Anda di halaman 1dari 7

SPESIFIKASI KHUSUS LERENG HILIR TUBUH BENDUNGAN

UMUM

Bendungan urugan adalah bangunan sipil yang paling kompleks yang sangat berbahaya bila mengalami
kerusakan. Kerusakan pada suatu bendungan akan menimbulkan bencana besar bagi daerah disebelah
hilirnya baik berupa harta benda maupun korban jiwa. Kerusakan atau runtuhnya suatu bendungan
dapat terjadi karena beberapa hal, diantaranya adalah:

i. Melimpasnya air diatas mercu bendungan (overtopping), longsornya lereng bendungan (sliding),
terbawanya butiran tanah dari tubuh bendungan (internal erosion atau “piping”).
ii. Kerusakan bendungan dapat disebabkan oleh pengaruh hidraulik dan rembesan air, yang
biasanya sulit dihitung secara teliti. Untuk bendungan baru, pemantauan/monitoring
instrumentasi biasanya dilakukan lebih intensif, terutama pada tahap konstruksi dan pengisian
awal.

1. Uraian

Spesifikasi ini mencakup pekerjaan lereng hilir bendungan dengan menggunakan gebalan rumput
sebagai selimut penangkap dan meresapkan air permukaan (air hujan) serta mengalirkannya melalui
drainasi bawah permukaan pada lereng hilir tubuh bendungan yang telah stabil (hasil pemadatan)
dengan kondisi kemiringan 1V : 3 H sebagai drainasi bawah permukaan lereng hilir tubuh bendungan
dan diharapkan tidak sempat meresap kedalam tubuh bendungan sehingga diharapkan tidak memasuki
daerah (zona) phreatic line (garis rembesan air waduk yang diperlukan pengamatan menggunakan alat-
alat instrumentasi yang dipasang/ ditempatkan pada lereng hilir tubuh bendungan, dan diharapkan
kemudahan-kemudahan didalam melakukan kegiatan pengamatan dan instalasi instrument maupun OP
(Operasi dan Pemeliharaan) nya dikemudian hari.

2. Material Pengisi Tubuh Bendungan

Bendungan Sadawarna merupakan bendungan urugan tanah tipe zona dengan inti tegak yang paling
umum terutama dari pemakaian material yang biasa serta tidak banyak memerlukan pengolahan seperti
bahan (material random tanah dan material inti) tanah untuk pengisi tubuh bendungan dan memenuhui
persyaratan seperti kekedapan air (Permeability), kuat tegangan geser (shear strength), mudah
dipadatkan dan tidak mengandung bahan-bahan organik dan material pasir digunakan sebagai filter.

3. Monitoring Keamanan Bendungan

Monitoring keamanan bendungan melalui instrumentasi bendungan ini adalah untuk memantau
perilaku bendungan yang diakibatkan oleh gaya-gaya yang bekerja pada bendungan yang menyebabkan
terjadinya deformasi, rembesan air dan tekanan air pori, dan lain-lainnya sedangkan jenis-Jenis
Instrumen dan parameter-paremeter yang perlu diamati berkaitan dengan bendungan urugan, adalah :

i. Tekanan air pori


ii. Pergerakan vertikal dan horizontal
iii. Rembesan
iv. Tegangan tanah total
v. Beban atau gaya

Titik-titik pengamatan peralatan – peralatan instrumentasi tersebut sebagian besar berada pada lereng
hilir tubuh bendungan yang selanjutnya untuk dilakukan evaluasi-evaluasi data dari pembacaan
instrumen untuk mengetahui beberapa hal yang menyebabkan terjadinya kerusakan bendungan, antara
lain;

i. Erosi buluh yang terjadi melalui pondasi atau tubuh bendungan.


ii. Retakan memanjang akibat perbedaan penurunan di sepanjang bidang antara zona yang
berdekatan.
iii. Kerusakan karena tersumbatnya sistim drainase.
iv. Retak melintang karena terjadi perbedaan penurunan antara timbunan tubuh bendungan
dengan bukit tumpuan yang dapat mengakibatkan terjadinya rekah hidraulik.

Dengan hal ini untuk kemudahan instalasi titik-titik pemantauan pada hilir tubuh bendungan serta dalam
masa OP (Operasi dan Pemeliharaan) nantinya tidak terjadi permasalahan akibat dari kurang tepatnya
dalam pemilihan tipe proteksi lereng hilir tubuh bendungan untuk bendungan urugan tanah tipe zona
dengan inti tegak.

BAHAN DAN PERSYARATAN

1. Kemiringan Lereng
Pekerjaan lereng hilir bendungan dengan menggunakan gebalan rumput sebagai selimut penangkap
dan meresapkan air permukaan (air hujan) serta mengalirkannya melalui drainasi bawah permukaan
pada lereng hilir tubuh bendungan yang telah stabil (hasil pemadatan) dengan kondisi kemiringan 1V : 3
H.

Kemiringan lereng hilir tubuh bendungan dengan kemiringan 1V :3 H dari timbunan material random
tanah sudah cukup landai yakni sudah lebih besar dari kemiringan 1V:2 H sehingga proteksi lereng hilir
dapat menggunakan hamparan vegetasi alami seperti gebalan rumput dengan top soil (mix dengan
pupuk kendang) sebagai media tumbuh yang akan menyelimuti timbunan material random tanah,
dimana material random tanah pada tubuh bendungan bagian hilir diperlukan proteksi dari aliran
purmukaan dan jatuhnya air hujan langsung pada permukaan timbunan yang diperkirakan secara lambat
laun akan menyebabkan terjadinya segregasi permukaan timbunan dan munculnya alur-alur air pada
kurun waktu tertentu dikemudian hari.
2. Gebalan Rumput Dan Drainasi Bawah Permukaan

Bendungan Sadawarna direncana dengan kemiringan lereng hulu 1V : 3,5 H dan kemiringan lereng hilir
adalah 1V : 3,0 H . Dimana perlindungan lereng hulu bendungan dipakai rip-rap blok beton sedangkan
perlindungan lereng hilir bendungan dengan menggunakan gebalan rumput sebagai selimut penangkap
dan meresapkan air permukaan (air hujan) ke saluran-saluran drainasi bawah permukaan yang
selanjutnya secara gravitasi akan mengalir merayapi drainasi bawah permukaan dengan tipe sirip ikan
menuju outlet-outlet. Penangkap resapan aliran drainasi bawah permukaan berupa U-ditch berlubang –
lubang di sisinya (Perforated U-ditch), sedangkan U-ditch lainnya akan digunakan sebagai penangkap
dan penerima air hujan serta sebagai pengarah air drainasi bawah permukaan ke outlet utama
(pembuangan akhir). Uditch perforated dan U-ditch lainnya dibuat dari beton precast (beton cetak)
sesuai dengan persyaratan sebagai beton pracetak.

Gebalan rumput sebagai selimut penangkap dan meresapkan air hujan kebawah permukaan dan
mengalirkannya melalui drainasi bawah permukaan. Rumput yang dipakai dengan menggunakan rumput
jenis embun pagi, rumput dengan bentuk gebalan harus tebal dan bersama akar-akarnya berukuran
sedikitnya 25 cm x 25 cm. Gebalan rumput dilengkapi dengan crucuk-crucuk bambu atau kayu dipakai
untuk memasang gebalan rumput berukuran paling tidak panjangnya 30cm dengan diameter 2-3 cm dan
dipasang 3 buah crucuk untuk setiap gebalan ukuran 25 cm x 25 cm x 4 cm yang dibawahnya sudah ada
lapisan topsoil yang telah dimix (dicampur) dengan perbandingan (1 pupuk kendang : 3 tanah gembur)
yang tidak ada pembayaran terpisah untuk ini. Rumput harus dipelihara setidaknya sampai masa
pemeliharaan berakhir. Sistem ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan
lereng hilir tubuh bendungan aman dari air permukaan atau air hujan.

Sistem drainase dan gebalan rumput lereng hilir tubuh bendungan bertujuan untuk melindungi
permukaan timbunan random tanah bila terjadi hujan dalam jangka waktu lama, karena bila terjadi
segregasi permukaan pada permukaan timbunan dan timbul alur-alur air maka lama kelamaan
dimungkinkan akan dapat merusak tubuh bendungan itu sendiri dan akan membahayakan keamanan
bendungan, oleh karena itu diusahakan agar air dapat cepat meresap ke dalam tanah secara infiltrasi.
Lereng hilir bendungan pada umumnya akan digunakan sebagai lokasi titik-titik pengamatan
instrumentasi dikemudian hari pasca konstruksi dan pada saat konstruksi. Guna mencegah air dari
luar tubuh bendungan yakni dari puncak bendungan, dari tumpuan hilir tapak kiri dan kanan bendungan
maka digunakan U-ditch – U-ditch sebagai saluran terbuka dengan ukuran tertentu sebagai penangkap
dan pembawa air hujan ke titik pembuangan, maka di sekeliling lereng hilir bendungan harus dibuat
saluran terbuka dari U-ditch, sedangkan di bagian dalam lereng hilir tepatnya pada berm timbunan
dibuatkan saluran terbuka dari U-ditch dengan dimensi/ ukuran tertentu dan diarahkan kearah sisi luar
dengan kemiringan cukup aman (lebih kurang 0.007%) dengan tujuan mengurangi beban air yang jatuh
pada tubuh bendungan dan perlu diperhatikan beberapa hal, diantaranya :

i. Konstruksi sistem drainase diusahakan agar dapat mengeringkan dengan cepat,


namun tidak mengganggu pertumbuhan rumput dengan lapisan top soil.
ii. Luasan lereng hilir yang cukup luas dan akan ditanami rumput (vegetasi alami) dan
dibeberapa titik akan ditempatkan lokasi pengamatan instrument maka system drainasi
dengan system sirip ikan dinilai tepat di aplikasikan pada bendungan urugan dengan
material random tanah sebagai proteksi lereng hilir bendungan.

PELAKSANAAN

Tahap I.

a. Mengetahui ukuran luas lereng hilir bendungan yang akan diproteksi dengan gebalan rumput.
b. Lakukan pengukuran dengan Waterpass untuk mengetahui tingkat kerataan tanah timbunan
bendungan hilir (lereng hilir) yang akan dijadikan diproteksi.
c. Tentukan sisi sebelah mana yang akan dijadikan pembuangan air (outlet utama) dari drainase
permukaan dan bawah permukaan.

Tahap II.

a. Merencanakan model saluran drainase bawah permukaan dengan model “sirip ikan” seperti
digambarkan pada Gambar Construction Drawing.

Gambar Denah Proteksi Lereng Hilir Bendungan


Gambar Penampang melintang Proteksi Lereng Hilir Bendungan

TAHAP III

a. Menyiapkan material lapisan topsoil (mix dengan pupuk kendang) dengan perbandingan 1
pupuk kandang : 3 tanah gembur sebagai media tumbuh dari gebalan rumput sehingga rumput
akan tumbuh dengan baik dan dilakukan perawatan serta penyiraman dengan teratur.
b. Serta untuk memperoleh daya resap air yang baik dimana saluran drainasi bawah permukaan
dengan system sirip ikan sudah dipakai material pengisi drainasi dengan sirtu dan pasir dengan
dimensi tertentu sehingga infiltrasi dapat berlangsung dengan baik.

Gambar Drainasi Sistem Sirip Ikan


Gambar Detail Gebalan Rumput Saluran Drainasi

TAHAP IV

1. Perawatan yang diperlukan selanjutnya antara lain adalah :


2. Dilakukan penyiraman dengan teratur
3. Perlu penyiangan agar rumput yang tumbuh adalah rumput yang diharapkan
4. Penggantian gebalan rumput yang mati dengan gebalan rumput yang baru
5. Perawatan saluran – saluran terbuka dan outletnya

PENGENDALIAN MUTU

1. Umum
Manajemen Mutu sesuai dengan ketentuan Spesifikasi Umum

2.Pengiriman dan penyimpanan

a. Setiap gebalan rumput atau matras rumput harus dipastikan kualitasnya oleh Penyedia Jasa dan
terlindungi dari kerusakan selama pengiriman akibat dari sinar matahari, dan kontaminasi bahan
kimia, harus dipelihara selama periode pengiriman dan penyimpanan di site, dan harus diterima
dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan dan Direksi.
b. Apabila terdapat gebalan rumput atau matras rumput yang rusak atau mati (kering) sebelum
pelaksanaan pemasangan dan pada saat penyimpanan, maka Penyedia Jasa bertanggung jawab
untuk menggantinya, sehingga dapat menghasilkan vegetasi yang hidup dan sehat.

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1. Gebalan rumput atau matras rumput dan cerucuk-cerucuk bamboo atau kayu berdasarkan
jumlah meter persegi yang dihitung dari garis batas pembayaran pada Gambar atau dari garis
batas pembayaran yang ditentukan secara tertulis oleh Pengawas Pekerjaan dan Direksi.
Pengukuran ini tidak meliputi tumpang tindih sambungan termasuk top soilnya.
2. Kuantitas pekerjaan penanaman / penghamparan gebalan rumput atau matras rumput yang
diukur untuk pembayaran, haruslah luasan permukaan dalam meter persegi (m 2) yang aktual
ditanami, dan diukur dalam meter persegi yang diterima Pengawas Pekerjaan dan Direksi
3. Dasar pengukuran dan pembayaran untuk saluran terbuka U-ditch diukur dalam satuan unit
berdasar unit-unit yang terpasang dalam keadaan baik dan apabila selama pemasangan terjadi
kerusakan maka penyedia Jasa akan menggatinya dan memasang Kembali dengan baik dan
disetujui Pengawas dan Direksi.

Anda mungkin juga menyukai