Anda di halaman 1dari 2

dikeruk mulai dari deretan patok pembantu sebelah atas utama, (e) tanaman penguat teras dapat menjadi

menjadi sumber
sampai kepada deretan patok as, dengan bentuk galian. pakan ternak, bahan organik untuk tanah dan kayu bakar. Teras Bangku atau
Tanah galian ditimbun ke lereng sebelah bawah patok as

sampai ke deretan patok pembantu di sebelah bawah, (d)


Teras Tangga
tanah timbunan dipadatkan dengan cara diinjak-injak.
Permukaan bidang olah teras dibuat miring ke arah dalam
OLEH ;
sebesar sekitar 1 %, (e) tanah lapisan olah yang semula
ditempatkan di tempat tertentu, ditaburkan kembali KTH LAKSANA MEKAR
secara merata di atas bidang olah yang telah terbentuk, (f)
pada ujung teras bagian luar (bibir teras)dibuat guludan
setinggi 20 cm dan lebar 20 cm. Di bagian dalam teras
dibuat selokan selebar 20 cm dan dalam 10 cm. Dasar
selokan teras harus lebih tinggi 50 cm dari tinggi dasar
saluran pembuangan air, (g) talud teras dibuat dengan
kemiringan 2:1 atau 1:1 tergantung pada kondisi tanah.
Talud bagian atas (bagian urugan) ditanami rumput
makanan ternak atau jenis tanaman penguat teras yang
lain (Yuliarta, 2002).

Pemeliharaan teras bangku dilakukan dengan: (a) Namun teras bangku ini juga memiliki kelemahan: (a)
mengeruk tanah yang menimbun (menutup) selokan teras, pada awalnya cukup menganggu keadaan tanah,
(b) memelihara guludan dan talud dengan cara mengurangi produksi selama 2 – 3 tahun pertama, (b)
memperbaiki bagian yang longsor, (c) mengulam dan tenaga kerja / biaya untuk pembuatannya cukup tinggi,
memangkas tanaman penguat teras dan tanaman talud. makin curam lahannya makin banyak tenaga kerja dan
biaya yang diperlukan, (c) untuk membuat teras bangku
Keuntungan teras bangku adalah: (a) efektif dalam yang baik diperlukan ketrampilan khusus, (d)
mengendalikan erosi dan aliran permukaan, (b) berkurangnya luas permukaan lahan efektif untuk
menangkap tanah dalam parit-parit yang dibuat sepanjang budidaya tanaman utama lebih besar dibandingkan
dengan teknik konservasi tanah yang lain, makin curam KELOMPOK TANI HUTAN LAKSANA MEKAR
teras dan tanah yang terkumpul itu dapat dikembalikan ke
bidang olah, (c) mengurangi panjang lereng, dimana setiap lerengnya, makin besar berkurangnya luas tersebut, (e)
2 – 3 meter panjang lereng dibuat rata menjadi teras bidang olah yang terbentuk pada bagian galian
sehingga mengurangi kecepatan air mengalir menuruni mempunyai tingkat kesuburan yang lebih buruk daripada
lereng, (d) dalam jangka panjang akan meningkatkan bidang olah yang terbentuk pada bagian timbunan.
kesuburan tanah, (e) bidang olah yang agak datar
memudahkan petani melakukan budidaya tanaman
Teras Bangku induk di sepanjang calon tempat saluran pembuangan air,
Teras bangku adalah bangunan teras yang dibuat dengan kode 1, 2, 3, dst sebagai batas galian dan timbunan
sedemikian rupa sehingga bidang olah miring ke belakang tanah. Jarak antara 2 patok yang berdekatan sama dengan
(reverse back slope) dan dilengkapi dengan bangunan lebar bidang olah teras yang direncanakan, jarak ini
pelengkap lainnya untuk menampung dan mengalirkan air ditentukan oleh kemiringan lereng (Lihat tabel 1).
permukaan secara aman dan terkendali. (Sukartaatmadja, Pemasangan dimulai dari bagian atas lereng, (b)
2004). memasang patok pembantu dengan kode 1a, 1b, 1c, dst
berderet menurut garis kontur di kanan kiri patok induk
kode 1 dengan kode 2a, 2b, 2c, dst untuk patok induk 2
dan seterusnya. Jarak antara patok pembantu 5 meter.

Dalam Sukartaatmadja (20040 diuraikan rumus yang dapat


digunakan, yaitu Rumus Hillman dan Rumus FAO
Conservation Guide 1.

Teras bangku adalah serangkaian dataran yang dibangun


sepanjang kontur pada interval yang sesuai. Bangunan ini Deretan patok pembantu merupakan garis batas galian
dilengkapi dengan saluran pembuangan air (SPA) dan dan batas timbunan tanah. Untuk menentukan letak patok
ditanami dengan rumput untuk penguat teras. Jenis teras pembantu digunakan waterpas sederhana sehingga
bangku ada yang miring ke luar dan miring ke dalam mengikuti garis kontur, seperti pada gambar, (c) Rumus Hillman :
(Priyono, et al., 2002) memasang patok as (pusat) di antara 2 baris patok
pembantu. Ukuran patok as lebih kecil dari patok VI = 8.s + 60 cm untuk tanah peka terhadap erosi, dan
Teras bangku atau teras tangga dibuat dengan jalan pembantu. Jarak antar patok as pada deretan yang sama 5 VI = 10.s + 60 cm untuk tanah kurang peka terhadap erosi.
memotong lereng dan meratakan tanah di bagian bawah meter. dimana VI = vertical interval (cm)
sehingga terjadi suatu deretan bentuk tangga atau bangku. s = kemiringan lereng (%).
Teras jenis ini dapat datar atau miring ke dalam. Teras Lebar teras tergantung pada besarnya lereng, kedalaman
bangku yang berlereng ke dalam dipergunakan untuk tanah, tanaman dan pola tanamnya. Rasio tampingan Selanjutnya dilakukan pembuatan bangunan teras dengan
tanah-tanah yang permeabilitasnya rendah dengan tujuan teras atas dengan lereng adalah 1:0,5 dan rasio tampingan cara: (a) membuat arah teras dengan menggali tanah
agar air yang tidak segera terinfiltrasi tidak mengalir ke bawah dengan lereng adalah 1: 1 – 0,5. Penyesuaian harus sepanjang larikan patok pembantu, (b) memisahkan
luar melalui talud. Teras bangku sulit dipakai pada usaha dilakukan tergantung dari tipe tanah dan apakah lapisan tanah atas yang subur dengan mengeruk dan
pertanian yang menggunakan mesin-mesin pertanian yang tampingan akan ditanami rumput atau akan ditutup
besar dan memerlukan tenaga dan modal yang besar menimbunnya sementara di sebelah kiri / kanan di tempat
dengan batu. Tampingan teras bangku miring ke luar harus
untuk membuatnya (Arsyad, 1989). tertentu, (c) menggali tanah yang lapisan olahnya sudah
ditutup rumput secara rapat dan merata.

Persiapan di lapangan yang harus dilakukan dalam Hubungan kemiringan lereng, teras bangku dan HOK
pembuatan teras bangku adalah: (a) memasang patok tertera pada Tabel 1.

Anda mungkin juga menyukai