Anda di halaman 1dari 17

PRAKTIKUM LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

A. Tujuan praktikum
B. Dasar teori
Berdasarkan daya hantar listrik, larutan dapat digolongkan kedalam larutan elektrolit kuat,
elektrolit lemah dan larutan non elektrolit. Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik dengan kuat, ditandai oleh lampu listrik yang menyalah dengan terang
dan memiliki gelembung yang banyak. Hal ini akibat dari zat terlarut terurai sempurna menjadi
ion-ionnya. Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang menghantarkan arus listrik tetapi agak
lemah, ditandai dengan nyala lampu listrik yang redup. Hal ini dari zat yang dilarutkan hanya
terurai sebagian didalam pelarut. Sedangkan dalm larutan non elektrolit tidak dapat
menghanantarkan arus listrik, sebagai akibat zat terlarut tidak terurai menjadi ion-ionnya,
melainkan hanya menjadi molekul-molekulnya. Telah disebutkan bahwa dalam kelompok
elektrolit termasuk zat-zat yang disebut asam, basa dan garam.
1. Asam
Asam adalah elektrolit larutan yang dalam larutannya rasanya masam. Ada suatu cara untuk
mengenal asam yaitu denghan menggunakan kertas lakmus. Jika kertas lakmus biru dikenakan
pada zat asam, maka warnanya akan berubah warna menjadi merah. Cirri khas asam adalah
larutan zat itu mengion menjadi ion hydrogen yang bermuatan positif (H+) dan ion lain
bermuatan negative. Ion H+ inilah yang sebenarnya membawah sifat asam dan menyebabkan
warna lakmus biru menjadi merah. Jadi, asam adalah senyawa hydrogen yang dalam
larutannya dapat menghasilkan ion H+. asam yang dalam larutan banyak menghasilkan H+
disebut asam kuat, sedangka asam yang sedikit ion H+ disebut asam lemah.
2. Basa
Basa adalah senyawa yang dalam larutan rasanya agak pahit dan kalau kena larut terjadi
sesuatu seperti lendir. Cirri khas dari basa adalah dalam rumus kimianya terdapat gugus
hidroksil (-OH) yang dalam larutannya dapat dilepaskan sebagai ion hidroksida yang
bermuatan negative (OH). Ion hidroksida inilah yang sebenarnya pembawa sifat basa.
3. Garam
Jika larutan asam dan basa dicampur dalam perbandingan yang tepat sifat asam dan sifat basa,
dua macam larutan itu dapat saling meniadakan. Reaksi yang terjadi pad pencampuran larutan
HCl dan larutan NaOH adalah jika larutan itu airnya diuapkan sampai kering maka sisanya ialah
suatu zat padat yang disebut Natrium Klorida (NaCl). Natrium Klorida ialah suatu garam.
C. Alat dan bahan
1. Alat Uji Elektrolit
2. Gelas aqua
3. Sendok
4. Tisu
5. Garam
6. Gula
7. Cuka
8. Pocari Sweat
9. Air mineral
10. Air secukupnya
MODUL II
A. Judul :
Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
B. Tujuan :
- Mengelompokan beberapa macam larutan kedalam larutan elektrolit dan elektrolit.
C. Dasar Teori
Berdasarkan daya hantar listrik, larutan dapat digolongkan kedalam larutan elektrolit kuat,
elektrolit lemah dan larutan non elektrolit. Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik dengan kuat, ditandai oleh lampu listrik yang menyalah dengan
terang dan memiliki gelembung yang banyak. Hal ini akibat dari zat terlarut terurai sempurna
menjadi ion-ionnya. Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang menghantarkan arus listrik
tetapi agak lemah, ditandai dengan nyala lampu listrik yang redup. Hal ini dari zat yang
dilarutkan hanya terurai sebagian didalam pelarut. Sedangkan dalm larutan non elektrolit tidak
dapat menghanantarkan arus listrik, sebagai akibat zat terlarut tidak terurai menjadi ion-ionnya,
melainkan hanya menjadi molekul-molekulnya.
Telah disebutkan bahwa dalam kelompok elektrolit termasuk zat-zat yang disebut asam, basa
dan garam.
1. Asam
Asam adalah elektrolit larutan yang dalam larutannya rasanya masam. Ada suatu cara untuk
mengenal asam yaitu denghan menggunakan kertas lakmus. Jika kertas lakmus biru dikenakan
pada zat asam, maka warnanya akan berubah warna menjadi merah. Cirri khas asam adalah
larutan zat itu mengion menjadi ion hydrogen yang bermuatan positif (H+) dan ion lain
bermuatan negative. Ion H+ inilah yang sebenarnya membawah sifat asam dan menyebabkan
warna lakmus biru menjadi merah. Jadi, asam adalah senyawa hydrogen yang dalam larutannya
dapat menghasilkan ion H+. asam yang dalam larutan banyak menghasilkan H+ disebut asam
kuat, sedangka asam yang sedikit ion H+ disebut asam lemah.
2. Basa
Basa adalah senyawa yang dalam larutan rasanya agak pahit dan kalau kena larut terjadi sesuatu
seperti lendir. Cirri khas dari basa adalah dalam rumus kimianya terdapat gugus hidroksil (-
OH) yang dalam larutannya dapat dilepaskan sebagai ion hidroksida yang bermuatan negative
(OH). Ion hidroksida inilah yang sebenarnya pembawa sifat basa.
3. Garam
Jika larutan asam dan basa dicampur dalam perbandingan yang tepat sifat asam dan sifat basa,
dua macam larutan itu dapat saling meniadakan. Reaksi yang terjadi pad pencampuran larutan
HCl dan larutan NaOH adalah jika larutan itu airnya diuapkan sampai kering maka sisanya
ialah suatu zat padat yang disebut Natrium Klorida (NaCl). Natrium Klorida ialah suatu garam.
D. Alat dan Bahan
• Alat
1. Alat uji elektrolit
Alat uji elektrolit berfungsi untuk menguji apakah larutan tersebut terdapat elektrolit.
2. Gelas Kimia 200 mL 2 buah
Gelas kimia berfungsi sebagai wadah untuk melarutkan larutan dalam air.
3. Botol semprot 1 buah
• Bahan
1. Garam Dapur
a. Sifat fisik : mudah hancur, larut dalam air dan tidak bisa melewati selaput semipermeabel
b. Sifat kimia : pH-nya netral dan merupakan elektron kuat karena terionisasi pada air.
2. Air Gula
a. Sifat fisik : berbentuk butiran kasar dan berbentuk Kristal putih.
b. Sifat kimia : bersifat manis
3. Air Ledeng
a. Sifat fisik : tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau
b. Sifat kimia : tidak mengandung logam berat, mempunyai pH = 7
4. Air Mineral
a. Sifat Fisik : zat cair bening, tidak berbau, tidak berwarna, titik didih 100ï‚°C, titik beku 0ï‚°C,
indeks bias = 1,332.
b. Sifat Kimia : bersifat polar, pelarut yang baik untuk berbagai macam zat.
5. Air Teh
a. Sifat fisik : berbentuk daun-daun kecil
b. Sifat kimia : tidak dapat te rlarut dalam air
6. Cuka
a. Sifat Fisik : cairan kental jernih, berbau menyengat, Densitas = 1,049 , titik leleh 16,7ï‚°C ,
titik didih 118,5ï‚°C
b. Sifat Kimia : asam lemah, dihasilkan melalui fermentasi alkohol oleh bakteri acetobakter
E. Prosedur Kerja
 Larutan Garam
 Air Gula
 Air Ledeng
 Air Mineral
 Air Teh
 Cuka
F. Hasil Pengamatan
No
Bahan
Perlakuan
Hasil Uji
1 Larutan Garam • Memasukan ke dalam gelas kimia
• Mencelupkan elektroda
• Menghubungkan arus listrik
• Mengamati nyala lampu dan gelembung • Warnanya menjadi biru muda dan mengkeruh
• Warnanya menjadi kuning dan terdapat gelembung
• Warnanya menjadi orange dan terdapat banyak gelembung pada elektroda negatif
• Nyala lampunya terang dan mempunyai gelembung yang sangat banyak dan termasuk dalam
elektrolit kuat
2 Cuka • Memasukan ke dalam gelas kimia
• Mencelupkan elektroda
• Menghubungkan arus listrik
• Mengamati nyala lampu dan gelembung • Warna larutannya bening
• Warna larutannya tetap bening
• Terdapat sedikit gelembung pada elektroda negatif, dan tidak ada nyala lampu
• Lampu tidak menyala dan mempunyai sedikit gelembung serta termasuk pada elektrolit lemah
3 Air ledeng • Memasukan ke dalam gelas kimia
• Mencelupkan elektroda
• Menghubungkan arus listrik
• Mengamati nyala lampu dan gelembung • Warna larutannya bening
• Warnanya tetap bening
• Sedikit gelembung pada ekektroda negatif dan lebih sedikit dari gelembung cuka
• Tidak ada nyala lampu dan gelembungnya lebih sedikit dari cuka, termasuk elektrolit lemah
4 Air mineral • Memasukan ke dalam gelas kimia
• Mencelupkan elektroda
• Menghubungkan arus listrik
• Mengamati nyala lampu dan gelembung • Warnanya bening
• Warnanya tetap bening
• Sedikit gelembung dibandingkan dari cuka dan air ledeng
• Tidak ada nyala lampu dan sedikit gelembung dibandingkan dari cuka dan air ledeng serta
termasuk pada elektrolit lemah
5 Air Gula • Memasukan ke dalam gelas kimia
• Mencelupkan elektroda
• Menghubungkan arus listrik
• Mengamati nyala lampu dan gelembung • Warna larutannya agak kekuning-kuningan
• Warnanya tetap kekuning-kuningan
• Sedikit gelembung pada elektrolit negatif dibandingkan dengan cuka, air ledeng, dan air
mineral
• Tidak ada nyala lampu dan sedikit gelembung dibandingkan dengan cuka, air ledeng dan air
mineral serta termasuk pada elektrolit lemah
6 Air teh • Memasukan ke dalam gelas kimia
• Mencelupkan elektroda
• Menghubungkan arus listrik
• Mengamati nyala lampu dan gelembung • Warna larutannya merah kecoklatan
• Warna larutannya tetap merah kecoklatan
• Sedikit gelembung pada elektroda negatif dibandingkan dengan cuka, air ledeng, air mineral
dan air gula
• Tidak ada nyala lampu dan sedikit gelembung dibandingkan dengan cuka, air ledeng, air
mineral, dan air gula serta termasuk pada elektrolit lemah
G. Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan yaitu dengan masing-masing larutan uji dengan alat uji elektrolit
dan mengamati ada/ tidaknya nyala lampu dan gelembung-gelembung, maka beberapa larutan
uji tersebut digolongkan kedalam dua golongan yaitu, larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit
lemah.
Dalam percobaan ini kita menggunakan enam sampel/ bahan yaitu, larutan garam, air gula, air
ledeng, air mineral, air teh dan cuka. Keenam sampel ini akan diuji berdasarkan sifat
larutannya, apakah bisa menghantarkan listrik atau justru sebaliknya.
 Larutan elektrolit kuat
Elektrolit kuat yaitu zat-zat yang seluruhnya dapat terurai dalam air menjadi ion-ion (terionisasi
sempurna). Jadi, larutan elektrolir kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik.
Dalam pengujian elektrolit ini, yang terbukti bersifat elektrolit kuat yaitu sampel larutan garam
yang dilakukan pada percobaan pertama. Reaksi ionisasi elektrolit kuat merupakan reaksi
berkesudahan. Dalam larutan tidak ada lagi molekul elektrolit yang netral. Semuanya telah
diubah menjadi ion-ion.
NaCl ïƒ Na+ + Cl-
Dari beberapa macam sampel yang akan diuji pada percobaan ini, hanya larutan garam pekat
yang merupakan larutan elektrolit kuat yang ditandai dengan nyala lampu terang dan
mempunyai gelembung pada katoda. Hal ini disebabkan karena zat terlarut NaCl memang
merupakan senyawa ion. NaCl yang dilarutkan dalam air akan membentuk ikatan antara ion
positif dan ion negatif terputus dan ion-ion akan tersebar dan bergerak bebas didalam larutan :
Na+ + Cl-(s)+ air ïƒ Na+(aq)+ Cl-(aq)
 Larutan elektrolit lemah
Elektrolit lemah yaitu zat-zat yang seluruhnya tidak dapat terurai dalam air dan menjadi ion-
ion. Jadi larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik tetapi
agak lemah karena zat-zat yang terlarut hanya terurai sebagian menjadi ion-ion.
Pada percobaan kedua air cuka, didapatkan bahwa dari hasil percobaan air cuka yang
dicelupkan elektroda ke dalamnya dan dihubungkan dengan sumber arus searah, ternyata bola
lampu tidak menyala. Hal ini karena zat (cuka) tidak mempunyai kecenderungan untuk
mengalami perionan, apabila dilarutkan dalam air. Molekul-molekul cuka hanya bercampur
dengan molekul-molekul air dan menghasilkan larutan yang tidak mengandung ion sehingga
bola lampu tidak menyala karena cuka tidak bereaksi dengan air. Maka larutan air cuka
merupakan golongan larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik dan hanya
mempunyai gelembung yang sedikit pada elektroda negatif serta air cuka termasuk pada larutan
elektrolit lemah.
Pada percobaan selanjutnya atau percobaan yang ketiga, yaitu air ledeng yang dihubungkan
dengan sumber arus searah dimana harus dicelupkan terlebih dahulu elektroda ke dalam
larutan-larutan tersebut dan didapatkan bahwa bola lampu tidak menyala. Ini berarti air ledeng
merupakan larutan elektrolit lemah karena tidak dapat menghantarkan arus listrik dengan
sempurna yang ditandai dengan bola lampu yang tidak menyala pada saat elektroda dicelupkan
dan dihubungkan dengan sumber arus searah (baterai) dan hanya menghasilkan sedikit
gelembung pada elektroda negatif dan pada elektroda positif tidak ada gelembung
dibandingkan dengan cuka.
Pada percobaan selanjutnya yakni percobaan air mineral, dimana kedua elektroda dicelupkan
ke dalam larutan (air mineral) dan dihubungkan dengan sumber arus searah (baterai) bola
lampu tidak menyala dan hanya sedikit gelembung gas yang nampak dibandingkan dengan
cuka dan air ledeng, hal ini disebabkan karena air merupakan penghantar listrik yang sangat
jelek, sehingga air mineral tidak dapat menghantarkan aliran listrik (hanya terdiri dari molekul-
molekul air dan tidak terdapat atau tidak menghasilkan ion-ion) dengan demikian air mineral
dimasukkan dalam kategori larutan elektrolit lemah.
Selanjutnya percobaan pada air gula, didapatkan hasil yang sama, dimana ketika dua buah
elektroda dicelupkan ke dalam larutan air gula dan dihubungkan dengan sumber arus searah
(baterai) ternyata bola lampunya juga tidak menyala dan sedikit gelembung pada elektroda
negatif dibandingkan dengan cuka, air ledeng, dan air mineral. Hal ini dikarenakan molekul-
molekul gula hanya bercampur dengan molekul-molekul air dan menghasilkan larutan yang
tidak mengandung ion sehingga bola lampu tidak menyala karena gula tidak bereaksi dengan
air dengan demikian air gula dikategorikan dalam larutan elektrolit lemah.
Selanjutnya pada percobaan yang terkahir yakni air teh, didapatkan bahwa dari hasil percobaan
air teh yang dicelupkan dengan elektroda ke dalamnya dan dihubungkan dengan sumber arus
searah, ternyata bola lampu tidak menyala dan terdapat sedikit gelembung pada elektroda
negatif dibandingkan cuka, air ledeng, air mineral, air gula. Hal ini dikarenakan, larutan ini
tidak mempunyai kecenderungan untuk mengalami pengionan, apabila dilarutkan dalam air.
Molekul-molekul teh hanyalah bercampur dengan molekul-molekul air yang menghasilkan
larutan, akan tetapi larutan tersebut tidak mengandung ion apapun karena zat terlarutnya (teh)
tidak bereaksi dengan air. Karena itu larutan air teh tidak menghasilkan atau tidak
menghantarkan arus listrik karenanya larutan air teh ini termasuk dalam larutan non elektrolit.
Dari percobaan-percobaan berbagai larutan, selain mengamati nyala lampu juga mengamati
gelembung-gelembung gas yang terjadi, gelembung-gelembung gas ini merupakan gelembung
gas O2 (oksigen) yang dilepaskan. Apabila gelembung-gelembung gas yang dihasilkan
disekitar elektroda sangat banyak berarti larutan yang sedang diuji merupakan larutan elektrolit
kuat yang dapat menyalakan bola lampu, seperti yang terjadi pada larutan NaCL dalam air.
Akan tetapi, untuk jenis larutan lain seperti cuka, air ledeng dan sebagainya, gelembung gas
yang dihasilkannya hanya sedikit yang terdapat pada elektroda negatif. Sehingga yang berarti
terjadi reaksi akan tetapi reaksi tersebut tidak dapat menyalakan lampu dikarenakan dalam
larutan tersebut hanya ada molekul-molekul air, dan molekul-molekul zat terlarut yang tidak
terurai menjadi ion-ion atau tidak mengalami proses ionisasi atau pengionan.
H. Tugas Pasca Praktikum
1. Sebutkan masing-masing 3 contoh elektrolit yang berikatan secara kovalen dan ion!
Jawaban :
1. 3 contoh elektrolit yang berikatan secara kovalen yaitu : dimana senyawa kovalen terbagi
menjadi senyawa kovalen non polar misalnya : Cl2, Br2, CH4 dan kovalen polar misalnya :
HCl, HBr, NH3, sedangkan 3 contoh elektrolit yang berikatan secara ion yaitu : NaCl, KCl dan
NaOH.
I. Kesimpulan
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa :
- Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik. Dalam percobaan ini
untuk menguji elektrolit dan non elektrolit menggunakan sampel larutan garam, air gula, air
ledeng, air mineral, air teh dan cuka.
- Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan kuat.
Contohnya larutan garam.
- Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik tetapi agak
lemah. Contohnya cuka, air ledeng, air mineral, air gula, dan air teh.
J. Kemungkinan Kesalahan
- Kurang telitinya praktikan dalam membandingkan reaksi yang terjadi pada setiap sampel.
- Kurang telitinya praktikan dalam mengamati apa yang terjadi.
Pengertian Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

Sebelum mengenal jenis-jenis larutan, elo harus bisa menjawab


pertanyaan apa pengertian larutan elektrolit dan non elektrolit?

Pertama-tama, arti kata “larutan”, di mana larutan tidak sama dengan


air, melainkan merupakan suatu campuran yang bersifat homogen,
yang terdiri dari dua atau lebih zat.

Yang dimaksud larutan bersifat homogen adalah larutan memiliki


komposisi yang merata atau setiap bagian volumenya akan memiliki
komposisi atau sifat yang sama.

Zat yang jumlahnya lebih sedikit disebut zat terlarut atau solut, dan
zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat lain disebut pelarut.

Misalnya larutan gula, maka gula merupakan zat terlarut, dan air
merupakan pelarut.

Larutan sendiri memiliki banyak jenisnya, di antaranya adalah larutan


elektrolit dan larutan non elektrolit yang akan gue bahas lebih lanjut di
bawah ini.

Larutan Elektrolit

Pertanyaan apa yang dimaksud larutan elektrolit secara sederhana


bisa elo jawab kalo larutan elektrolit adalah larutan yang memiliki
partikel-partikel berupa ion-ion yang dapat menghantarkan listrik.

Berdasar proses pembentukan ion-ionnya (ionisasi), larutan elektrolit


memiliki dibagi menjadi 2 jenis, yaitu larutan elektrolit kuat dan
larutan elektrolit lemah.

• Larutan Elektrolit Kuat adalah larutan elektrolit yang


terurai sempurna menjadi ion atau mengalami ionisasi
sepenuhnya dalam larutan air atau dalam keadaan lebur.
Karena sifat inilah larutan yang dapat menghantarkan listrik paling
baik adalah larutan yang masuk dalam kelompok larutan elektrolit
kuat.

Ciri-ciri larutan elektrolit kuat adalah larutan yang sepenuhnya


terionisasi untuk membentuk ion bebas ketika dilarutkan, dan tidak
ada molekul netral yang terbentuk dalam larutan.

Semakin banyak tersedianya ion bebas dalam suatu elektrolit,


semakin besar kapasitasnya untuk membawa atau menghantarkan
arus.

Terus apa aja sih contoh larutan elektrolit kuat? Mungkin dari elo ada
yang bertanya-tanya kalau garam dapur termasuk elektrolit atau
bukan ya?

Jawabannya, garam dapur termasuk elektrolit kuat karena garam


memiliki molekul yang dapat terionisasi jika dilarutkan dan akan
memberikan larutan tersebut kemampuan untuk menghantarkan
listrik.

Ketika garam larut, ion-ionnya yang dapat bergerak bebas dalam


larutan, dan memungkinkan muatan mengalir.

NaCl yang dilarutkan dalam air kemudian garam (padatan) larut


menjadi ion-ion komponennya, dapat diwakili oleh persamaan
ionisasi:

NaCl(s) → Na+(aq) + Cl−(aq)

Perlu elo ingat bahwa larutan elektrolit kuat selalu terdiri dari asam
kuat, basa kuat dan garam.

Contoh larutan elektrolit kuat lainnya selain NaCl (garam) adalah


NaOH (soda api), H2SO4 (asam sulfat), HCl (asam klorida), dan KCl.

• Larutan Elektrolit Lemah yaitu elektrolit yang tidak terurai


sempurna menjadi ion atau mengalami ionisasi sebagian
sehingga jumlah zat yang terurai menjadi ion tidak banyak
dan menjadi penghantar listrik yang buruk.
Ciri-ciri larutan elektrolit lemah adalah hanya sebagian terionisasi
dalam air (biasanya 1% sampai 10%). Karena itu, elektrolit lemah tidak
seefisien elektrolit kuat dalam menghantarkan listrik.

Zat-zat dalam larutan elektrolit lemah biasanya meliputi asam lemah


dan basa lemah, yang sebagian besar merupakan senyawa kovalen.
Beberapa molekul netral hadir dalam larutan elektrolit lemah ini.

Contoh larutan elektrolit lemah adalah CH3COOH (asam


asetat), N4OH, HCN (hidrogen sianida), dan Al (OH)3.
Air juga merupakan elektrolit yang sangat lemah. Ionisasi air murni
dapat diwakili oleh persamaan ionisasi H2O → H+ + OH-.

Larutan Non Elektrolit

Kebalikan dari larutan elektrolit, larutan non elektrolit merupakan


larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik karena zat-zat yang
dilarutkan tidak menghasilkan ion atau tidak mengalami ionisasi
sama sekali.

Contoh larutan non elektrolit adalah Etil alkohol (etanol) karena tidak
terionisasi ketika dilarutkan dalam air.

Contoh lain adalah glukosa dalam air membentuk larutan non


elektrolit karena meskipun gula larut dalam air, namun gula tetap
mempertahankan identitas kimianya.
Ilustrasi larutan elektrolit dan non-elektrolit.
Gambar di atas merupakan salah satu contoh penggambaran
perbedaan jumlah molekul ion yang dimiliki oleh elektrolit kuat,
elektrolit lemah dan non elektrolit.

Di mana larutan non elektrolit tidak menghasilkan ion-ion yang


bergerak bebas sehingga tidak akan menghantarkan listrik,
sedangkan pada larutan elektrolit kuat maupun lemah memiliki ion-ion
yang bergerak bebas.

Meskipun untuk larutan elektrolit lemah tidak menghasilkan ion


sebanyak elektrolit kuat sehingga lampu yang menyala pada elektrolit
lemah tidak seterang atau dapat dikatakan menyala redup
dibandingkan elektrolit kuat.

Nah, untuk mengetes seberapa paham elo dengan ketiga jenis larutan
ini, gue punya satu contoh soal nih yang bisa elo baca lengkap dengan
pembahasannya:

Soal Latihan Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit:


1. Dari kelompok senyawa berikut ini yang dalam larutannya
menghantarkan listrik adalah?

• C₁₂H₂₂O₁₁ (Sukrosa)
• H2SO4 (Asam Sulfat)
• CO(NH₂)₂ (Urea)
• NH4OH (Amonium Hidroksida)
• Al2(SO4)3 (Aluminium Sulfat)
• HCN (Hidrogen Sianida)
Untuk menjawab latihan soal yang satu ini elo harus membedah
masing-masing senyawa saat terionisasi.

• C₁₂H₂₂O₁₁ adalah nama lain dari sukrosa, senyawa ini tidak


mengalami ionisasi sehingga masuk dalam senyawa non-
elektrolit dan tidak bisa menghantarkan listrik.
• H2SO4 → 2H+ + SO42- dari hasil ionisasi ini terlihat bahwa
asam sulfat terurai sempurna menjadi ion atau mengalami
ionisasi sepenuhnya. Asam sulfat juga adalah senyawa
asam kuat yang bisa menghantarkan listrik.
• CO(NH₂)₂ adalah nama kimia dari urea, sama seperti
sukrosa senyawa ini tidak mengalami ionisasi sehingga
masuk dalam senyawa non-elektrolit dan tidak bisa
menghantarkan listrik.
• NH4OH → NH4+ + OH- dari hasil ionisasi ini terlihat bahwa
amonium hidroksida tidak terurai sempurna menjadi ion,
ditambah senyawa ini termasuk basa lemah dengan daya
hantar listrik lemah.
• Al2(SO4)3 → 2Al 3+ + 3 SO42- dari hasil ionisasi ini terlihat
bahwa Aluminium Sulfat terurai sempurna menjadi ion
atau mengalami ionisasi sepenuhnya. Sama seperti garam
dapur Aluminium Sulfat adalah kelompok garam yang bisa
menghantarkan listrik.
• HCN → H+ + CN– dari hasil ionisasi ini terlihat bahwa
Hidrogen Sianida tidak terurai sempurna menjadi ion,
ditambah senyawa ini termasuk asam lemah dengan daya
hantar listrik lemah.
Jadi jawaban pertanyaan dari kelompok senyawa berikut ini yang
dalam larutannya menghantarkan listrik adalah zat yang bisa
terionisasi sempurna dan masuk dalam senyawa asam kuat, basa
kuat atau garam yaitu: H2SO4 dan Al2(SO4)3.

Untuk mempermudah elo dalam menghafal, berikut ini adalah tabel


contoh larutan elektrolit kuat dan lemah serta larutan non-elektrolit:
Contoh Larutan Elektrolit Kuat, Lemah dan Non Elektrolit

MATERI BARU

KOMPAS.com - Berdasarkan kemampuannya menghantarkan listrik,


larutan kimiawi terbagi menjadi dua, yaitu elektrolit dan nonelektrolit.
Larutan elektrolit sangat penting dalam tubuh manusia. Kekurangan
elektrolit akibat keringat berlebih yang parah bisa membahayakan jiwa.
Kekurangan elektrolit dalam tubuh bisa membuat otot menjadi lemah dan
detak jantung tinggi yang bisa memicu serangan jantung. Larutan
elektrolit Larutan elektrolit adalah senyawa yang bisa mengalirkan listrik
dalam bentuk larutan atau dalam bentuk lelehan. Bahkan, dalam
percobaan, larutan ini bisa membuat lampu menyala atau menghasilkan
gelembung gas di sekitar elektroda. Untuk membuat listrik bisa mengalir,
maka larutan ini harus memiliki ion yang bisa bergerak dari satu elektroda
ke elektroda lainnya. Umumnya larutan elektrolit terbentuk ketika garam
diletakan dalam zat pelarut, seperti air. Garam akan larut dalam air dan
menjadi ion di dalam larutan. Sedangkan terbentuknya gas pada lautan
elektrolit adalah hasil dari proses elektrolisis. Percobaan ini dilakukan
oleh Michael Faraday dan menunjukkan bahwa larutan elektrolit
mengandung partikel bermuatan positif dan negatif. Gelembung akan
muncul akibat ion positif mengalami reaksi reduksi dan ion negatif
mengalami oksidasi. Contoh larutan elektrolit adalah larutan asam
klorida, larutan natrium hidroksida, dan larutan asam asetat. Baca juga:
Pengertian Larutan, Suspensi, dan Koloid Larutan nonelektrolit Larutan
nonelektrolit merupakan kebalikan dari larutan elektrolit. Larutan
nonelektrolit tidak bisa mengonduksi listrik. Ketika komponen
nonelektrolit larut di dalam air, komponen ini tidak menghasilkan ion.
Biasanya senyawa larutan nonelektrolit terikat dalam ikatan kovalen.
Glukosa dalam air membentuk larutan nonelektrolit karena walaupun gula
bisa larut di dalam air, glukosa tidak melepaskan ion di dalam larutan.
Oleh karena itu, glukosa tidak bisa mengalirkan listrik. Pasangan larutan
berikut yang tergolong nonelektrolit adalah urea dan gula. Sedangkan
contoh larutan nonelektrolit lainnya adalah alkohol. Dapatkan update
berita pilihan dan breaking news setiap hari dari.

lektrolit adalah mineral bermuatan listrik yang terdapat di dalam sel, jaringan,
dan cairan tubuh, termasuk darah, urine, dan keringat. Ada banyak jenis
elektrolit dengan fungsinya masing-masing. Agar semua organ tubuh dapat
berfungsi dengan baik, diperlukan asupan elektrolit yang cukup.
Elektrolit berfungsi untuk mendukung aktivitas sel dan jaringan tubuh, seperti saraf
dan otot. Elektrolit juga berperan penting dalam memelihara fungsi jantung dan
menjaga kadar cairan tubuh tetap seimbang.

Berbagai Jenis Elektrolit dalam Tubuh dan Manfaatnya


Jumlah elektrolit di dalam tubuh dikendalikan oleh berbagai hormon, terutama
hormon yang diproduksi di ginjal dan kelenjar adrenal. Apabila terjadi gangguan
keseimbangan elektrolit, baik kelebihan atau kekurangan, fungsi jaringan dan organ
tubuh pun akan terganggu.
Berikut ini adalah berbagai jenis elektrolit yang ada di dalam tubuh beserta
manfaatnya:
1. Natrium
Natrium dibutuhkan tubuh untuk menjaga keseimbangan elektrolit, mengendalikan
cairan dalam tubuh, dan mengatur kontraksi otot serta fungsi saraf. Normalnya,
kadar natrium di dalam darah berkisar antara 135–145 milimol/liter (mmol/L).
Masalah kesehatan tertentu bisa menyebabkan tubuh kelebihan atau kekurangan
natrium. Kelebihan natrium (hipernatremia) biasanya terjadi akibat dehidrasi berat,
misalnya kurang minum air, diet ekstrem, atau diare kronis.
Sementara itu, kekurangan sodium (hiponatremia) bisa disebabkan oleh konsumsi
air yang terlalu banyak, gangguan fungsi ginjal atau hati, gagal jantung, atau
kelainan pada hormon antidiuretik yang bertugas untuk mengatur jumlah cairan
tubuh.

2. Kalium
Elektrolit yang satu ini berfungsi untuk mengatur irama dan pompa jantung, menjaga
tekanan darah tetap stabil, mendukung aktivitas listrik saraf, mengatur kontraksi otot
dan metabolisme sel, serta menjaga kesehatan tulang dan keseimbangan elektrolit.
Dalam darah, jumlah kalium normal berada di kisaran 3,5–5 milimol/liter (mmol/L).
Kekurangan kalium (hipokalemia) dapat disebabkan oleh diare, dehidrasi, dan efek
samping obat diuretik.
Sementara itu, kelebihan kalium (hiperkalemia) biasanya disebabkan oleh dehidrasi
parah, gagal ginjal, asidosis, atau rendahnya jumlah hormon kortisol dalam tubuh,
misalnya karena penyakit Addison.

3. Klorida
Klorida dalam tubuh berfungsi untuk menjaga pH atau tingkat keasaman darah,
jumlah cairan tubuh, dan aktivitas saluran pencernaan. Normalnya, kadar klorida
dalam tubuh adalah 96–106 mmol/L.
Kekurangan klorida (hipokloremia) dapat terjadi karena gagal ginjal akut, keringat
berlebih, gangguan makan, gangguan fungsi kelenjar adrenal, dan fibrosis kistik.
Sementara itu, kelebihan klorida (hiperkloremia) terjadi akibat dehidrasi
parah, gangguan kelenjar paratiroid, gagal ginjal, atau efek samping cuci darah.

4. Kalsium
Kalsium merupakan mineral dan elektrolit penting yang berperan untuk menstabilkan
tekanan darah, mengendalikan kontraksi otot dan aktivitas listrik saraf, menguatkan
tulang dan gigi, serta menunjang proses pembekuan darah.
Kelebihan kalsium (hiperkalsemia) dapat disebabkan oleh hiperparatiroidisme,
penyakit ginjal, gangguan paru-paru, kanker, atau kelebihan asupan vitamin D dan
kalsium.
Sebaliknya, kekurangan kalsium dapat disebabkan oleh gagal ginjal,
hipoparatiroidisme, kekurangan vitamin D, pankreatitis, kekurangan albumin, dan
kanker prostat.

5. Magnesium
Magnesium berperan penting dalam proses pembentukan sel dan jaringan tubuh,
menjaga irama jantung, serta mendukung fungsi saraf dan kontraksi otot. Mencukupi
kebutuhan magnesium juga bermanfaat untu memperbaiki kualitas tidur pada
penderita insomnia.
Normalnya, kadar magnesium dalam tubuh ialah 1,4–2,6 mg/dL. Kelebihan
magnesium (hipermagnesemia) bisa disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti
penyakit Addison atau gagal ginjal berat.
Sementara itu, kekurangan magnesium (hipomagnesemia) bisa disebabkan
oleh gagal jantung, diare kronis, kecanduan alkohol, atau efek samping obat-obatan,
misalnya diuretik dan antibiotik.

6. Fosfat
Fosfat berfungsi untuk memperkuat tulang dan gigi, menghasilkan energi, serta
mendukung pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh. Kekurangan fosfat
(hipofosfatemia) biasanya disebabkan oleh kelenjar paratiroid yang terlalu aktif,
kekurangan vitamin D, luka bakar parah, dan kecanduan alkohol.
Sementara itu, kelebihan fosfat (hiperfosfatemia) biasanya disebabkan oleh cedera
parah, kelenjar paratiroid kurang aktif, gagal napas, penyakit ginjal kronis, kadar
kalsium rendah, atau efek samping obat-obatan, misalnya kemoterapi dan obat
pencahar yang mengandung fosfat.

7. Bikarbonat
Jenis elektrolit ini berfungsi untuk menjaga pH darah tetap normal, menyeimbangkan
kadar cairan tubuh, dan mengatur fungsi jantung. Normalnya, kadar bikarbonat
dalam tubuh berkisar antara 22–30 mmol/L.
Jumlah bikarbonat dalam darah yang tidak normal dapat disebabkan oleh gangguan
pernapasan, gagal ginjal, asidosis dan alkalosis, serta penyakit metabolik.
Setiap jenis elektrolit di atas memiliki peran penting dalam tubuh. Namun, jumlah
elektrolit terkadang bisa terganggu akibat berbagai faktor, seperti dehidrasi atau
penyakit tertentu.
Ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh bisa saja tidak menimbulkan gejala,
terutama bila masih ringan. Namun, pada kondisi yang lebih parah,
ketidakseimbangan elektrolit biasanya akan menimbulkan beberapa gejala berikut
ini:

• Mual dan muntah


• Lemas
• Tubuh bengkak-bengkak
• Detak jantung cepat (dada berdebar)
• Otot kram atau terasa lemah
• Sakit kepala
• Kejang
• Penurunan kesadaran
• Koma

Agar berbagai organ tubuh dapat berfungsi dengan baik, Anda perlu menjaga kadar
setiap jenis elektrolit di dalam tubuh berada dalam batas normal. Untuk mencukupi
asupan elektrolit, Anda bisa mengonsumsi makanan bergizi, minum air mineral yang
cukup, serta minum minuman elektrolit atau suplemen sesuai kebutuhan.
Jika mengalami gejala kelebihan atau kekurangan elektrolit, segera konsultasikan
ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan.

Pertanyaan:
Air itu Termasuk Larutan Elektrolit atau Bukan? Soalnya pas kemarin saya coba dialiri arus listrik ternyata dapat
menyalakan lampu meskipun redup.

Jawaban:
Sebelum menjawab pertanyaan itu, mari kita samakan persepsi terlebih dahulu. Air apakah yang dimaksud? Air ledeng? Air
sumur? Akuades? atau benar-benar air murni?

Kalau air ledeng dan air sumur sudah jelas mengandung zat terlarut, yang terionisasi. Sehingga dapat menghantarkan arus
listrik. Nah, akuades itu bukanlah air murni. Akuades adalah air dengan zat terlarut yang jumlahnya sangat sedikit
sekali. Jadi bukan benar-benar air murni. Makanya wajar sekali jika masih dapat menghantarkan arus listrik. Apalagi jika
kita mengamatinya dengan menggunakan lampu LED. Pasti nyalanya akan terang.

Jawabannya sudah pasti. Air yang benar-benar murni bukanlah larutan elektrolit. Banyak orang yang terjebak,
menganggap senyawa yang bersifat polar itu sebagai larutan elektrolit. Itu tidak tepat, karena tidak semua bersifat demikian.
Masalah kita bukan pada polar atau non polarnya.

Pertanyaan Tambahan:
Misalkan pada air murni. Bukankah terjadi autoionisasi air menjadi molekul H + dan OH- yang masing-masing nilainya 10?
Itu artinya terdapat ion dalam air murni yang dapat menghantarkan air?

Jawaban:
Betul sekali. Tetapi, Air murni mengalami kesetimbangan menghasilkan ion H + dan ion OH-, sehingga air tdk pernah
menghasilkan ion bebas yang bisa menghantarkan listrik. Jadi, air murni adalah zat non elektrolit.

Anda mungkin juga menyukai