Oleh:
Ahmad Hisan
Widyaiswara BDK Denpasar
KEMENTERIAN AGAMA
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN DENPASAR
Tahun 2020
A. Latar Belakang
Teknologi Informasi adalah salah satu aspek penting dalam organisasi, bukan hanya
sebagai pendukung, melainkan menjadi kunci kegiatan operasional organisasi maupun
perusahaan. Teknologi informasi digunakan pada berbagai bidang seperti pendidikan,
pemerintahan, perbankan, bisnis, medis dan lain sebagainya. Pada dunia pendidikan
teknologi informasi digunakan sebagai kunci kegiatan operasional, dari mulai sistem
informasi akademik, pemanfaatan pembelajaran seperti kelas maya/e-learning) dan
knowledge sharing.
Pesatnya perkembangan teknologi dan internet ini juga telah memengaruhi dunia
pendidikan, terutama metode pembelajaran. Dunia pendidikan saat ini sudah mulai mengarah
kepada pembelajaran yang mengarah kepada pembelajaran secara daring (dalam jaringan).
Oleh karena itu, saat ini proses belajar sudah dapat dilakukan dengan mengerjakan aktivitas
yang lainnya. Pada saat ini, peserta ajar dari proses pembelajaran merupakan peserta didik
dari generasi Z. Pembelajaran yang terpusat pada guru tidak lagi cocok pada generasi ini
sehingga perlu berubah ke pendekatan yang lebih berpusat pada siswa, terutama pada siswa
yang amat beragam kemampuannya (Viridi. 2017). Melalui pembelajaran secara daring,
maka diharapkan peserta didik dapat lebih mengembangkan kemampuannya ke arah yang
lebih baik.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk melakukan proses pembelajaran secara
daring melalui pemanfaatan teknologi internet adalah melalui kelas maya. Pembelajaran
melalui kelas maya merupakan salah satu model pembelajaran yang yang sudah banyak
dikembangkan dibeberapa sekolah/madrasah dan perguruan tinggi serta akan menjadi
tuntutan pada pendidikan di masa depan. Kelas maya adalah pembelajaran elektronik (e-
Learning) yang memanfaatkan jaringan Internet sebagai metode penyampaian, Interaksi, dan
fasilitasi serta didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar lainnya. Seiring
kemajuanteknologi dan perubahan tren serta gaya hidup manusia yang cenderung bergerak
secara dinamis (mobile), kebutuhan akan proses belajar melalui kelas maya semakin
meningkat pula.
B. Deskripsi Singkat
Bahan Ajar mata diklat ini menjelaskan tentang konsep dasar kelas maya dan
Pengenalan Moodle sebagai Kelas Maya serta Langkah-langkah Membuat Kelas Maya
menggunakan perangkat lunak Learning Management System (LMS) yang disebut dengan
Modular Object Oriented Dinamic Learning Environment (MOODLE)
C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah selesai mempelajari bahan ajar ini peserta diklat diharapkan mampu
memahami konsep dasar kelas maya dan membuat konten kelas maya melalui perangkat
lunak LMS moodle.
2. Indikator keberhasilan
Kelas maya adalah sebuah istilah yang terdiri dari dua kata yaitu kelas dan maya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kelas dapat didefinisikan sebagai tingkat, ruang
tempat belajar di sekolah, kelompok masyarakat, dan juga golongan/ kumpulan. Sementara
itu, maya dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang tampaknya ada tetapi nyatanya tidak ada,
atau bisa juga dipahami sebagai angan-angan atau khayalan.
Berdasarkan dua pengertian tersebut, kelas maya secara harafiah dapat didefinisikan
sebagai sekumpulan siswa yang menghadapi pelajaran tertentu secara tidak langsung (tidak
tatap muka) melainkan secara elektronik. Dalam kelas maya, siswa dan pengajar tidak
melakukan proses belajar mengajar secara langsung, melainkan terhubung secara virtual
melalui jaringan internet. Dimana pengajar menyediakan sebuah forum, bahan ajar dalam
konten digital yang bisa diakses, disimpan, dan dibagikan melalui internet yang bisa diakses
kapan saja dan dimana saja serta dapat melakukan diskusi seperti kegiatan belajar mengajar
dikelas.
Belajar dalam kelas maya bukan berarti menggantikan belajar dengan tatap muka
yang dilaksanakan bersama guru di kelas. Namun dengan adanya kelas maya tersebut akan
membantu siswa untuk mendapatkan pelajaran dan materi tambahan yang bisa melengkapi
1. Josh Bersin (2004) dalam bukunya yang berjudul The Blended Learning Book, dia
menyatakan definisi blended learning adalah kombinasi dari berbagai media belajar
(baik teknologi maupun aktivitas) untuk menciptakan pembelajaran yang optimal bagi
siswa.
2. Derek Stockley (2003) mendefinisikan e-learning sebagai penyampaian program
pembelajaran, pelatihan, atau pendidikan dengan menggunakan sarana elektronik.
Stockley dalam bukunya E-Learning – A Guidebook of Principles, Procedures, and
Practices dan Som Naidu (2006) mendefinisikan e-learning sebagai penggunaan secara
jaringan TIK dalam proses belajar mengajar.
1. Konektivitas
Kelas maya yang terhubung langsung dengan jaringan internet membuat para siswa
memiliki koneksi yang tanpa batas. Melalui internet, siswa kelas maya dapat mencari
informasi apa pun. Begitu pun ketika ingin terhubung dengan siswa lain, jaringan
internet dapat memudahkan siswa kelas maya untuk melakuka komunikasi tersebut.
3. Interaksi
Evaluasi belajar dapat dilaksanakan kapan saja dan mandiri. Dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi, siswa dapat mengerjakan tugas dan menjawab
semua pertanyaan serta mempu menyelesaikan ujian dimana pun dan kapan pun mereka
inginkan. Interaksi semacam ini tentunya memudahkan, mengingat sistem online dalam
kelas maya dapat dilakukan dengan cepat dan lebih menghemat waktu.
4. Kolaborasi
5. Peluang pengembangan
Teknologi akan terus berkembang dari waktu ke waktu. Hal inilah yang membuat kelas
maya menjadi menarik, yakni karena kelas maya akan dapat terus berkembang sesuai
dengan perkembangan perangkat yang mendukungnya.
6. Motivasi
Melalui kelas maya dapat membuat pembelajaran lebih menarik. Dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunukasi, siswa akan mendapatkan berbagai sumber belajar.
Salah satu sumber belajar yang sangat menarik adalah video atau animasi yang
menjelaskan konsep atau peristiwa tertentu. Dengan bantuan kelas maya dalam proses
Dari penjelasn ini dapat disimpulkan bahwa kelas maya memiliki fungsi sebagai
berikut:
Kelas maya memiliki fungsi sebagai supplement pada dimensi bentuk kegiatan belajar
apabila digunakan sebagai tambahan bagi pembelajaran secara tatap muka. Dimana
metode tatap muka masih menjadi bentuk utama dari kegiatan pembelajaran secara
keseluruhan dan kelas maya dimanfaatkan untuk memperkaya pengalaman belajar
tersebut.
Kelas maya berfungsi sebagai supplement pada dimensi cakupan dan jenis materi,
Dalam hal ini peserta didik/siswa mempunyai kebebasan memilih, apakah akan
memanfaatkan materi pembelajaran yang disediakan di kelas maya atau tidak.
Kelas maya berfungsi sebagai complement pada dimensi bentuk kegiatan belajar apabila
digunakan untuk melengkapi pembelajaran tatap muka. Proporsi penggunaan kelas maya
dengan pembelajaran tatap muka dapat seimbang dengan biasanya disebut sebagai
blended/hybrid learning. Pada dasarnya baik menggunakan kelas maya maupun
pembelajaran langsung secara tatap muka memiliki keunggulan dan kelemahan
tersendiri, sehingga dapat saling melengkapi.
Kelas maya berfungsi sebagai complement pada dimensi cakupan dan jenis materi
apabila digunakan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik.
Kelas maya berfungsi sebagai replacement pada dimensi bentuk kegiatan belajar apabila
digunakan sebagai pengganti pembelajaran tatap muka. Tujuannya untuk mempermudah
peserta didik/siswa mengelola kegiatan pembelajaran sehingga dapat menyesuaikan
dengan waktu dan aktivitas lainnya yang memiliki prioritas yang sama pentingnya.
Bentuk pembelajaran ini adalah full di kelas maya yang biasa disebut sebagai fully e-
learning yang sudah mulai digunakan diberbagai instansi atau lembaga pendidikan di
Indonesia.
Selain dari itu, model pelaksanaan pembelajaran di kelas maya ini memerlukan
pelajar untuk berinteraksi dan memberikan pendapat di dalam forum yang telah disediakan.
Melalui forum ini pelajar akan mendapat maklum balas dan seterusnya memberi respon yang
sewajarnya bagi sesuatu topik yang dibincangkan. Melalui kaedah ini, pembelajaran,
pemikiran kritis dan kreatif boleh berlaku dengan berkesan. Melalui interaktiviti juga
seseorang pelajar akan mencari maklumat selanjutnya untuk memenuhi keperluan ingin
tahunya dan membina pengetahuan baru mengenai sesuatu konsep dan kefahaman. Secara
tidak langsung ia dapat menjadikan pelajar sebagai seorang yang berdikari dan peka terhadap
pembelajaran yang dialaminya
1. Pembelajaran harus bersifat online. Siswa dan guru harus mempunyai koneksi internet
karena kelas maya berbasis web.
2. Proses belajar yang individual (sendiri), sehingga bisa mengurangi pembelajaran sosial
antar siswa dan Susah mengatur tingkah laku siswa karena jarangnya tatap muka secara
langsung dengan siswa.
3. Apabila siswa tidak hati-hati dan terjadi kesalahan materi maka akan berdampak pada
pengetahuan yang didapat siswa tersebut.
4. Untuk anak SD penggunaan internet yang kurang proporsional bisa mengakibatkan
penurunan kemampuan bersifat manual seperti menulis, menghitung, dan menggambar.
Virtual Class mempunyai fitur-fitur yang menarik dan tentunya memudahkan kita
dalam proses pembelajaran. Fitur tersebut seperti:
Dalam pembelajaran yang memanfaatkan kelas maya tidak terlepas dari berbagai
komponen pendukung,. Setidaknya harus ada 5 komponen dibawah ini untuk mendukung
kelas maya agar bisa berjalan dengan baik. Komponen tersebut yaitu:
1. Konten untuk pembelajaran, Karena proses pembelajaran dilakukan tanpa tatap muka
atau tidak secara langsung, maka guru harus memberikan materi “konten” untuk
siswanya.
2. Perangkat keras (hardware), berupa komputer, laptop, tablet, maupun smartphone.
3. Perangkat lunak (software), seperti LMS, LCMS, dan SLN yang sudah kita jelaskan
diatas.
4. Strategi komunikasi, menyangkut bagaimana siswa mengikuti pembelajaran,
mengerjakan tugas, dan mengikuti ujian.
5. Jaringan internet, kelas maya tidak bisa berjalan tanpa internet. Jadi ketersediaan
internet adalah wajib.
A. Moodle
Moodle adalah sebuah nama untuk sebuah program aplikasi yang dapat mengubah
sebuah media pembelajaran ke dalam bentuk web. Aplikasi ini memungkinkan siswa untuk
masuk kedalam “ruang kelas” digital untuk mengakses materi-materi pembelajaran.Dengan
menggunakan Moodle, kita dapat membuat materi pembelajaran, kuis, jurnalelektronik dan
lain-lain. Moodle itu sendiri adalah singkatan dari Modular Object
Oriented Dynamic Learning Environment yang berarti tempat belajar dinamis dengan
menggunakanmodel berorientasi objek.
Sejarah pengembangan
Moodle sebenarnya sudah dimulai dari
tahun 1970. Namun, baru dirilis secara
resmi oleh Martin Dougiamas pada
Agustus 2002 dengan Moodle Versi
1.0. Di dunia e-learning Indonesia,
Moodle lebih dikenal fungsinya
sebagai Course Management
System atau "Learning Management
System" (LMS). Dengan tampilan
seperti halaman web pada umumnya, Moodle memiliki fitur untuk menyajikan kursus
(course), dimana pengajar bisa mengunggah materi ajar, soal dan tugas. Murid bisa masuk
log ke Moodle kemudian memilih kursus yang disediakan atau di-enroll untuknya. Aktivitas
murid di dalam Moodle ini akan terpantau progress dan nilainya. Moodle dapat di download,
digunakan ataupun dimodifikasi oleh siapa saja dengan lisensi secara GNU (General Public
License). Anda dapat mendownload aplikasi Moodle di alamat http://www.moodle.org. Saat
ini Moodle sudah digunakan pada lebih dari 150.000 institusi di lebih dari 160 negara
didunia.
8. Paket bahasa disediakan penuh untuk berbagai bahasa. Bahasa yang tersedia dapat diedit
dengan menggunakan editor yang telah tersedia. Lebih dari 45 bahasa yang tersedia.
Termasuk Bahasa Indonesia.
Selain kelebihan-kelebihan tersebut, moodle juga memiliki keunggulan, antara lain:
1. Personalized Dashboard
Moodle memiliki dashboard sendiri yang intuitif dan terintegrasi. Berbagai informasi
penting bisa langsung Anda akses dari halaman utama tersebut. Mulai dari daftar kursus,
kalender kegiatan, pengguna yang sedang online, hingga pengumuman umum. Dasboard
ini juga bisa dikustomisasi sesuai hak akses yang dimiliki oleh masing masing peran
(guru, siswa, administrator).
Ketika membuat materi pelajaran atau ujian, Anda bisa dengan mudah menambahkan file
baru ke dalamnya. Cukup dengan drag-and-drop, file otomatis akan menjadi bagian
kursus Anda. Cara lain adalah dengan menambahkan resource materi yang ada di kursus
lain. Bisa berupa sebuah file, folder atau alamat URL.
3. Progress Tracking
Akan sangat sulit memastikan kesuksesan sebuah pembelajaran tanpa diikuti pengawasan
yang baik. Itulah alasan Moodle terus mengembangkan fitur tracking progress di platform
mereka. Menariknya, fitur tracking ini meliputi semua penilaian yang bisa dilakukan
melalui platform pembelajaran ini.fitur-fitur tracking yang dimiliki moodle antara lain:
a. Course completion. Setiap materi kursus yang sudah diikuti bisa ditandai secara
manual atau otomatis. Jadi, bisa dilanjutkan ke materi berikutnya.
b. Activity completion. Indikator untuk menandai bahwa sebuah tugas telah selesai
dikerjakan. Bisa ditandai secara manual atau otomatis.
c. Grades. Penilaian atas sebuah tugas atau ujian yang telah dijalani.
Selain semua penilaian di atas, Moodle juga memiliki fitur Reports dan Analytics yang
berguna untuk mengetahui penjelasan dari setiap progress yang tercatat.
4. Multimedia Integration
Cara termudah untuk belajar adalah menggunakan berbagai jenis media yang saling
mendukung. Selain itu, pendekatan ini juga akan membuat pengalaman belajar menjadi
tidak membosankan. Moodle mendukung upaya ini dengan kemudahan integrasi
multimedia pada platform mereka. Baik pada materi pembelajaran maupun ujian.
Pengajar bisa menggunakan multimedia seperti audio, video, dan gambar dengan
berbagai format. Bahkan, bisa juga menggunakan media embedding dari YouTube
atau Vimeo.
By. His@n – 2020
15
5. Peer Assessment
Moodle memiliki fitur yang cukup unik. Pengajar bisa meminta peserta pembelajaran
untuk memberikan penilaian temannya. Selain dapat mendapatkan hasil lebih cepat, cara
ini tentu akan melibatkan partisipasi peserta yang lebih baik. Fitur ini pun dapat diatur
sesuai dengan keinginan pengajar. Bisa berlangsung secara otomatis atau dengan cara
penunjukkan langsung dimana salah satu peserta dipasangkan dengan peserta lainnya.
6. Inline Feedback
Pengajar tak perlu memberikan koreksi atas tugas yang diberikan menggunakan dokumen
yang berbeda. Dengan Moodle, koreksi dan feedback bisa langsung dilakukan melalui
browser pada tugas tersebut. File dokumen yang diunggah peserta pembelajaran bisa
langsung diberi catatan atau di-highlight.
Pada dasarnya Moodle bisa digunakan dengan tiga cara utama: self-hosted,
managed service menggunakan Moodlecloud, dan integrasi dengan WordPress. Self-
hosted artinya Anda memiliki website dengan server sendiri dan lalu mengelolanya secara
mandiri. Bisa dilakukan dengan berlangganan layanan hosting. Sebaliknya, Moodlecloud
adalah layanan yang membantu Anda membuat website pembelajaran online dengan server
yang sudah disiapkan. Jadi, lebih praktis. Namun, cara ini memiliki berbagai keterbatasan
seperti ketentuan jumlah pengguna, storage dan fungsi terbatas. Dalam bahan ajar ini hanya
dijelaskan cara kerja moodle menggunakan Moodlecloud,
Moodlecloud.com merupakan portal gratis yang dibuat oleh Moodle HQ. Dengan
portal ini, Anda bisa membuat portal belajar online Anda secara gratis. Jika Anda membuat
sebuah portal dengan Moodlecloud, Anda bisa mendapat sebuah URL
http://www.(namawebsite).moodlecloud.com/ Kemudian, materi pembelajaran Anda akan di
host oleh server Moodle. Ini bisa menjadi pilihan yang tepat buat organisasi dan institusi
yang belum punya budget besar. Adapun langkah-langkah pembuatannya sebagai berikut:
1. Harus memiliki akun Moodlecloud agar bisa menggunakan layanan ini lebih lanjut.
Jika belum memiliki aku, harus sign up (daftar) terlebih dahulu dengan cara: Kunjungi
situs penyedia: https://moodlecloud.com dan pilih GET Started For Free.
5. Selanjutnya isikan data anda secara lengkap termasuk nomor HP. Gunakan nomor
yang aktif karena kode verifikasi akan dikirim melalui SMS
Kelas Maya (Virtual Class) adalah lingkungan belajar yang diadakan tanpa tatap
muka secara langsung antara pengajar dengan siswa. Kelas Maya berhubungan langsung
dengan internet. Dimana pengajar menyediakan sebuah forum, bahan ajar dalam konten
digital yang bisa diakses, disimpan, dan dibagikan melalui internet yang bisa diakses kapan
saja dan dimana saja serta dapat melakukan diskusi seperti kegiatan belajar mengajar
dikelas.
Moodle adalah sebuah nama untuk sebuah program aplikasi yang dapat
mengubahsebuah media pembelajaran kedalam bentuk web. Aplikasi ini memungkinkan
siswa untuk masuk kedalam “ruang kelas” digital untuk mengakses materi-materi
pembelajaran.Dengan menggunakan Moodle, kita dapat membuat materi pembelajaran, kuis,
jurnalelektronik dan lain-lain. Moodle itu sendiri adalah singkatan dari Modular Object
Oriented Dynamic Learning Environment yang berarti tempat belajar dinamis dengan
menggunakanmodel berorientasi objek
Dalam membuat kelas maya menggunakan Moodle bisa dilakukan dengan tiga cara
utama: self-hosted, managed service menggunakan Moodlecloud, dan integrasi dengan
WordPress. Self-hosted artinya adalah harus memiliki website dengan server sendiri dan
lalu mengelolanya secara mandiri. Bisa dilakukan dengan berlangganan layanan hosting.
Sebaliknya, Moodlecloud adalah layanan yang membantu untuk membuat website
pembelajaran online dengan server yang sudah disiapkan. Namun, cara ini memiliki berbagai
keterbatasan seperti ketentuan jumlah pengguna, storage dan fungsi terbatas.
Ellis, Ryann K. 2009. Field Guide to Learning Management System. American Society for
Training & Development (ASTD)
Firman dan Tim Pengembang UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Vol. 3: Pendidikan
Disiplin Ilmu. Cetakan Ke-2. Bandung: PT Imperial Bhakti Utama
Muiz, Abdul. 2017. Pengertian Kelas Maya dan Fungsi serta Manfaatnya, tersedia pada:
http://www.kangmuizz.com/2017/02/pengertian-kelas-maya-fungsi-
manfaatnya.html, diakses 11 Juli 2020
Pramono, Eric. 2017. Kelas Maya Dalam Pembelajaran Masa Kini. Tersedia pada:
http://ciputrauceo.net/blog/2016/4/11/kelas-maya-dalam-pembelajaran-masa-kini,
diakses 11 Juli 2020
Singgih, Nr. 2019. Cara Membuat Elearning di web hosting Gratisan moodlecloud.com.
tersedia pada https://www.tasadmin.id/2019/06/elearning-moodle-gratis.html,
diakses 11 Juli 2020
Uno, H.B. 2008. Model Pembelajaran, Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif
dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Uno, H.B. & Lamatenggo, N. 2010. Teknologi Komunikasi & Informasi Pembelajaran.
Jakarta: PT Bumi Aksara.