Anda di halaman 1dari 4

BAHAN AJAR

INTI ATOM

Masih ingatkah kamu tentang pengertian atom? Terdiri dari partikel – partikel apa
sajakah atom itu? Penemuan partikel – partikel, subatom seperti elektron oleh J.J Thomson,
proton oleh Goldstein, dan neutron oleh J. Chadwick telah meruntuhkan kejayaan teori atom
Dalton dan melahirkan teori atom modern yang dikembangkan dari teori atom Rutherford –
Bohr.

Berdasarkan teori atom modern, atom terdiri dari partikel – partikel subatom, yaitu
electron, proton, dan neutron. Proton dan neutron merupakan partikel – partikel penyusun inti
atom, sedangkan elektron – elektron mengelilingi inti pada orbit tertentu. Karena proton
merupakan partikel bermuatan positif, sedangkan neutron tak bermuatan, maka secara
keseluruhan inti atom bermuatan positif. Atom suatu unsur biasanya dinyatakan dengan lambing
sebagai berikut.

Dengan:

X = lambang unsur

Z = nomor atom

A = nomor massa

Dalam hal ini, nomor atom (Z) menyatakan jumlah proton yang sama dengan jumlah
elektron pada atom netral, sedangkan nomor massa (A) menyatakan jumlah proton dan neutron
dalam inti.

Kita telah mengetahui bahwa electron mempunyai muatan -1,6 × 10-19C dan

bermassa 9,1 × 10-31 kg, proton ( mempunyai muatan +1,6 × 10-19C dan bermassa 1,67252 ×
10-27kg serta neutron ( tidak mempunyai muatan dan bermassa 1,67482 × 10-27kg, sehingga

massa atom ditentukan oleh massa proton dan neutron, hal ini karena massa electron dapat
diabaikan terhadap massa keduanya.

1. ISOTOP

Apakah yang dimaksud dengan isotop? Atom – atom dari unsur sama yang berbeda
nomor massa disebut isotop. Karena semua atom (isotop) dari unsur tertentu mempunyai jumlah
proton yang sama dalam intinya, maka isotop – isotop harus mempunyai jumlah neutron yang
berbeda.

Sebagai contoh, helium mempunyai dua buah isotop stabil, yaitu helium dengan sebuah
neutron dalam inti yang nomor massanya tiga dan helium dengan dua buah neutron dalam inti
yang nomor massanya empat. Untuk membedakan setiap isotop suatu unsur, para ilmuwan
menggunakan nama unsur dan nama nomor massanya. Sebagai contoh, helium dengan nomor
massa tiga disebut helium-3 dan helium dengan nomor massa empat disebut helium-4.

Unsur – unsur yang membentuk isotop, seperti helium dalam bentuk alamiyahnya di
bumi adalah campuran dari isotop – isotopnya. Persentase setiap isotop suatu unsur yang
ditemukan di alam disebut kelimpahan isotop. Kelimpahan isotop helium-3 sangat kecil, yaitu
hanya 0,00014%, sedangkan kelimpahan isotop helium-4 adalah 99,99986%. Ini berarti dari
setiap 1 juta helium di alam terdapat satu atom helium-3 dan sisanya adalah atom helium-4.

Selain helium, atom – atom lain juga dapat berada dalam bentuk isotop – isotop, misalnya

isotop hydrogen ( , isotop oksigen ( isotop (

dan lain – lain.

Isotop – isotop unsur dapat berupa isotop – isotop stabil atau tidak stabil. Dalam hal ini,
kestabilan suatu isotop ditentukan oleh kemampuan isotop untuk meluruh. Isotop – isotop yang
tidak stabil mudah meluruh dan ketika meluruh jumlah proton dalam inti atomnya berubah
sehingga isotop yang tidak stabil dapat berubah menjadi atom unsur lain.

Defek Massa dan Gaya Ikat Inti


Tinjau atom yang inti atomnya terdiri dari sebuah proton dan sebuah neutron. Secara

teoritis, massa inti atom adalah sama dengan jumlah massa proton dengan massa neutron,

yaitu mp + mn = 1,00825 sma + 1,008665 sma = 2,016490 sma. Akan tetapi, dengan

menggunakan alat ukur spektograf, massa inti atom tersebut adalah 2,014102 sma. Hal ini

berarti terdapat penyusutan massa sebesar 0,002388 sma. Penyusutan massa ini kemudian
dikenal dengan istilah defek massa (∆m) yang diyakini berperan dalam mempertahankan proton
– proton di dalam inti atom.

Jika massa inti atom dinyatakan dengan , maka defek massanya dapat ditentukan

dengan persamaan berikut.

∆m =

Dengan:

∆m = defek massa (sma)

mp = massa proton (sma)

mn = massa neutron (sma)

= massa total inti (sma)

Dalam hal ini, peran defek massa dalam mempertahankan proton – proton dalam inti
atom sehingga tidak bercerai berai akibat interaksi elektrostatik sesuai dengan ramalan Einstein
tentang hubungan kesetaraan massa dengan energi, yaitu defek massa menentukan besarnya
energi ikat inti. Menurut Einstein, hubungan kesetaraan massa dengan energi untuk konsep defek
massa dapat dinyatakan dengan persamaan berikut.

E = ∆mc2 atau E = ∆m × 931,5 MeV/sma


Dengan:

E = energi ikat inti (eV atau joule)

∆m = defek massa (sma atau kg)

c = kecepatan cahaya (3×108 m/s)

1 eV = 1,6 × 10-19 joule

Dalam fisika nuklir, energi ikat inti adalah energi total yang dibutuhkan untuk
memisahkan proton – proton dan neutron – neutron yang menyusun inti sebuah atom, dan
besarnya energi ini sama dengan energy yang dilepaskan ketika partikel – partikel tersebut
bersatu membentuk sebuah inti. Secara teoritis, terikatnya proton dengan proton, proton dengan
neutron, serta neutron dengan neutron dalam inti atom diyakini karena adanya gaya inti pada
partikel – partikel tersebut yang cenderung mempertahankannya dalam inti, dan gaya inti ini
lebih besar dari gaya tolak elektrostatik antara proton dengan proton.

Anda mungkin juga menyukai