Anda di halaman 1dari 8

Harapan Etika

Fungsi-fungsi bisnis dan profesi di antara sebuah kerangka (kerja)n tercipta oleh
harapan/ekspektasi publik atau masyarakat. Enron dan Arthur Andersen, serta kegagalan
besar WordCom telah memicu sebuah “perubahan arus” harapan baru untuk tata usaha dan
profesi akuntansi di seluruh dunia.
Harapan-harapan perilaku baru ini didasarkan pada sebuah percepatan dan tren-tren atau
kecenderungan-kecenderungan etika bisnis dan profesi yang telah lama dibuat. Etika-etika
bisnis dan profesi menjadi penentu kunci keberhasilan, dan nilai utama penelitian dan
perubahan perusahaan.

Etika Lingkungan untuk Bisnis: Pertarungan Kredibilitas, Reputasi dan Keunggulan


Kompetitif
Selama dua puluh tahun terakhir, telah terjadi peningkatan harapan bahwa bisnis ada untuk
melayani kebutuhan baik para pemegang saham dan masyarakat. Dukungan untuk bisnis
bergantung pada kredibilitas yang ditempatkan pemangku kepentingan dalam komitmen
perusahaan, reputasi perusahaan, dan kekuatan daya saingnya. Pemangku kepentingan
semakin berharap bahwa kegiatan perusahaan akan menghormati nilai-nilai dan interes
mereka. Untuk sebagian besar, penghormatan terhadap nilai-nilai dan interes pemangku
kepentingan menentukan pendirian etika dan keberhasilan perusahaan. Akibatnya, direktur
perusahaan sekarang diharapkan untuk memimpin perusahaan mereka dengan beretika.
Selain itu, perusahaan diharapkan semakin dapat bertanggung jawab kepada para pemangku
kepentingan secara transparan atau etis. Akibatnya, tata kelola baru dan rezim akuntabilitas
untuk bisnis dan profesi jauh lebih peduli dengan interes pemangku kepentingan dan
permasalahan etika daripada yang terjadi di masa lalu.
Apakah yang telah dihasilkan perubahan ini dalam harapan masyarakat untuk tata kelola
ataupun tata kelola bisnis, perilaku, dan akuntabilitas (rasa tanggung jawab)? Beberapa faktor
muncul untuk berbagaii “tanggung jawab kausal” seperti dalam tabel 1.1

Fisik Kualitas udara, air, keselamatan


Moral Keinginan untuk keadilan dan kesetaraan di
rumah dan di luar negeri
Penilaian yang buruk Kesalahan operasi, kompensasi eksekutif
Aktivis pemangku kepentingan Etika investor, konsumen, ahli lingkungan
hidup
Ekonomi Kelemahan, tekanan untuk bertahan hidup,
untuk memalsukan
Persaingan Tekanan global
Penyimpangan keuangan Banyak skandal, korban, keserakahan
Kegagalan tata kelola Pengakuan bahwa tata kelola dan penilaian
resiko etika merupakan suatu hal yang
penting
Akuntabilitas Keinginan untuk transparansi
Sinergi Publisitas, perubahan sukses
Penguatan hukum kelembagaan Peraturan baru – lingkungan, whistleblowing,
mengingat kembali, U.S. Sentencing
Guidelines, rezim antipenyuapan OECD,
reformasi Sarbanes-Oxley Act (SOX),
reformasi akuntansi profesional, serta
globalisasi standar (IFAC, IFRS) dan prinsip-
pronsip (Caux)

A. Masalah Lingkungan
Awalnya, kekhawatiran mengenai polusi udara berpusat pada cerobong asap dan
knalpot pembuangan, yang menyebabkan iritasi dan gangguan pernapasan. Dua
masalah lain yang terkait dengan polusi udara yang lebih lambat untuk disadari adalah
hujan asam serta menipisnya lapisan ozon.
Perusahaan-perusahaan menegaskan bahwa mereka tidak memiliki solusi terkini
untuk mengatasi polusi udara dan air dengan biaya murah sehingga mereka tidak
dapat mengatasi polusi secara kompetitif. Namun demikian, setelah ancaman jangka
pendek dan ancaman jangka panjang terhadap keselamatan pribadi dipahami,
masyarakat mulai menekan perusahaan maupun pemerintah untuk meningkatkan
standar keamanan untuk emisi perusahaan.
Reaksi pemerintah telah menjadi signifikan pada semua tingkatan. Peraturan
lingkungan telah menjadi subjek perjanjian internasional.
B. Sensitivitas Moral
Selama periode tahun 1980-an dan 1990-an terdapat peningkatan yang signifikan
dalam sensitivitas diakibatkan oleh kurangnya kejujuran dan perbedaan perlakuan
yang adil kepada individu dan kelompok dalam masyarakat. Beberapa kelompok
bertanggung jawab untuk kesadaran sosial yang tinggi untuk orang-orang pribumi dan
minoritas. Untuk beberapa tingkatan tertentu, masyarakat dipersiapkan untuk memikat
kepedulian antar kepedulian dari kelompok-kelompok ini akibat dari peristiwa buruk
yang membawa kesadaran bahwa beberapa kelompok minat khusus pantas didengar,
sebagai ahli lingkungan, pembela kepentingan konsumen, dan pendukung
antirasialisme (anti-apartheid).
Bukti tekanan publik terhadap kejujuran lebih dan kesetaraan mudah untuk diamati.
Program-program kesetaraan upah mulai muncul untuk menyesuaikan kesenjangan
yang ada antara skala gaji untuk pria dan wanita. Undang-undang perlindungan
konsumen telah diperketat ke titik yang menguntungkan konsumen. Hal-hal tersebut
adalah contoh dimana tekanan publik telah membawa perubahan kelembagaan
melalui legislatif atau pengadilan untuk kejujuran yang lebih dan kesetaraan, serta
berkurangnya diskriminasi, dan oleh karena itu, kebalikan dari perubahan ini hampir
tidak mungkin terjadi.
Sensitivitas moral juga terlihat pada isu-isu internasional dan domestik. Hal tersebut
telah menghasilkan terciptanya kode etik praktik untuk para pemasok dan mekanisme-
mekanisme untuk memastikan bahwa mereka mematuhi kode tersebut. Organisasi-
organisasi seperti Social Accountability International dan AccountAvility telah
mengembangkan kebijakan-kebijakan tempat kerja, standar-standar, program
pelatihan auditor tempat kerja, dan kerangka kerja pelaporan
C. Penilaian yang Buruk dan Aktivis Pemangku Kepentingan
Aktivis pemangku kepentingan mampu mebuat perbedaan. Dua jenis aktivis lain juga
memberikan pernyataan mereka di akhir periode 1980-an dan awal periode 1990-an:
etika konsumen dan etika investor. Etika konsumen memberi perhatian pada
pembelian barang dan jasa dalam tata krama etika yang dapat diterima. Etika investor
berpandangan bahwa investasi yang mereka lakukan tidak hanya membuat hasil
(pengembalian/laba) yang memadai, tetapi harus dilakukan dnegan cara yang etis.
D. Ekonomi dan Tekanan-tekanan Kompetitif
Pada periode 1990-an, tekanan pertumbuhan dari pesaing global dan dorongan untuk
meningkatkan teknologi menghabiskan biaya dan mengakibatkaan margin
keuntungan menyusut. Tidak adanya pertumbuhan dan penyusutan margin
menyebabkan perampingan untuk mempertahankan profitabilitas secara keseluruhan
dan tingkat ketertarikan bagi pasar modal. Untuk mempertahankan pekerjaannya,
volume laba berbasis insentif, atau perusahaannya beberapa orang terpaksa ikut dalam
etika praktik yang dipertanyakan, termasuk pemalsuan transaksi dan catatan-catatan
lain, serta eksploitasi lingkungan atau pekerja. Hasilnya telah menjadi bagian dari
alasan untuk memicu kasus penyimpangan lingkungan atau keuangan.
Perkembangan pasar global telah mendorong produksi dan sumber produk di seluruh
dunia. Restrukturisasi telah dilihat sebagai pendorong produktivitas dan
memungkinkan biaya yang lebih rendah dengan tarif yang lebih rendah dari pekerjaan
domestik.
E. Skandal Keuangan: Jurang Harapan dan Jurang Kredibilitas
Adanya istilah jurang harapan muncul untuk menggambarkan perbedaan antara apa
yang dipikirkan oleh masyarakat tentang apa yang mereka dapatkan dalam laporan
keuangan yang telah diaudit dan apa yang sebenarnya masyarakat dapatkan.
Kemarahan masyarakat atas berulangnya krisis keuangan di AS dan Kanada
menciptakan regulasi yang lebih ketat, denda yang lebih tinggi, serta investigasi
terhadap integritas, kemandirian, serta peran profesi akuntansi dan audit, yang terbaru
terhadap eksekutif dan direktur. Penyimpangan keuangan yang berkelanjutan telah
menimbulkan krisi kepercayaan terhadap pelaporan dan tata kelola perusahaan.
Kurangnya kredibilitas telah menyebar dari pelayanan keuangan untuk mencakup
bidang lain dari aktivitas perusahaan dan dikenal sebagai jurang kredibilitas.komite
audit dan etika, keduanya dianggotakan oleh mayoritas pihak luar direktur; penciptaan
luas kode etik perusahaan; dan peningkatan pelaporan perusahaan yang dirancang
untuk mempromosikan integritas perusahaan semuanya memberikan kesaksian pada
pentingnya penanggulangan krisi ini.
Oleh karena kerugian yang disebabkan rangkaian kejadian krisis di AS pada tahun
2001 dan 2002, kepercayaan masyarakat menguap dalam komunitas bisnis, laporan
keuangan, dan dalam profesi akuntansi. Kongres dan Senat AS mengeluarkan
Sarbanes-Oxley Act of 2002 (SOX) pada tanggal 30 Juli 2002. Undang-undang inin
mengusung reformasi tata kelola perusahaan dan profesi akuntansi.
F. Kegagalan Tata Kelola dan Penilaian Risiko
Masyarakat sudah muak dengan direktur, eksekutif, dan lain-lain yang memperkaya
diri sendiri dengan biaya masyarakat. Hal tersebut merupakan bukti bahwa direktur
dan eksekutif tidak mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko etika dengan cara
yang sama atau pemahaman mereka untuk risiko bisnis lainnya.
Reformasi tata kelola dianggap perlu untuk melindungi kepentingan umum. Dimana
direktur diharapkan untuk menilai dan memastikan bahwa risiko yang dihadapi oelh
perusahaan mereka telah dikelola dengan baik, risiko etika sekarang terlihat menjadi
aspek kunci dan proses. Reformasi tata kelola memastikan bahwa tidak akan terjadi
keterlambatan pada hal tersebut.
G. Peningkatan Akuntabilitas yang Diinginkan
Kurangnya kepercayaan dalam proses kegiatan perusahaan juga melahirkan keinginan
untuk meningkatkan akuntabilitas pada pihak investor dan terutama oelh para
pemangku kepentingan lainnya. Perusahaan di seluruh dunia telah merespon dengan
memberikan informasi lebih lanjut dalam situs web mereka dan laporan bebas tentang
kinerja dari Corporate Social Responsibility (CSR) mereka. Tren ini jelas ke arah
peningkatan laporan nonfinansial, yang sesuai dengan harapan masyarakat yang terus
meningkat.
H. Sinergi di Antara Faktor-faktor dan Penguatan Kelembagaan
Hubungan diantara faktor-faktor yang mempengaruhi ekspektasi masyarakat atas
etika kinerja telah diidentifikasi, tetapi tidak diketahui sejauh mana hubungan tersebut
saling meperkuat satu sama lain dan menambah keinginan masyarakat untuk
bertindak. Kesadaran masyarakat berdampak pada politisi yang bereaksi dengan
menyiapkan undang-undang yang baru atau mengetatkan peraturan. Contoh yang
paling signifikan adalah SOX 2002 yang mendorong reformasi tata kelola perusahaan
dan akuntansi profesional di seluruh dunia.
Keinginan untuk standar global pengungkapan perusahaan, praktik audit, dan
keseragaman etika perilaku, para akuntan profesional telah menghasilkan standar
akuntansi dan audit internasional di bawah naungan International Standars Boards
(IASB) dan International Federation of Accountants (IFAC). Kreasi mereka –IFRS
dan kode etik utnuk akuntan profesional- merupakan titik fokus untuk harmonisasi di
seluruh dunia.
Sejak tahun 2005, ada juga penigkatan kepentingan para pemimpin bisnis di seluruh
dunia dalam prinsip-prinsip untuk bisnis diajukan oleh “Caux Round Table”, serta
dalam konferensi Caux dan rekomendasi-rekomendasi untuk praktik etika
manajemen. Aspen institute merupakan contoh lebih lanjut sebuah lembaga yang
memberikan wawasan etika kepemimpinan bagi para pemimpin perusahaan.
Keinginan bagi para pemimpin perusahaan dan pemimpin akademik untuk terlibat
dengan lembaga-lembaga tersebut menunjukkan kepentingan dan relevansi dari
pekerjaan mereka.

I. Hasil
Munculnya organisasi-organisasi seperti Greenpeace, Pollution Probe, dan Coalition
for Environmentally Responsible Economies sekarang mengawasi hubungan bisnis
dengan lingkungan. Konsultan tersedia untuk memberi nasihat perusahaan dan
mereka yang dikenal sebagai investor etika tentang bagaimana menyaring aktivitas-
aktivitas dan investasi-investasi demi profitabilitas dan integritas etika. Reksadana
yang mengkhususkan diri dalam investasi-investasi yang etis bermunculan untuk
melayani kebutuhan investor kecil.
Dalam menghadapi semua interesnya, politisi telah merespons dengan meningkatkan
peraturan, denda, dan hukuman yangterlibat dalam penyimpangan. Kurangnya
kredibulitas telah meningkatkan peraturan, standar internasional, serta kepentingan
utama dan perubbahan besar dalam tata kelola dan praktik-praktik manajemen.

Harapan Baru untuk Bisnis


A. Mandat Baru untuk Bisnis
Mereka yang berfokus pada prinsip keuntungan-murni sering membuat keputusan
oportunis jangka pendek yang membahayakan keuntungan jangka panjang yang
berkelanjutan. Untuk alasan ini, mandat keuntungan-murni bagi perusahaan kemudian
berkembang pada pengakuan ketergantungan bisnis dan masyarakat. Keberhasilan
masa depan akan bergantung pada sejauh mana bisnis dapat menyeimbangkan
keuntungan dan interes pemangku kepentingan lainnya. Mandat untuk bisnis telah
berubah; jadi, fokus bergeser dari pandangan sempit orientasi pemegang saham
mengenai apa yang telah dicapai oleh bisnis menjadi pandangan pemangku
kepentingan yang lebih luas mencakup apa dan bagaimana suatu prestasi dicapai.
Penilaian keberhasilan masa depan perusahaan akan dilakukan berdasarkan kerangka
kerja berorientasi pemangku kepentingan yang luas, termasuk apa yang telah dicapai
dan bagaimana mencapainya.
B. Tata Kelola dan Kerangka Kerja Akuntabilitas yang Baru
Berdasarkan analisis ini, perusahaan-perusahaan sukses akan dilayani dengan sangat
baik oleh mekasnisme tata kelola dan akuntabilitas yang berfokus pada sebuah
kumpulan hubungan fidusia yang berbeda dan lebih luas dibandingkan dengan masa
lalu. Kesetiaan direktur dan eksekutif harus mencerminkan interes pemangku
kepentingan, terkait dengan sasaran, proses, dan hasil.
C. Peranan Fidusia yang Diperkuat bagi Akuntan Profesional
Harapan masyarakat untuk laporan kinerja perusahaan yang dapat dipercaya tidak
dapat dipenuhi kecuali para akuntan profesional yang mempersiapkan atau mengaudit
laporan tersebut memfokuskan loyalitas utama mereka pada kepentingan umum dan
mengadopsi prinsip-prinsip, seperti kebebasan penilaian, objektivitas, dan integritas
yang melindungi kepentingan umum. Jika sebaliknya, harapan para pemangku
kepentingan dalam masyarakat tidak akan terpenuhi dan kredibilitas perusahaan akan
terikikis, demikian pula kredibilitas reputasi dari profesi akuntansi.
Reformasi profesi akuntansi sedang berlangsung dalam rangka memperkuat harapan-
harapan masyarakat. Dorongan untuk reformasi baru-baru ini telah bergeser ke
harmonisasi dengan standar global yang bekerja di bawah naungan IASB dan IFAC.
Tanggapan dan Perkembangan

1.Kemunculan Model-model Tata Kelola dan Akuntabilitas Pemangku Kepentingan

Beberapa tren penting lainnya yang dikembangkan sebagai hasil dari tekanan ekonomi dan
kompetitif yang memiliki efek pada etika bisnis dan kepada akuntan profesional. Tren ini
mencakup:

 Memperluas kewajiban hukum untuk direktur perusahaan


 Pernyataan manajemen kepada pemegang saham atas kecukupan pengendalian
internal, dan
 Ketetapan niat untuk mengelola dan melindungi reputasi, meskipun perubahan
yang signifikan juga terjadi dalam cara organisasi beroperasi, mencakup:
 Ø Reorganisasi, pemberdayaan karyawan, dan penggunaan data
elektronik yang berhubungan, dan
 Ø Meningkatnya ketergantungan manajemen pada indicator kinerja
non-keunangan yang digunakan secara nyata.
Reaksi awal perusahaan terhadap etika lingkungan yang lebih menuntut adalah
keinginan untuk mengetahui bagaimana aktivitas etisnya mereka, kemudian mencoba untuk
mengelola tindakan mereka dengan mengembangkan kode etik. Setelah menerapkan kode
etik tersebut, keinginan selanjutnya adalah untuk memantau kegiatan sehubungan dengan hal
itu dan untuk melaporkan prilaku itu, awalnya secara internal kemudian eksternal.

Kode etik menawarkan kerangka kerja penting untuk pengambilan keputusan dan
kendali karyawan, posisi perusahaan sangan rentan karena produk atau proses produktif yang
ditemukan sejalan dengan kepentingan mereka sehubungan dengan mengembangkan sistem
informasi peringatan dini untuk memfasilitasi tindakan perbaikan yang cepat ketika terjadi
masalah.

2.Manajemen Berdasarkan Nilai, Reputasi, dan Resiko

Para direktur eksekutif, manajer, dan karyawan lainnya harus memahami sifat dari
interes pemangku kepentingan dan nilai-nilai yang mendukungnya untuk menggabungkan
interes pemangku kepentingan kedalam kebijakan, strategi dan operasional perusahaan,

Berbagai pendekatan telah dikembangan untuk memeriksa interes pemangku


kepentingan, seperti survei, kelompok-kelompok, fokus dan pemetaan menurut stereotip.

Relevansi dari hypernorms sangat signifikan bagi keberhasilan masa depan


perusahaan. Akibatnya, mereka harus dibangun menjadi sebuah kode etik, kebijakan, strategi,
dan kegiatan sebuah perusahaan dalam upaya untuk memastikan bahwa interes banyak
kelompok pemangku kepentingan dihormati, dan bahwa reputasi perusahaan akan
menghasilkan dukungan maksimal.
3.Akuntabilitas

Perbaikan yang diperlukan dalam integritas, transparansi, dan akurasi telah


memotivasi diskusi di antara akuntan (profesional) untuk mengenali sifat pedoman yang
seharusnya mereka gunakan untuk menyusun laporan keuangan, aturan-aturan atau prinsip-
prinsip. Kekurangan integritas, transparasi, dan akurasi jelas terdapat pada laporan keuangan.

Keinginan untuk relevansi telah melahirkan gelombang dalam laporan, terutama yang bersifat
non-finansial, dan telah disesuaikan dengan kebutuhan pemangku kepentingan tertentu.

4.Etika Perilaku dan Perkembangan dalam Etika Bisnis

Dalam menanggapi perubahan yang dijelaskan sebelumnya, ada sebuah minat terbaru
mengenai bagaimana filsuf mendefinisikan etika perilaku, dan pelajaran-pelajaran yang telah
dipelajari selama berabad-abad. Selain itu, pada tingkat aplikasi yang lebih tinggi, beberapa
konsep dan istilah telah dikembangkan yang memfasilitasi pemahaman akan evolusi yang
terjadi dalam akuntabilitas bisnis dalam pembuatan keputusan etika.

Etika Lingkungan untuk Akuntan-akuntan Profesional

1.Peran dan Perilaku

Kebutuhan perubahan tambahan pada peran dan perilaku akuntan profesional


mendahului krisis yang baru-baru ini terjadi. Apakah mereka terlibat dalam audit atau
jaminan fungsi layanan dalam manajemen, dalam konsultasi, ataupun sebagai direktur.
Akuntan profesional tampak secara historis sebagai arbiter dari akuntabilitas organisasi dan
ahli dalam ilmu pengambilan keputusan. Oleh karena itu kita menyaksikan “perubahan arus”
dalam akuntabilitas perusahaan dengan memperluas dari hanya melampaui para pemegang
saham ke pemangku kepentingan, perupakan tanggung jawab akuntan untuk memahami
evolusi ini dan bagaimana evolusi tersebut dapat mempengaruhi fungsinya.

2.Tata Kelola

Dalam profesi akuntansi, gerakan menuju harmonisasi secara global sekumpulan


prinsip-prinsip akuntansi dan audit yang berlaku secara umum (GAAP dan GAAS) untuk
memberikan efisiensi analisis bagi penyedia modal pasar-pasar dunia serta efisiensi
komputasi dan audit di seluruh dunia. Akibatnya, ada rencana untuk menyelaraskan secara
bertahap sekumpulan GAAP yang dikembangkan JASB di London, Inggris, serta yang
dikembangkan oleh Financial Accounting Standards Boards (FASB) di AS menjadi suatu
rangkaian umum yang akan berlaku di semua negara.

3.Layanan yang Ditawarkan

Kemunculan dan pertumbuhan perusahaan multidisiplin di akhir periode 1990-an


yang melibatkan para professional, seperti pengacara dan insinyur untuk menyediakan
jaminan yang lebih luas dan layanan lain untuk klien audit mereka, telah dibatasi SEC yang
telah di revisi dan standar-standar lainnya.
 

Mengelola Resiko Etika dan Kesempatan/Peluang

Dampak dari meningkatnya harapan untuk bisnis pada umumnya telah membawa
tuntutan reformasi tata pemerintahan, keputusan etis making, dan manajemen yang akan
mendapat manfaat tentang bagaimana mengelola risiko etika dan peluang.

Selanjutnya, strategi yang efektif dan mekanisme untuk


mempengaruhi stakeholder dibahas dengan pandangan pengembangan dan mempertahankan
dukungan mereka. Kaitan yang dibuat antara manajemen risiko etika dan pemindaian
lingkungan atau isu-isu manajemen tradisional, dan juga untuk bidang hubungan bisnis-
pemerintah. Kedua hal ini bisa mendapatkan keuntungan secara signifikan dari luas
dipersingkat, pemangku kepentingan perspektif akuntabilitas modern.

Sebagian besar perusahaan berurusan dengan budaya yang berbeda dalam perekrutan
dan pengelolaan personel mereka, bahkan jika operasi mereka berada dalam satu negara.
Perusahaan modern, bagaimanapun, biasanya menangani secara internasional dan harus
memahami bagaimana dampaknya dianggap serta kepekaan mereka membangkitkan.
Penanganan ini etis adalah harapan tumbuh dan akan memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap pencapaian tujuan strategis.

Bagian dari teka-teki etis untuk perusahaan modern untuk memilah-milah adalah
memberi dan menerima hadiah, suap, dan memfasilitasi pembayaran. Semua ini
menimbulkan konflik kepentingan, tetapi mereka diharapkan dalam banyak kebudayaan.
Wawasan disediakan, termasuk komentar pada moral yang menggunakan imajinasi,
bagaimana untuk menangani tantangan-tantangan ini secara etis, menghormati kepentingan
budaya yang berbeda, dan melindungi korporasi.

Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan menceritakan kisah perusahaan melalui
CSR adalah bagian penting dari perencanaan strategis dan pencapaian tujuan strategis.
Mengembangkan jenis corporate citizenship para pemimpin dan pemangku kepentingan
perusahaan inginkan adalah selalu merupakan perluasan dari nilai-nilai etis yang penting
untuk budaya etika lembaga. Kerangka kerja baru yang menarik muncul bahwa direksi,
eksekutif, dan akuntan profesional akan disarankan untuk menonton dalam rangka
mengambil keuntungan dari peluang-peluang baru yang muncul. Laporan program CSR dan
diatasnya jaminan yang berkembang pesat.

Akhirnya, pengusaha dengan pengalaman tahu bahwa krisis tidak dapat dihindari, dan
bahwa pendekatan manajemen krisis telah dikembangkan untuk memastikan bahwa
perusahaan dan eksekutif tidak mengalami kerusakan lebih kepada prospek dan reputasi
mereka dari yang diperlukan. Bahkan, jika aspek etika dari krisis yang dikelola dengan baik,
reputasi dapat ditingkatkan. Memasukkan etika dalam manajemen krisis jelas dapat
mengubah risiko menjadi peluang.

Anda mungkin juga menyukai