PLANT
1. Tujuan
Oleh sebab itu, pentingnya konservasi tanah dan air di perkebunan tidak
perlu terlalu ditekankan lagi terutama di daerah yang menerima curah hujan
yang tinggi dan intensif, struktur dan tekstur tanah yang buruk, dan wilayah
berbukit yang curam. Kebutuhan akan dan metoda praktek konservasi tanah
yang diterapkan bervariasi tergantung situasi lokasi.
2. Kebijakan
2.1 Dalam penanaman di hutan rimba, kesesuaian suatu daerah terlebih dahulu harus
ditentukan melalui survei tanah awal sebelum penebangan dilakukan.
2.2 Setiap daerah yang tidak sesuai untuk penanaman kelapa sawit harus dibiarkan
tanpa diolah dalam tahap alaminya dan dipelihara sebagai cadangan untuk
penghijauan dengan spesies kayu bernilai tinggi di tahun-tahun kemudian.
2.3 Wilayah landform dan jenis tanah harus menentukan metoda persiapan lahan
yang tepat untuk diterapkan dan ini dapat dibagi menjadi tiga kategori:
-1–
Kode Referensi: OP/C6/06/01 Tanggal Penerbitan: 1 Juni 2006
AGRO PLANTATIONS
PLANT
2.4. Pembuatan teras harus dilakukan secara mekanis dengan menggunakan buldozer
yang sesuai.
2.6. Dalam segala situasi, jalan harus dibuat garis batasnya dan dibangun sebelum
pembangunan lintas teras.
2.7. Di daerah yang agak bergelombang, teras konservasi selebar 1,8 m dengan back-
slope 10-20 harus dibangun secara mekanis di sepanjang kontur dengan
intensitas rendah setiap 4-5 kontur baris kelapa sawit.
2.8. Tanaman penutup yang sesuai harus ditanam di lereng sesegera mungkin setelah
pembukaan dan penanaman lahan untuk mencegah pengikisan tanah.
2.3. Pembuatan Teras dan Pemberian Jarak Pada Kelapa Sawit Di Wilayah
Bergelombang / Berbukit / Curam
-2–
Kode Referensi: OP/C6/06/01 Tanggal Penerbitan: 1 Juni 2006
AGRO PLANTATIONS
PLANT
60 - 120 Rolling
20 - 6 0 Bergelombang
0 - 2 Rata atau hampir rata
0 0
-3–
Kode Referensi: OP/C6/06/01 Tanggal Penerbitan: 1 Juni 2006
AGRO PLANTATIONS
PLANT
Daerah dengan kemiringan lebih dari 25 tidak boleh ditanami dengan
kelapa sawit. Namun, bilamana kemiringan tersebut berada di dalam
penanaman kelapa sawit yang diusulkan, maka saran mengenai rapatan
penanaman, pembuatan teras dan metoda penetapan garis batas harus
diperoleh dari Penasihat Perkebunan dan Penasihat Agronomi.
150 - 200
Tanah Galian
Karena teras yang benar-benar rata jarang dapat dibangun, maka air perlu
dicegah agar tidak mengalir ke titik terendah dan tumpah, sehingga
mengakibatkan pengikisan tanah. Untuk itu, stop bund (tanggul penghenti)
-4–
Kode Referensi: OP/C6/06/01 Tanggal Penerbitan: 1 Juni 2006
AGRO PLANTATIONS
PLANT
Curah Hujan Semakin tinggi curah hujan suatu daerah, semakin intensif
konservasi tanah.
Pada umumnya, parit lanau dibangun di satu sisi jalan di titik-titik menuju
teras, dimana parit lanau dapat diberi jarak pada interval 20-30 m, tergantung
keseriusan pengikisan di lokasi. Parit lanau juga harus dibangun di antara
kelapa sawit melintas lebar teras yang tidak rata / miring dimana stop bund
tidak ada atau tidak berfungsi atau tidak efektif dalam memeriksa aliran
lateral air di teras tersebut.
-5–
Kode Referensi: OP/C6/06/01 Tanggal Penerbitan: 1 Juni 2006
AGRO PLANTATIONS
PLANT
Karena konsentrasi akar pemberi makan dari kelapa sawit yang sudah
matang berada di 600-100 cm dari lapis atas tanah, maka disarankan agar
parit lanau tidak lebih dalam dari 100 cm, agar air yang ditahan dapat
dimanfaatkan sepenuhnya oleh kelapa sawit. Ukuran parit adalah lebar
kurang lebih 1-1,5 m x kedalaman 0,6-1 m dan dapat diperpanjang hingga
kurang lebih 2,5 m ke baris tumpukan. Tujuannya adalah untuk
memerangkap pupuk dan sedimen yang terkikis agar tidak tersapu ke bawah
lereng. Sisi yang berbatasan dengan jalan air harus dibuat miring untuk
menjamin air langsung tersalur ke parit.
Ukuran dan interval parit tanah dapat bervariasi seiring dengan keseriusan
pengikisan tanah dan kecepatan air permukaan selama musim hujan
berlangsung.
Kelapa Sawit
Parit Lanau
Jalan
-6–
Kode Referensi: OP/C6/06/01 Tanggal Penerbitan: 1 Juni 2006
AGRO PLANTATIONS
PLANT
Jalan
Parit Lanau
Biasanya saluran buang di kaki bukit dibangun di tepi bukit dimana lereng
berubah tajam terutama di daerah yang dikelilingi oleh bukit-bukit kecil.
Fungsi saluran buang ini adalah sebagai pemecah (mengurangi kecepatan
aliran) air permukaan yang mengalir menuruni bukit. Karena saluran buang
di kaki bukit membawa air ke saluran buang outlet, maka saluran ini harus
dihubungkan dengan benar untuk menjamin lancarnya aliran air di daerah
ini. Saluran buang di kaki bukit yang tidak memadai atau tidak ada dapat
mengakibatkan terjadinya water logging dan banjir di lembah / dataran di
antara bukit-bukit.
Ukuran saluran buang harus sama dengan ukuran saluran buang sekunder.
Daerah yang membutuhkan saluran buang di kaki bukit harus diidentifikasi
oleh Manager.
Untuk penanaman di teras dan daerah dengan kemiringan lebih dari 6, bund
juga harus dibangun di tepi teras dan / atau pada baris tumpukan. Trench
konservasi dengan dimensi 1 m x 0,5 m x 6,10 m harus ditempatkan di
-7–
Kode Referensi: OP/C6/06/01 Tanggal Penerbitan: 1 Juni 2006
AGRO PLANTATIONS
PLANT
daerah dimana terdapat aliran air hujan ke atas lahan. Trench ini berfungsi
sebagai pemecah limpasan. Intensitas trench harus berdasarkan interval
kurang lebih 20 m, tergantung permeabilitas dan kemampuan menahan air
dari tanah. Trench konservasi dapat dibuat dalam formasi zigzag (staggered)
agar air dapat mengalir menempuh jarak yang lebih panjang, sehingga
mengurangi kecepatan air.
Saat ini praktek pertanian seperti penumpukan daun kelapa sawit dengan
benar juga secara signifikan dapat meminimalkan pengikisan tanah dan
limpasan permukaan. Dianjurkan agar daun kelapa sawit yang dipotong
ditumpuk tebal melintasi lereng di lebuh raya kelapa sawit atau ditumpuk
pendek di antara empat kelapa sawit di lebuh raya.
Bilamana tersedia teras lebar, maka daun kelapa sawit juga dapat dipotong
menjadi dua dan ditempatkan tebal di sepanjang tepi teras atau di antara
kelapa sawit di teras. Terlepas dari memeriksa aliran lateral / pencucian
tanah dan air serta hara pada permukaan teras selama hujan lebat
berlangsung, penguraiannya yang terus berlanjut akan membantu mendorong
terbentuknya humus tebal dekat dengan daerah akar dari kelapa sawit.
-8–
Kode Referensi: OP/C6/06/01 Tanggal Penerbitan: 1 Juni 2006
AGRO PLANTATIONS
PLANT
Di daerah dimana air tidak dapat dibuang secara efektif atau ekonomis,
misalnya lekuk terisolasi, maka lekuk tersebut harus diperdalam dan
gunakan tanah hasil galian untuk meninggikan daerah sekitar (untuk
menciptakan badan air) untuk mengurangi permukaan jenuh air. Daerah ini
harus dibiarkan dalam keadaan tidak tertanami sebagai badan air alami (lihat
gambar di bawah).
-9–
Kode Referensi: OP/C6/06/01 Tanggal Penerbitan: 1 Juni 2006
AGRO PLANTATIONS
PLANT
4. Lingkungan
Platform dan teras yang dibangun dengan benar akan mengurangi pengikisan
tanah dan limpasan. Jangan membangun teras di wilayah yang sangat curam
(kemiringan > 40) karena:
- 10 –
Kode Referensi: OP/C6/06/01 Tanggal Penerbitan: 1 Juni 2006
AGRO PLANTATIONS
PLANT
6. Sosial
Tidak ada
8. Parameter Produktivitas
Lihat Lampiran A.
9. Catatan
Lihat Lampiran B.
Diterjemahkan dari naskah bahasa Inggris oleh Kintawati Purnomo, S.Pd., penerjemah resmi dan
bersumpah yang diangkat oleh Gubernur KDKI Jakarta dengan SK No. 5226/1998.
- 11 –
Kode Referensi: OP/C6/06/01 Tanggal Penerbitan: 1 Juni 2006