Anda di halaman 1dari 1

Kejuaraan Squash

Faiz Al Qorni XII MIPA 7

Assalamualaikum.

Hallo saya Faiz Al Qorni. Disini saya akan bercerita tentang pengalaman saya yang ada
kaitannya dengan takdir. Pada saat itu saya baru saja naik ke jenjang pendidikam SMA, awal
masuk kesana saya disuruh untuk memilih eskul apa yang akan saya ikuti dan jujur saya
dangat bingung, pada saat masa pengenalan lingkungan sekolah diadakan demo edaei semua
eskul yang ada di SMA 1 Lembang ini, sangat beragam dan semuanya menarik. Pada akhirnya
saya mengikuti 1 eskul wajib yaitu Ikrisma dan 1 eskul tidak wajib yaitu Squash.
Singkat cerita, akan diadakan pertandingan Squash tingkat nasional, pada saat itu saya
sudah berlatih Squash selama kurang lebih 6 bulan. Saya sangat tidak menyangka bahwa
pelatih mendaftarkan saya untuk mengikuti kejuaraan tersebut, saya sangat senang dan
semakin bersemangat lagi untuk berlatih dan mengejar ketertinggalan. Setiap hari saya
berlatih sudah tidak ada waktu luang untuk bermain game atau bersantai, rutinitas sehari hari
pada saat itu sekolah, Latihan, Mengerjakan tugas, Dan tidak lupa juga beribadah.
Setelah 2 bulan kemudian akhirnya waktu kejuaraan tersebut tiba, saya sungguh
sangat tegang dan panik, itu adalah kejuaraan pertama yang saya ikuti dan langsung di tingkat
nasional. Pertandingan pertama saya berujung kemenangan, saya senang dan semakin
percaya diri. Saya terus menang dan tiba di partai final. Saya sangat sangat tegang pada saat
itu, mungkin beribu kali lipat dari pertandingan pertama, dengan berbekal tekad yang kuat
dan doa dari orang tua saya percaya diri bisa memenangkan pertandingan final itu. Tetapi
pada akhirnya saya kalah, disitu perasaan saya bercampur, entah ingin sedih karena kalah
atau senang karena bisa sampai sejauh ini. Teman teman menghampiri saya dan memberi
saya semangat agar tetap tegar.
6 bulan kemudian saya kembali mengikuti kejuaraan, dan saya sempat putus asa
karena lawan yang saya hadapi sudah sekelas internasional, tetapi sekali lagi berbekal doa
orang tua dan tekad yang kuat saya memberanikan diri untuk melawan mereka. Saya kembali
masuk ke final setelah mengalahkan beberapa orang, perasaan ini sama seperti final 6 bulan
lalu pada saat saya kalah, saya sangat tidak percaya diri pada saat itu. Tetapi, akhirnya saya
berhasil menjadi juara 1 pada kejuaraan itu. Saya sangat senang bisa mendapat medali emas.
Saya percaya bahwa kekalahan itu sudah ditakdirkan oleh Allah dan saya juga bisa
mencapai pertandingan final itu berkat izin dan takdir Allah. Mungkin usaha saya kurang,
tetapi saya tetap bersyukur atas pencapaian saya, dan saya bersyukur karena bisa mendapat
juara 2 di kejuaraan pertama saya, juga pada kejuaraan kedua saya berhasil mendapat juara
1. Memang takdir tuhan tidak akan ada satu orang pun yang tau, Alhamdulillah Terimakasih
ya Tuhan telah memberi saya nikmat dan rezeki sampai pada saat ini.
Sekian dari saya, mohon maaf bila penyampaian cerita ini kurang jelas dan
menggunakan kaidah kebahasaan yang kurang baku.
Wassalamuallaikum.

Anda mungkin juga menyukai