Sebagai salah satu proses genetik yang lazim terjadi pada makhluk hidup,
mutasi pada tumbuhan bisa terjadi secara tiba-tiba dan menjadikan
tumbuhan itu memiliki variasi dan memiliki perbedaan antara satu dengan
lainnya.
Terjadinya variasi ini karena ada perubahan genetic saat proses mutasi
terjadi, dimana hal tersebut akan mempengaruhi sel DNA yang kemudian
menentukan sifat makhluk hidup sesuai informasi herediternya.
Perubahan yang terjadi ada pada susunan sel protein RNA sehingga
memungkinkan terjadinya perubahan bentuk sel bahkan hingga melakukan
replikasi yang cepat tetapi tidak sempurna.
Proses mutasi yang terjadi ini tidak selalu berarti menurunkan kualitas gen
yang dimiliki suatu spesies, mutasi bisa juga berpeluang menguntungkan
tergantung dengan aktivitas gen mutan tersebut meningkat atau tidak.
Dari apa yang bisa kita saksikan, mutasi merupakan proses yang
menjadikan adanya perbedaan warna, bentuk, penampulan atau buah dari
suatu tanaman. Mutasi bisa terjadi karena adanya paparan radioaktif atau
bentuk radiasi lainnya.
Hal ini menjadikan sangat mungkin untuk merancang proses mutasi pada
tanaman dengan sengaja. Unsur-unsur yang menyebabkan terjadi mutasi
disebut dengan mutagen.
Panda raksasa menghabiskan lebih dari setengah jam bangunnya untuk mencari
makan, dan waktu senggangnya diisi untuk istirahat dan rekreasi. Meskipun
diklasifikasikan sebagai pemakan daging, panda rata-rata mengonsumsi 20 hingga 40
pon bambu setiap hari. Faktanya, panda tidak benar-benar mendapatkan nutrisi yang
cukup dari bambu yang dikonsumsinya.
Sekitar 83 persen dari apa yang dimakannya langsung keluar dari bulunya. Anehnya,
gigi, rahang, dan pergelangan tangan panda berevolusi selama jutaan tahun agar lebih
cocok dengan makanan khas mereka. Selain itu, indera perasa panda mahir dalam
mendeteksi rasa pahit, yang sering kali menandakan racun pada tanaman.
Sayangnya, panda tidak begitu berbakat dalam aspek kelangsungan hidup dan
reproduksi. Seperti yang dijelaskan oleh dokter hewan Pierre Comizzoli kepada VICE,
panda betina hanya bisa hamil setahun sekali, dan panda jantan tidak terlalu pandai
dalam hubungan seks. Mungkin tidak mengherankan, para konservasionis tidak punya
pilihan selain menggunakan inseminasi buatan hanya untuk menyelamatkan spesies
panda ini.
Hyena tutul atau dubuk, yang dikenal karena suara khas seperti
tawa, ternyata memiliki cara melahirkan yang cukup sulit dan
berbahaya. Dilansir Africa Geographic, hyena tutul betina lebih
besar, lebih berat, dan lebih agresif daripada jantan. Menariknya,
alat kelamin hyena tutul betina ini sangat mirip dengan penis,
menjadikannya satu-satunya mamalia betina yang bersanggama,
buang air kecil, dan melahirkan melalui saluran ini, seperti yang
dijelaskan PBS.
Saluran lahir hyena tutul betina hanya memiliki diameter satu inci.
Juga tidak jarang anak-anak hyena yang baru lahir akan mati
lemas, dilaporkan bahwa hanya dua dari setiap lima anak yang
selamat dari proses ini, dan bukan hanya bayinya, angka
kematian induknya juga tinggi.