegiatan implementasi konsultasi Layanan konsultasi merupakan dengan mentor 2. Kreatif
dengan kawasan tanpa rokok 2. Persetujuan proses dalam suasana kerja sama akan membuat
mentor terkait dipuskesmas Tungkal V dari mentor dan hubungan antar pribadi dengan saya
kegiatan 2. Meminta persetujuan berupa tanda tujuan memecahkan suatu masalah melaksanakan
implementasi mentor untuk tangan dari dalam lingkup professional dari Kegiatan dengan
kawasan melakukan kegiatan mentor orang yang meminta konsultasi baik dan optimal
tanpa rokok aktualisasi yang akan 3. Foto maka dari itu saya akan untuk
dipuskesmas dilaksanakan dokumentasi berkonsultasi dengan mentor memperoleh hasil
Tungkal V dipuskesmas Tungkal V terkait kegiatan implementasi sesuai yang
kawasan tanpa rokok dipuskesmas diharapkan
dengan rinci, jelas dan teliti Ini berkaitan
sehingga mentor dapat mengerti dengan salah satu
dan meyetujui kegiatan yang akan misi Puskesmas
saya lakukan Tungkal V yaitu
Mewujudkan
(Nasionalisme) derajat kesehatan
Konsultasi adalah suatu proses masyarakat yang
yang biasanya didasarkan pada optimal
karakteristik hubungan yang sama
yang ditandai dengan saling
18
mempercayai dan komunikasi
yang terbuka, bekerja sama dalam
mengidentifikasikan masalah,
menyatukan sumber-sumber
pribadi untuk mengenal dan
memilik strategi yang mempunyai
kemungkinan dapat memecahkan
masalah yang telah diidentifikasi,
dan pembagian tanggung jawab
dalam pelaksanaan dan evaluasi
program atau strategi yang telah
direncanakan maka dari itu saya
membangun kerjasama dengan
mentor dan tidak memaksakan
kehendak saya sesuai dengan
arahan mentor
(Etika Publik)
Audit Commission mendefinisikan
konsultasi sebagai proses dialog
yang mengarah kepada sebuah
keputusan sehingga saya akan
melakukan konsultasi dengan
mentor mengenai aktualisasi yang
akan saya laksanakan dipuskesmas
Tungkal V dengan bahasa yang
baik dan sopan agar konsultasi
berjalan dengan baik dan lancar
19
(Komitmen Mutu)
Konsultasi adalah suatu bentuk
hubungan tolong menolong yang
dilakukan oleh seorang profesional
(konsultan) kepada konsultee
(keluarga atau individu) untuk
menyelesaikan masalah maka dari
itu saya akan berkonsultasi dengan
efisien agar tidak terlalu banyak
waktu yang terbuang
(Anti Korupsi)
Konsultasi pada dasarnya
dilaksanakan secara perorangan
dalam format tetap muka maka
dari itu saya akan
mengkonsultasikan aktualisasi
yang akan saya lakukan
dipuskesmas Tungkal V dengan
apa adanya berdasarkan keadaan
yang sebenarnya
20
kepada sasaran saya akan membuat leaflet salah satu misi
4. Foto kawasan tanpa rokok di Puskesmas Puskesmas
dokumentasi Tungkal V dengan sumber yang Tungkal V yaitu
terpercaya dan dipaparkan dengan Mewujudkan
jelas derajat kesehatan
masyarakat yang
(Nasionalisme) optimal
Pembuatan leaflet dengan
menggunakan lembaran kertas
berukuran kecil mengandung pesan
tercetak untuk disebarkan kepada
umum sebagai informasi mengenai
suatu hal atau peristiwa, dengan
demikian saya akan menggunakan
bahasa yang baik dan benar sesuai
kaidah bahasa Indonesia
(Etika Public)
Dalam Pembuatan leaflet
mengandung pesan tercetak maka
dari itu saya akan menuangkan
informasi menggunakan kata-kata
yang sopan dan beretika
(Komitmen Mutu)
Membuat leaflet dengan selebaran
21
kertas dan berukuran kecil
sehingga saya akan membuat
narasi dengan bahasa yang
efektif
(Anti Korupsi)
Dalam percetakan selebaran
Leaflet ini tanpa melakukan
pemungutan biaya dari pihak
puskesmas dan Saya akan
membuat leaflet secara mandiri.
22
(Nasionalisme)
Poster digunakan untuk
memberikan pemahaman kepada
publik mengenai suatu informasi
yang disampaikan melalui gambar
dan kalimat yang singkat, maka
dengan itu saya akan membuat
poster menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar
(Etika Public)
Pada umumnya informasi atau
pesan yang ada di dalam sebuah
poster sifatnya persuasif atau
mengajak orang lain, maka dari itu
saya akan Menuangkan informasi
menggunakan bahasa yang sopan
dan beretika
(Komitmen Mutu)
Poster di dalam sajian kombinasi
visual yang jelas, menyolok, dan
menarik dengan maksud untuk
23
menarik perhatian orang yang
lewat sehingga saya akan membuat
poster menggunakan bahasa yang
efektif dan gambar yang
menarik dan inovatif
(Anti Korupsi)
Poster ini dibuat tanpa melakukan
pemungutan biaya dari pihak
puskesmas dan Saya akan
membuat poster secara mandiri.
24
KTR di media social puskesmas rasa tanggung jawab dan materi optimal
(facebook) akan yang disampaikan jelas
pentingnya
keberadaan (Nasionalisme)
KTR di Saya akan Rela berkorban dan
puskesmas kerjasama dengan rekan kerja
5. Foto dan puskesmas demi terlaksananya
video kegiatan sosialisasi kawasan tanpa
dokumentasi rokok di Puskesmas Tungkal V
(Etika Public)
sosialisasi memiliki manfaat untuk
melestarikan, menyebarluaskan
dan mewariskan nilai-nilai, norma-
norma dan kepercayaan yang ada
di dalam masyarakat supaya tetap
terjaga serta terpelihara oleh semua
anggota masyarakat. Maka dari itu
saya akan Memberikan sosialisasi
KTR kepada staf puskesmas
dengan bahasa yang sopan, ramah
dan dengan penuh kerendahan
hati
(Komitmen Mutu)
Sosialisasi juga dapat terjadi
25
dengan interaksi dan komunikasi.
Dengan komunikasi seorang
individu dapat memperoleh
pengalaman hidup, kebiasaan yang
nanti akan membekalinya dalam
pergaulan di masyarakat luas
sehingga dalam Memberikan
sosialisasi saya akan berinteraksi
dan berkomunikasi dengan jelas
dan terarah sehingga dapat
mengefisien waktu
(Anti Korupsi)
Sosialisasi adalah proses
penanaman atau transfer kebiasaan
atau nilai dan aturan dari satu
generasi ke generasi lainnya dalam
sebuah kelompok atau masyarakat.
Untuk itu saya akan
Mensosialisasikan kawasan tanpa
rokok secara Mandiri, berani dan
peduli dan Saya akan disiplin
waktu dalam melaksanakan
penyuluhan
5 Membuat 1. Mempersiapkan alat Foto (Akuntabilitas) Dalam kegiatan Kreatif dan
26
pojok rokok dan bahan Dokumentasi Pojok rokok ini sengaja didirikan pembuatan pojok Inovatif.
di Puskesmas 2. Menata tempat pojok (before dan semata-mata untuk meningkatkan rokok
Tungkal V rokok after ) kepedulian dan kesehatan dilingkungan
masyarakat, sehingga para perokok puskesmas
aktif tidak meracuni para perokok melibatkan semua
pasif yang berada di sekitarnya staf puskesmas.
karena telah disediakan tempat Hal ini sesuai
khusus untuk merokok, terutama dengan salah satu
untuk para aparat desa yang misi Puskesmas
kecanduan rokok. Hal itu sebagai Tungkal V yaitu
langkah nyata dalam mendukung Meningkatkan
Perda tentang Kawasan Tanpa peran serta aktif
Rokok (KTR) yang telah disahkan masyarakat
oleh pemerintah daerah kabupaten dibidang
tanjung jabung barat. Maka dari itu kesehatan
kegiatan pembuatan pojok rokok
Saya akan bertanggung jawab
penuh dalam pelaksanaan
pembuatan pojok rokok
(Nasionalisme)
Dalam pembuatan pojok rokok di
Puskesmas Tungkal V saya akan
bekerja sama dan musyawarah
dengan seluruh staf puskesmas
27
agar dapat terselenggara dan dapat
dimanfaatkan oleh para perokok
(Etika Public)
Dalam pembuatan pojok rokok
saya akan berkomunikasi dengan
seluruh staf menggunakan bahasa
yang baik, sopan, santun, dan
ramah.
(Komitmen Mutu)
Saya tidak akan menunda-nunda
proses pembuatan pojok rokok,
sesegera mungkin langsung saya
kerjakan agar bisa dimanfaatkan
dengan tepat waktu oleh para
perokok , sehingga para perokok
aktif tidak meracuni para perokok
pasif yang berada di sekitarnya
karena telah disediakan tempat
khusus untuk merokok, terutama
untuk para aparat desa yang
kecanduan rokok
(Anti Korupsi)
28
Saya akan memulai pengerjaan
pojok rokok dilingkungan
puskesmas tungkal V dengan
jujur dan kerja keras dan sesuai
dengan kondisi puskesmasnya
29
berkomunikasi dengan seluruh
staf menggunakan bahasa yang
baik, sopan, santun, ramah dan
bertutur kata yang baik.
(Komitmen Mutu)
Dalam kegiatan membuat celengan
puntung rokok, Saya akan
mengarahkan staf untuk bekerja
dengan teliti dan rapi
(Anti Korupsi)
Dalam kegiatan membuat celengan
puntung rokok, Saya akan
melakukannya secara sederhana
dengan memanfaatkan barang
barang bekas atau botol-botol
bekas untuk dijadikan tempat
puntung rokoknya
30
2.5 Role Model
Untuk melaksanakan habituasi di Wilayah kerja Puskesmas Tungkal V
Kecamatan Seberang Kota, peserta menetapkan Role Model kepada:
Nama : drg. Hapitrah
NIP : 19840627 201101 1 001
Jabatan : Kepala Puskesmas Tungkal V
Role Model merupakan orang yang bekerja di unit kerja atau instansi
penulis yang layak menjadi contoh atau teladan. Sosok atau tokoh yang
penulis jadikan sebagai role model adalah Bapak drg. Hapitrah sebagai
seorang Kepala Puskesmas, beliau mencerminkan nilai-nilai dasar PNS serta
kedudukan dan peran PNS dalam kepemimpinannya. Hal ini terlihat dari
kepedulian kepada seluruh staf Puskesmas, menjunjung nilai-nilai dasar
sebagai ASN, seperti ramah, disiplin, jujur, adil, kerja keras. Sebagai mentor,
tentu beliau memiliki peranan penting dalam berhasilnya rancangan
aktualisasi ini.
31
2.6 Jadwal Rancangan Kegiatan Aktualisasi
No Waktu
1 2 3 4 5 1 2 3 4
6 Membuat celengan
puntung rokok
32
DAFTAR PUSTAKA
33