Anda di halaman 1dari 38

LEMBAR PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN
TANJUNG JABUNG BARAT
ANGKATAN I

Nama : Yolanda Dwi Putri Amnel


NIP : 19910128 201903 2 001
NDH : 21
Jabatan : Penyuluh Kesehatan Ahli Pertama
Instansi : Puskesmas Tungkal V

UPAYA MENGOPTIMALKAN IMPLEMENTASI KAWASAN TANPA


ROKOK DI PUSKESMAS TUNGKAL V KECAMATAN
SEBERANG KOTA

Disetujui Untuk Diseminarkan


Pada Tanggal 19 Oktober 2019
Bertempat di Hotel Rivoli Kuala Tungkal

Kuala Tungkal, 19 Oktober 2019


Peserta Diklat,

YOLANDA DWI PUTRI AMNEL.SKM


NIP. 19910128 201903 2 001

DISETUJUI,

COACH MENTOR

BRAMANA JAYA SAFUTRA, SE drg. HAPITRAH


NIP. 19830730 201001 1 007 NIP. 19840627 2011 1 001

1
LEMBAR PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS PELATIHAN DASAR CALON
PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III ANGKATAN I TAHUN 2019

NAMA : YOLANDA DWI PUTRI AMNEL


NIP : 19910128 201903 2 001
NDH : 21
JABATAN : PENYULUH KESEHATAN AHLI PERTAMA
INSTANSI : PUSKESMAS TUNGKAL V

UPAYA MENGOPTIMALKAN IMPLEMENTASI KAWASAN TANPA


ROKOK DI PUSKESMAS TUNGKAL V KECAMATAN
SEBERANG KOTA

Telah disahkan berdasarkan hasil Seminar Rancangan Aktualisasi


Pada tanggal 19 Oktober 2019
Bertempat di Hotel Rivoli Kab. Tanjung Jabung Barat

Kuala Tungkal, 19 September 2019


Peserta Diklat

YOLANDA DWI PUTRI AMNEL.SKM


NIP. 19910128 201903 2 001

PENGUJI COACH MENTOR

Drs. ENCEP BRAMANA JAYA SAFUTRA, drg. HAPITRAH


JARKASIH SE NIP. 19830730 201001 1 007 NIP. 19840627 2011 1
NIP.19701201 199009 001
1 001

MENGETAHUI,
KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA KAB. TANJUNG JABUNG BARAT

Drs. ENCEP JARKASIH


NIP.19701201 199009 1 001

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berbentuk Rancangan
aktualisasi ini dengan tepat waktu. Rancangan Aktualisasi ini berjudul “Upaya
Mengoptimalkan implementasi kawasan tanpa rokok di Puskesmas Tungkal
V Kecamatan Seberang Kota”. Disusun guna memenuhi persyaratan
penyelesaian Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.

Dalam penulisan Rancangan Aktualisasi ini, tentunya banyak pihak yang


telah memberikan bantuan moril maupun materil. Oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak telah membantu.

Penulis menyadari bahwa Rancangan Aktualisasi ini masih jauh dari


kesempurnaan. Hal ini disebabkan atas keterbatasan pengetahuan, kemampuan,
dan pengalaman penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan masukan berupa
saran dan kritik dari semua pihak untuk penyempurnaan.

Semoga Rancangan Aktualisasi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,


khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya, semoga Tuhan
memberkahi kita semua kita semua, amin.

Kuala Tungkal, 18 Oktober 2019


Penulis

Yolanda Dwi Putri Amnel. SKM


NIP:19910128 201903 2 001

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN RANCANGAN AKTUALISASI........................i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Deskripsi Organisasi .......................................................................................4
1.3 Perumusan dan Penetapan Isu ........................................................................10
BAB II RANCANGAN AKTUALISASI
2.1 Deskripsi ANEKA ..........................................................................................13
2.2 Deskripsi NKRI ..............................................................................................16
2.3 Rencana Aktualisasi .......................................................................................17
2.4 Rancangan Aktualisasi....................................................................................18
2.5 Role Modele.....................................................................................................34
2.6 Penjadwalan.....................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................36

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Negara Kesatuan Republik Indonesia dari Sabang sampai Merauke memiliki semua
potensi untuk mewujudkan visi negara sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945, yang di tandai dengan kekayaan yang melimpah,
potensi sumber daya manusia, peluang pasar yang besar dan demokrasi yang relatif stabil.
Namun potensi yang sudah terpenuhi itu belum mampu di kelola secara efektif dan efesien
oleh para aktor pembangunan, sehingga indonesia masih tertinggal dari cepatnya laju
pembangunan global dewasa ini dan Aparatur sipil negara (ASN) sangat menentukan kondisi
tersebut.
Aparatur sipil negara (ASN) adalah profesi pegawai negeri dan pegawai pemerintah
yang memiliki perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai negeri sipil
yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-
undangan. Berdasarkan Undang-Undang No 5 Tahun 2014 yang mengatur tentang fungsi
aparatur sipil negara (ASN) yaitu sebagai berikut: pelaksana kebijakan publik, pelayan publik,
perekat dan pemersatu bangsa. Pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana dan
pengawas penyelenggara tugas umum pemerintah dan pembangunan nasional melalui
pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik. Dalam pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme serta menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya ASN yang unggul selaras dengan perkembangan
zaman.
Dalam peraturan pemerintah nomor 11 Tahun 2017 tentang menejemen PNS, di sebut
bahwa CPNS wajib menjalani masa percobaan selama 1 (satu) tahun, Masa percobaan
tersebut merupakan masa prajabatan yang di lakukan melalui proses pendidikan dan pelatihan
yang hanya di ikuti satu kali. Untuk pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan I di
linkungan pemerintah kabupaten Tanjung Jabung Barat di laksanakan pada tanggal 30
September 2019 - 28 November 2019.
Sesuai Peraturan Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI Nomor 12 Tahun 2018
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III,
maka Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) Prajabatan dilaksanakan dengan

1
nomenklatur baru ialah Pelatihan Dasar Kader PNS, sebagai salah satu jenis Pelatihan yang
strategis pasca UU ASN dalam rangka pembentukan kemampuan bersikap dan bertindak
profesional yang berlandaskan pada nilai-nilai dasar yang meliputi: Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi, serta di sinkronkan dengan
nilai-nilai dasar NKRI yang meliputi : Manajemen ASN, Whole of Government dan
Pelayanan Publik.
Setelah mempelajari nilai-nilai dasar ANEKA dan nilai-nilai dasar NKRI, maka
peserta diklat dituntut untuk memiliki nilai-nilai dasar tersebut sebagai prinsip yang menjadi
landasan dalam menjalankan profesi sebagai ASN. Agar Aktualisasi dapat dilaksanakan
dengan baik maka peserta diklat perlu membuat rancangan aktualisasi dan kemudian
dituangkan dalam suatu dokumen rancangan aktualisasi yang akan dilaksanakan di tempat
habituasi. Pelaksanaan habituasi (off-class) merupakan implementasi dari teori-teori selama
proses pembelajaran (on-class) yang saling terkait. Proses pelaksanaan aktualisasi
dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Tungkal V Kecamatan Seberang Kota.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD1945) mengatur
dan melindungi kesehatan sebagai Hak Asasi Manusia (HAM). Amanat ini tertuang dalam
Pasal 28H ayat (1) yang memuat, “setiap orang berhak sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan”. Sesuai hak atas kesehatan tersebut diatur lebih lanjut dengan Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang selanjutnya dalam tulisan ini disebut
Undang-Undang Kesehatan mengatur bahwa “Setiap orang berhak mendapatkan lingkungan
yang sehat bagi pencapaian derajat kesehatan”. Tanpa lingkungan yang sehat, seseorang dapat
terjangkit penyakit baik menular maupun tidak menular. Hal ini kemudian menjadikan
seseorang tidak sederajat secara kondisional dan tidak akan mampu memperoleh hak-haknya
yang lain. Untuk menilai tingkat pelayanan kesehatan maka dari itu harus memperhatikan dan
meningkatkan dua aspek yaitu promotif dan preventif.
Pelayanan kesehatan secara promotif adalah pelayanan yang dilakukan dengan cara
meningkatkan, manaikan derajat kesehatan sedangkan pelayanan kesehatan secara preventif
adalah pelayanan yang dilakukan dengan cara mencegah atau menghindari penyebab terjadi
suatu penyakit. Sehingga bentuk pelayanan kesehatan bukan hanya ada pada fasilitas
pelayanan kesehatan lembaga-lembaga kesehatan saja melainkan juga dalam bentuk-bentuk
kegiatan lain, baik yang langsung kepada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit,
maupun yang secara tidak langsung berpengaruh kepada peningkatan kesehatan. Salah satu
cara yang dilakukan untuk melakukan mewujudkan dari hidup yang sehat adalah melalui

2
upaya preventif. Pencegahan terhadap penyebab sakit dapat dilakukan dengan memulai hidup
sehat serta menghindari faktor-faktor penyebab timbulnya penyakit. Semakin banyaknya
penyakit yang muncul dan sering mengakibatkan kematian, menjadikan setiap orang perlu
mencegahnya dan bergaya hidup sehat. Gaya hidup sehat itu bisa kita ciptakan dengan cara
membuat lingkungan hidup disekitar bebas dengan faktor-faktor pencetusnya, salah satunya
adalah menghindari asap-asap polusi, salah satunya yaitu asap dari rokok.
Dampak negatif yang dirasakan dari paparan asap rokok tidak hanya pada perokok
aktif saja namun juga berdampak besar terhadap orang-orang disekitar yang menjadi perokok
pasif. Dampak kerugian yang disebabkan oleh paparan asap rokok sangat buruk bagi
kesehatan, hal ini dimulai dari rusaknya selaput lendir sampai penyakit keganasan seperti
kanker. Faktor lain juga dapat disebabkan dari perilaku merokok serta ditemukan dari bahaya
secondhand-smoke, yaitu paparan asap rokok yang dihirup oleh perokok tidak aktif (tidak
merokok) yang berada disekitar area perokok. Berdasarkan Pasal 10 Undang-Undang Nomor
36 Tahun 2009 tentang Kesehatan disebutkan bahwa “Setiap orang berkewajiban
menghormati hak orang lain dalam upaya memperoleh lingkungan yang sehat, baik fisik,
biologi, maupun sosial”. Asap rokok yang ditimbulkan oleh perokok aktif sangat berbahaya
bagi kesehatan, salah satu solusi menghirup udara bersih tanpa paparan asap rokok yaitu
dengan menetapakan area Kawasan Tanpa Rokok. Pasal 115 ayat(2) Undang-Undang Nomor
36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengatur: “Pemerintah Daerah wajib menetapkan wilayah
Kawasan Tanpa Rokok diwilayahnya”.
Pemerintah Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat telah mengatur Kawasan Tanpa
Rokok dengan Peraturan Daerah kabupaten tanjung jabung barat nomor 10 tahun 2016
tentang kawasan tanpa rokok (KTR). Kawasan Tanpa Rokok adalah ruangan atau area yang
dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi, menjual,
mengiklankan, dan/atau mempromosikan Produk Tembakau. Kondisi saat ini masih banyak
orang-orang yang merokok dilingkungan puskesmas Tungkal V dan tidak mematuhi peraturan
daerah tentang kawasan tanpa rokok. Aktifitas merokok pada satu sisi merupakan hak pribadi
setiap orang, namun disisi lain perlunya untuk menghormati dan menghargai hak orang lain
untuk menghirup udara segar yang bebas dari asap rokok. Ketika aktifitas merokok telah
melanggar hak seseorang untuk menghirup udara bersih sudah mulai terabaikan maka
pemerintah harus hadir untuk mengatasi masalah tersebut.
Berdasarkan alasan tersebut di atas maka penulis menyusun Rancangan Aktualisasi ini
dengan judul, “Upaya Mengoptimalkan implementasi kawasan tanpa rokok
dilingkungan Puskesmas Tungkal V Kecamatan Seberang Kota”.

3
1.2 Deskripsi Organisasi
1. Profil Puskesmas
Nama Puskesmas : Puskesmas Tungkal V
Alamat : Jl. Lintas SD Kelurahan Tungkal V
Desa/Kelurahan : Tungkal V
Kecamatan : Seberang Kota
Kabupaten/Kota : Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Provinsi : Provinsi Jambi
Telp/HP : 0852 1623 3484
Email : pkm.tungkalv@gmail.com

2. Visi Dan Misi Puskesmas


a. Visi
Menjadi Puskesmas Pilihan Masyarakat Dengan Pelayanan Bermutu dan
Mandiri Menuju Seberang Kota Sehat
b. Misi
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai standar dan
profesional
2) Meningkatkan peran serta aktif masyarakat dibidang kesehatan
3) Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal

3. Tugas dan Fungsi Puskesmas.


a. Tugas
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
b. Fungsi :
Penyelenggaraan UKM Tingkat Pertama di wilayah kerjanya seperti :
1) Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
2) Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
3) Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan

4
4) Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerjasama dengan sektor lain terkait
5) Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat
6) Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas
7) Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
8) Melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi terhadap ases, mutu dan
cakupan pelayanan kesehatan.
9) Memberikan rekomendasi terkati masalah kesehatan masyarakat, termasuk
dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
penyakit

Penyelenggaraan UKP Tingkat Pertama di wilayah kerjanya seperti :

1) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,


berkesinambungan dan bermutu.
2) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif.
3) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
4) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan
dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung.
5) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinasi dan
kerjasama inter dan antar profesi.
6) Melaksanakan rekam medis.
7) Melaksanana pencatatan, pelaporan dan evaluasi terhadap mutu dan akses
Pelayanan Kesehatan.
8) Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan.
9) Mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama di wialayah kerjanya.
10) Melaksanakan penapisan rujuka sesuai dengan indikasi medis dan Sistem
Rujukan

5
4. Tugas Pokok Dan Fungsi
Adapun tugas pokok dan fungsi penyuluh kesehatan masyarakat adalah sebagai
berikut :
a. Menganalisis data sebagai bahan peyusunan rencana kegiatan penyuluhan
masyarakat
b. Menyusun draft laporan hasil identifikasi potensi wilayah
c. Menyusun draft materi penyuluhan kesehatan
d. Melakukan uji coba dan penyempurnaan atas media promosi kesehatan
e. Melakukan pengolahan data hasil evaluasi media penyuluhan
f. Menyusun draft konsep pedoman/ panduan/ juknis pengembangan pedoman
penyuluhan kesehatan masyarakat untuk satu program
g. Mengolah bahan/ data/ informasi sebagai bahan pengembangan pedoman
h. Melaksanakan advokasi
i. Menyusun draft laporan kegiatan
j. Menyusun Laporan pelaksanaan tugas
k. Menyusun laporan lain-lain

5. Letak Geografis
Puskesmas Tungkal V terletak di kecamatan seberang kota Kabupaten Tanjung
Jabung Barat Provinsi Jambi dengan luas wilayah kerja 12.128,5 Ha dengan jumlah
penduduk 9.354 jiwa.
a. Peta wilayah
gambar 1.1
wilayah kecamatan seberang kota per-desa

6
Batas-batas Wilayah kerja Puskesmas Tungkal V adalah sebagai berikut:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Riau
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tungkal Ilir dan Kecamatan
Bram itam
- Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Berhala
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pengabuan.

b. Luas wilayah perdesa/kelurahan

Table 1.1
Distribusi Frekuensi Luas Per-Desa/Kelurahan
Kecamatan Seberang Kota
No Desa/Kelurahan Luas Area (KM2)
1 2 3
1 Muara Seberang 35,04
2 Kuala Baru 12,44
3 Tungkal IV Desa 11,07
4 Mekar Alam 17,13
5 Tungkal V 15,4
6 Harapan Jaya 8,88
7 Kuala Kahar 4,7
8 Teluk Pulau Raya 16,63
Jumlah 121,29

c. Tofografi
Keadaan topografi Kecamatan seberang kota secara Umum bentuknya
dataran rendah berawa gambut dengan ketinggian 0-10 M diatas permukaan laut
( DPL ) sampai ketinggian 10-25 M DPL. Suhu minimum tercatat sebesar 21C,
maksimum 32C dan suhu rata-rata sebesar 26,9C, sedangkan curah hujan rata-
rata berkisar antara 2000-3000 mm pertahun atau 223 - 241,6 mm perbulan dengan
jumlah hari hujan selama 11-13 hari perbulan.

d. Kependudukan
Penduduk Kecamatan seberang kota Tahun 2018 berjumlah 9.354 jiwa terdiri
dari laki - laki 4.905 jiwa dan perempuan 4.449 jiwa. Jumlah Penduduk
Kecamatan Seberang Kota Tahun 2018 seperti terlihat pada Tabel 1.2

Tabel 1.2
7
Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan Kecamatan Seberang Kota
Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2018
No Desa/Kelurahan Laki-Laki Perempuan Total
1 2 3 4 5
1. Muara seberang 455 401 856
2. Kuala baru 437 392 829
3. Tungkal IV Desa 530 507 1037
4. Mekar alam 447 432 879
5. Tungkal V 652 584 1236
6. Harapan jaya 649 619 1268
7. Kuala kahar 474 443 917
8. Teluk pulai raya 1003 966 1969
JUMLAH 4.647 4344 8991
Sumber : Kantor DUK Capil Tanjung Jabung Barat 2018
Kepadatan penduduk kecamatan seberang kota dengan luas wilayah
12.128,5Ha memiliki kepadatan penduduk rata-rata 77.30 jiwa/Km² dan
jumlah rumah tangga dalam kecamatan seberang kota berjumlah 2.543 KK.
6. Tenaga Kesehatan
Puskesmas yang merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan masyarakat,
kinerjanya sangat dipengaruhi ketersediaan sumber daya manusia yang dimiliki,
terutama ketersediaan tenaga kesehatan. Pada tahun 2019 terdapat 54 orang yang
bertugas di wilayah kerja Puskesmas Tungkal V, Terdiri dari Pegawai Negeri Sipil
(PNS) sebanyak 19 orang, CPNS sebanyak 7 orang, Tenaka Kerja Kontrak Daerah
Sebanyak 24 orang, Tenaga Kontrak BLUD2 orang dan Tenaga Nusantara Sehat
Sebanyak 2 Orang
Tabel 1.3
Jenis dan jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Tungkal V
Tahun 2019
No Jenis Tenaga Jumlah Status Kepegawaian
Kesehatan PNS PTT/NS Kontrak Kontrak
Daerah BLUD
1 Dokter Umum 3 3 - - -
2 Dokter Gigi 2 1 1 - -
3 Perawat 9 4 - 5 -
4 Perawat Gigi 1 - - 1 -
5 Bidan 22 10 - 14 -
6 Apoteker 1 1 - - -
7 Asisten Apoteker 3 2 - 1 -
8 Kesehatan 2 1 - 2 -
Masyarakat
9 Sanitarian 1 - - - 1
10 Tenaga Gizi 1 1 - - -
11 Analis Kesehatan 2 1 1 - -
12 Fisioterapi 1 1 - - -
13 Sopir 1 - - 1 -

8
14 Security 1 - - 1 -
15 Cs 1 - - 1 -
Jumlah 54 26 2 24 2

9
7. Struktur Organisasi Puskesmas Tungkal V

9
1.3 Perumusan dan Penetapan Isu
a. Perumusan Isu
Di Puskesmas Tungkal V penulis menemukan beberapa isu yang menjadi
area permasalahan. Adapun isu yang dapat penulis identifikasi adalah
sebagai berikut:
1) Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk menerapkan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) di rumah tangga wilayah kerja
Puskesmas Tungkal V
2) Belum optimalnya implementasi kawasan tanpa rokok dilingkungan
Puskesmas Tungkal V
3) Masih kurangnya kesadaran siswa sekolah dasar dalam menerapkan
kegiatan cuci tangan pakai sabun (CTPS) di sekolah wilayah kerja
Puskesmas Tungkal V
b. Alat Bantu Analisis
Dengan mengamati kondisi di Puskesmas Tungkal V, diperoleh beberapa
isu strategis yang menjadi permasalahan dan perlu dilakukan analisis
dengan menggunakan metode menggunak analisis USG (Urgency,
Seriousness, Growth) dengan penjelasan sebagaimana tabel berikut.
1) Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu
yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi.
2) Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang
timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu
tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain jika
masalah penyebab isu tidak dipercahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam
keadaan yang sama, suatu masalah yang dapat menimbulkan masalah
lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain
yang berdiri sendiri.

10
3) Growth

Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi

berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin

memburuk kalau dibiarkan.

Metode ini dilakukan dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan

dan perkembangan penyebab isu dengan menentukan angka skala (1 s.d

5). Skor tertinggi merupakan penyebab isu utama atau isu pokok yang

akan segera diselesaikan. Penetapan isu sesuai dengan tabel 2.1.

Tabel 2.1
ANALISIS USG

No Penyebab Isu Analisis Jumlah Prioritas

U S G

1 Masih kurangnya kesadaran masyarakat 3 3 2 8 III


untuk menerapkan perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS) di rumah tangga
wilayah kerja Puskesmas Tungkal V

2 Belum optimalnya implementasi kawasan 5 4 4 13 I


tanpa rokok dilingkungan Puskesmas
Tungkal V
3 Masih kurangnya kesadaran siswa 4 4 3 11 II
sekolah dasar dalam menerapkan
kegiatan cuci tangan pakai sabun (CTPS)
di sekolah

Keterangan :
Urgency Seriousness Growth
(mendesak) (Kegawatan) (Pertumbuhan)
5 = Sangat Penting 5 = Sangat Gawat 5 = Sangat Cepat
4 = Penting 4 = Gawat 4 = Cepat
3 = Cukup Penting 3 = Cukup Gawat 3 = Cukup Cepat
2 = Kurang Penting 2 = Kurang Gawat 2 = Kurang Cepat
1 = Tidak Penting 1 = Tidak Gawat 1 = Tidak Cepat

Berdasarkan hasil analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa


permasalahan prioritas yang bersifat mendesak dan serius serta
memerlukan solusi pemecahan permasalahan yaitu “Belum optimalnya
implementasi kawasan tanpa rokok dilingkungan Puskesmas Tungkal

11
V”. Berdasarkan observasi dilapangan, penyebab Belum optimalnya
implementasi kawasan tanpa rokok dilingkungan Puskesmas Tungkal V
karena beberapa hal diantaranya:
1) Merasa lebih rileks dengan merokok
2) Merasa lebih berkonsentrasi sewaktu bekerja dengan merokok
3) Merasa tidak bisa hidup selama setengah hari tanpa rokok
4) Merasa tidak tahan bila kehabisan rokok
5) Membantu melewatkan waktu bagi perokok
6) Merasa merokok akan membangkitkan semangat
7) Kebiasaan merokok sesudah makan
8) Menikmati rokok sambil minum kopi
Melalui pencermatan kondisi sebagaimana tersebut diatas, perlu
dilakukan upaya mengoptimalkan implementasi kawasan tanpa
rokok dilingkungan Puskesmas Tungkal V.

BAB II

12
RANCANGAN AKTUALISASI

2.1 Deskripsi ANEKA


1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan kewajiban pertanggung jawaban yang
harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tagging jawab yang menjadi
amanahnya. Akuntabilitas dapat menjadi sarana untuk
mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pengendalian sumber daya
dalam suatu kebijakan publik yang dipercayakan kepadanya dalam rangka
pencapaian tujuan bersama melalui suatu media pertanggung jawaban
secara periodik. Nilai-nilai yang terkandung dalam akuntabilitas adalah
kepemimpinan, transparansi, integritas, tanggung jawab, keadilan,
kepercayaan, keseimbangan, kejelasan dan konsistensi. Untuk memenuhi
terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme
akuntabilitas harus mengandung dimensi akuntabilitas kejujuran dan
hukum, akuntabilitas proses, akuntabilitas program dan akuntabilitas
kebijakan.
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan Negara, sekaligus menghormati bangsa lain.
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Bahkan
tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan
nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang
lebih penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap
pegawai ASN memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan
publik, bangsa, dan negara. Nilai-nilai yang berorientasi pada kepentingan
publik menjadi nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN.
Pegawai ASN dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila
dalam Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme
dan wawasan kebangsaannya.

13
3. Etika Publik

Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah


yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar.
Dalam kaitannya dalam pelayanan publik, etika publik adalah refleksi
tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku,
tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam
rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Nilai-nilai dasar
yang terkandung dalam etika publik, yaitu:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi pancasila
b. Setia dan mempertahankan UUD NKRI 1945
c. Menjalankan tugas secara professional dan tidak memihak
d. Membuat keputusan dengan prinsip keahlian
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non-diskriminatif
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada public
h. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
i. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
j. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama
k. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
l. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
m. Meningkatkan efektifitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir
n. Ramah, sopan dan santun, punya rasa empati, simpati.

4. Komitmen Mutu
Untuk mewujudkan sistem pelayanan publik yang bermutu harus
memerlukan komitmen. Komitmen atau kesungguhan hati untuk
melakukan perubahan dengan cara berinovasi guna meningkatkan mutu
pelayanan. Dalam melakukan suatu inovasi artinya ada proses
menghasilkan suatu produk atau jasa yang berkaitan pelayanan yang
mengandung nilai-nilai kebaharuan. Inovasi bisa berupa nilai tambah atau

14
modifikasi dari hal-hal yang sudah ada maupun menggunakan cara yang
berbeda untuk mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan dengan cara
yang lebih efektif dan efisien.

Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan


berorientasi pada kualitas hasil. Nilai-nilai yang ada dalam komitmen
mutu ini adalah efektivitas, efisiensi, inovasi, dan mutu. Efektivitas
menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efisiensi merupakan tingkat
ketepatan realisasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan. Inovasi merupakan perubahan perubahan yang diterapkan
dalam melaksanakan tugas. Mutu menunjukkan ukuran baik dan buruk
dalam pelayanan.
5. Anti korupsi
Antikorupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-
normadengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara
atau masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dampak
korupsi tidak hanya sekedar menimbulkan kerugian keuangan Negara
namun dapat menimbulkan kerusakan kehidupan yang tidak hanya bersifat
jangka pendek tetapi dapat pula bersifat jangka panjang.
Tindak pidana korupsi yang terdiri darikerugian keuangan negara,
suap-menyuap, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan,
benturan kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi.
Anti korupsi merupakan nilai-nilai yang menghindarkan diri dari
perilaku korupsi. Ada 9 nilai yang dirilis oleh KPK yang berkaitan dengan
anti korupsi yaitu jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja
keras, sederhana, berani, dan adil. Tindak pidana korupsi yang terdiri
darikerugian keuangan negara, suap-menyuap, pemerasan, perbuatan
curang, penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan dalam
pengadaan dan gratifikasi.

2.2 Deskripsi NKRI

15
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN merupakan pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil
Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. ASN sebagai
profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan
kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan
ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi
acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah
2. Whole of Government
WoG merupakan suatu pendekatan penyelenggaraan pemerintahan
yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan
sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan
publik. WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu
pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan
urusan-urusan yang relevan. WoG adalah pendekatan yang menekankan
aspek kebersamaan dan menghilangkan sekat-sekat sektoral yang selama
ini terbangun dalam model NPM. Bentuk pendekatannya bisa dilakukan
dalam pelembagaan formal atau pendekatan informal. WoG ditekankan
pada pengintegrasian upaya-upaya kementerian atau lembaga pemerintah
dalam mencapai tujuan-tujuan bersama. WoG juga dipandang sebagai
bentuk kerjasama antar seluruh aktor, pemerintah dan sebaliknya.
3. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atasbarang,
jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik. Terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu
unsur pertama, adalah organisasi penyelenggara pelayanan publik, unsur

16
kedua, adalah penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau
organisasi yang berkepentingan, dan unsur ketiga, adalah kepuasan yang
diberikan danatau diterima oleh penerima layanan (pelanggan).

2.3 Rencana Aktualisasi


Unit Kerja : Puskesmas Tungkal V
Identifikasi Isu : 1. Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) di rumah tangga wilayah kerja Puskesmas
Tungkal V
2. Belum optimalnya implementasi kawasan tanpa
rokok dilingkungan Puskesmas Tungkal V
3. Masih kurangnya kesadaran siswa sekolah dasar
dalam menerapkan kegiatan cuci tangan pakai
sabun (CTPS) di sekolah wilayah kerja Puskesmas
Tungkal V
Isu yang diangkat : Belum optimalnya implementasi kawasan tanpa rokok
dilingkungan Puskesmas Tungkal V
Gagasan : Upaya Mengoptimalkan implementasi kawasan tanpa
Pemecahan isu rokok dilingkungan Puskesmas Tungkal V
Dalam upaya mengoptimalkan implementasi kawasan tanpa rokok
dilingkungan Puskesmas Tungkal V, maka dilaksanakan melalui kegiatan-
kegiatan sebagai berikut:
a. Melakukan konsultasi dengan mentor
b. Membuat leaflet kawasan tanpa rokok
c. Membuat poster kawasan tanpa rokok
d. Sosialisasi kawasan tanpa rokok
e. Membuat pojok rokok
f. Membuat celengan puntung rokok

17
2.4 Rancangan Aktualisasi
Tabel 2.1 Rancangan Aktualisasi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Penguatan
Kegiatan Pelatihan Terhadap Visi & Nilai
Misi Organisasi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Melakukan 1. Mendiskusikan rencana 1. Lembar hasil (Akuntabilitas) Konsultasi 1. profesional
konsultasi kegiatan implementasi konsultasi Layanan konsultasi merupakan dengan mentor 2. Kreatif
dengan kawasan tanpa rokok 2. Persetujuan proses dalam suasana kerja sama akan membuat
mentor terkait dipuskesmas Tungkal V dari mentor dan hubungan antar pribadi dengan saya
kegiatan 2. Meminta persetujuan berupa tanda tujuan memecahkan suatu masalah melaksanakan
implementasi mentor untuk tangan dari dalam lingkup professional dari Kegiatan dengan
kawasan melakukan kegiatan mentor orang yang meminta konsultasi baik dan optimal
tanpa rokok aktualisasi yang akan 3. Foto maka dari itu saya akan untuk
dipuskesmas dilaksanakan dokumentasi berkonsultasi dengan mentor memperoleh hasil
Tungkal V dipuskesmas Tungkal V terkait kegiatan implementasi sesuai yang
kawasan tanpa rokok dipuskesmas diharapkan
dengan rinci, jelas dan teliti Ini berkaitan
sehingga mentor dapat mengerti dengan salah satu
dan meyetujui kegiatan yang akan misi Puskesmas
saya lakukan Tungkal V yaitu
Mewujudkan
(Nasionalisme) derajat kesehatan
Konsultasi adalah suatu proses masyarakat yang
yang biasanya didasarkan pada optimal
karakteristik hubungan yang sama
yang ditandai dengan saling

18
mempercayai dan komunikasi
yang terbuka, bekerja sama dalam
mengidentifikasikan masalah,
menyatukan sumber-sumber
pribadi untuk mengenal dan
memilik strategi yang mempunyai
kemungkinan dapat memecahkan
masalah yang telah diidentifikasi,
dan pembagian tanggung jawab
dalam pelaksanaan dan evaluasi
program atau strategi yang telah
direncanakan maka dari itu saya
membangun kerjasama dengan
mentor dan tidak memaksakan
kehendak saya sesuai dengan
arahan mentor

(Etika Publik)
Audit Commission mendefinisikan
konsultasi sebagai proses dialog
yang mengarah kepada sebuah
keputusan sehingga saya akan
melakukan konsultasi dengan
mentor mengenai aktualisasi yang
akan saya laksanakan dipuskesmas
Tungkal V dengan bahasa yang
baik dan sopan agar konsultasi
berjalan dengan baik dan lancar

19
(Komitmen Mutu)
Konsultasi adalah suatu bentuk
hubungan tolong menolong yang
dilakukan oleh seorang profesional
(konsultan) kepada konsultee
(keluarga atau individu) untuk
menyelesaikan masalah maka dari
itu saya akan berkonsultasi dengan
efisien agar tidak terlalu banyak
waktu yang terbuang

(Anti Korupsi)
Konsultasi pada dasarnya
dilaksanakan secara perorangan
dalam format tetap muka maka
dari itu saya akan
mengkonsultasikan aktualisasi
yang akan saya lakukan
dipuskesmas Tungkal V dengan
apa adanya berdasarkan keadaan
yang sebenarnya

2 Membuat 1. Membuat konsep 1. Rancangan (Akuntabilitas) Leaflet - Kreatif


leaflet rancangan leaflet leaflet Leaflet merupakan sarana merupakan salah - Inovatif
kawasan 2. Membuat dan mencetak 2. Leaflet yang publikasi singkat yang berbentuk satu media
tanpa rokok leaflet telah dicetak selebaran kertas dan berukuran promosi
di Puskesmas 3. Membagikan leaflet saat 3. Leaflet sampai kecil yang berisikan informasi kesehatan. Ini
Tungkal V sosialisasi KTR yang bermanfaat, maka dari itu berkaitan dengan

20
kepada sasaran saya akan membuat leaflet salah satu misi
4. Foto kawasan tanpa rokok di Puskesmas Puskesmas
dokumentasi Tungkal V dengan sumber yang Tungkal V yaitu
terpercaya dan dipaparkan dengan Mewujudkan
jelas derajat kesehatan
masyarakat yang
(Nasionalisme) optimal
Pembuatan leaflet dengan
menggunakan lembaran kertas
berukuran kecil mengandung pesan
tercetak untuk disebarkan kepada
umum sebagai informasi mengenai
suatu hal atau peristiwa, dengan
demikian saya akan menggunakan
bahasa yang baik dan benar sesuai
kaidah bahasa Indonesia

(Etika Public)
Dalam Pembuatan leaflet
mengandung pesan tercetak maka
dari itu saya akan menuangkan
informasi menggunakan kata-kata
yang sopan dan beretika
(Komitmen Mutu)
Membuat leaflet dengan selebaran

21
kertas dan berukuran kecil
sehingga saya akan membuat
narasi dengan bahasa yang
efektif

(Anti Korupsi)
Dalam percetakan selebaran
Leaflet ini tanpa melakukan
pemungutan biaya dari pihak
puskesmas dan Saya akan
membuat leaflet secara mandiri.

3 Membuat 1. Membuat konsep 1. Membuat (Akuntabilitas) Pembuatan poster - Kreatif


poster rancangan poster konsep Poster merupakan suatu media ini merupakan - Inovatif
kawasan 2. Membuat dan mencetak rancangan publikasi yang di dalamnya bagian dari salah
tanpa rokok poster poster terdapat teks, gambar, atau satu misi
di Puskesmas 3. Memasang poster 2. Membuat dan perpaduan keduanya dimana Puskesmas
Tungkal V dipuskesmas mencetak tujuannya untuk memberikan Tungkal V yaitu
poster informasi atau pesan kepada Mewujudkan
3. Poster khalayak, maka dari itu saya akan derajat kesehatan
terpasang
Membuat poster kawasan tanpa masyarakat yang
dipuskesmas
rokok di Puskesmas Tungkal V optimal
dengan rasa penuh tanggung
jawab dan menggunakan bahasa
yang jelas

22
(Nasionalisme)
Poster digunakan untuk
memberikan pemahaman kepada
publik mengenai suatu informasi
yang disampaikan melalui gambar
dan kalimat yang singkat, maka
dengan itu saya akan membuat
poster menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar

(Etika Public)
Pada umumnya informasi atau
pesan yang ada di dalam sebuah
poster sifatnya persuasif atau
mengajak orang lain, maka dari itu
saya akan Menuangkan informasi
menggunakan bahasa yang sopan
dan beretika

(Komitmen Mutu)
Poster di dalam sajian kombinasi
visual yang jelas, menyolok, dan
menarik dengan maksud untuk

23
menarik perhatian orang yang
lewat sehingga saya akan membuat
poster menggunakan bahasa yang
efektif dan gambar yang
menarik dan inovatif

(Anti Korupsi)
Poster ini dibuat tanpa melakukan
pemungutan biaya dari pihak
puskesmas dan Saya akan
membuat poster secara mandiri.

4 Melakukan 1. Mencari materi untuk 1. Materi (Akuntabilitas) Sosialisasi - Profesional


Sosialisasi sosialisasi KTR dari sosialisasi Sosialisasi adalah suatu proses merupakan suatu - Inovatif
Kawasan berbagai sumber KTR belajar-mengajar atau penanaman proses - Kerjasama
Tanpa Rokok 2. Membuat materi 2. Surat nilai, kebiasaan, dan aturan dalam pembelajaran dan
di Puskesmas sosialisasi KTR pemberitahua bertingkah laku di masyarakat dari penanaman
Tungkal V 3. Membuat surat n sosialisasi satu generasi ke generasi lainnya kebiasaan. Hal ini
pemberitahuan bahwa KTR sesuai dengan peran dan status sesuai dengan
akan diadakannya 3. Daftar hadir sosial masing-masing di dalam salah satu misi
sosialisasi KTR peserta kelompok masyarakat, Maka dari Puskesmas
4. Membuat daftar hadir sosialisasi itu dalam sosialisasi kawasan tanpa Tungkal V yaitu
5. Melakukan sosialisasi 4. Peningkatan rokok di Puskesmas Tungkal V Mewujudkan
KTR dipuskesmas pemahaman Saya akan memberikan sosialisasi derajat kesehatan
6. Melakukan sosialisasi staf kepada staf puskesmas dengan masyarakat yang

24
KTR di media social puskesmas rasa tanggung jawab dan materi optimal
(facebook) akan yang disampaikan jelas
pentingnya
keberadaan (Nasionalisme)
KTR di Saya akan Rela berkorban dan
puskesmas kerjasama dengan rekan kerja
5. Foto dan puskesmas demi terlaksananya
video kegiatan sosialisasi kawasan tanpa
dokumentasi rokok di Puskesmas Tungkal V

(Etika Public)
sosialisasi memiliki manfaat untuk
melestarikan, menyebarluaskan
dan mewariskan nilai-nilai, norma-
norma dan kepercayaan yang ada
di dalam masyarakat supaya tetap
terjaga serta terpelihara oleh semua
anggota masyarakat. Maka dari itu
saya akan Memberikan sosialisasi
KTR kepada staf puskesmas
dengan bahasa yang sopan, ramah
dan dengan penuh kerendahan
hati
(Komitmen Mutu)
Sosialisasi juga dapat terjadi

25
dengan interaksi dan komunikasi.
Dengan komunikasi seorang
individu dapat memperoleh
pengalaman hidup, kebiasaan yang
nanti akan membekalinya dalam
pergaulan di masyarakat luas
sehingga dalam Memberikan
sosialisasi saya akan berinteraksi
dan berkomunikasi dengan jelas
dan terarah sehingga dapat
mengefisien waktu

(Anti Korupsi)
Sosialisasi adalah proses
penanaman atau transfer kebiasaan
atau nilai dan aturan dari satu
generasi ke generasi lainnya dalam
sebuah kelompok atau masyarakat.
Untuk itu saya akan
Mensosialisasikan kawasan tanpa
rokok secara Mandiri, berani dan
peduli dan Saya akan disiplin
waktu dalam melaksanakan
penyuluhan
5 Membuat 1. Mempersiapkan alat Foto (Akuntabilitas) Dalam kegiatan Kreatif dan

26
pojok rokok dan bahan Dokumentasi Pojok rokok ini sengaja didirikan pembuatan pojok Inovatif.
di Puskesmas 2. Menata tempat pojok (before dan semata-mata untuk meningkatkan rokok
Tungkal V rokok after ) kepedulian dan kesehatan dilingkungan
masyarakat, sehingga para perokok puskesmas
aktif tidak meracuni para perokok melibatkan semua
pasif yang berada di sekitarnya staf puskesmas.
karena telah disediakan tempat Hal ini sesuai
khusus untuk merokok, terutama dengan salah satu
untuk para aparat desa yang misi Puskesmas
kecanduan rokok. Hal itu sebagai Tungkal V yaitu
langkah nyata dalam mendukung Meningkatkan
Perda tentang Kawasan Tanpa peran serta aktif
Rokok (KTR) yang telah disahkan masyarakat
oleh pemerintah daerah kabupaten dibidang
tanjung jabung barat. Maka dari itu kesehatan
kegiatan pembuatan pojok rokok
Saya akan bertanggung jawab
penuh dalam pelaksanaan
pembuatan pojok rokok

(Nasionalisme)
Dalam pembuatan pojok rokok di
Puskesmas Tungkal V saya akan
bekerja sama dan musyawarah
dengan seluruh staf puskesmas

27
agar dapat terselenggara dan dapat
dimanfaatkan oleh para perokok

(Etika Public)
Dalam pembuatan pojok rokok
saya akan berkomunikasi dengan
seluruh staf menggunakan bahasa
yang baik, sopan, santun, dan
ramah.

(Komitmen Mutu)
Saya tidak akan menunda-nunda
proses pembuatan pojok rokok,
sesegera mungkin langsung saya
kerjakan agar bisa dimanfaatkan
dengan tepat waktu oleh para
perokok , sehingga para perokok
aktif tidak meracuni para perokok
pasif yang berada di sekitarnya
karena telah disediakan tempat
khusus untuk merokok, terutama
untuk para aparat desa yang
kecanduan rokok

(Anti Korupsi)

28
Saya akan memulai pengerjaan
pojok rokok dilingkungan
puskesmas tungkal V dengan
jujur dan kerja keras dan sesuai
dengan kondisi puskesmasnya

6 Membuat 1. Mempersiapkan alat 1. Foto (Akuntabilitas) Dalam kegiatan Kreatif dan


celengan dan bahan Dokumentasi Dalam kegiatan membuat celengan membuat Inovatif.
puntung 2. Membuat tempat (before dan puntung rokok, Saya akan celengan puntung
rokok di gantungan after ) mengajak staf puskesmas secara rokok
Puskesmas 3. Menggantungkan professional agar staf mengetahui dilingkungan di
Tungkal V celengan puntung cara-cara dengan jelas Puskesmas
rokok Tungkal V
(Nasionalisme) melibatkan semua
Dalam pembuatan celengan staf puskesmas
puntung rokok di Puskesmas Hal ini sesuai
Tungkal V saya akan bekerja sama dengan salah satu
dengan seluruh staf puskesmas misi Puskesmas
agar dapat terselenggara dan dapat Tungkal V yaitu
dimanfaatkan oleh para perokok Meningkatkan
aktif peran serta aktif
masyarakat
(Etika Public) dibidang
Dalam pembuatan celengan kesehatan
puntung rokok, saya akan

29
berkomunikasi dengan seluruh
staf menggunakan bahasa yang
baik, sopan, santun, ramah dan
bertutur kata yang baik.

(Komitmen Mutu)
Dalam kegiatan membuat celengan
puntung rokok, Saya akan
mengarahkan staf untuk bekerja
dengan teliti dan rapi

(Anti Korupsi)
Dalam kegiatan membuat celengan
puntung rokok, Saya akan
melakukannya secara sederhana
dengan memanfaatkan barang
barang bekas atau botol-botol
bekas untuk dijadikan tempat
puntung rokoknya

30
2.5 Role Model
Untuk melaksanakan habituasi di Wilayah kerja Puskesmas Tungkal V
Kecamatan Seberang Kota, peserta menetapkan Role Model kepada:
Nama : drg. Hapitrah
NIP : 19840627 201101 1 001
Jabatan : Kepala Puskesmas Tungkal V

Role Model merupakan orang yang bekerja di unit kerja atau instansi
penulis yang layak menjadi contoh atau teladan. Sosok atau tokoh yang
penulis jadikan sebagai role model adalah Bapak drg. Hapitrah sebagai
seorang Kepala Puskesmas, beliau mencerminkan nilai-nilai dasar PNS serta
kedudukan dan peran PNS dalam kepemimpinannya. Hal ini terlihat dari
kepedulian kepada seluruh staf Puskesmas, menjunjung nilai-nilai dasar
sebagai ASN, seperti ramah, disiplin, jujur, adil, kerja keras. Sebagai mentor,
tentu beliau memiliki peranan penting dalam berhasilnya rancangan
aktualisasi ini.

31
2.6 Jadwal Rancangan Kegiatan Aktualisasi

No Waktu

Kegiatan Oktober November

1 2 3 4 5 1 2 3 4

1 Konsultasi dengan mentor

2 Membuat leaflet kawasan


tanpa rokok
3 Membuat poster kawasan
tanpa rokok
4 Sosialisasi kawasan tanpa
rokok
5 Membuat pojok rokok

6 Membuat celengan
puntung rokok

32
DAFTAR PUSTAKA

LAN. (2017). Akuntabilitas. Dalam Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan


Golongan III. Jakarta.
LAN. (2017). Anti Korupsi. Dalam Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan III. Jakarta.
LAN. (2017). Etika Publik. Dalam Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan III. Jakarta.
LAN. (2017). Komitmen Mutu. Dalam Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III. Jakarta.
LAN. (2017). Nasionalisme. Dalam Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan III. Jakarta.

33

Anda mungkin juga menyukai