METODOLOGI PEKERJAAN
Kegiatan inspeksi rutin untuk memperoleh data bahwa Turap dan Drainase,
prasarana Turap dan Drainase termasuk bantaran Turap dan Drainase, manfaatnya,
dan kinerjanya untuk keperluan pengelolaan Turap dan Drainase. Kegiatan inspeksi
rutin dilaksanakan oleh petugas lapangan di wilayah kerjanya setiap 15 (lima belas)
hari sekali.
Rencana perbaikan / pemeliharaan yang dijumpai selama inspeksi rutin dicatat
dalam lembar catatan / blanko yang selanjutnya dikirimkan ke petugas operasi dan
pemeliharaan (seksi/ subseksi O&P Pengelola sumber daya air diwilayah Turap dan
Drainase). Petugas operasi dan pemeliharaan menghimpun semua berkas usulan dan
selanjutnya menyampaikan laporan kepada bidang/ seksi operasi dan pemeliharaan pada
awal bulan berikutnya.
sumber daya air di wilayah Turap dan Drainase dan dapat mengikutsertakan dari
unsur dinas terkait dari pemerintah daerah. Hasil dari kegiatan Tim Penelusuran
Turap dan Drainase dicatat dalam lembar catatan/ blanko, dan ditentukan ranking
prioritasnya beserta tugas dan tanggung jawab masing-masing instansi dalam kegiatan
pemeliharaan.
4) kondisi rusak berat, jika tingkat kerusakan sudah melebihi dari 40%
(empat puluh persen) dibandingkan dari kondisi awal pembangunan.
Kegiatan Awal
1) Kegiatan Persiapan
Kegiatan persiapan merupakan tahapan awal dalam pekerjaan ini dimulai setelah
diterimanya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Dalam tahapan ini dilakukan
persiapan pekerjaan baik yang menyangkut persiapan administratif maupun
persiapan teknis. Dalam persiapan teknis tercakup kegiatan penyusunan Usulan
Teknis/Laporan Pendahuluan, pembentukan organisasi pelaksanaan dan
mobilisasi tenaga ahli yang akan dilibatkan dalam keseluruhan pekerjaan.
2) Pengurusan Administrasi
Pelaksanaan pengurusan administrasi dimaksudkan untuk memudahkan
kelancaran pekerjaan, terutama berkaitan dengan pengumpulan data dan
pekerjaan di lapangan Kegiatan ini meliputi pengurusan Surat pengantar untuk
pelaksanaan pekerjaan survey lapangan dan mendapatkan data-data yang
berhubungan dengan pekerjaan ini pada instansi yang terkait.
3) Survey Pendahuluan (Peninjauan Lapangan)
Konsultan bersama-sama dengan Direksi Pekerjaan melakukan peninjauan dan
penelusuran lapangan. Secara umum kegiatan ini akan memberikan gambaran
awal tentang kondisi lokasi pekerjaan dan permasalahannya. Dengan adanya
orientasi lapangan pendahuluan diharapkan dapat diperoleh bahan untuk
penyusunan rencana pelaksanaan pekerjaan lapangan.
4) Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder yang dibutuhkan dalam mendukung Pekerjaan urvey Investigasi
Desain ( SID ) Pengembangan dan Perbaikan Jaringan Irigasi Kabupaten Kuantan
Singingi ( Kec. Pengean ) meliputi:
Peta Kawasan dan prasarana Jaringan Irigasi
Studi terdahulu (perencanaan desain, as built drawing, riwayat perbaikan
dan riwayat operasi yang pernah dilakukan)
data Lokasi,
data muka air tertinggi saat hujan,
penggunaan lahan eksisting (Land Use), dan lain-lain.
5) Persiapan Survey
Program kerja (jadwal kerja dan personil).
Pembuatan peta kerja untuk survey lapangan
Pemeriksaan alat-alat survey
Menyiapkan perlengkapan survey, dan lain-lain.
6) Penyusunan Laporan Pendahuluan Dan Diskusi
Berdasarkan data-data pendahuluan tersebut dapat diidentifikasi karakteristik
daerah yang bersangkutan.Hasil kunjungan lapangan dan kajian data-data
pendahuluan dapat dijadikan sebagai masukan dalam penyusunan Laporan
Pendahuluan. Laporan pendahuluan merupakan bentuk laporan tahap awal, yang
akan menjelaskan kesiapan pihak konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan secara
| DOKUMEN PENAWARAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS
8|Halaman
Pemasangan patok dipasang ditempat yang stabil, aman dari gangguan dan
mudah dicari. Setiap patok akan difoto, dibuat deskripsinya, diberi nomor dan kode.
Penentuan koordinat (X, Y, Z) pada patok BM (Bench Mark) dilakukan dengan
menggunakan pengukuran poligon dan levelling. Tata cara pengukuran, peralatan dan
ketelitian pengukuran sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Bentuk, ukuran dan
konstruksi Control Point dari pipa paralon berukuran (3“x50 cm), Bench Mark dari
beton berukuran (30x30x100 cm) dan patok kayu (3x3x50 cm) dengan ketentuan
pemasangan sebagai berikut :
• Bench Mark dan Control Point harus dipasang pada lokasi yang aman dan
dekat lokasi yang akan dibangun kontruksi. Patok beton tersebut harus
ditanam ke dalam tanah sepanjang kurang lebih 30 cm (yang kelihatan di
atas tanah kurang lebih 70 cm) ditempatkan pada daerah yang lebih aman
dan mudah dicari. Pengecoran BM dan CP dilakukan dilokasi pemasangan.
Pembuatan skets lokasi BM dan CP untuk deskripsi. Pemotretan BM dan
CP dalam posisi "Close Up", untuk lembar deskripsi BM dan CP.
• Patok beton maupun patok-patok poligon diberi tanda dan nomor urut,
ditempatkan pada daerah yang lebih aman dan mudah pencariannya.
• Untuk memudahkan pencarian patok sebaiknya pemasangan di dekat
pohon-pohon disekitar patok diberi cat atau pita atau tanda-tanda
tertentu.
| DOKUMEN PENAWARAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS
11 | H a l a m a n
• Patok kayu harus dibuat dari bahan yang kuat ditanam sedalam ± 30 cm,
dicat biru dan dipasang paku diatasnya serta diberi kode dan nomor yang
teratur.
Ketelitian Sudut :
Ketelitian Jarak
3) Pengukuran Situasi/Detail
Jalur pengukuran akan disesuaikan dengan rencana trase Turap dan Drainase
yang ada maupun obyek-obyek yang ada disekitar Turap dan Drainase baik
obyek alam maupun buatan manusia sesuai dengan pengukuran yang telah
pernah dilakukan.
Alat yang akan digunakan adalah Theodolit - DT2 dan Prisma, atau sejenis
dan sederajat dengan ketelitian detail pengukuran 10 cm di atas kontrol
kerangka pemetaan yang diratakan kesetiap titik-titik detail.
Menetapkan dan memasang patok bantu dari kayu/paku apabila jarak antara
kerangka utama dengan posisi detail rincikan terlalu jauh/tertutup.
Membuat daftar (register) BM lama/baru dan CP yang menunjukan letak dan
koordinat (X,Y,Z) pada lokasi.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pengukuran situasi dengan alat GPS
Hand (Garmin), yaitu :
Pengukuran situasi detail dilakukan dengan metode Tracking Kinematic.
Melakukan penelusuran setiap ruas Turap dan Drainase beserta anak-anak
Turap dan Drainase, saluran pembuang dan setiap bangunan di sepanjang
Turap dan Drainase tersebut, baik Turap dan Drainase tersier, sekunder, dan
atau Turap dan Drainase primer serta menginventarisasi bangunannya.
Hasil Tracking tersebut di-Download dengan bantuan software Map Source
kedalam PC.
Pengukuran situasi/detail selain menggunakan alat Theodolith – DT2 dan GPS
Hand dibantu dengan menggunakan Citra Satelit
4) Pengukuran Profil Turap dan Drainase/Saluran
a) Profil Memanjang
b) Profil Melintang
Pengukuran profil melintang adalah profil yang tegak lurus dengan
kerangka utama pengukuran (Poligon) dan tegak lurus terhadap as Turap
dan Drainase.Tujuan pengukuran profil, untuk mengetahui kondisi
eksisting Turap dan Drainase, volume Turap dan Drainase, volume galian
dan timbunan tanah. Kerapatan jarak titik-titik profil antara 10-20 m
untuk lokasi datar (persawahan, lapangan) dan 1-2 m untuk lokasi terjal
(Turap dan Drainase,saluran), karena dengan interval jarak tersebut beda
tinggi antara titik-titik profil melintang bisa di ketahui, alat yang digunakan
Theodolith - DT2 dengan bantuan rambu ukur, dengan tahapan
pengukuran sebagai berikut :
Pelaksanaan pengukuran akan dilakukan oleh beberapa tim
pengukuran yang dilakukan secara simultan sesuai dengan jangka
waktu yang tersedia.
Alat ukur yang akan digunakan adalah Theodolith - DT2 digunakan
untuk mengukur profil melintang Turap dan Drainase apabila
keadaan medannya curam.
Pengukuran profil melintang harus tegak lurus dengan as Turap dan
Drainase dan jarak pengambilan detail profil 100 m dari as Turap
dan Drainase.
Pengambilan titik detail untuk profil melintang setiap interval 100 m
pada Turap dan Drainase yang lurus dan 25-50 m pada Turap dan
Drainase menikung (akan dikoordinasikan dilapangan).
Pengukuran profil melintang dilakukan dengan kerapatan titik
maksimum 2 m untuk kondisi daerah terjal dan maksimum 20 m
untuk kondisi daerah datar dengan metode tachimetri/trigonometri
dengan ketelitian 10 cm.
Jika terdapat patahan, kerusakan lain ataupun penyadapan/bobolan
yang di legalkan maka harus ditambah profil khusus untuk
kepentingan volume pekerjaan.
Dengan metode pengukuran profil melintang diatas diperoleh data-data
sebagai berikut:
Pembacaan sudut vertikal (α)
| DOKUMEN PENAWARAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS
20 | H a l a m a n
Arus memutar baling-baling, banyak putaran dicatat pada kounter, waktu dicatat
pada stopwacth:
V = a + b.N
Dimana :
N = banyak putaran persatuan waktu
a, b = konstanta tgt jenis alat
Perataan Poligon :
Koreksi Kesalahan sudut :
Koreksi Sumbu :
2) Profil Melintang
Perhitungan profil/crossection melintang bertujuan mengetahui
bentuk eksisting Turap dan Drainase/lokasi yang akan di dirikan
bangunan sehingga dengan mudah untuk penghitungan volume
galian/timbunan dan penghitungan debit air yang dapat di tampung
dalam Turap dan Drainase tersebut. Berdasarkan besaran-besaran
tersebut diatas selanjutnya melalui proses hitungan, diperoleh : jarak
datar, beda tinggi, dan elevasi (Z) antara titik-titik profil, dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
A. Umum
SKALA PERUNTUKAN
1 : 10.000 – 1 : 50.000 Peta digunakan sebagai dasar untuk
merencanakan penyelidikan tahap awal;
1 : 1.000 – 1 : 10.000 Peta digunakan untuk menentukan pilihan
alternative dan menentukan program penyelidikan
terinci
1 : 100 – 1 : 5.000 Peta digunakan sebagai dasar untuk perencanaan
teknis
1 : 50 – 1 : 1.000 Peta digunakan untuk pencatatan selama
konstruksi
SAND CLAY
N Kepadatan Daya N Kepadatan Daya
Value Relatif dukung ijin Value Relatif dukung Ijin
(t/m2) (t/m2)
0–4 Sangat Perlu <2 Sangat <2
Lepas pemadatan Lunak
4 – 10 Lepas Perlu 2–4 Lunak 2 ~ 4.5
Pemadatan
10 - 30 Sedang 7~ 25 4–8 Sedang 4.5 ~ 9
30- 50 Padat 24 ~45 8 -15 Kuat 9 ~ 18
>50 Sangat >45 15 – 30 Sangat Kuat 18 ~36
Padat
>30 Keras >36
Pekerjaan sumuran uji atau test pit adalah untuk mengetahui jenis dan
tebal lapisan di bawah permukaan tanah dengan lebih jelas, baik untuk pondasi
bangunan maupun untuk bahan timbunan pada daerah sumber galian bahan
(borrow area). Dengan demikian akan dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas
mengenai jenis lapisan dan tebalnya, juga volume bahan galian yang tersedia dapat
dihitung.
Potongan melintang sebuah sumuran uji harus cukup besar untuk
memungkinkan dilakukannya pekerjaan penggalian, yakni sekitar 1,5 x 1,5 m
dengan kedalaman 3 sampai 5 meter. Pelaksana pekerjaan harus dapat
menginterpretasikan lokasi borrow area dengan baik misalnya jenis bahan
timbunan untuk inti bendungan.
Setelah data hasil survei investigasi selesai dianalisa, hasilnya akan dapat
digunakan untuk Perencanaan Teknis Irigasi D.I. Buleng. Perencanaan sistem (system
planning) mencakup tentang hasil analisis hidrotopografi, analisis hidrologi, analisis
hidrolika, analisis tanah, analisis geomorfologi, analisis sosial lingkungan, yang
kemudian dirangkum dalam suatu rencana detail yang lengkap dan tepat. Perencanaan
sistem minimal meliputi :
a. Pembuatan System Planning
- Analisa Permasalahan Eksisting
Mengelompokan dan menganalisa permasalahan kondisi eksisting
berdasarkan data pemetaan spasial (GIS), data sekunder lain, data
survei lapangan, dan data laboratorium.
Benefit Cost Ratio (BCR) ialah metode analisa ekonomi dimana terjadi
perbandingan antara manfaat dan biaya. Suatu pekerjaan dinyatakan layak, jika nilai
BCR-nya lebih dari 1 (>1) atau sama dengan 1. Jika BCR = 1 dapat juga diartikan
yaitu pendapatan memiliki nilai yang sama dengan biaya. Secara matematis BCR
dapat dinyatakan sebagai berikut :
Net Present Value adalah metode yang digunakan untuk menghitung nilai
bersih saat ini. Yang dimaksud saat ini adalah yaitu waktu awal perhitungan
bersamaan dengan saat evaluasi dilaksanakan atau pada saat periode tahun ke-0
dalam perhitungan cash flow investasi. Pada dasarnya net present value adalah
memindahkan investasi yang berlangsung dibeberapa waktu menjadi satu waktu di
awal investasi dengan menerapkan konsep ekuivalensi.
Dalam sebuah investasi akan ditemui cash flow yang berupa cash in dan
cash out, akan tetapi tidak selalu dalam sebuah investasi dapat ditemui kedua
komponen tersebut. Dalam analisa NPV parameter yang akan digunakan adalah
cash in dan cash out, sehingga dapat dirumuskan bahwa:
Dimana:
Suatu proyek dinyatakan layak, Bila mana nilai NPV-nya adalah positip atau
minimal sama dengan 0 (pendapatan = biaya). Untuk pengambilan keputusan,
maka apabila NPV lebih besar dari Nol (positif) maka berarti proyek itu
menguntungkan. Apabila jumlah nilai Proceed dari tiap-tiap tahun menunjukkan
angka yang sama besarnya, maka perhitungan nilai sekarang dari Proceed itu akan
dapat lebih disederhanakan lagi dan lebih dapat dipercepat.
Arti dari laju pengembalian atau rate of return adalah besarnya tingkat
suku bunga yang menjadikan biaya pemasukan dan pengeluaran besarannya sama.
Awalnya adalah menentukan biaya yang dikeluarkan terlebih dahulu, kemudian
biaya pemasukan, setelah itu menentukan bunga yang membuat selisih keduanya
sama dengan 0. Agar dapat dibandingkan maka kedua nilai tersebut harus diubah
dalam bentuk nilai sekarang. Secara matematis dapat dinyatakan sebagai :
Dimana:
I’ = Suku bunga menghasilkan nilai NPV positif
I’’ = Suku bunga menghasilkan nilai NPVbnegatif
Suatu proyek dinyatakan layak, bila mana nilai IRR-nya adalah lebih tinggi atau
minimal sama dengan opportunity cost of capital yang berlaku di pasaran (suku
bunga kredit/pinjaman perbankan).
Dimana :
k = perioda pengembalian
CFt = cash flow period ke – t
Jika elemen cash flow, benefitt dan cost-nyaa bersifat aannual/tahunan maka
formulanyaa menjadi :
( ) =
Untuk mencari tahu apakah suatu investasi layak secara ekonomis atau tidak,
diperlukanlah suatuu kriteria tertentu. Dalam payback period ini rencana investasi
dikatakan layak (feasible):
Besarnya investasi
Benefit/Pemasukan
Biaya/Pengeluaran
Suku bunga