Laporan individu ini dibuat berdasarkan data pasien yang di peroleh di ruang bersalin
RSUDZA, pada tanggal 09 februari 2023 dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Hamil dengan Pre-Eklamsia ringan’’
Preseptor Pembimbing
Mahasiswa
Nadia sabrina
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah nya lah
sehingga, tugas ini dapat diselesaikan tanpa suatu halangan yang amat beararti. Tanpa
pertolongannya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan tugas laporan ini
dengan baik. Tugas ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang yang disajikan
berdasarkan referensi dari berbagai sumber.
Kami mengucapkan terimaksih kepada dosen pembimbing dan preseptor yang telah
membimbing dan memberikan kesempatan kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan ini. Tak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan dan dukungannya dalam pembuatan laporan ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini kurang dari sempurna, untuk itu penyusun
sangat mengharapkan kritik dan saran, baik dari dosen pembimbing maupun teman-teman
atau pembaca agar laporan ini dapat lebih sempurna.
Semoga laporan ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca,
dan semoga dengan adanya tugas ini Allah SWT senantiasa meridhoinya dan akhirnya
membawa hikmah untuk semuanya.
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................................i
Preseptor Pembimbing.................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB 1.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................1
A. Tujuan...........................................................................................................................2
B. Manfaat.........................................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................................4
TINJAUAN TEORI................................................................................................................4
A. Konsep Kehamilan......................................................................................................4
B. Konsep Pre Eklamsia..................................................................................................4
1. Pengertian Pre Eklamsia.............................................................................................5
2. Patofisiologis.................................................................................................................5
3. Etiologi..........................................................................................................................5
4. Faktor Predisposisi......................................................................................................6
5. Tanda dan Gejala........................................................................................................6
6. Klasifikasi Pre Eklamsia.............................................................................................7
7. Penatalaksanaan..........................................................................................................7
A. ALTERNATIF I (Kombinasi IV dan IM)...............................................................10
B. ALTERNATIF 2 (pemberian IV saja).....................................................................11
BAB III...................................................................................................................................17
TINJAUAN KASUS.............................................................................................................17
BAB IV...................................................................................................................................20
PENUTUP..............................................................................................................................20
A. Kesimpulan.................................................................................................................20
B. Saran...........................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................21
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Preeklamsia merupakan salah satu masalah utama karena preeklamsia
mempengaruhi banyak sistem dalam tubuh. Preeklamsia terjadi ketika hipertensi atau
tekanan darah ditemukan lebih dari atau sama dengan 140/90 mmHg dan protein
urinaria ditemukan pada 300 mg/24 jam atau +1 tes dipstick, terjadi pada wanita
dengan usia kehamilan 20 minggu atau lebih. (Andini D M, ddk 2022).
Pre eklamsia sulit dideteksi pada awal kehamilan sehingga wanita hamil
disarankan untuk melakukan perawatan antenatal rutin untuk mendeteksi pre
eklamsia secara rutin. (Liwang, ddk 2019).
Pre eklamsia atau eklamsia merupakan penyumbang utama kematian ibu dari
beberapa kejadian saat kehamilan, persalinan dan setelah persalinan seperti
perdarahan, infeksi, dengan persentase sebesar 36,80%, perdarahan 22,60%, infeksi
5,20% lainnya 34,40% di provinsi jawa tengah. (Dinas Kesehatan Jawa Tengah,
2018).
1
Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan tersebut diatas, penulis tertarik
untuk mengambil studi kasus dengan judul “asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan Pre-eklampsia berat di Ruang Bersalin RSUDZA”.
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
B. Manfaat
1. Manfaat Bagi Institusi
2. Bagi Penulis
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan secara langsung
dan dapat mengaplikasikan teori-teori yang selama ini dipelajari pendidikan.
3. Bagi Klien
2
Pasien atau klien dapat measa puas,aman dan nyaman dengan pelayanan
bermutu dan berkualitas secara bersekinambungan.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Kehamilan
4
1. Pengertian Pre Eklamsia
Pre eklamsia adalah kondisi yang terjadi akibat dari tekanan darah tinggi yang
tidak terkontrol pada ibu hamil. Kondisi pre eklamsia pada ibu hamil harus segera
ditangani. Jika tidak, kondisi ini dapat berkembang menjadi eklamsia dan memiliki
komplikasi yang fatal baik bagi ibu maupun janinnya. (Sari, ddk 2022).
2. Patofisiologis
Pre eklamsia terjadi pada spasme pembuluh darah yang disertai dengan
retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola
glomerulus. Pada beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga
nyata dilalui oleh sel darah merah. Jadi jika semua arteriola di dalam tubuh
mengalami spasme maka tekanan darah akan naik, sebagai usaha untuk mengatasi
kenaikan tekanan periler agar oksigen jaringan dicukupi. (Andini D M, ddk 2022).
3. Etiologi
Menurut (Andini D M, ddk 2022) penyebab pre eklamsia secara pasti belum
diketahui. Namun pre eklamsia sering terjadi pada:
a. Primigravida
b. Tuanya kehamilan
5
c. Kehamilan ganda
Menurut (Sari, ddk 2022) penyebab dari pembentukan yang abnormal ini
antara lain :
d. Beberapa gen
4. Faktor Predisposisi
Adapun enam faktor predisposisi pre eklamsia menurut (Sari,ddk 2020) meliputi:
a. Usia
Usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun merupakan faktor
predisposisi
b. Paritas
c. Riwayat penyakit
Menurut (Andini D M, ddk 2022) tanda-tanda pre eklamsia adalah sebagai berikut
6
a. Berat badan yang berlebihan dan oedema: kenaikan berat badan dan
oedma yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam
ruangan intestinal (peningkatan tekanan kapiler)
b. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan munth. Hal
ini akibat dari tekanan darah intrakranial.
c. Penglihatan kabur: akibat kerusakan retina karena hipertensi.
d. Hipertensi dan akhirnya proteinurea: proteinurea disebabkan oleh
spasme arteriola yang dapat mengakibatkan perubahan pada
glomerulus.
Menurut Andini D M, ddk 2022 klasifikasi pre eklamsia terbagi kedalam dua
macam, yaitu :
Pre eklamsia berat ditandai dengan tekanan darah 160/110 mmhg atau
lebih, proteinuria 5 gr/lt atau lebih, oliguria (jumlah urin < 500 ss per 2
jam), terdapat oedema paru dan sianosis, adanya gangguan serebral
gangguan visus, dan rasa nyeri diepigastrium.
7. Penatalaksanaan
7
Tatalaksana preeklampsia berat harus dikerjakan berdasarkan penilaian yang cermat,
stabilisasi kondisi ibu, monitoring ketat, dan melakukan persalinan dalam waktu dan
kondisi yang tepat. Beberapa hal yang harus dikerjakan dalam penanganan
kegawatdaruratan preeklampsia berat
Pada ibu dengan hipertensi berat (> 160/110 mmHg), obat penurun
tekanan darah diberikan dengan target menurunkan tekanan darah <160/110
mmHg. Pada ibu dengan peningkatan tekanan darah 140-159/90 109 mmHg,
target penurunan tekanan darah tergantung ada tidaknya komorbiditas. Jika ibu
memiliki komorbiditas maka tekanan darah harus diturunkan < 140/90 mm Hg,
sedangkan tanpa komorbiditas tekanan darah dapat diturunkan sampai 130-
155/80-105 mm Hg (SOGC, 2014).
Pada hipertensi berat, obat pilihan utama: kapsul nifedipine short acting,
hydralazine intravena atau panteral labetolol. Alternatif lain adalah: methyldopa
oral, labetolol oral, atau clonidine oral (SOGC, 2014). Nifedipine dapat diberikan
dengan dosis awal 3x 10 mg per oral, dengan dosis maksimal 120 mg/hari.
Nifedipine tidak boleh diberikan secara sublingual. Tidak diperbolehkan
memberikan obat jenis Atenolol. ACE inhibitor, Angiotensis Receptor Blockers
(ARB) dalam kehamilan (RCOG, 2010; SOGC, 2014).
2. Pencegahan Kejang
8
Studi MAGPIE telah membuktikan bahwa pemberian Magnesium Sulphate dapat
menurunkan risiko eklampsia/kejang pada wanita dengan preeklampsia sebesar
58% Magnesium Sulphate (MgSO4) adalah obat pilihan pertama dalam mencegah
kejang pada kasus preeklampsia berat. Diazepam dan Phenitoin tidak lagi menjadi
obat pilihan utama dalam pencegahan kejang (RCOG, 2010).
3. Pemberian MgSO4
MCSO4 diberikan sebagai antikejang dengan dosis awal (loading dose) 4-5
gram/intra vena pelan dengan MgSO4, 20%, dilanjutkan dengan 10 gram MgS04,
40% intra muskular disuntikkan ke bokong kiri dan kanan dan diulang tiap 6 jam
sebanyak 5 gram MgSO4, 40%. Pemberian ini juga dapat dilakukan dengan
menggunakan syringe pump sebesar 1 gram/jam/intravenia MgSO4, 40%
(Aditiawarman, 2016). Beberapa alternatif cara pemberian MgSO4 dapat dilihat
pada Gambar 15.2
9
Dosis Terapeutik 4-7 mEq/Liter 4,8-8 mg\dL
Hilangnya reflek tendon 10 mEq/Liter 12 mg\dL
Terhentinya pernafasan 15 mEq/Liter 18 mg\dL
Terhentinya jantung >30 mEq/Liter 4,8-8,4 mg/dL
Kejang ulangan pada wanita yang telah mendapatkan MgSO, dapat diterapi
dengan injeksi bolus MgSO4, 2 gram, atau peningkatan kecepatan tetesan ayringe
pump sampai 1.5-2.0 gram/jam. Jika setelah tatalaksana ini masih terjadi kejang,
maka chat alternatif seperti Diazepam atau Thiopentone dapat diberikan dosis
tunggal, karena pemberian Diazepam berkepanjangan dihubungkan dengan kematian
maternal (RCOG, 2010).
Pasien tetap sadar, berbeda dengan pemberian harbiturates, obat penenang, dan
narkotika, sehingga kecil kemungkinan terjadi gangguan pernapasan dan aspirasi
asam lambung. Tabel 15.2 tata cara pemberian MgSO4 untuk mencegah kejang pada
preeklamsia
1. Dosis insiasi
10
2. Dosis pemeliharaan
Injeksi 5 IM (MgS04 47%) pelan 15 menit, pada bokong bergantian setiap 6 jam
hingga 24 jam setelah persalinan atau kejang terakhir.
1. Dosis Inisiasi
Injeksi 4 g IV (MgSO4 30%) 20 er selama 5-10 menit (ika tersedia MgS04 40%
berikan 10 ec ditambah 30 cc aqua) Dosis Pemeliharaan.
2. Dosis pemeliharaan
CATATAN TAMBAHAN:
11
2) Evaluasi syarat pemberian MgSO4 setiap akan memberikan dosin
pemeliharaan UM berkalastering, pada ALTERNATIF 1 dan setiap jam jika
menggunakan ALTERNATIF 2 (continous infusion, syringe pumpiinfusion
pump).
2) Untuk berkhasiat sebagai obat anti kejang dibutuhkan dosis yang lebih tinggi.
3) Diazepine melewati plasenta dan berada dalam janin relatif lama.sehingga janin
yang baru lahir sering mengalami hypotonie dan depresi.
5. KESEIMBANGAN CAIRAN
12
mengurangi perfusi utero plasenta, meningkatkan homokonsentrasi, dan
menimbulkan dehidrasi pada janin (Angsar, 2005).
ACOG (2016) menyatakan bahwa pilihan Steroid untuk maturasi paru janin:
2. Tirah baring
13
Pilihan metode pemberian dapat disesuaikan dengan ketersediaan sumber
daya di faskes masing-masing
2. Pastikan ibu tidak mengalami cedera saat kejang (akibat benturan dengan
benda di lingkungannya, terjatuh, atau menggigit lidah), pasang sudap lidah
3. Setelah selesai kejang, taruh ibu pada posisi miring kiri, posisi kepala
dimiringkan dan diarahkan ke bawah untuk mencegah aspirasi, dan pasang
oksigen.
4. Nilai jalan napas dan pernapasan, bebaskan jalan napas (ABC/Airway
Breathing Circulation
6. Berikan MgSO, sesuai dosis awal jika ibu belum pernah menerima MgSO,
sebelumnya. Jika ibu sudah pernah mendapatkan Mg50, maka berikan
sesuai dosis regimen ulangan kejang
14
9. Jika kondisi ibu sudah stabil, harus disiapkan perawatan lanjutan difaskes
yang lebih tinggi (sekunder-tersier) yang memiliki fasilitas ICU dan NICU.
7. KOMPLIKASI
Komplikasi Maternal:
7. Stroke,
8. Kematian
15
5) Penyakit kardiovaskular yang dihubungkan dengan bayi berat badan lahir
rendah.
8. PROGNOSIS
1. Risiko rekurensi: 20% akan mengalami hipertensi, dan 16% akan mengalami
preeklampsia berulang pada kehamilan berikutnya. Wanita dengan riwayat
preeklamsia tipe dini memiliki risiko rekurensi palingbesar (25-65%)
16
BAB III
TINJAUAN KASUS
S : Ny. N berusia 39 G3P2A0 hamil 36 minggu tahun datang dengan keluhan pusing, nyeri
kepala, dan pandangan kabur. Keluar lendir darah dari jalan lahi, dan keluar air – air
dari jalan lahir. Saat ini gerakan janin aktif. Ibu mengatakan mempunyai riwayat
keturunan tekanan darah tinggi dari keluarga.
Kesadaran : Composmentis
N : 92x/menit
P: 20x/menit
T : 36,1°C
DJJ : 140x/m
17
Pemeriksaan Fisik
Payudara : Putting susu menonjol, tidak ada benjolan dan nyeri tekan.
• L2 : punggung kiri
• L3 : presentasi kepala
OUE : tertutup
Fluksus : (-)
Pemeriksaan penunjang :
18
P:
3. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang teratur 1-2 jam siang, 7-8 jam malam
7. Ibu sudah mengerti dengan apa yang di jelaskan dan mau mengikuti sesuai dengan
anjuran petugas .
19
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
a. Bagi Mahasiswa
b. Bagi Klien/Pasien
Hasil dari penerapan studi kasus ini dapat memberikan asuhan kebidanan yang
sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dan dapat memberikan pengetahuan
pada ibu hamil dengan pre-eklamsia.
Dapat memberikan ilmu dan juga pengaaman baru berdasarkan tindakan yang
dilakukan dan juga asuhan yang diberikan pada ibu dengan pre-eklamsia.
20
DAFTAR PUSTAKA
Ronale, ddk. (2020) Asuhan Kebidanan Kehamilan, jawa timur: cv pustaka queena
Sari ddk, (2022) Buku Saku Kebidanan Konsep Preeklamsia Dalam Kehamilan,
NEM
August, P. and Sibai, B.M. 2015 Preeclampsia: clinical features and diagnosis
Diakses dari http://Uptodate.com pada tanggal 1 Juli 2017
21
22