Anda di halaman 1dari 41

Preventive Maintenance

Apa Itu Preventive Maintenance?


• Preventive maintenance, merupakan kegiatan perencanaan
dan penjadualan pekerjaan pencegahan terjadinya
breakdowns dan kerusakan equipment.
• Sasaran/tujuan awal dari preventive maintenance adalah
mencegah equipment sebelum terjadi kerusakan, keandalan
equipment dirancang melalui kegiatan penggantian
komponen, inspeksi maupun service sebelum sistem rusak.

Alasan diperlukannya sistem PM


• Meningkatkan ketersediaan sistem
• Adanya kerugian terkait adanya production delays
• Tuntutan untuk meningkatkan quality product
• Just-in-time manufacturing
• Kebutuhan untuk memenuhi aturan dan perencanaan
lingkungan
Keuntungan sistem PM
• Mereduksi downtime produksi, mengurangi terjadinya machine
breakdowns.
• Melindungi assets dan meningkatkan ekspekatsi umur pakai assets,
sehingga terhindar dari penggantian mesin secara terus menerus
• Tepat waktu, routine repairs dilakukan akan lebih sedikit dibanding
perbaikan dengan skala besar
• Mereduksi ongkos perbaikan dan mereduksi secondary failures saat
perbaikan atau penggantian komponen yang rusak.
• Memperbaiki kualitas produk
• Mengidentifikasi ongkos maintenance yang berlebih
• Mengembangkan safety dan quality conditions.
Kriteria penentuan fasilitas yg masuk
dalam program PM
• Apakah kerusakan alat berdampak pada safety
• Apakah kerusakan alat dapat menyebabkan system
down
• Apakah repair cost – nya tinggi dan lama
• Ketersediaan spare part dari fasilitas tsb
• Kondisi kerja dari fasilitas tsb
Set-up keberhasilan PM
• Cost
• % down time
• Ratio dari Planned Work Order (WO) dan Emergency WO
Program Preventive Maintenance
• Preventive Maintenance - mengacu pada waktu
inspeksi : metode ini terdiri dari kegiatan inspeksi
yang dilaksanakan secara periodik
• Frekuensi pelaksanaannya berdasarkan nilai
keausan, terutama informasi dari riwayat alat
• Cost of Maintenance rendah, karena pekerjaan
direncanakan dan breakdown dihindari dan
rendah, karena biaya shutdown minimal akibat
inspeksi yang terencana
Preventive time-based maintenance

+ Kerusakan minimal
+ Shutdown yg terencana

- Umur sparepart / mesin tdk digunakan sepenuhnya


- Ada risiko bahwa mesin terlalu sering direparasi

Repair ?

Periodic service

1
2 3

Lifetime
Poor intervall
Good intervall
Preventive Maintenance Decisions
• Aktivitas PM tergantung pada :
– production environment,
– reliability requirement,
– equipment criticality.
• Aktivitas PM dapat dikelompokkan menjadi :
– Routine PM, seperti ; Cleaning, Inspection,
Lubrication, dan lainnya
• Major PM, seperti ; replacing failed atau keausan
parts, equipment upgrade dan modifications, major
calibration dan adjustment, major overhauls
Kelompok Preventive Maintenance
• Periodic Maintenance
Pelaksanaan pekerjaan servis yang dilakukan
setelah alat bekerja pada jumlah jam tertentu dan
dilakukan secara periodik
• Schedule Overhaul
Bentuk maintenance terhadap komponen suatu alat
berat, dimana proses kerjanya menyangkut
pekerjaan overhaul
• Condition Base Maintenance
Maintenance yang didasarkan pada kondisi alat (
main part, critical part/equipment), dll.
Pelaksanaan Periodic Maintenance
Daily Maintenance
Inspeksi sebelum sistem dioperasikan, dengan tujuan untuk mengetahui
kondisi sistem itu apakah aman untuk doperasikan.

Alat bantu yang digunakan :


– Check Sheet
formulir yang digunakan untuk mencatat hasil operasi suatu sistem
dalam satu hari operasi
– Daily Check
sama seperti Check Sheet, namun berbeda dalam ukuran yang
berbentuk pocket size, operator maupun teknisi dapat mencatat
semua kejadian yang terjadi setiap saat.

Periodic Service
Pelaksanaan pekerjaan service yang harus dilakukan secara berkala
berdasarkan panduan jam kerja yang telah ditetapkan (lihat manual book)
Pelaksanaan Schedule Overhaul

Schedule Overhaul :
• Penetapan waktu pekerjaan harus dilakukan sebelum sistem
mengalami kerusakan
• Jadwal overhaul sesuai rekomendasi pabrik, yaitu terhadap
life time sistem tsb.
• Proses pekerjaan overhaul :
– Dis-assembly
– Measuring
– Reusable part
– Part ordering
– Assembling
– Testing
Referensi Pelaksanaan PM
1. Service manual pabrik

2. Maintenance records

3. Operator peralatan

4. Personel maintenance
Start Up Program PM

• List peralatan yang akan di PM


• Tentukan tingkat skala proritas
• Siapkan check list pelaksanaan
• Tentukan interval periodik pelaksanaan
• Kebutuhan manpower
• Perencanaan master jadwal pelaksanaan
• Standar Procedure Kerja
Implementasi Pelaksanaan PM

• terbitkan work order pelaksanaan


• monitor pekerjaan perbaikan dari PM
• monitor aktual waktu terhadap estimasi
• report hasil pelaksanaan
• evaluasi interval waktu pelaksanaan
• check metode pelaksanaan
• evaluasi item check list pelaksanaan
• evaluasi prosedur kerja
• evaluasi kebutuhan manpower
Frekuensi
1. Harian
2. Mingguan
3. Dua mingguan
4. Empat mingguan/bulanan
5. Kwartalan
6. Tahunan
7. Kelipatan 1 - 2 diatas

Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam


penentuan frequency
- Frekuensi pemakaian
- Usia, Kondisi, Harga
- Kebutuhan standard keselamatan
- Jam operasi
- Kehandalan
- Paparan terhadap debu, gesekan, korosi
- Kerusakan karena penyalahgunaan, pembebanan
lebih, getaran tinggi
- Keperluan untuk penyelarasan
Equipment History
Riwayat peralatan sangat penting untuk penjadwalan PM:
• Tanggal pembelian
• Nomor identifikasi peralatan
• Vendor
• lokasi instalasi
• Biaya/ongkos pengadaan dan semua biaya perawatan
dan perbaikan
• Semua kegiatan maintenance preventif
• Modifikasi
• Spesifik dan kegagalan/kerusakan berulang,
kemungkinan penyebab, dan tindakan korektif
System Criticality
• Tidak semua equipment perlu di PM
• Kekritisan Equipment sangat penting untuk
dipertimbangkan
• Perilaku keandalan peralatan (equipment
reliability) dan konsekuensi potensi terjadinya
kerusakan juga merupakan faktor penting
• Kekritisan juga tergantung pada equipment
cost, function and redundancy, safety, and
history
Indikator kondisi kesehatan equipment

• Tingkat kegagalan atau fungsi hazard (statistik)


• Hasil pantauan kondisi (condition monitoring) :
getaran, ultrasonik, termografi, analisis minyak
pelumas, dll (fisika, dinamika, dll)
• Seberapa baik equipment itu bekerja?
Potensi Kesalahan pada sistem PM
• Kesalahan pendekatan selama melakukan Preventive Maintenance
• Kesalahan dalam memahami kerusakan pada saat balita, dan
keterlambatan melakukan penggantian spare parts atau perbaikan
Kesalahan dalam menginstal ulang peralatan pada lokasi
awal/aslinya kerusakan.

Latihan : Brainstorming
• Apakah ada resiko di saat menjalankan sistem PM ?
• Jika ada, apakah merupakan waktu yang tepat untuk
menggunakan PM ?
Cara menentukan usia optimal penggantian
Model Matematis Cara Optimal
Penggantian
• Pendekatan lain :

Where:
• R(t) = reliability at time t.
• CP = cost of planned replacement.
• CU = cost of unplanned replacement
• CPUT(t) = The optimum replacement time
Kunci sukses Penerapan Sistem PM

• Penjadwalan, semaksimal mungkin harus dilakukan


secara otomatis

• Eksekusi, sebaiknya dilakukan sebelum terjadinya


actual break down
Eksekusi

• Bath Tub Model :


1. Infant morality stage
2. A fairly long run stage
3. Wear out stage
• Berdasarkan Bath Tub Model, penggantian komponen sebaiknya dilakukan
sebelum wear out stage
Memotivasi PM Workers melalui :

• Efektifitas program Training


• Menetapkan inspeksi dan maintenance preventif sebagai
bagian penting dari program maintenance secara
keseluruhan.
• Menetapkan kompetensi staf, dan adanya ketetapan orang
yang bertanggung jawab dalam program PM
• Tindak lanjut untuk menjamin kinerja kualitas dan
menunjukkan kepada semua orang bahwa manajemen
peduli
• Memberikan pelatihan dan praktek maintenance serta
pelatihan teknik dan prosedur yang benar
• Menetapkan standar yang tinggi
• Melakukan reduksi biaya dengan mengefisienkan waktu dan
kegiatan
Periode perawatan
• Perawatan harian (daily maintenance)
• Perawatan mingguan (50 jam)
• Perawatan 100 jam
• Perawatan 200 jam (bulanan)
• Perawatan 400 jam
• Perawatan 1000 jam
• Perawatan 2000 jam
Contoh PM Pada Alat Berat
Heavy Duty Basic Maintenance
• Terkait dengan perawatan harian pada alat berat :
o Perawatan pada engine dan power train
o Perawatan pada under carriage
o Perawatan pada peralatan hydraulik
o Perawatan pada ruang operator
• Perhatikan sebelum melakukan perawatan :
o Bila terjadi kebocoran oli atau bahan bakar, atau adanya sekumpulan material
yang mudah terbakar (flammable) dibagian yang bertemperatur tinggi seperti
mofler engine atau turbo charger, sebaiknya segera dibersihkan dulu.
o Bila ada ketidaknormalan pada spare part, perbaiki atau hubungi dealer
o Periksa kerusakan dan keausan, pastikan tidak ada kebocoran di main area,
(arm cylinder, boom cylinder, silinder sudu keruk) silinder, sambungan dan
selang (hose) segera perbaiki
Pemeriksaan tinggi permukaan air pendingin
• Periksa diantara FULL dan LOW
• Buka tutup belakang dari sebelah kiri mesin (lihat posisi tangki cadangan)
• Bila level air rendah, maka tambahkan air melalui lubang pengisi pada tangki cadangan
• Setelah diisi kencangkan penutupnya.

Pemeriksaan Baterai
 Bersihkan permukaan baterai dengan air soda, pakai kuas dan keringkan dengan lap
 Lakukan pengecekan tegangan dan arus dengan volt meter dan ampere meter
 Bersihkan kutub-kutub baterai dengan alat khusus, jika tidak ada pakai sikat kuningan
atau ampelas halus
 Periksa berat jenis elektrolit, ketinggian, jumlah elektrolit yang tepat (antara upper dan
lower level , pada baterai tanpa tanda tanda permukaan, tertutup ± 8 mm)
 Bila kurang isi dengan air accu / air suling
 Perhatikan posisi klem harus kuat ikatannya, tidak goyang, jangan ada tumpahan karena
akan mengakibatkan korosi
Pemeriksaan air cleaner
• Lakukan pengecekan pada panel motor, apakah lampu tanda clogging air
cleaner berkedip, jika ya lakukan pembersihan air cleaner, jika masih
tersumbat lakukan penggantian
• Buka pintu sebelah kiri atas, lepas pengunci dan cover
• Lepas elemen air cleaner (filter) bersihkan dengan semprotan udara
bertekanan dari sisi dalam keluar
• Jika masih dapat digunakan dipasang kembali, bila tidak ganti
• Pasang kunci dan tutup kembali

Pemeriksaan engine oil


 Buka penutup engine
 Epas batang pengukur, lalu bersihkan
 Masukkan kembali batang pengukur sepenuhnya dan tarik kembali, pastikan
level oli pada posisi antara H dan L, jika dibawah L , tambahkan oli
Pemeriksaan bahan bakar
• Gunakan kaca penduga (sight gauge) pada permukaan depan tangki cek
bahwa tangki terisi penuh
• Bila level bahan bakar ada dibawah batas penduga, tambahkan dan
perhatikan kaca penduga
• Kencangkan penutup dengan aman

Pemeriksaan brake oil tank


 Periksa ketinggian posisi minyak rem dalam tangki reservoir, bila ada dibawah
level LOW, tambahkan minyak rem yag sama spesifikasinya sampai batas FULL

Pemeriksaan water separator


 Periksa ring pada water separator, apakah sudah dalam garis maksimal, jika
sudah maka lakukan pengurasan pada water separator
 Kendorkan saluran buang, dan buang air dan kotoran yang ada didalamnya ,
kemudian kencangkan
Pemeriksaan dan pembersihan cermin
• periksa terhadap kerusakan dan kotoran, pastikan kondisi cermin pandangan
belakang bersih dan dapat dipandang dari kursi operator

Pemeriksaan sabuk pengaman


 Cek bagian pengait, dan sabuk , bila ada kerusakan lakukan perbaikan

Pemeriksaan kebocoran oli


 Periksa lampu tanda tekanan oli pada panel operator, jika ada kebocoran
lampu akan berkedip/menyala, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan pada
komponen-komponen yang mungkin bocor :
 Sekitar engine
 Power train case
 Final drive case
 Hydraulik tank
 Hose
 joint
 Lakukan penggantian pada komponen bocor tsb
Pemeriksaan pada getaran dan bising yang tidak
normal
• Periksa di area engine, karena posisi alat berat
belum berjalan biasanya getar dan bising akan
lebih terasa, hal ini disebabkan karena ada
baut yang kendor, dan komponen lainnya yang
rusak.
• Segera lakukan perbaikan
• Bagian yang sering menimbul suara
diantaranya :
o Unusual Noise pada Arm
o Track Shoe
o Power Train/pemindah daya
o Pin Silinder
o Pin Bucket
o Trac Shoe Bolt
Contoh formulir
Contoh :
Pump prepentive maintenance
Preventive Maintenance
A. The following is a guide to preventive maintenance. The
frequency of maintenance will vary with each application,
installation conditions, flow rates, hours of use and
operating temperatures.
B. Preventive maintenance:
1. Lubricate all motors. Note: some motors are supplied with
sealed bearings.
2. Tighten all wire terminations.
3. Clean and check motor starter and contactor contacts.
4. Check safety switch settings (ie. alarm thermostat).
5. Check all motors for correct amperage.
6. Clean water make-up solenoid valve.
7. Clean and flush unit.
C. Pump seal replacement
– The unit pump seal is a carbon/niresist shaft seal
assembly including a stationary member, rotating
member and tension spring
– The operator can determine the pump seal is
leaking when fluid is identified leaking from the
pump case adapter
– Generally, a pump seal will leak due to inadequate
unit pressure, excessive flow and poor fluid quality
– The operator should follow this procedure to
replace the pump seal
Routine Preventive Maintenance
• Cleaning • Lubrication
• Inspection • Others

Cleaning
• Removing dirt, dust, grease, debris, etc
• These may cause electrical faults,
overheating, friction, product contamination,
etc.
Inspection

• Follow pre-established inspection procedure


• Look for signs of damage or malfunction
• Standard inspection tools may be used.
• Data properly recorded.
Lubrication & Others
• Follow pre-established lubrication procedure
• Equipment testing & calibration
• Minor adjustment
• Tightening loose bolts, etc.
• Replacement of key components
Major Preventive Maintenance
• Usually requires scheduled equipment shutdown
• Takes longer time to complete
• Requires higher skill levels of maintenance
personnel
• Major PM activities may include
– partial dismantling of equipment
– replacing failed or worn parts
– equipment upgrade and modifications
– major calibration and adjustment
– major overhauls

Anda mungkin juga menyukai