Anda di halaman 1dari 156

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE DALAM

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS 4

MI PADA MATA PELAJARAN IPA DI MI DARUL HIKMAH MANGGIS

NGANCAR KEDIRI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Agama Islam Badrus Sholeh (STAIBA) untuk

Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 Pendidikan

Guru Madrasah Ibtidaiyah

Oleh :

BINTI NUR HIDAYATI

NIM. 2015146260006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BADRUS SHOLEH (STAI-BA)

PURWOASRI-KEDIRI

2019
HALAMAN PERSETUJUAN

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE DALAM


MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS 4 MI
PADA MATA PELAJARAN IPA DI MI PLUS DARUL HIKAMAH
MANGGIS NGANCAR

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program


Sarjana Strata Satu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Oleh:

BINTI NUR HIDAYATI

NIM : 2015146260006

Di Setujui Oleh:

Pembimbing,

Galuh Dwi Purwasih, M.Pd.I


NIY : 201508146030

i
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Efektivitas Penggunaan Media Puzzle Dalam


Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas 4 MI Pada Mata
Pelajaran IPA Di MI Plus Darul Hikmah Manggis Ngancar” yang disusun
oleh Binti Nur Hidayati, NIM 2015146260006 ini telah di pertahankan di depan
Dewan Penguji pada tanggal 29 September 2019 dinyatakan telah memenuhi
syarat guna memperoleh gelar Sarjana dan telah dinyatakan lulus.

Susunan Dewan Penguji Tanda Tangan


1. Penguji Utama
Nama : Dr. Banu Shodikin, M.Pd. ( )
NIY : 201808146072
2. Sekretaris
Nama : Moh. Khoirul Umam, M. Pd.I ( )
NIY : 201508146053
3. Pembimbing
Nama : Galuh Dwi Purwasih, M.Pd.I ( )
NIY : 201508146030

Disahkan Oleh :
Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Badrus Sholeh (STAIBA)

Dr.Hj. Noer Cholida Badrus, M.H.I


NIY : 2010.08.146.001

ii
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Binti Nur Hidayati
NIM : 2015146260006
Prodi : PGMI
Jurusan : Tarbiyah

Menyatakan skripsi yang berjudul:


EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE DALAM
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS 4 MI
PADA MATA PELAJARAN IPA DI MI PLUS DARUL HIKMAH MANGGIS
NGANCAR. Secara keseluruhan adalah hasil penelitian/hasil karya sendiri,
kecuali bagian tertentu yng dirujuk dari sumbernya.

Kediri, 29 September 2019

Pembuat Pernyataan

Binti Nur Hidayati


2015146260006

iii
PERSEMBAHAN

Penulis mempersembahkan skripsi ini kepada:

1. Penulis mempersembahkan skripsi ini pada kedua orang tua (Bapak

Sunariyo dan Ibu Supiyati) yang selalu mendoakan, memberikan

dukungan, menasehati penulis tanpa lelah dan terima kasih atas semua

yang kalian berikan sehingga penulis bisa dapat menyelesaikan skripsi.

Semoga penulis dapat membalas semua jasa-jasa yang kalian berikan pada

penulis.

2. Terima kasih buat abang dan adik penulis yang selalu memberikan

dorongan dan semangat buat penulis.

3. Buat sahabat penulis (Rima, Dzawil, lutfi) yang selalu menemani penulis

ketika penulis senang maupun susah mereka selalu menemani penulis,

mereka juga selalu memberikan semangat dan dukungan pada penulis.

4. Buat temen-temen penulis (Tutus, Ana, Dina, Dewi, Qusaini, Imam,

M.Ulum, Arief F, segenap departemen kebersihan putra maupun putri)

dan semua temen-temen yang lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu, penulis mengucapkan banyak-banyak terimakasih karena kalian

yang membuat penulis ceria, ketawa dan memberi semangat.

5. Yang terakhir buat temen-temen satu kelas yang tidak bisa menyebutkan

satu persatu yang sama-sama mengerjakan skripsi dan menunggu masa-

masa perpisahan.

iv
MOTTO

Barang siapa yang mempersulit urusan saudaranya, memperberat, terlebih lagi

mendzoliminya dan menipuanya. Maka ALLAH akan menyikapainya demikian

pula di dunia sebelum di akhirat.

Rasulullah SAW. Bersabda:

‫ومن يشا قف يشقق هللا عليه يوم القيا مة‬

“Barang siapa yang menyulitkan (orang lain) maka ALLAH akan

memepersulitnya pada hari kiamat” (HR. AL Bukhari no.7152)

v
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: efektifitasan Media Puzzle
dalam meningkatkan sikap percaya diri peserta didik dalam pembelajaran IPA
Kelas 4 MI di MI PLUS Darul Hikmah Manggis Ngancar. Efektifitasan
penggunaan Media Puzzle dalam meningkatkan prestasi peserta didik dalam
pembelajaran IPA Kelas 4 MI di MI PLUS Darul Hikmah Manggis Ngancar
Kediri. Mengetahui aktivitas guru terhadap penggunaan Media Puzzle pada
pembelajaran IPA Kelas 4 MI di MI PLUS Darul Hikmah Manggis Ngancar
Kediri.
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dan menurut
metodenya merupakan jenis metodelogi penelitian kuantitatif. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas IV di MI PLUS Darul Hikamh
Manggis Ngancar Kediri. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive
sampling sebanyak dua kelompok sebagai kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, angkat, observasi dan
dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahawa: Media pembelajaran Puzzle efektif
dalam meningkatkan sikap percaya diri peserta didik sebesar 57,46%. Media
pembelajaran Puzzle efektif dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik
sebesar 90,92%. Sikap percaya diri peserta didik yang menggunakan Media
pembelajaran Puzzle lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik yang
menggunakan pembelajaran konvensional atau ceramah. Prestasi belajar peserta
didik yang menggunakan Media pembelajaran Puzzle lebih tinggi dibandingkan
dengan peserta didik yang menggunakan pembelajaran konvensional.

Kata Kunci: Media Puzzle, Percaya Diri, Prestasi Belajar.

vi
ABSTRACT
This study aims to determine: the effectiveness of Media Puzzle in
improving students' self-confidence in learning Natural Science Class 4 MI in MI
PLUS Darul Hikmah Manggis Ngancar Kediri. The effectiveness of the use of
Media Puzzle in improving students' achievement in learning Science MI Class 4
MI MI PLUS Darul Hikmah Manggis Ngancar Kediri. know the activities of the
teacher towards the use of Media Puzzle in learning Science Class 4 MI in MI
PLUS Darul Hikmah Manggis Ngancar Kediri.
This research is a quasi-experimental research and according to the
method is a type of quantitative research methodology. The population in this
study were all grade IV students at MI PLUS Darul Hikamh Manggis Ngancar
Kediri. Sampling was done by using purposive sampling as many as two groups
as an experimental group and a control group. Data collection techniques using
tests, adoption, observation and documentation.
The results showed that: Puzzle learning media is effective in increasing
students' self-confidence by 57.46%. Puzzle learning media are effective in
increasing students' learning achievement by 90.92%. The confidence of students
who use Puzzle learning media is higher compared to students who use
conventional learning or lectures. Learning achievement of students who use
Puzzle learning media is higher compared to students who use conventional
learning.

Keywords: Puzzle Media, Confidence, Learning Achievement

vii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan Rahmat,

Taufik dan Hidayah-NYA yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan tugas penyusunan skripsi ini. Salam dan Shalawat untuk baginda

Rasulullah Muhammad SAW rasul yang paling mulia yang kita harapkan

syafaatnya besok di hari kiamat.

Skripsi ini terdiri atas lima bab yaitu: Bab I Pendahuluan yang

menguraikan Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, dan Manfaat

Hasil Penelitian. Bab II Tinjauan Pustaka, Kerangka Berfikir, dan hipotesis. Bab

III Metode Penelitian menguraikan Pendekatan dan Jenis Penelitian, Desain

Penelitian, Populasi dan Sampel, Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisis

Data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab V Kesimpulan dan Saran.

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti mendapatkan banyak bimbingan

dan bantuan dari berbagai pihak. Terima kasih yang tak terhingga, peneliti

ucapkan kepada yang terhormat:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Nur Cholida Badrus, M.H.I., sebagai kepala STAI-

BA Purwoasri Kediri yang telah memberikan kesempatan untuk dapat

menimba Ilmu di kampus dan segala bentuk pelayanan yang telah

diberikan.

2. Binti Mulyati. M.Pd.I, Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah yang telah membantu banyak hal dalam masa perkuliahan

dan penyelesaian tugas akhir skripsi.

viii
3. Berkah Ibu Galuh Dwi Purwasih. M.Pd.I. selaku pembimbing skripsi

yang telah meluangkan banyak waktu untuk membimbing dengan

penuh perhatian, kesabaran dan ketelitian serta memberikan saran,

motivasi dan semangat untuk penulisan skripsi ini.

4. Bapak/Ibu dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Badrus Sholeh

Purwoasri Kediri beserta staf-staf yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Para Masyayikh PP. AL-HIKMAH yang telah mendoakan dan

memberikan motivasi kepada santri-santrinya, termasuk penulis,

terlebih khusus untuk Abah Nashir dan Ibu Mas’udah tersayang yang

telah membimbing penulis, memberikan arahan, siraman rohani,

mendoakan dan sebagainya yang menjadikan penulis seperti saat ini.

6. M. Suyanto. S.Pd. selaku kepala sekolah MI PLUS Darul Hikmah

Manggis Ngancar Wates yang telah memeberi izin untuk melakukan

penelitian ini.

7. Imam Wahyudi. S.Pd. selaku guru kelas IV di MI PLUS Darul Hikmah

Manggis Ngancar Wates yang telah memberikan bimbingan dan

arahan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian.

8. Teristimewa untuk ayahandaku Sunariyo dan Ibundaku Supiyati serta

adik-adikku dan Abangku Dudin serta seluruh keluarga besarku yang

telah memberikan dukungan dengan sepenuh hati baik material

maupun moril dan yang terpenting adalah do’a dan restu yang menjadi

ix
sumber motivasi dan kekuatan bagi peneliti selama menyelesaikan

skripsi ini.

9. Teman-teman Seperjuangan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah dan

semua mahasiswa dan mahasiswi STAI-BA, yang telah membantu dan

memberikan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

10. Dan kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu

Dengan segala kelemahan dan kekurangan, semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Semoga ridho ALLAH selalu

bersama kita. Aamiiin.

Kediri, September 2019

Binti Nur Hidayati.

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... ii

LEMBER PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................... iii

PERSEMBAHAN .................................................................................................... iv

MOTTO .................................................................................................................... v

ABSTRAK ................................................................................................................ vi

ABSTRAC ............................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii

DAFTAR ISI............................................................................................................. xi

DAFTAR BAGAN DAN TABEL ........................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Pembatasan Masalah ...................................................................................... 5

C. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5


xi
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI

A. Efektivitas ..................................................................................................... 7

B. Media Pembelajaran ....................................................................................... 8

C. Jenis-jenis Media Pembelajaran ..................................................................... 11

D. Media Puzzle .................................................................................................. 18

a. Pengertian Media Puzzle.......................................................................... 18

b. Kelebihan dan Kekurangan Media Puzzle ............................................... 19

c. Manfaat Media Puzzle ............................................................................. 20

E. Prestasi Belajar ............................................................................................... 21

a. Pengertian Prestasi Belajar ...................................................................... 21

b. Faktor- faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar................................ 22

F. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam ................................................................... 30

G. Daur Hidup Hewan ........................................................................................ 31

H. Evaluasi .......................................................................................................... 41

I. Kajian Penelitian Terdahulu .......................................................................... 42

J. Kerangka Berfikir .......................................................................................... 43

K. Hipotesis Penelitian ....................................................................................... 44

BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian ........................................................................................... 46

B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 46


xii
C. Populasi dan Sampel ...................................................................................... 47

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 48

1. Angket ...................................................................................................... 48

2. Tes ............................................................................................................ 48

3. Observasi .................................................................................................. 48

4. Dokumentasi ........................................................................................................ 49

E. Instrumen Penelitian ............................................................................................ 49

F. Uji Coba Instrumen ............................................................................................. 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................................... 62

B. Deskripsi Hasil Penelitian .............................................................................. 63

C. Analisis Data .................................................................................................. 74

D. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................................... 76

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................... 79

B. Saran .............................................................................................................. 79

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Daur Hidup Hewan Ayam ..................................................................... 34

Gambar 1.2 Daur Hidup Hewan Kucing ................................................................... 34

Gambar 1.3 Daur Hidup Hewan Kupu-kupu ............................................................ 35

Gambar 1.4 Daur Hidup Hewan Nyamuk ................................................................. 37

Gambar 1.5 Daur Hidup Hewan Katak ..................................................................... 38

Gambar 1.6 Daur Hidup Hewan Lalat ...................................................................... 38

Gambar 1.7 Daur Hidup Hewan Kecoa .................................................................... 40

Gambar 1.8 Daur Hidup Hewan Belalang ................................................................ 40

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Aspek Pengamatan Sikap Spiritual ........................................................... 51

Tabel 1.2 Kisi-kisi Tes Kognitif ............................................................................... 52

Tabel 1.3 Hasil Uji Validitas Instrumen ................................................................... 54

Tabel 1.4 Data Sikap Percaya Diri Kelompok Kontrol dam Eksperimen ............... 64

Tabel 1.5 Frekuensi Kategori Sikap Percaya Diri Kelompok Kontrol ..................... 66

Tabel 1.6 Frekuensi Kategori Sikap Percaya Diri Kelompok Eksperimen ............... 67

Tabel 1.7 Data Prestasi Peserta Didik Kelompok dan Kontrol ................................. 69

Tabel 1.8 Frekuensi Kategori Prestasi Belajar Kelompok Kontrol .......................... 70

Tabel 1.9 Frekuensi Kategori Prestasi Belajar Kelompok Eksperimen ................... 72

Tabel 1.10 Hasil Uji Normalitas ............................................................................... 74

Tabel 1.11 Analisis Linier Sederhana ....................................................................... 75

Abel 1.12 Hasil Uji Korelasi .................................................................................... 76

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. RPP

Lampiran 2. Angket Penelitian

Lampiran 3. Matriks Pelaksanaan Pembelajaran

Lampiran 4. Daftar Nama Responden

Lampiran 5. Hasil Pretest Kelompok Kontrol

Lampiran 6. Hasil Posttes Kelompok Kontrol

Lampiran 7. Hasil Pretest Kelompok Eksperimen

Lampiran 8. Hasil Posttes Kelompok Eksperimen

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi

unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur

yang saling mepengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berbicara

tentang pembelajaran yang memiliki banyak sekali definisi. Penelitian

lebih memfokuskan pada pembelajaran IPA. Seperti halnya yang diketahui

pada umumnya. IPA menerangkan dan menjelaskan secara detail tentang

berbagai lingkungan alam. Bahkan tidak hanya lingkungan alam saja tetapi

anak dapat mendeskripsikan berbagai jenis peristiwa alam.

Dalam proses pembelajaran, seorang pendidik menghadapi

beberapa macam karakteristik peserta didik dengan berbagai varian

kemampuan. Perbedaan tersebut bukan hanya berhubungan dengan

kecerdasan, melainkan juga kreativitas dan prestasi belajar. Dengan

demikian seorang pendidik dituntut untuk dapat menghadapi dan

memperlakukan setiap peserta didik yang memiliki perbedaan bakat dan

kemampuan secara tepat. Seorang pendidik juga harus mempunyai

kreativitas sendiri untuk menentukan media apa yang sesuai untuk

menyampaikan suatu materi pelajaran agar semua peserta didik bisa

menangkap apa yang sudah diterangkan oleh pendidik.

Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan individu yang

terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau

1
perkembangan tubuhnya atau juga karakteristik seseorang sejak lahir.

Dalam menyampaikan pelajaran juga harus menentukan strategi dan media

yang sesuai untuk diterapkan. Strategi yang paling efesien tidak selalu

merupakan strategi efektif. Efesien akan menjadi pemborosan apabila

tujuan akhir tidak tercapai. Andaipun tujuan tercapai masih harus

dipertanyakan seberapa jauh efektivitasnya.1 Pendidik juga harus aktif

dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan belajar yang sesuai

dengan rencana yang telah disusun. Ia harus mengambil keputusan atas

dasar penilaian yang tepat.

Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengiriman pada

penerima pesan. Gearlach dan elly, mengatakan bahwa media apabila

dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang

membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh

pengetahuan, keterampilan atau sikap.2 Media pembelajaran harus

meningkatkan motivasi peserta didik. Selain itu, merangsang peserta didik

untuk mengingat apa yang sudah dipelajari, selain memberikan tanggapan,

umpan balik, dan mendorong peserta didik untuk melakukan praktik-

praktik yang benar.

Guru selaku pendidik harus mampu mengupayakan agar proses

belajar mengajar mengalami kemajuan dan perubahan. Media

pembelajaran merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan interaksi

belajar mengajar, sehingga materi yang sulit dapat dipahami secara


1
Dr.Hamdani,M.A, Strategi Belajar Mengajar.(Pustaka Setia Bandung).hal.55.
2
Arsyad,A.,Media Pembelajaran, (Jakarta:Grafindo Persada), 2005, hal. 3.
2
langsung oleh peserta didik.3 Oleh sebab itu penggunaan media dalam

pembelajaran sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi

kondisi dan lingkungan belajar yang dirancang dan dibuat oleh pendidik

agar menimbulkan kegairahan dalam belajar.

Banyak media-media yang bisa digunakan untuk alat bantu dalam

menyampaikan suatu materi pelajaran pada peserta didik. Semua media itu

bisa efektif asalkan pendidik bisa menyesuaikan antara media yang akan

digunakan sesuai dengan materi yang akan disampaikan pada peserta

didik. Disini peneliti akan menggunakan Media Puzzle dalam

menyampaikan suatu materi pembelajaran.

Puzzle adalah suatu gambar yang dibagi menjadi beberapa potong-

potong gambar yang bertujuan untuk mengasah daya pikir, melatih

kesabaran, dan membiasakan kemampuan berbagi. Selain itu Puzzle juga

dapat mengasah otak dan melatih antara kecepatan pikiran dan tangan.

Oleh karena itu, penggunaan media puzzle dalam pembelajaran dapat

membantu peserta didik dalam memahami dan meningkatkan perhatian

terhadap isi materi yang disampaikan, sehingga dapat meningkatkan

prestasi belajar pserta didik.

Prestasi belajar dibidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran

terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan

menggunkan instrument tes atau instrument yang relevan. Jadi prestasi

3
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran,(Prenada Media
Group),hal.209
3
belajar adalah suatu hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang

dinyatakan dalam bentuk symbol, huruf maupun kalimat yang

menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode

tertentu.

Upaya untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar

dapat dikatakan berhasil maka dapat dilihat dari tercapai atau tidaknya

tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Untuk mengetahui tercapai

tidaknya tujuan pendidikan maka perlu melakukan evaluasi dalam setiap

pembelajaran. Kalau peserta didik mempunyai minat dan bakat pasti

peserta didik bisa menempuh prsetasi belajar yang dinginkan.

Pengertian IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh

atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu melakukan

observasi eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, ekspermentasi,

observasi dan demikian seterusnya kait-mengkait antara cara yang satu

dengan yang lain. Oleh karena itu peserta didik di tuntut untuk dapat

mengingat dan mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam dengan baik. Serta

dibimbing oleh pendidik yang menguasai dalam bidang tersebut.

Mata pelajaran IPA berfungsi untuk mempelajari gejala alam, baik

yang menyangkut makhluk hidup maupun benda mati. Pada prinsipnya

IPA diajarkan untuk membekali peserta didik agar mempunyai

pengetahuan (mengetahui berbagai cara) dan keterampilan (cara

mengerjakan) yang dapat membantu siswa untuk memahami gejala alam

4
secara mendalam. Dalam materi IPA peserta didik harus mempelajari

dengan detail karena materinya fakta dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis mengambil judul

untuk penelitian yaitu: “Efektivitas penggunaan Media Puzzle dalam

meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas 4 MI pada mata

pelajaran IPA MI Plus Darul Hikmah Manggis Ngancar Kediri. Dalam hal

ini penulis ingin membuktikan sebesar apakah pengaruh Media Puzzle

terhadap hasil belajar peserta didik pada pembelajaram IPA di kelas 4 MI

Darul Hikmah Manggis Ngancar Kediri.

B. Batasan Masalah

Sebagaimana yang terpapar dilatar belakang suatu permasalahan

masih sangat luas sehingga perlu adanya pembatas masalah agar peneliti

lebih fokus untuk mengkaji masalah tersebut. Peneliti membatasi masalah

yang akan dikaji pada efektivitas penggunaan media puzzle dalam

meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada pembelajaran IPA MI

Darul Hikmah Manggis Ngancar. Dengan demikian penelitian fokus pada

penerapan media puzzle untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik

di MI Darul Hikmah Manggis Ngancar

C. Rumusan Masalah

1. Apakah penggunaan Media Puzzle dapat meningkatkan prestasi belajar

peserta didik di MI Plus Darul Hikmah Manggis Ngancar Kediri ?

2. Bagaimana hasil penggunaan Media Puzzle pada tahap awal dalam

meningkatkan prestasi belajar peserta didik ?

5
D. Manfaat Penelitian

1. Bagi sekolahan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan media

pembelajaran yang sesuai dalam menyampaikan materi IPA dengan

afektif.

2. Bagi penulis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

wawasan secara nyata.

3. Bagi pembaca

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

bahwa Media Puzzle bisa diterapkan dalam pembelajaran IPA MI,

khususnya dalam pembelajaran siklus metamorphosis.

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui keefektivitasan Media Puzzle dalam pembelajaran

IPA MI kelas 4 di DARUL HIKMAH MANGGIS NGANCAR.

2. Untuk mengetahui dengan menggunakan Media Puzzle bisa

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas 4 MI.

3. Untuk mengetahui aktivitas guru terhadap penggunaan Media Puzzle

pada pembelajaran IPA MI di kelas 4 MI Darul Hikmah Manggis

Ngancar.

6
BAB II

LANDASAN TEORI

A. EFEKTIVITAS

Dalam kamus Umum Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata

efektif, dimana kata efektif berasal dari bahasa inggris yaitu effective yang

berarti berhasil atau sesuatu yang berhasil dilakukan dengan baik.4

Menurut Muhibbin Syah “pembelajaran yang efektif adalah

pembelajaran yang dapat memberikan pengaruh, makna dan manfaat bagi

peserta didik. Setelah mengikuti pembelajaran peserta didik akan

memperoleh dampak positif dalam kehidupannya”.5 Secara garis besar

pembelajaran yang efektif adalah sebagai berikut:

a. Tujuan pembelajaran tercapai dengan indikator peserta didik

menguasai kompetensi dasar dari meteri pembelajaran.

b. Proses pembelajaran aktif, indikatornya dapat dilihat dari seberapa

sering peserta didik bertanya, mengungkapkan pendapat dan

keaktifannya dalam mengikuti proses pembelajaran.

c. Proses pembelajaran menyenangkan, indikatornya adalah peserta didik

berani mencoba dan berbuat, pendidik mampu memotivasi peserta

didik sehingga suasana pembelajaran yang berlangsung santai dan

menyenangkan.

4
Badudu.Kamus Umum Bahasa Indonesia. (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2001),hal. 250.
5
Syah Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2012), hal:119.
7
Andaipun tujuan tercapai, masih harus dipertannyakan seberapa jauh

efektivitasnya. Cara untuk mengukur efektivitas adalah dengan

menentukan transferbilitas (kemampuan memindahkan) prinsip-prinsip

yang dipelajari. Kalau tujuan dapat dicapai dalam waktu yang lebih

singkat maka strategi yang di gunakan lebih efektif untuk pencapaian

tujuan.

B. MEDIA PEMBELAJARAN

Gerlach dan ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara

garis besar, media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun

kondisi agar siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau

sikap.6 Guru, buku, teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.

Secara lebih khusus pengertian media dalam proses belajar mengajar

cenderung diartikan sebagai alat-alat Puzzle, fotoPuzzle, atau elektronik

untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual

atau verbal.

Menurut para pakar media pembelajaran meliputi alat yang secara

fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri

atas buku, kaset, video camera, video recorder, filem, sild (gambar), foto,

gambar, grafik, televisi, dan komputer.7 Sejalan dengan perkembangan

Ilmu Pengetahuan Teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang

pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran

menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya computer dan internet.

6
Pupuh Fathurrohman, Dkk. Strategi Belajar Mengajr, (Bandung: Rafika Aditama, 2010), hal.65.
7
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia,2011), hal.243.
8
Selain membangkitkan motivasi dan minat peserta didik, media

pembelajaran juga dapat membantu peserta didik untuk meningkatakan

pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya,

memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi. Secara garis

besar, media pembelajaran terbagi sebagai berikut:

1. Media audio, yaitu media yang hanya dapat didengar atau yang

memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.

2. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat dan tidak

mengandung unsur suara, seperti gambar, lukisan, foto, dan

sebagainya.

3. Media audio visual, yaitu media yang mengandung unsur suara dan

juga memiliki unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video,

filem, dan sebagainya.

4. Orang (people), yaitu orang yang menyimpan informasi. Pada

dasarnya, setiap orang bisa berperan sebagai sumber belajar, tetapi

secara umum dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

a. Orang yang didesain khusus sebagai sumber belajar utama yang

didik secara profesional, seperti guru, instruktur, konselor,

widyaiswara, dan lain-lain.

b. Orang yang memiliki profesi, selain tenaga yang berada di

lingkungan pendidikan, seperti dokter, atlet, pengacara, arsitek, dan

sebagainya.

9
5. Bahan (material), yaitu suatu format yang digunakan untuk

menyimpan pesan pembelajaran, seperti buku paket, alat peraga,

transparansi, filem, silde, dan sebagainya.

6. Alat (device), yaitu benda-benda yang berbentuk fisik yang sering

disebut dengan perangkat keras, yang berfungsi untuk menyajikan

bahan pembelajaran, seperti computer, radio, televisi, VCD/DVD, dan

sebagainya.

7. Teknik (Technic), yaitu cara atau prosedur yang digunakan orang

dalam memberikan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pembelajaran, seperti ceramah, diskusi, seminar, simulasi, permainan,

dan sejenisnya.

8. Latar (setting), yaitu lingkungan yang berada di dalam sekolah maupun

di luar sekolah, baik yang sengaja dirancang maupun yang tidak secara

khusus disiapkan untuk pembelajaran, seperti ruang kelas, studio,

perpustakaan, aula ,teman, kebun, pasar, toko, museum, kantor, dan

sebagainya.

Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa

informasi dari sumber (guru) menuju peneriama (siswa). Fungsi media

dapat diketahui berdasarkan kelebihan media dan hambatan yang mungkin

timbul dalam proses pembelajaran. Ada tiga kelebihan kemampuan media

Gerlach & Ely adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan, dan

menampilkan kembali suatu objek atau kejadian. Dengan kemampuan

10
ini objek atau kejadian dapat digambar, dipotert, direkam, difilemkan,

kemudian disimpan, dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan

diamati kembali seperti kejadian aslinya.

2. Kemampuan manipulative, artinya media dapat menampilkan kembali

objek atau kejadian dengan berbagai perubahan sesuai keperluan,

misalnya ukuran, kecepatan, warnanya diubah, serta dapat pula

diulang-ulang penyajiannya.

3. Kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau audien

yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak,

misalnya siaran TV dan radio.

C. JENIS-JENIS MEDIA PEMBELAJARAN

1. Media Puzzle

Media Puzzle termasuk media visual, media ini berfungsi

menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang

dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan

disampaiakan dituangkan dalam simbol-simbol komunikasi visual.

Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar

proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efesien selain fungsi

umum tersebut, secara khusus, Puzzle berfungsi pula untuk menarik

perhatian, memperjelas sajian ide yang ditampilkan, mengilustrasikan

atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau

diabaikan apabila tidak diPuzzlekan. Selain sederhana dan mudah,

11
media Puzzle, termasuk media yang relative murah apabila dilihat

dari segi biaya. Jenis-jenis media Puzzle seperti berikut:

a. Gambar atau Foto

Di antara media pendidikan, gambar atau foto adalah media

yang paling umum dipakai. Keduanya merupakan bahasa yang

paling umum, yang dimengerti dan dapat dinikmati dimana-mana.

Ada beberapa kelebihan media gamabar, antara lain:

1) Sifatnya konkret, gambar lebih relistis menunjukkan pokok

masalah dibandingkan dengan media verbal semata.

2) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.

3) Media gambar atau foto dapat mengatasi keterbatasan

pengamatan kita.

4) Foto dapat memperjelas suatu masalah.

5) Harga foto murah dan gampang didapat serta digunakan, tanpa

memerlukan peralatan khusus.

Selain kelebihan gambar atau foto juga mempunyai kelemahan,

yaitu:

1) Gambar atau foto hanya menekankan persepsi indera mata.

2) Gambar atau foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif

untuk kegiatan pembelajaran.

3) Ukuran sangat terbatas untuk kelompok besar.

Ada enam syarat yang perlu dipenuhi oleh gambar atau foto yang

baik sebagai media pendidikan, antara lain sebagai berikut:

12
1) Autentik, yaitu gambar tersebut harus secara jujur melukiskan

situasi seperti benda sebenarnya.

2) Sederhana, yaitu komposisi gambar hendaknya cukup jelas

menunjukkan poin-poin pokok dalam gambar.

3) Ukuran relative yaitu gambar atau foto dapat membesarkan atau

memperkecil objek atau benda sederhana.

4) Gambar atau foto sebaiknya mengandung gerak atau perubahan.

5) Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

6) Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus.

Sebagai media yang baik, gambar hendaklah bagus dari sudut

seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

b. Sketsa

Sketsa adalah gambar sederhana atau draf kasar yang melukiskan

bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Guru hendaknya dapat

menuangkan ide-idenya ke dalam bentuk sketsa. Sketsa selain

dapat menarik perhatian peserta didik, menghindari verbalisme,

dan dapat memperjelas penyampaian pesan, harganya pun tidak

mahal sebab media ini dibuat langsung oleh pendidik.

c. Diagram

Diagram menunjukkan hubungan yang ada diantara komponennya

atau sifat-sifat proses yang ada disitu. Diagram pada umumnya

berisi petunjuk-petunjuk. Diagram menyederhanakan hal yang

13
kompleks sehingga dapat memperjelas penyajian pesan. Beberapa

ciri diagram yang perlu diketahui adalah:

1) Diagram bersifat simbolis dan abstrak sehingga kadang-kadang

sulit dimengerti.

2) Untuk membaca diagram, seseorang harus mempunyai latar

belakang tentang hal yang di diagramkan.

3) Walaupun sulit dimengerti, karena sifatnya yang padat, diagram

dapat memperjelas arti.

Diagram yang baik sebagai media pendidikan adalah:

1) Benar, digambar rapi, diberi title, label, dan penjelasan-

penjelasan yang perlu.

2) Cukup besar dan ditempatkan secara strategis.

3) Penyusunannya disesuaikan dengan pola membaca yang umum,

yaitu dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah.

d. Bagan (Chart)

Fungsi bagan yang pokok adalah menyajikan ide-ide atau konsep-

konsep yang sulit apabila hanya disampaikan secara tertulis atau

lisan secara visual. Bagan juga mampu memberikan ringkasan

butir-butir penting dari suatu persentasi. Dalam bagan sering kita

jumpai jenis media Puzzle yang lain, seperti gambar, diagram,

kartun, atau lambang-lambang verbal. Sebagai media yang baik,

bagan memiliki kriteria, sebagai berikut:

1. Dapat dimengerti anak.

14
2. Sederhana dan lugas, tidak rumit dan berbelit-belit.

3. Diganti pada waktu tertentu agar selain tetap termasa, juga tidak

kehilangan daya tarik.

e. Grafik (Graphs)

Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik,

garis atau gambar. Untuk melengkapinya, simbol-simbol verbal

sering digunakan di dalam grafik. Fungsi grafik adalah

menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan

perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa

yang saling berhubungan secara singkat dan jelas. Ada beberapa

manfaat grafik sabagai berikut:

1. Grafik sangat bermanfaat untuk mempelajari dan mengingat

data-data kuantitatif dan hubungan-hubungannya.

2. Grafik dengan cepat memungkinkan kita mengadakan analisis,

interpretasi, dan perbandingan antara data-data yang disajikan.

3. Penyajian data grafik yaitu: jelas, cepat, menarik, ringkas, dan

logis.

2. MEDIA TEKS

Media ini membantu siswa untuk berfokus pada materi karena mereka

cukup mendengarkan tanpa melakukan aktivitas lain yang menuntut

konsentrasi. Media teks sangat cocok apabila digunakan sebagai

media untuk memberikan motivasi. Akan tetapi, media teks didalam

multimedia memerlukan tempat penyimpanan yang besar didalam

15
computer, serta memerlukan software dan hardware yang spesifik agar

suara dapat disampaikan melalui komputer.

3. Audio

Media Audio adalah jenis media pembelajaran atau sumber

belajar yang berisikan pesan atau materi pelajaran yang disajiakan

secara menarik dan kreatif dan diterapkan dengan menggunakan

indera pendengaran saja. Karena media ini hanya berupa suara.

Media audio memudahkan dalam mengidentifikasikan objek-objek,

mengklasifikasikan objek, mampu menunjukkan hubungan special

dari suatu objek, membantu menjelaskan konsep abstrak menjadi

konkrit.

4. Grafik

Grafik adalah media visual yang berupa Puzzle dan penyajiannya

menggunakan titik-titik atau garis-garis untuk menyampaikan

informasi statistic yang saling berhubungan. Media Grafik mampu

menunjukkan objek dengan ide, menjelaskan konsep yang sulit,

menjelaskan konsep yang abstrak menjadi konkrit. Grafik sebagai

media belajar berfungsi untuk memperlihatkan perbandingan

informasi kwalitas maupun kwantitas dan tidak membutuhkan waktu

yang lama dan memahami materi tersebut dan sederhana sehingga

mempermudah peserta didik dalam pemahaman materi.

16
5. Animasi

Media animasi mampu menunjukkan suatu proses abstrak sehingga

siswa dapat melihat pengaruh perubahan suatu variable terhadap

proses tersebut. Selama ini animasi digunakan dalam media

pembelajaran untuk dua alasan. Pertama, untuk menarik perhatian

siswa dan memperkuat pembelajaran. Kedua, sebagai sarana untuk

memberikan pemahaman kepada peserta didik atas materi yang akan

diberikan. Animasi mampu menawarkan satu media pembelajaran

yang lebih menyenangkan.

6. Vidio

Vidio sangat cocok untuk mengajarkan materi dalam ranah

perilaku atau psikomotorik. Akan tetapi, video mungkin saja

kehilangan detail dalam pemaparan materi karena siswa harus

mampu mengingat detail dari scene ke scene. Umumnya siswa

menganggap bahwa belajar melalui video lebih mudah

dibandingkan melalui teks sehinga mereka kurang terdorong untuk

lebih aktif di dalam berinteraksi dengan materi. Penggunaan

multimedia dalam pendidikan memiliki keunggulan, sebagai

berikut:

a. System pembelajaran lebih inovatif dan interaktif.

b. Guru akan selalu dituntut untuk kreatif inovatif dalam

mencari terobosan pembelajaran.

17
c. Mampu menggabungkan antara teks, gambar, audio, music,

animasi gambar, atau video dalam suatu kesatuan yang

saling mendukung guna tercapainya tujuan pembelajaran.

d. Mampu menimbulkan rasa senang selama proses

pembelajaran berlangsung.

e. Media penyimpanan yang relative gampang dan fleksibel.8

D. MEDIZ PUZZLE

1. Definisi Media Puzzle

Media pembelajaran sangat berperan dalam proses pembelajaran.

Disamping itu media juga merupakan bahan ajar yang diberikan pada

siswa untuk memahami inti dari pembelajaran. Pemanfaatan media

dalam pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat baru,

meningkatkan motivasi dan merangsangan kegiatan belajar, dan bahkan

berpengaruh secara psikologis kepada pesrta didik.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia Puzzle adalah “teka-teki”.

Media puzzle merupakan media gambar yang termasuk ke dalam media

visual karena hanya dapat dicerna melalui indera penglihatan. Menurut

Yudha Puzzle adalah suatu gambar yang dibagi menjadi potongan-

potongan gambar yang bertujuan untuk mengasah daya pikir, melatih

kesabaran, dan membiasakan kemampuan berbagi. Selain itu media

puzzle juga dapat disebut permainan edukasi karena tidak hanya untuk

bermain tetapi juga mangasah otak dan melatih antara kecepatan pikiran

8
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung:Pustaka Setia.2011). hal:250-254.
18
dan tangan. Oleh karena itu, media puzzle diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik. sehingga kepuasan yang

didapat saat ia menyelesaikan puzzle pun merupakan salah satu

pembangkit motivasi untuk mencoba hal-hal yang baru baginya.

Bermain puzzle, selain menyenangkan ternyata juga dapat

meningkatkan keterampilan dan kecerdasan seorang anak.9

Manfaat media puzzle dalam pembelajaran, yaitu meningkatkan

keterampilan kognitif, meningkatkan keterampilan motorik halus,

melatih kamampuan nalar dan daya ingat, melatih kesabaran,

menambah pengetahuan, serta meningkatkan keterampilan sosial siswa.

Keterampilan kognitif berhubungan dengan kemampuan untuk belajar

dan memecahkan masalah. Melalui puzzle, siswa dapat melatih

koordinasi tangan dan mata untuk mencocokkan gambar. Puzzle juga

melatih kemampuan nalar dan daya ingat dan kosentrasi puzzle yang

berbentuk manusia akan melatih nalar siswa. Saat bermain puzzle,

siswa akan melatih sel-sel otaknya untuk mengembangkan kemampuan

berpikir dan berkonsentrasi untuk menyelesaikan gambar tersebut.

2. Kelebihan dan kelemahan Media Puzzle

Kelebihan media puzzle antara lain:

a. Melatih konsentrasi, ketelitian dan kesabaran.

b. Memperkuat daya ingat.

c. Mengenalkan siswa pada sistem dan konsep hubungan.

9
Asnawir dan Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta selatan: ciputat Pers, 2002), hal. 20-
21.
19
d. Dengan memilih gambar/bentuk, dapat melatih siswa untuk berpikir

matematis (menggunakan otak kirinya)

Kelemahan media Puzzle antara lain:

a. Membutuhkan waktu yang lebih panjang.

b. Menuntut kreatifitas pengajar.

c. Kelas menjadi kurang terkendali.

d. Media puzzle yang terlalu kompleks sehingga kurang efektif untuk

pembelajaran dalam kelompok besar.10

3. Manfaat Media Puzzle

a. Mengasah otak

Puzzle adalah cara yang bagus untuk mengasah otak siswa, melatih

sel-sel saraf, dan memecahkan masalah.

b. Melatih koordinasi mata dan tangan

Puzzle dapat melatih koordinasi tangan dan mata siswa. Mereka

harus mencocokkan / menjodohkan suatu gambar.

c. Melatih nalar

Puzzle dalam bentuk manusia akan melatih nalar mereka. Mereka

akan menyimpulkan dimana letak kepala, tangan, kaki, dan lainnya

sesuai logika.

d. Melatih kesabaran

Puzzle juga dapat melatih kesabaran siswa dalam menyelesaikan

suatu tantangan.

10
A. Suciaty al-Azizy, Asah Ketajaman Otak Anak Plus Melejitkan Daya Ingatnya, (Jogjakarta: Diva
Press, 2010), hal. 79-80.
20
e. Pengetahuan

Dari puzzle, siswa akan belajar. Misalnya puzzle tentang warna dan

bentuk maka siswa dapat belajar tentang warna-warna bentuk yang

ada. Pengetahuan yang diperoleh dari cara ini biasanya lebih

mengesankan bagi siswa disbanding dengan pengetahuan

dihafalakan. Siswa juga akan belajar konsep dasar, binatang, alam

sekitar, jenis buah, alfabet, dan lain-lain.

E. PRESTASI BELAJAR

1. Pengertian Prestasi Belajar

Kata “Prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu Prestatie yang

kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “Prestasi”. Prestasi sering

diartikan dengan kemampuan seseorang ataupun ketercapaian

seseorang dalam bidang tertentu. Belajar merupakan kegiatan yang

selalu dilakukan manusia di mana saja dan kapan saja, tetapi manusia

jarang menyadari bahwa kegiatan yang dilakukannya adalah proses

belajar. Dalam kamus besar bahasa Indonesia11 “Belajar adalah

berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau

tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman”.

Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran

terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan

menggunakan instrument tes atau instrument yang relevan. Jadi,

11
Badudu, Kamus Umum Bahasa Indonesia,( Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003),
hal.23.
21
prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar

yang dinyatakan dalam bentuk symbol, huruf maupun kalimat yang

menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode

tertentu.12 Setelah menelusuri uraian di atas, dapat dipahami mengenai

makna kata prestasi dan belajar. Prestasi pada dasarnya adalah hasil

yang diperoleh dari suatu aktivitas. Adapun belajar pada dasarnya

adalah suatu proses yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu

sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam

menerima, menolak, dan menilai informasi-informasi yang diperoleh

dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan

tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang

dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor setiap bidang studi setelah

mengalami proses belajar mengajar.

Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi.

Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tinggi rendahnya prestasi

belajar peserta didik.

12
Syaiful Bahi Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya:Usaha
Nasional, 1994), hal.19-20.
22
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Prestasi belajar yang baik tidak dapat dicapai peserta didik secara

instan. Muhibbin Syah menyatakan bahwa ada tiga faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar peserta didik antara lain:13

a. Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang datang dari dalam diri peserta

didik yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani peserta didik.

Faktor ini antara lain sebagai berikut:

1) Kecerdasan (intelegensi)

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan

untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya.

Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya

intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai

dengan tingkat perkembangan sebaya. Oleh karena itu, jelas

bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak

diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar. Syah Muhibbin

berpendapat bahwa intelegensi adalah semakin tinggi kemampuan

intelegensi seorang siswa, semakin besar peluangnya untuk

meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan

intelegensi seorang siswa, semakin kecil peluangnya untuk

meraih kesuksesan.14

13
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar. (Bandung:PT. Remaja Rosadakarya, 2008), hal.132.
14
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta:Raja Grasindo Persada,1999),hal.135.
23
Dari pendapat diatas, jelas bahwa Intelegensi yang baik

atau kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang sangat

penting bagi anak dalam usaha belajar. Intelegensi pada

umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk

mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan

dengan cara yang tepat. Jadi Intelegensi sebenarnya bukan hanya

persoalan kualitas otak, melainkan juga kualitas organ-organ

tubuh lainnya. Semakin tinggi intelegensi seorang siswa, semakin

tinggi pula peluang untuk meraih prestasi yang baik.

2) Faktor jasmani atau faktor fisiologis

Kondisi jasmaniah atau fisiologis pada umumnya sangat

berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. User dan

Lilis mengatakan bahwa faktor jasmaniah, yaitu pancaindra yang

tidak berfungsi sebagaimana mestinya, seperti mengalami sakit,

cacat tubuh atau perkembangan yang tidak sempurna,

berfungsinya kelenjar yang membawa kelainan tingkah laku.15

3) Sikap

Sikap, yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu

hal, orang atau benda dengan suka, atau acuh tak acuh. Sikap

seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, kebiasaan,

dan keyakinan.16

15
User Usman dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung
Remaja Rosda Karya, 1993),hal.10.
16
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996),hal.83.
24
Dalam diri siswa harus ada sikap yang positif (menerima)

kepada sesama siswa atau kepada gurunya. Sikap positif ini akan

menggerakkannya untuk belajar. Adapun siswa yang sikapnya

negatif (menolak) kepada sesama siswa atau gurunya tidak akan

mempunyai kemauan untuk belajar.

4) Minat

Minat menurut para ahli psikologi adalah suatu

kecenderungan untuk selalu memerhatikan dan mengingat sesuatu

secara terus menerus. Minat ini erat kaitannya dengan perasaan

terutama perasaan senang. Dapat dikatakan minat itu terjadi

karena perasaan senang pada sesuatu. Menurut slameto

mengemukakan bahwa minat adalah suatu kondisi yang terjadi

apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi,

yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-

kebutuhan tersendiri.

Berdasarkan pedapat diatas, jelas bahwa minat memiliki

pengaruh yang besar terhadap belajar atau kegiatan. Untuk

menambah minat belajar peserta didik didalam menerima

pelajaran disekolah, siswa diharapkan dapat mengembangkan

minat untuk melakukannya sendiri. Minat belajar yang telah

dimiliki peserta didik merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai

25
minat yang tinggi terhadap sesuatu, akan terus berusah untuk

melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai.

5) Bakat

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki

seseoramg untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan

datang. Setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk

mencapai prestasi sampai tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas

masing-masing. Pengertian tersebut sesuai dengan apa yang

dikemukakan oleh Ngalim Purwanto, bahwa bakat dalam hal ini,

lebih dekat pengertiannya dengan kata attitude, yang berarti

kecakapan, yaitu mengenai kesungguhan-kesungguhan tertentu.

Dari pendapat diatas dapat dijelaskan juga bahwa

tumbuhnya keahlian tertentu pada sesorang sangat ditentukan

oleh bakat yang dimiliki. Bakat mempengaruhi tinggi-

rendahnya prestasi belajar pesrta didik dalam proses belajar

keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam

mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik.

6) Motivasi

Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang

untuk melakukan sesuatu.17 Motivasi dapat menentukan baik

tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar

kesuksesan belajaranya. Kuat lemahnya motivasi belajar turut

17
Ngalim Purwanto, Psikologi pendidikan, (Bandung: Remaja Karya, 1998), hal.69.
26
mempengaruhi keberhasilan belajar. Oleh karena itu, motivasi

belajar perlu diusahakan, terutama yang berasal dari dalam diri

dengan cara memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan

harus dihadapi untuk mencapai suatu cita-cita.

Dalam perkembangannya, motivasi dapat dibedakan menjadi

dua macam, yaitu:

a) Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang bersumber

dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran

sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar. Karena

motivasi termasuk salah satu faktor yang dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran. Peserta didik akan

sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi

dan mempunyai kekuatan mental yang mendorong

terjadinya suatu proses pembelajaran.

b) Motivasi ekstrensik

Motivasi ekstrensik adalah motivasi yang datang

dari luar peserta didik, yang menyebabkan peserta didik

tersebut melakukan kegiatan belajar.18 Dalam memberikan

motivasi guru harus berusaha untuk mengarahkan perhatian

peserta didik pada sasaran tertentu. Dengan adanya

dorongan dalam diri peserta didik akan timbul inisiatif

18
Ngalim Purwanto, ibid.,1998, hal.69.
27
dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran dengan

kehendak sendiri dan belajar secara aktif.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal terdiri dari atas dua macam yaitu: lingkungan

sosial dan lingkungan nonsosial. Yang termasuk dalam lingkungan

social adalah guru, kepala sekolah, staf administrasi, teman-teman

sekelas, rumah, alat-alat belajar, dan lain-lain. Adapun yang

termasuk dalam lingkungan nonsosial adalah gedung social, tempat

tinggal dan waktu belajar. Faktor eksternal yang mempengaruhi

belajar adalah keadaan keluarga, keadaan sekolah, dan lingkungan

masyarakat.

1. Keadaan keluarga

Keluarga merupakan lingkunga terkecil dalam masyarakat

tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang

dijelaskan bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan pertama

dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pedidikan

kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar, yaitu

pendidikan bangsa, Negara, dan dunia. Adanya rasa aman dalam

keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam

belajar. Rasa aman itu membuat seseorang terdorong untuk

belajar secara aktif karena rasa aman merupakan salah satu

kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk

belajar.

28
2. Keadaan sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama

yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar

siswa. Oleh karena itu, lingkungan sekolah yang baik dapat

mendorong peserta didik untuk belajar lebih giat. Keadaan

sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran. Hubangan seorang

pendidik dengan peserta didik sangatlah penting. Maka dari itu,

penidik dituntut untuk menguasai bahwa pelajaran yang diajarkan

dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar. Pendidik

harus menguasai bahan pelajaran yang disajikan dan memiliki

metode yang tepat dalam mengajar atau menyampaikan suatu

materi pelajaran.

3. Lingkungan masyarakat

Lingkungan masyarakat merupakan salah satu faktor yang

turut menyumbang keberhasilan siswa dalam belajar. Karena

lingkungan sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap

perkembangan pribadi anak, karena dalam kesehariannya, anak

akan banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu tinggal.

Mengenai lingkungan masyarakat kartono, berpendapat demikian:

lingkungan masyarakat dapat menimbulkan kesukaran maupun

kemudahan belajar anak, terutama teman-teman sebayanya.

Apabila anak-anak sebaya merupakan anak-anak yang rajin

belajar, maka anak akan terangsang untuk mengikuti jejak

29
mereka. Sebaliknya, bila anak-anak nakal yang berkeliaran tiada

menentukan, anak pun akan terpengaruh.

F. HAKIKAT ILMU PENGETAHUAN ALAM

Kata sains berasal dari kata latin scientia yang berarti”saya tahu”.

Dalam bahasa inggris kata scientia mula-mula berarti pengetahuan, tetapi

lama kelaman bila orang berkata tentang sains, maka pada umumnya yang

dimaksud adalah apa yang dulu disebut natural sciences. Natural Sciences

dalam bahasa Indonesia disebut Ilmu Pengetahuan Alam atau disingkat

IPA.19 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia

berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam

sekitar, diperoleh dari pengalaman melalui rangkaian proses ilmiah antara

lain penyelidikan, penyusunan, dan pengujian gagasan-gagasan.

Berdasarkan pengertian diatas IPA adalah ilmu yang mengkaji tentang

alam semesta melalui gejala, pengetahuan, pengalaman, gagasan, proses

ilmiah, sehingga terbentuk suatu prinsip dan konsep tentang alam semesta.

Dalam pembelajaran IPA juga mempunyai beberapa tujuan agar siswa

mampu memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan

sehari-hari.

b. Memiliki ketrampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan

gagasan tentang alam sekitar.

19
Sukarno, et.All.,Dasar-dasar Pendidikan Sains, (Jakarta: PT Bharatara Karya Aksara, 1981),
hal.1.
30
c. Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta

kejadian di lingkungan sekitar.

d. Bersikap ingin tahu, kritis, bertanggung jawab, kerjasama dan mandiri.

e. Mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala-

gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

f. Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk

memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-

hari.

g. Mengenal dan menemukan rasa cinta terhadap alam sekitar sebagai

kebesaran dan keagungan Tuhan Ynag Maha Esa.20

G. DAUR HIDUP HEWAN

Semua makhluk hidup mengalami siklus hidup atau daur hidup.

Daur hidup adalah suatu proses yang dialami makhluk hidup yang dimulai

dari awal pertama kali organisme itu hidup dibumi lalu tumbuh dan

berkembang menjadi organisme atau makhluk hidup dewasa dan

berkembang biak untuk mempertahankan kelangsungan jenisnya. Daur

hidup hewan dimulai saat kelahiran dari perut induknya atau menetas dari

telur. Hewan semakin besar saat masa pertumbuhannya dan berkembang

menjadi hewan dewasa. Daur hidup hewan berakhir pada kematian. Proses

daur hidup hewan tersebut merupakan suatu perputaran atau siklus karena

akan kembali pada titik awal mulanya. Daur hidup hewan berakhir pada

20
Garnida, Dadang dan Rudy Budiman, Pendidikan IPA Madrasah Ibtidaiyah,
(Jakarta.2002),hal.254.
31
saat hewan tersebut mati, dan mulai lagi dari awal yaitu lahir lalu tumbuh

dan berkembang hingga akhirnya mati.

Daur hidup hewan berdasarkan proses perubahan bentuk tubuhnya dapat

dibagi menjadi dua yaitu: Daur hidup tanpa metamorfosis, daur hidup

dengan metamorfosis

Metamorfosis adalah perubahan bentuk hewan secara bertahap setelah

kelahiran atau penetasan hingga dewasa. Sebagian besar daur hidup hewan

tanpa mengalami metamorfosis, contohnya daur hidup kucing, anjing, dan

ayam. Sebagian kecil hewan di bumi ini mengalami metamorfosis pada

daur hidupnya, contohnya kupu-kupu dan kecoa.

1. Daur hidup hewan tanpa metamorphosis

Daur hidup tanpa metamorphosis adalah daur hidup hewan yang

diawali dari lahirnya atau menetasnya hewan baru yang bentuk

tubuhnya sama dengan bentuk tubuh induknya. Pada daur hidup tanpa

metamorfosis hewan hanya mengalami perubahan ukuran tubuh

namun tidak mengalami perubahan bentuk. Contohnya ayam dan

kucing.

32
Gambar 1.1.Metamorfosis hewan ayam.

Ayam menghasilkan anak dengan cara bertelur. Telur ayam perlu

dierami selama 21 hari agar dapat menetas, setelah pertumbuhan bakal

anak ayam sempurna, telur menetas menjadi anak ayam. Semakin lama

anak ayam tumbuh semakin besar. Bulu-bulu halus berubah menjadi bulu-

bulu seperti induknya. Ayam betina menjadi seperti induk betina. Ayam

jantan menjadi seperti ayam jago dewasa. Setelah dewasa ayam

berkembang biak dan menghasilkan telur. Dari telur ini, daur hidup ayam

yang baru dimulai kembali.

33
Gambar 1.2.Metamorfosis hewan kucing.

Kucing menghasilkan anak dengan cara melahirkan. Dalam daur

hidupnya, kucing hanya mengalami perubahan ukuran tubuh. Namun

tidak mengalami perubahan bentuk. Bentuk anak kucing sama dengan

bentuk kucing dewasa, yang berbeda hanya ukuran tubuhnya saja.

2. Daur hidup hewan dengan metamorfosis

Daur hidup hewan dengan metamorfosis adalah daur hidup

sekelompok hewan yang terlahir dengan bentuk yang berbeda dengan

induknya, dan mengalami perubahan bentuk yang bertahap hingga

dewasa. Metamorfisis ada dua yaitu:

a. Metamorfosis sempurna

Metamorfosis sempurna adalah hewan yang pada saat lahir

memiliki bentuk tubuh yang sangat berbeda sekali dengan


34
induknya. Hewan ini harus melalui beberapa tahap untuk memiliki

tubuh yang sama dengan hewan dewasa. Hewan yang mengalami

metamorfosis sempurna yaitu kupu-kupu, nyamuk, katak, dan lalat.

Nyamuk dan kupu-kupu memiliki 4 tahap dalam daur hidupnya.

1. Metamorfosis hewan kupu-kupu

Gambar.1.3. Metamorfosis hewan kupu-kupu.

Kupu-kupu bertelur biasanya sebanyak kurang lebih 200

butir, dan diletakkan di daun. Telur-telur ini diletakkan di

daun karena daun adalah sumber makanan bagi ulat yang

merupakan hasil tetasan dari telur kupu-kupu. Begitu telur

menetas maka makanan sudah tersedia dengan cukup. Telur

akan menetas menjadi ulat setelah 2 minggu sampai satu

bulan.

35
Periode ulat memiliki cirri-ciri, yaitu:

a.) Merugikan banyak orang terutama petani karena makan

daun-daunan.

b.) Ulat mengalami lima kali pergantian kulit.

c.) Ulat memiliki kelenjar ludah yang nantinya digunakan

untuk membentuk kepompong.

Periode kepompong ini berlangsung selama 2 minggu

sampai beberapa bulan. Kepompong pecah menjadi kupu-

kupu. Kupu-kupu yang baru muncul, sayapnya masih

melipat. Setelah diam beberapa menit, sayap meluas dan

kupu-kupu siap terbang. Kupu-kupu akan terbang untuk

mencari makanan yang berupa nektar dari bunga. Kupu-

kupu akan berkembang biak dan bertelur sehingga

terjadilah daur ulang hidup terus-menerus.

2. Metamorfosis hewan nyamuk

Nyamuk betina bertelur di air, telur nyamuk bisa mencapai

100 butir. kemudian telur menetas menjadi jentik nyamuk

lalu menjadi kepompong atau pupa, setelah beberapa hari

pupa pecah menjadi nyamuk dewasa.

36
Gambar 1.4.Metamorfosis hewan nyamuk.

3. Metamorfosis hewan katak

Katak merupakan hewan amfibi, yaitu hewan yang

bisa hidup di dua tempat yaitu darat dan air. Katak bertelur

didalam air. Telur katak akan menetas menjadi berudu atau

kecebong. Kecebong di dalam air bernapas dengan insang

dan memakai hewan-hewan kecil alam air. Setelah dewasa

katak keluar dari air dan bernapas dengan paru-paru dan

kulit (sehat dalam air). Katak memakan serangga yang ada

di sekitarnya.

37
Gambar 1.5.Metamorfosis hewan katak.

4. Metamorfosis hewan lalat

Lalat bertelur di tempat-tempat yang kotor. Telur menetas

menjadi larva lalu larva berkembang menjadi pupa.

Selanjutnya pupa berkembang menjadi lalat. Lalat akan

mencari makan ditempat yang kotor.

Gambar 1.6.metamorfosis hewan lalat.

38
Seperti yang sudah kita tahu bahwa lalat merupakan

serangga pembawa bibit penyakit. Hal itu disebabkan lalat

suka hinggap di tempat kotor kemudian menghinggapi

makanan. Secara otomatis makanan tersebut telah

terkontaminasi oleh kotoran yang dibawa lalat. Jadi, jika

anda menjaga kebersihan dan tidak membiarkan makanan

terbuka anda bisa mencegah penyakit yang dibawa oleh

lalat.

b. Metamorfosis tidak sempurna

Hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna bentuk

hewan muda mirip dengan induknya, tetapi ada bagian-bagian

yang belum terbentuk, misalnya sayap. Contoh hewan yang

mengalami metamorfosis tidak sempurna, yaitu: kecoa, belalang,

dll.

1. Metamorfosis hewan kecoa

Kecoa memiliki 3 tahap dalam hidupnya, yaitu: telur, nimfa,

dan serangga. Telur menetas menjadi bayi serangga yang sudah

menyerupai serangga dewasa tetapi tanpa sayap (nimfa). Nimfa

akan berganti kulit beberapa kali sebelum menjadi serangga

dewasa.

39
Gambar 1.7.Metamorfosis hewan kecoa.

2. Metamorfosis hewan belakang

Belalang adalah salah satu jenis serangga yang menjadi hama

bagi tumbuhan. Akan tetapi belalang juga memiliki peranan

penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, terutama

ekosistem sawah. Belalang mempredasi hama lain dan menjadi

mangsa bagi beragam jenis burung dan hewan melata. Belalang

memiliki 3 tahap dalam daur hidupnya, dari telur belalang yang

menetas, selanjutnya tumbuh memasuki tahap nimfa,

berkembang menjadi belalang dewasa.

Gambar 1.8.Metamorfosis hewan belalang.


40
H. EVALUASI

1. Pengertian Evaluasi

Dalam sebuah buku yang berjudul Teknik Evaluasi Pendidikan

karya M. Chabib Thoha mengatakan bahwa evaluasi berasal dari kata

evaluation yang berarti suatu tindakan atau proses untuk mennetukan

nilai sesuatu, apakah sesuatu itu mempunyai nilai atau tidak. Menurut

istilah, evaluasi berarti kegiatan yang terencana untuk mengetahui

keadaan suatu objek dengan menggunakan instrument dan hasilnya

dibandingkan dengan tolak ukur tertentu guna memperoleh

kesimpulan. Sehubung dengan penilaian dalam pelaksanaan evaluasi

perlu diperhatikan beberapa prinsip sebagai dasar pelaksanaan

penilaian. Prinsip-prinsip tersebut antara lain sebagai berikut:

a. Prinsip kesinambungan: penilaian hendaknya dilakukan dengan

cara berkesinambungan.

b. Prinsip menyeluruh: penilaian harus mengumpulkan data mengenai

seluruh aspek kepribadian.

c. Prinsip objektif: penilaian diusahakan agar seobjektif mungkin.

d. Prinsip sistematis: penilaian harus dilakukan secara sistematis dan

teratur.

Dengan evaluasi pendidikan seorang pendidik bisa mengukur tingkat

kemajuan yang dicapai peserta didik, baik ditinjau dari norma tujuan

maupun dari norma kelompok. Juga bisa menentukan apakah pesrta

41
didik mengalami kemajuan yang memuaskan kearah pencapaian

tujuan pengajaran yang diharapkan.

I. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu dari skripsi Ana Sri Lestari NIM 11404244017

yang berjudul, “Efektivitas Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri

Dalam Meningkatkan Sikap Percaya Diri dan Prestasi Belajar Peserta

Didik Kelas X Pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 2 Wates”

metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif

eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah peserta didik kelas X di

SMA N 2 Wates. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive

sampling sebanyak 2 kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Teknik pengumpulan data menggunakan tes, angket, observasi dan

dokumentasi. Teknik analisis menggunakan Paired T-Test dan

Independent sampel T-Test.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Startegi pembelajaran inkuiri efektif

dalam meningkatkan sikap percaya diri peserta didik sebesar 17.05%.

Strategi pembelajran inkuiri efektif dalam meningkatkan prestasi belajar

peserta didik sebesar 98.41%. Sikap percaya diri peserta didik yang

menggunakan strategi pembelajran inkuiri lebih tinggi dibandingkan

dengan peserta didik yang menggunakan strategi pembelajaran

konvensional. Prestasi belajar peserta didik yang menggunakan strategi

pembelajaran inkuiri lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik yang

menggunakan strategi pembelajaran konvensional.

42
J. Kerangka Berfikir

Kesuksesan seseorang tidak hanya dapat ditentukan oleh

kecerdasan intelektual saja akan tetapi juga harus didukung dengan

karakter yang dimilikinya. Untuk itu suatu pembelajaran yang

berlangsung di sekolah harus mampu mencakup ranah kognitif, afektif

maupun psikomotorik peserta didik untuk mengefektivkan suatu

pembelajaran maka pendidik harus bisa menyesuaikan antara materi

dengan media yang digunakan sebagai pembantu untuk member

kepahaman pada peserta didik. Karena anak didik yang masih duduk di

bangku MI suka bermain maka pendidik harus bisa mencari perhatian agar

peserta didik memperhatikan saat pendidik menyampaikan materi dan juga

memahami apa yang sudah disampaikan. Maka dari itu peneliti menguji

cobaan pembelajaran menggunakan media puzzle dalam pembelajaran

IPA yang di khususkan pada materi siklus metamorfosis pada hewan.

Dengan menggunakan media puzzle tanpa disadari juga bisa melatih rasa

percaya diri pada peserta didik

43
Pelaksanaan

pembelajaran

Perencanaan Proses Evaluasi


Pembelajara
Pembelajaran
n

Media Sederhana
(Puzzle)

Gambar 1.9.skema dalam pembelajaran.

K. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang, kajian teori, dan kerangka berfikir di atas

dapat dikemukakan hipotesis penelitian sebagai jawaban sementara untuk

permasalahan yang telah dirumuskan pada bagian terdahulu sebagai

berikut.

1. Media Puzzle efektif dalam meningkatkan prestasi peserta didik kelas

IV pada mata pelajaran IPA khususnya dalam materi metamorfosis di

MI DARUL HIKMAH MANGGIS NGANCAR.

2. Media Puzzle efektif dalam meningkatkan percaya diri peserta didik

kelas IV pada mata pelajaran IPA khususnya dalam materi

metamorfosis di MI DARUL HIKMAH MANGGIS NGANCAR.

3. Terdapat kelebihan dan kekurangan dalam Media Puzzle. Kelebihan

Media Puzzle sebagai berikut: dapat melatih konsentrasi, ketelitian dan

44
kesabaran peserta didik, juga dapat memperkuat daya ingat. Karena

dengan memilih gambar/bentuk dapat melatih peserta didik untuk

berfikir secara matematis. Media Puzzle juga mempunyai kelemahan

seperti: dalam penyampaian materi membutuhkan waktu yang lebih

panjang, menuntut kreatifitas pengajar. kelas menjadi kurang

terkendali, karena peserta didik masih labil dan suka bermain. Maka

media puzzle yang terlalu kompleks sehingga kurang efektif untuk

pembelajaran dalam kelompok besar. Dalam media puzzle bisa

meningkatkan konsentrasi, ketelitian, kesabaran, dan memperkuat daya

ingat peserta didik, meskipun membutuhkan waktu yang sedikit

panjang dalam penyampaian pelajaran IPA khusus materi

metamorfosis kelas IV di MI DARUL HIKMAH MANGGIS

NGANCAR.

45
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

experiment (eksperimen semu) dengan pendekatan kuantitatif. Dalam

metode quasi experiment, peneliti berusaha menentukan apakah suatu

treatmen mempengaruhi hasil sebuah penelitian. Pengaruh ini dinilai

dengan cara menerapkan treatment tertentu pada satu kelompok

(kelompok treatment) dan tidak menerapkannya pada kekompok yang lain

(kelompok control). Pada desain ini terdapat pretest (sebelum diberi

perlakuan) dan posttest (sesudah diberi perlakuan), karena dapat

membandingkan dengan keadaan sebelum dan sesudah diberi perlakuan.

Desain digambarkan seperti berikut:

O1 X O2

O1 = Nilai pretest (sebelum diberi diklat)

O2 = Nilai Posttest Setelah diberi diklat)

Pengaruh diklat terhadap prestasi = (O2-O1)

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di MI DARUL HIKMAH yang

terletak di Manggis Ngancar. Sasaran dalam penelitian ini adalah peserta

didik kelas IV MI DARUL HIMAH MANGGIS NGANCAR. Penelitian

ini bertujuan untuk menilai suatu prestasi peserta didik. Disini dilihat
46
apakah dengan menggunakan Media Puzzle dapat memberi kepahaman

dan membangun ke kreatiftasan peserta didik dalam belajar. Penelitian ini

akan dilaksanakan sebanyak 3 kali pertama dilakukan untuk mengambil

data pre test dan post test.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditentukan penelitian untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi

juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan

sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi

meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh sobyek/obyek

tersebut. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta

didik kelas IV MI MANGGIS NGANCAR tahun ajaran 2019/2020.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi. Bila populasi besar, dan

peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,

misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti

dapat menggunakan sampel itu, kesimpulannya akan dapat

diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari

populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Adapun kelas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kelas IV.

47
D. Teknik Pengumpulan Data

1. Angket

Pengumpulan data merupakan sebagian dari rangkaian penelitian

yang harus dilakukan. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk

mengumpulkan data adalah angket. Menurut Sugiyono angket adalah

teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawab.21 Dalam penelitian ini angket digunakan untuk

mengukur sikap percaya diri peserta didik.

2. Tes

Untuk mengukur tingkat pertasi belajar peserta didik maka

dilakukan tes secara tertulis. Tes ini dilakukan dua kali yaitu sebelum

pembelajaran dilakukan (pre-test) dan tes yang dilakukan setelah

proses pembelajaran selesai (post-test). Pre-test dilakukan untuk

mengetahui kemampuan awal peserta didik sebelum mengikuti proses

pembelajaran menggunakan media Puzzle sedangkan post-test

dilakukan untuk mengetahui kemampuan akhir peseta didik setelah

mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan Media Puzzle.

3. Observasi

Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati sikap

spiritual dan sikap percaya diri peserta didik. Observasi dilakukan

selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung tanpa mengganggu

21
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D, (Bandung: Alfabete, 2011), hal. 81.
48
kegiatan belajar peserta didik dengan menggunakan lembaran

observasi yang telah dipersiapkan. Dalam hal ini peneliti mencatat

temuan-temuan atau hal-hal yang terjadi pada saat pembelajaran baik

aktifitas peserta didik maupun aktifitas pendidik. Lembar observasi

digunakan untuk mengetahui jalannya proses pembelajaran dengan

menggunakan media puzzle.

4. Dokumentasi

Untuk mendukung penelitian pengumpulan data-data yang relevan.

Data ini digunakan untuk mengetahui informasi tentang peserta didik,

di mana data diperoleh dari pihak sekolah berupa data jumlah peserta

didik, hasil ujian peseta didik, silabus dan lain-lain. Untuk memperoleh

data-data yang relevan bisa menggunakan wawancara apabila ingin

melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang

harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari

responden yang lebih mendalam.

E. Instrumen Penelitian

1. Angket

Dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data tentang sikap

percaya diri peserta didik digunakan instrument penelitian angket. Di

mana angket terdiri dari 30 pernyataan positif maupun negative yang

berkaitan dengan sikap percaya diri. Pernyataan positif adalah

pernyataan yang mendukung atau menunjukkan adanya sikap percaya

diri. Sedangkan pernyataan negative berisi pernyataan yang tidak

49
mendukung atau tidak menggambarkan adanya sikap percaya diri pada

peseta didik. angket ini diisi oleh peseta didik.

Dalam angket terdapat alternative jawaban yaitu: Sangat Setuju

(SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

Setiap alternative jawaban tersebut akan diberikan skor agar dapat

dianalisis secara kuantitatif. Adapun skor dari alternatif jawaban yang

ada adalah sebagai berikut:

Untuk jawaban pertanyaan atau pernyataan positif akan diberi skor

sebagai berikut:

Sangat Setuju (SS) =4

Setuju (S) =3

Tidak Setuju (TS) =2

Sangat Tidak Setuju (STS) =1

Adapun skor untuk pertanyaan atau pernyataan negatif adalah

sebagai berikiut:

Sangat Setuju (SS) =1

Setuju (S) =2

Tidak Setuju (TS) =3

Sangat Tidak Setuju (STS) =4

2. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mencatat hasil pengamatan

yang menggambarkan sikap spiritual dan sikap percaya diri peserta

50
didik selama proses pembelajaran berlangsung. Berikut ini adalah

aspek-aspek yang diamati dalam lembar observasi:

Tabel 1.1 Aspek pengamatan sikap spiritual

No Aspek Pengamatan

1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu

2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan

3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan

pendapat\prestasi

4 Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan

terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan

5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari

ilmu pengetahuan

Data sikap spiritual dan sikap percaya diri peserta didik yang diperoleh

melalui observasi kemudian dikategorikan menjadi 5 yaitu: sangat tinggi, tinggi,

sedang, rendah dan sangat rendah. Adapun petunjuk penilaian lembar observasi

tersebut adalah sebagai berikut

Skor X 4 = skor

akhir

Skor Tinggi

Keterangan:

Sangat Baik : apabila memperoleh skor 3,20-4,00 (80-100)

Baik : apabila memperoleh skor 2,80-3,19 (70-79)

51
Cukup : apabila memperoleh skor 2,40-2,79 (60-69)

Kurang : apabila memperoleh skor kurang 2.40 9 (kurang

dari 60%)

3. Penilaian Tes Kognitif

Untuk mengukur perkembangan prestasi belajar peserta didik

dilakukan pre-test dan post-test. Adapun soal yang digunakan berupa

soal pilihan ganda sebanyak 25 butir yang berhubungan dengan materi

metamorfosis hewan. Kisi-kisi soal untuk mengukur prestasi belajar

peserta didik adalah sebagai berikut:

Tabel 1.2 Kisi-kisi soal Tes Kognitif:

KD Indikator No. Butir

4.1 Mendeskripsikan 4.1.1.Mendeskripsikan 1

daur hidup hewan di pengertian daur hidup

lingkungan sekitar hewan.

misalnya kecoa, 4.1.2.menjelaskan

nyamuk, kupu-kupu perbedaan daur hidup 2,3,4,5

dan kucing. sempurna dan daur hidup

tidak sempurna.

4.1.3 mendeskripsikan 6,7,8,9,10

daur hidup disekitar kita

(kecoa, nyamuk, kupu-

kupu, kucing).

52
Untuk selanjutnya data prestasi belajar peserta didik yang

diperoleh melalui test dan post test tersebut kemudian dikategorikan

menjadi 5 kategori. Adapun pedoman pengkategorian nilai tersebut adalah

sebagai berikut;

Rentang Skor Kategori

X ≥ 3,25 Sangat Tinggi

2,75 ≤ X < 3,25 Tinggi

2,25 ≤ X < 2,25 Cukup

1,75 ≤ X < 2,25 Rendah

X < 1,75 Sangat Rendah

F. Uji Coba Instrumen

Sebelum instrument penelitian digunakan untuk mengumpulkan data,

terlebih dahulu harus dilakukan uji coba instrument. Uji coba instrument

dilakukan untuk mengetahui apakah instrument yang disusun adalah

instrument yang baik untuk mengumpulkan data penelitian. Instrument

dikatakan baik apabila memenuhi dua syarat yaitu valid dan reliable. Uji

coba instrument ini dilakukan pada peseta didik kelas IV MI PLUS

DARUL HIKMAH MANGGIS NGANCAR.

1. Uji Validitas Instrumen

Menurut Sugiyono untuk instrument yang berbentuk tes, pengujian

validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi

instrument dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Seorang guru


53
yang memberi tes diluar materi pelajaran, berarti instrument tersebut

tidak mempunyai validitas isi. Secara teknis pengujian validitas isi

dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrument. Validitas

berhubungan dengan ketetapan dari sebuah instrument penilaian

apakah instrument tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur.

Sebelum instrument digunakan untuk mengambil data terlebih dahulu

instrument tersebut harus diuji validitasnya.

Tabel 1.3 Hasil Uji Validitas Instrumen.

No. rhitung Rtabel 5% (13) Siq Kriteria

Item

1 0,756 0,553 0,081 Valid

2 0,814 0,553 0,193 Valid

3 0,830 0,553 0,081 Valid

4 0,830 0,553 0,606 Valid

5 0,750 0,553 0,358 Valid

6 0,667 0,553 0,081 Valid

7 0,667 0,553 0,349 Valid

8 0,750 0,553 0,147 Valid

9 0,741 0,553 0,019 Valid

10 0,830 0,553 0,081 Valid

11 0,830 0,553 0,019 Valid

12 0,508 0,553 0,000 Valid

54
13 0,735 0,553 0,000 Valid

14 0,735 0,553 0,000 Valid

15 0,735 0,553 0,000 Valid

2. Uji Relabilitas Instrumen

Reabilitas penilaian berkaitan dengan ketetapan atau pun

keajengan instrument tersebut dalam mengukur apa yang akan diukur.

Kapanpun instrument tersebut di gunakan maka akan memberikan

hasil yang hampir sama. Instrument penelitian dikatakan reliable

apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang tepat. Pengujian

reliabilitas instrument dapat dilakukan dengan menggunakan rumus

Kuder Richardson 21 (KR 21) karena data yang digunakan merupkan

instrument dengan skor 1 dan 0 atau yang disebut dikotomi. Rumusnya

adalah:

( )
( )

Keterangan:

K = Jumlah item dalam instrument

M = mean skor total

S2t= varians total

G. Teknik Analisis Data

Teknik ini sebagai alat pengukuran data, mengelola data yang sudah

terkumpul dari hasil penelitian. Dengan kata lain teknik analisis data

55
adalah suatu cara yang ditempuh untuk mengelola data yang didapat dari

suatu penelitian dengan prosedur ilmiah.

1. Analisis unit

Data yang telah dikumpulkan melalui metode pengumpulan data yang

digunakan akan mempunyai arti apabila data tersebut diolah dan dianalisa.

Dari awal analisa tersebut, maka yang dapat diinterprestasi dan selanjutnya

dapat dirumuskan kesimpulan akhir dan suatu penelitian.

Dalam penelitian ini digunakan metode pengolahan dan analisa data

yaitu sebagai berikut:

a. Mean

Mean merupakan teknik penjelasan kelompok yang

didasarkan atas nialai rata-rata dari kelompok terebut. Rata-rata di

dapat dengan menjumlahkan data seluruh individu dalam

kelompok itu, kemudian di bagi dengan jumlah individu yang ada

pada kelompok tersebut. Untuk memperoleh mean dari masing-

masing variabel maka digunakan rumus sebagai berikut:


X=

Keterangan :

X = Mean

∑ = Jumlah Perkalian antara frekuensi dan titik tengah

N = Jumlah Responden

56
b. Median

Median merupakan salah satu teknik penjelasan kelompok

yang didasarkan atas nilai tengah dari kelompok data yang telah

disusun urutannya dari yang terkecil sampai yang terbesar, atau

sebaliknya dari yang terbesar sampai yang terkecil. Adapun rumus

untuk mencari median adalah sebagai berikut:

Md = b+p( )

Keterangan :

Md : Median

b : Batas bawah dimana median akan terletak

n : Jumlah data

p : Panjang kelas interval

f : Jumlah semua Frekuensi sebelum kelas median

F : Frekuensi kelas median

c. Modus

Modus merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasakan

atas nilai yang sedang populer atau nilai yang sering muncul dalam

kelompok tersebut. Untuk menghitung modus yang telah disusun

kedalam distribusi frekuensi, dapat digunakan rumus sebagai berikut:

Mo=b+p ( )

57
Ketetrangan:

Mo = Modus

b = Batas kelas interval dengan frekuensi terbanyak

p = panjang kelas interval

b1 = frekuensi pada kelas modus dikurangi frekuensi kelas

interval terdekat

b2 = frekuensi pada kelas modus dikurangi frekuensi kelas

interval

c. Standar Deviasi

Standar deviasi atau simpangan baku adalah data yang telah

disusun dalam tabel distribusi frekuensi atau data begolong.

Standar deviasi dari data yang telah disusun dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi, dapat dihitung dengan rumusan sebagai

berikut:

∑ ( )
S=√ ( )

Keterangan :

S = Satndar Deviasi

N = Jumlah responden dalam penelitian

58
2. Analisis statistic deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau mengambarkan data

yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Penelitian yang

dilakukan pada populasi jelas akan menggunakan statistic deskriptif dalam

analisisnya. Tetapi bila penelitian dilakuakan pada sampel maka

analisisnya dapat menggunakan statistic deskriptif maupun inferensial.

Analisis deskriptif ini digunakan untuk mendeskripsikan kedua variable

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:22

P= f/N x100%

Keterangan:

P= Angka Persentase

F= Frekuensi Jawaban Responden

N= Jumlah Responden

3. Analisis statistic inferensial

Statistic inferensial adalah teknik statistic yang digunakan untuk

menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.

Statistic ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi

yang jelas dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan

secara random.

22
Sudjono. 1994. Pengantar Statistik Pendidikan. (Jakarta: Rajawali Pers), hal.40.
59
a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui kenormalan data

tentang media pembelajaran. Uji normalitas yang digunakan adalah

rumus Chi Kuadrat yang di kemukakan oleh Sugiyono23 yaitu:

2 ( )
X ∑

keterangan:

X2 = Harga Chi kuadrat

Fo= frekuensi yang diobservasi

Fh = frekuensi yang diharapkan

Adapun kriteria pengujian dengan membandingkan harga

chi kuadrat hitung dengan chi kuadrat table. Jika chi kuadrat table

hitung lebih kecil atau sama dengan chi kuadrat table (X2h ≤ X 2t)

maka data terdistribusi normal dan apabila terjadi hal yang

sebaliknya maka dinyatakan tidak normal.

b. Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi linear sederhana di gunakan untuk mengetahui

pengaruh media pembelajaran terhadap prestasi belajar peserta

didik kelas IV dalam mata pelajaran IPA Metamorfosis di MI Plus

Darul Hikmah Manggis Ngancar. Menurut Sugiyono24 rumus

analisis linera sederhana sebagai berikut:

Y= α + bX
23
Ibid., hal.250.
24
Ibid., hal 237.
60
Keterangan:

Y = Subjek/ nilai dalam variable dependen yang diprediksikan

A = Harga Y bila X= 0 ( harga konstan)

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka

peningkatan atau pun penurunan variable dependen yang

didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan

bila (-) maka terjadi penurunan.

X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertent

61
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Desaian Penelitian

MI Plus Darul Hikmah Manggis Ngancar memiliki visi dan misi dalam

meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan di sekolah tersebut.

Adapun visi dan misi MI Plus Darul Hikmah Manggis Ngancar adalah

sebagai berikut:

VISI

“ Terwujudnya sekolah unggul, beriman, berprestasi, dan religious”.

Indikator Visi:

a. Beriman, bertakwa dan berakhlak mulia.

b. Unggul dalam prestasi akademika dan non akademika.

c. Terciptanya budaya tertib, bersih dan gemar membaca.

d. Menjunjung tinggi budaya daerah dan nasional serta menghargai

budaya internasional yang sesuai dengan kepribadian bangsa.

MISI

a. Membina dan mendidik murid menjadi anak yang unggul dalam

bidang iptek dan imtaq.

b. Mendidik murid memiliki kesungguhan dalam bidang akademik.

c. Membimbing murid untuk mewujudkan keunggulan prestasi

diberbagai bidang melalui pembinaan peningkatan mutu secara

terprogram.
62
B. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI Plus Darul Hikmah Manggis di

kelas IV dalam penelitian ini proses belajar mengajar dilaksanakan dengan

menggunakan media puzzle yang dilakukan selama dua hari yaitu dari

tanggal 20 Agustus 2019 sampai dengan 21 Agustus 2019. Dalam upaya

meningkatkan hasil belajar pada pelajaran IPA materi Metamorfosis

dengan menggunakan media puzzle. Maka instrument yang digunakan

dalam penelitian ini berupa pemberian tes yaitu pree-test dan post-test.

Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Pada

pertemuan pertama dilakukan pree test dan pengambilan sikap percaya diri

awal peserta didik. pada pertemuan kedua diberikan treatment dengan

menggunakan media puzzle dan melakukan post test sekaligus

pengambilan data sikap percaya diri akhir peserta didik. Sebelum

dilaksanakan penelitian tersebut terlebih dahulu dilakukan uji coba

instrument yang meliputi uji validitas, uji reliabilitas, dan analisis butir

soal. Setelah dilakukan uji coba instrument kemudian dilakukan

pengambilan data awal sikap percaya diri dan prestasi belajar peserta didik

melalui pretest. Tahap penelitian selanjutnya adalah memberikan

perlakuan di kelas dengan menggunakan media puzzle. Selanjutnya untuk

melihat sikap percaya diri dan prestasi akhir peserta didik maka dilakukan

post test.

63
a. Data Sikap Percaya Diri Peserta Didik

Dalam penelitian ini sikap percaya diri merupakan salah satu

variabel yang menjadi objek penelitian. Berikut ini diuraikan deskripsi

data mengenai sikap percaya diri peserta didik secara keseluruhan baik

untuk kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Data sikap

percaya diri peserta didik diperoleh dari instrument penelitian berupa

angket. Adapun data sikap percaya diri peserta didik adalah sebagai

berikut:

Tabel 1.4 Data Sikap Percaya Diri Peserta Didik kelompok kontrol dan

eksperimen.

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Percaya Percaya Percaya Percaya

Diri Awal Diri Akhir Diri Awal Diri Akhir

Maximum 38 38 46 63

Minimum 30 32 44 54

Mean 33,25 34,75 44,61 57,46

Median 33,5 35 45 57

Modus 34 38 44 57

Standar 1,70 1,76 0,64 2,66

Deviasi

Sumber: Data Primer yang Diolah.

Dari data diatas dapat diketahui bahwa sikap percaya diri awal

yang dimiliki peserta didik pada kelompok kontrol maupun kelompok

64
eksperimen tidak jauh berbeda atau homogen. Hal ini dapat dilihat dari

data yeng menunjukkan rata-rata nilai percaya diri awal kelompok

kontrol 33,25 sedangkan kelompok eksperimen 44,61. Selain itu nilai

tertinggi yang dapat dicapai peserta didik pada kelompok kontrol

adalah 38 sedangkan kelompok eksperimen adalah 46.

Selain dilaksanakan pembelajaran maka didapatkan adanya

perbedaan sikap percaya diri antara kelompok kontrol yang belum

menggunakan media puzzle dan kelompok eksperimen yang sudah

menggunakan media puzzle. Pada kelompok eksperimen sikap percaya

diri peserta didik jauh lebih meningkat dibandingkan kelompok

kontrol. Dapat dilihat dari rata-rata kelompok eksperimen yang

awalnya 44,61 meningkat menjadi 57,46. Sedangkan kelompok kontrol

hanya meningkat dari 33,25 menjadi 34,75. Selain itu nilai tertinggi

yang dapat dicapai dikelompok eksperimen dan kelompok kontrol juga

berbeda yaitu 63 untuk kelas eksperimen dan 30 untuk kelas kontrol.

Data sikap percaya diri peserta didik tersebut kemudian dikategorikan

menjadi beberapa kelompok yaitu: sangat inggi, tinggi, cukup, rendah

dan snagat rendah. Adapun data sikap percaya diri peserta didik adalah

sebagai berikut:

1) Kelompok Kontrol

Data sikap percaya diri peserta didik pada kelompok

kontrol diperoleh dari angket yang diisi oleh peserta didik pada

awal pembelajaran sebelum menggunakan media puzzle dan

65
pada akhir pembelajaran menggunakan media puzzle. Berikut

ini adalah pengkategorian sikap percaya diri peserta didik pada

kelompok awal:

Tabel 1.5 frekuensi kategori Sika Percaya diri Kelompok

Kontrol

Kategori Sikap Percaya Diri Awal Sikap Percaya Diri Akhir

Presentasi(%) Frekuensi Presentasi(%)

Frekuensi

Sangat Tinggi 0 0 0 0

Tinggi 1 8,33 6 50

Cukup 6 50 3 2

Rendah 3 25 2 16,66

Sangat Rendah 2 16,66 1 8,33

Jumlah 12 12

Table diatas menunjukkan data pengkategori sikap percaya diri

peserta didik pada kelompok kontrol baik sebelum pembelajaran maupun

setelah pembelajaran. Pada awal pembelajaran jumlah peserta didik yang

memiliki sikap percaya diri tinggi 1 orang (8,33%), 6 orang (50%) peserta

didik memiliki sikap percaya diri cukup, 3 orang (25%) peserta didik

memiliki sikap percaya diri rendah, 2 orang (16,66%) peserta didik

memiliki sikp percaya diri sangat rendah. Setelah pembelajaran sikap

percaya diri peserta didik pada kelompok kontrol meningkat dimana

66
jumlah peserta didik yang memiliki sikap percaya diri sangat tinggi

menjadi 6 orang (50%), 3 orang (2%) peserta didik yang memiliki sikap

percaya diri cukup, 2 orang (16,66%) peserta didik yang memiliki sikap

percaya diri rendah, 1 orang (8,33%) peserta didik yang memiliki sikap

percaya diri sangat rendah.

2) Kelompok Eksperimen

Kelompok Eksperimen data sikap percaya diri peserta didik pada

kelompok eksperimen diperoleh dari angket yang diisi oleh peserta didik

pada awal pembelajaran dengan mengunakan media puzzle pada akhir

pembelajaran. Berikut ini adalah pengategorian sikap percaya diri peserta

didik pada kelompok eksperimen.

Tabel 1.6 Frekuensi Kategori Sikap Percaya Diri Kelompok Eksperimne.

Kategori Percaya Diri Awal Percaya Diri Akhir

Frekuensi Presentase(%) Frekuensi Presentase(%)

Sangat 1 8,33 3 25

Tinggi

Tinggi 5 41,66 4 33,33

Cukup 2 16,66 3 25

Rendah 4 33,33 2 16,66

Sangat 0 0 0 0

Rendah

67
Jumlah 12 12

Sumber.Data Primer yang Diolah.

Table diatas menunjukkan data pengkategori sikap percaya diri peserta

didik pada kelompok eksperimen baik sebelum pembelajaran maupun setelah

pembelajaran. Pada awal pembelajaran jumlah peserta didik yang memiliki sikap

percaya diri sangat tinggi adalah 1 orang (8,33%) dan peserta didik yang memiliki

sikap percaya diri tinggi adalah 5 orang (41,66%), 2 orang (16,66%) peserta didik

memiliki sikap percaya diri cukup, 4 orang ( 33,33%) peserta didik yang memiliki

sikap percaya diri rendah. Setelah pembelajaran sikap percaya diri peserta didik

pada kelompok eksperimen meningkat dimana jumlah peserta didik yang

memiliki sikap percaya diri sangat tinggi menjadi 3 orang (25%), sedangkan

jumlah peserta didik yang memiliki sikap percaya dri tinggi adalah 4 orang

(33,33%), 3 orang (25%) jumlah peserta didik memiliki percaya diri cukup, 2

orang ( 16,66%) jumlah peserta didik memiliki percaya diri rendah. Setelah

menggunakan media puzzle dalam pembelajaran di kelompok eksperimen tidak

terdapat kategori peserta didik yang memiliki sikap percaya diri sangat rendah.

b. Data Prestasi Belajar Peserta Didik

Data berikut merupakan data mengenai prestasi belajar peserta

didik, data prestasi peserta didik diperoleh dari instrument berupa test.

Tes ini terdiri diri test awal (pre test) yang dilakukan untuk mengetahui

kemampuan awal peserta didik dan tes akhir (post test) umtuk

68
mengetahui prestasi belajar peserta didik setelah pembelajaran.

Adapun data tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 1.7 Data Prestasi Belajar Peserta Didik.

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Pre Test Post Test Pre Test Post Test

Maximum 73 88 68 100

Minimum 57 73 48 76

Mean 62,5 82,41 57,6 90,92

Median 64 84 58 96

Modus 58 88 60 96

Standar Devisi 5,30 5,34 4,45 8,0

Sumber.Data Primer yang Diolah.

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa prestasi belajar

awal peserta didik baik kelas kontrol maupum kelas eksperimen

bersifat homogen atau tidak jauh berbeda. Hal ini dapat dilihat dari

rata-rata prestasi belajar peserta didik di kelompok kontrol ada 62,5

dan di kelompok eksperimen adalah 57,6.

Setelah dilaksanakan pembelajaran, dimana kelompok kontrol

tidak menggunakan media puzzle dan kelompok eksperimen

menggunakan media puzzle maka didapatkan prestasi belajar yang

berbeda di kedua kelompok. Pada kelompok kontrol nilai rata-rata post

test peserta didik meningkat menjadi 82,41 sedangkan pada kelas

eksperimen nilai rata-rata prestasi belajar peserta didik meningkat


69
menjadi 90,92. Hal tersebut menunjukkan bahwa peningkatan prestasi

belajar peserta didik pada kelas eksperimen lebih besar dibandingkan

pada kelompok kontrol.

Data nilai peserta didik yang diperoleh baik dari pre test maupun

post tes kemudian dikategorikan menjadi 5 kategori yaitu: sangat

tinggi, tinggi, cukup, rendah, sangat rendah. Berikut ini akan diuraikan

data pengkategorian prestasi belajar peserta didik kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen:

1) Kelompok kontrol

Data prestasi belajar peserta didik diperoleh melalui tes

yang dilakukan sebelum pembelajaran (pre test) dan sesudah

pembelajaran (post test). Pre test dilakukan untuk mengetahui

pemahaman awal peserta didik sedangkan post test dilakukan

untuk mengetahui pemahaman peserta didik setelah mengikuti

pembelajaran dengan media puzzle. Berikut ini adalah data

prestasi belajar peserta didik pada kelas kontrol:

Tabel 1.8 Frekuensi Kategori Prestasi Belajar Kelompok

Kontrol.

Kategori Pre Test Post Test

Frekuensi Presentase Frekuensi Persentase

Sangat 0 0 4 33,33

Tinggi

70
Tinggi 3 25 5 41,66

Cukup 4 33,33 2 16,66

Rendah 2 16,66 1 8,33

Sangat 1 8,33 0 0

Rendah

Jumlah 12 12

Sumber.Data Primer yang Diolah.

Tabel di atas menunjukkan data nilai prestasi belajar

kelompok kontrol sebelum pembelajaran (pre test) dan sesudah

pembelajaran (post test). Data tersebut menyajikan hasil

pengategorian prestasi belajar peserta didik di kelompok

kontrol. Hasil pre test menunjukkan bahwa terdapat 3 orang (

25%) peserta didik yang memiliki prestasi belajar tinggi, 4

orang (33,33%) peserta didik memiliki prestasi belajar cukup,

2 orang (16,66%) peserta didik memiliki prestasi belajar

rendah, 1 orang ( 8,33%) peserta didik memiliki prestasi

belajar sangat rendah.

Setelah dilakukan pembelajaran yaitu dengan

melaksanakan pembelajaran menggunakan media puzzle,

peserta didik mengerjakan post test untuk mengetahui

kemampuan peserta didik setelah mengikuti pembelajaran.

Data menunjukkan bahwa terdapat 4 orang (33,33%) peserta

71
didik yang memiliki prestasi belajar sangat tinggi, 5 orang

(41,66%) peserta didik memiliki prestasi belajar tinggi, 2

orang (16,66%) peserta didik memiliki prestasi belajar cukup

dan hanya 1 orang (8,33%) peserta didik yang memiliki

prestasi belajar rendah.

2) Kelompok Eksperimen

Data prestasi belajar peserta didik diperoleh melalui tes

yang dilakukan sebelum pembelajaran (pre test) dan sudah

pembelajaran (post test). Pre test dilakukan untuk mengetahui

pemahaman awal peserta didik sedangkan post test dilakukan

untuk mengetahui pemahaman peserta didik setelah mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan media puzzle. Berikut ini

adalah data prestasi belajar peserta didik pada kelompok

eksperimen:

Tabel 1.9 Frekuensi Kategori Prestasi Belajar Kelas

Eksperimen.

Kategori Pre Test Post Test

Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase

Sangat 1 7,69 2 15,38

Tinggi

Tinggi 5 38,46 6 46,15

Cukup 4 30,76 4 30,76

72
Rendah 3 23,07 1 7,69

Sangat 0 0 0 0

Rendah

Jumlah 13 13

Tabel di atas menunjukkan data nilai prestasi belajar

kelompok eksperimen sebelum pembelajaran (pre test) dan

sesudah pembelajaran (post test). Hasil pre test menunjukkan

bahwa terdapat 1 orang (7,69%) peserta didik yang memiliki

prestasi belajar sangat tinggi, 5 orang (38,46%) peserta didik

memiliki prestasi belajar tinggi, 4 orang (30,76%) peserta didik

memiliki prestasi belajar cukup, 3 orang (23,07%) peserta didik

memiliki prestasi belajar rendah.

Setelah diberi perlakuan yaitu dengan melaksanakan

pembelajaran menggunakan media puzzle, peserta didik

mengerjakan post test untuk mengetahui kemampuan peserta

didik setelah mengikuti pembelajaran. Data menunjukkan

bahwa terdapat 2 orang (15,38%) peserta didik yeng memiliki

prestasi belajar sangat tinggi, 6 orang (46,15%) peserta didik

memiliki prestasi belajar tinggi, 4 orang (30,76%) peserta didik

memiliki prestasi belajar cukup, 1 orang (7,69%) peserta didik

memiliki prestasi rendah. Setelah melaksanakan pembelajaran

menggunakan media puzzle pada kelompok eksperimen tidak

73
terdapat peserta didik yang memiliki prestasi belajar sangat

rendah.

C. Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis Data

a) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal atau tidak. Teknik yang digunakan dalam

uji normalitas ini adalah dengan tabel Chi Kuadrat. Hasil

perhitungan X2 hitung dikonsultasikan dengan tabel Chi

Kuadrat adalah jika X2hitung > X2 tabel maka dapat dikatakan

distribusi data tidak normal, dan jika X2hitung < X2 tabel maka data

dikatakan berdistribusi normal.

Tabel1.10 Hasil Uji Normalitas Data Penelitian.

Variabel Xhitung Xtabel Df Ket.

X 2,331 73.500 13 Normal

Y 0,155 6,575 13 Normal

Sumber: Hasil Oleh Data melalui SPSS.

Dari tabel diatas dilihat bahwa chi kuadrat hitung variabel X

sebesar 2,33 lebih kecil dari chi kuadrat tabel sebesar 73.500

dengan nilai Df 13 sedangkan variabel Y nilai chi kuadrtat

hitungnya 0,155 lebih kecil dari 6,575 dengan nilai Df 13.

74
b) Analisis Regresi Linier Sederhana

Tujuan dari penggunaan analisis regresi linier sederhana adalah

untuk menguji hipotesis yang ada dalam penelitian ini. Kriteria

penggunaan adalah jika Fhitung lebih besar dari Ftabel pada uji

taraf signifikan 5% maka H0 ditolak yang menyatakan bahwa

tidak ada pengaruh antara Y dan H1 diterima yang menyatakan

ada pengaruh media pembelajaran.

Tabel 1.11 Analisis Linier Sederhana

Variabel B Fhitung sing Thitung Sing

Konstanta 73.500 6.575 0.000

2.331 0.155

Media 0.300 1.527 0.155

Pembelajaran

Sumber: Hasil Olahan Data melalui SPSS.

Berdadsakan tabel diatas, diperoleh persamaan regresi

73,500 dan b = 0,300 sehingga persamaan regresi linear yang

dihasilkan adalah:

Y= 73,500 + 0,300

Untuk mengetahui linier regresi sedrehana digunakan uji F melalui

tabel anova. Hepotesis yang diterima adalah H0: : . Dari hasil

perhitungan uji F diperoleh Fhitung sebesar 2.331 dengan Ftabel

(0,05:1:13) sebesar 3,84 yang berarti Fhitung lebih besar dari Ftabel.

75
Dengan demikian, di karenakan F hitung lebih besar dari F tabel maka

H0 ditolak dan H1 diterima.

c) Uji Korelasi Product Moment

Uji korelasi product moment dimaksud untuk mengetahui ada

tidak hubungan antara media pembelajaran terhadap perstasi

belajar pesrta didik kelas IV MI PLUS Darul Hikmah Manggis

Ngancar. Hasil uji korelasi product moment di lihat pada tabel

berikut ini.

Tabel 1.12 Hasil Uji Korelasi Product Moment dengan Sig

5%

Mode R R Square Adjusted R Std. Error of

l Square the Estimate

1 .418a .175 .100 6.24087

Sumber: Hasil Analisis Data dengan SPSS.

Berdasarkan analisis korelasi hasil perhitungan product

moment diperoleh antara media pembelajaran (X) dan

Prestasi Peserta Didik ( Y) yaitu r sebesar 0.418.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan dibahas secara mendalam mengenai hasil

penelitian yang telah dilakukan. Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian

76
ini adalah untuk mengetahui keefektifan penggunaan media puzzle dalam

meningkatkan prestasi belajar peserta didik .

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media puzzle

efektif dalam meningkatkan prestasi peserta didik di MI PLUS Darul

Hikmah Manggis Ngancar. Hal ini bisa dilihat ketika kelompok

eksperimen melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media

puzzle, peserta didik lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Peserta didik merasa lebih semangat dan tertarik dalam mengikuti

pembelajaran. Hal ini terlihat berbeda pada kelompok kontrol yang dimana

proses pembelajarannya menggunakan ceramah. Selama proses

pembelajaran peserta didik cenderung pasif dibandingkan dengan peserta

didik pada kelompok eksperimen.

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku ataupun peningkatan

pemahaman pengetahuan dan pengalaman sebagai dampak adanya proses

pembelajaran. Dalam penelitian ini, hasil belajar yang diukur adalah

keefektifan dan peningkatan prestasi peserta didik. Penguasaan materi

diukur dengan menggunakan tes posttest setelah peserta didik menjalani

poreses belajar mengajar. Data menunjukkan bahwa pada kelas

eksperimen sikpa percaya diri peserta didik mengalami kenaikan sebesar

57,46 sedangkan pada kelas kontrol sikap percaya diri peserta didik

mengalami kenaikan sebesar 34,75.

Berdasarkan hasil pengujian, bahwa terdapat pengaruh variabel

media pembelajaran terhadap variabel prestasi peserta didik kelas IV MI

77
PLUS Al Hikmah Manggis Ngancar. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa media pembelajaran merupakan salah satu dari beberapa faktor

yang dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Inti dari penelitian

ini adalah dengan penggunaan Media puzzle dapat meningkatkan prestasi

peserta didik dan pemebelajaran lebih menyenagkan bagi pelajar dan

pengajaran.

78
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

mengenai keefektifan penggunakan media puzzle dalam pembelajaran

materi metamorphosis pada kelas IV MI PLUS Darul Hikmah Manggis

Ngancar Kediri.

Maka berdasarkan perhitugan pengaruh penggunaan media puzzle

yang telah dibahas pada bab IV, Media puzzle efektif dalam meningkatkan

sikap percaya diri, hal ini dibuktikan bahwa dengan meningkatnya rata-

rata nilai sikap percaya diri awal dari 44,61 menjadi 57,46. Media puzzle

efektif dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Hal ini

dibuktikan dengan meningkatnya dari rata-rata nilai pretest sebesar 52,6

dan nilai posttest 90,92.

Tidak hanya meningkatkan prestasi belajar peserta didik saja,

dengan menggunakan media puzzle peserta didik juga semakin punya

keberanian untuk mengungkapkan pendapatnya di depan teman-

temannya, dan mengasah daya ingat yang tinggi.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang telah diuraikan

diatas, maka penliti mengajukan bebrapa saran sebagai berikut:

79
1. Peningkatan hasil belajar peserta didik akibat dari perlakuan yang

diterapkan berupa penggunaan media pembelajaran puzzle cukup

baik dan efektif.

2. Bagi pendidik mengggunakan media puzzle dapat menjadi

alternative dalam melaksanakan proses pembelajaran terutama untuk

kelas yang memiliki sikap percaya diri rendah.

3. Bagi pendidik dalam melaksanakan suatu pembelajaran disesuaikan

dengan RPP yang telah disusun sehingga pembelajaran dapat

berjalan dengan optimal.

80
DAFTAR PUSTAKA

A.Suciaty al-Azizy. 2010. Asah Ketajaman Otak Anak Plus Melejitkan Daya

Ingatnya. Jogjakarta. Diva Press.

A. Arsyd. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta. Grafindo Persada.

Alisuf Sabri. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta. Pedoman Ilmu Jaya.

Badudu.2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta. Pustaka Sinar Harapan

Dr.Hamdani,M.A. Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia Bandung.

Dadang dan Rudy Budiman,dkk. 2002. Pendidikan IPA Madrasah Ibtidaiyah.

Jakarta.

Hamdani. 2011.Strategi Belajar Mengajar. Bandung. Pustaka Setia.

Pupuh Fathurrohman, Dkk. 2010.Strategi Belajar Mengajr. Bandung. Rafika

Aditama.

Syah Muhibbin. 2012. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.

Bandung.PT. Remaja Rosdakarya.

Syaiful Bahi Djamarah. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya.

Usaha Nasional.

Sukarno, et.All. 1981. Dasar-dasar Pendidikan Sains. Jakarta. PT Bharatara

Karya Aksara.

User Usman dan Lilis Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar

Mengajar. Bandung. Remaja Rosda Karya.

Usman dan Asnawir. 2002.Media Pembelajaran. Jakarta Selatan. Ciputat Pers

Wina Sanjaya. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Prenada Media

Group.
81
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Metamorfosis Hewan Sempurna.

A. Metamorfosis Hewan Kupu-kupu.

Telur – Ulat – Kepompong – Kupu-kupu

B. Metamorfosis Hewan Nyamuk

Telur – Jentik-jentik – Pupa – Nyamuk.

82
C. Metamorfosis Hewan Katak

Telur – Kecebong – Katak Muda – Katak Tua.

Gambar 1.2. Metamorfosis Hewan Tidak Sempurna.

A. Metamorfosis Hewan Kecoa

Telur – Kecoa Kecil – Kecoa Dewasa – Kecoa Tua

83
B. Metamorfosis Hewan Belalang

Telur – Nimfa – Belalang Muda – Belalang Dewasa.

Gambar 1.3. Daur Hidup Hewan Tanpa Metamorfosis.

A. Daur Hidup Ayam

Telur – Ayam Kecil – Ayam Dewasa.

84
B. Daur Hidup Kucing

Kucing Muda – Kucing Dewasa – Kucing Tua.

85
Hasil Uji Validitas dan Reabilitas.

Case Processing Summary

N %

Valid 13 100.0

a
Cases Excluded 0 .0

Total 13 100.0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's N of Items

Alpha

.941 15

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's

Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item

Correlation Deleted

X1.1 51.08 25.577 .761 .935

X1.2 51.15 25.308 .796 .934

X1.3 51.08 25.577 .761 .935

X1.4 51.08 26.577 .555 .940

X1.5 51.00 26.333 .642 .938

X1.6 51.08 25.077 .867 .932

86
X1.7 51.23 26.526 .549 .941

X1.8 50.92 26.744 .616 .939

X1.9 51.00 26.000 .714 .936

X1.10 51.08 26.577 .555 .940

X1.11 51.00 26.000 .714 .936

X1.12 51.00 26.167 .678 .937

X1.13 51.00 26.167 .678 .937

X1.14 51.00 26.167 .678 .937

X1.15 51.00 25.333 .862 .932

Uji normalitas KS resudal dengan SPSS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 13

Mean .0000000
a,b
Normal Parameters
Std. Deviation 5.45246023

Absolute .211

Most Extreme Differences Positive .166

Negative -.211

Kolmogorov-Smirnov Z .761

Asymp. Sig. (2-tailed) .609

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

0,609 > 0,05

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

87
N 13

Mean .0000000
a,b
Normal Parameters
Std. Deviation 4.28660705

Absolute .300

Most Extreme Differences Positive .147

Negative -.300

Kolmogorov-Smirnov Z 1.081

Asymp. Sig. (2-tailed) .193

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

LINIER
a
Variables Entered/Removed

Model Variables Variables Method

Entered Removed

b
1 X . Enter

a. Dependent Variable: Y

b. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the

Square Estimate

a
1 .418 .175 .100 6.24087

a. Predictors: (Constant), X

a
ANOVA

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

b
1 Regression 90.798 1 90.798 2.331 .155

88
Residual 428.433 11 38.948

Total 519.231 12

a. Dependent Variable: Y

b. Predictors: (Constant), X

a
Coefficients

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.

Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 89.495 21.654 4.133 .002


1
X -.583 .382 -.418 -1.527 .155

a. Dependent Variable: Y

89
90
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KURIKULUM 2013

Satuan Pendidikan : MI PLUS DARUL HIKMAH

Kelas/Semester : IV/1

Tema : Peduli Terhadap Makhluk Hidup

Sub Tema : Keberagaman Makhluk Hidup di Lingkungan

Alokasi Waktu :1 hari

A. KOMPETENSI INTI

1. Menerima, menjalankan dan mengharagai ajaran agama yang

dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan

tetangga.

3. Memahami pengetahuan factual dengan mengamati dan bertanya

berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan

dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya dirumah, sekolah

dan tempat bermain.

91
4. Menyajikan pengetahuan factual dalam bahasa yang jelas, sistematis

dan logis, istematis dalam karya yang estetis dalam gerakan yang

mencerminkan anak sehat dan dalam tindakan yang mencerminkan

prilaku anak bermain dan bermain dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR

IPA

3.2. Mendeskripsikan daur hidup beberapa jenis makhluk.

4.2. Menyajikan secara tertulis hasil pengamatan daur hidup beberapa

jenis makhluk hidup.

Bahasa Indonesia

3.1. Menggali informasi dari teks laporan hasil pengamatan tentang gaya,

gerak, energy panas, bunyi dan cahaya dengan bantuan guru dan teman

dalam bahasa Indonesia lisan dan tulisan dengan memilih dan memilih

kosa kata baku.

4.1. Mengamati, mengelola, dan menyajikan teks laporan hasil

pengamatan tentang gaya, gerak, energy panas, bunyi, dan cahaya dalam

bahasa Indonesia lisan dan tulis dengaan memilih dan memilih kosakata

baku.

SBdp

3.2. Mengenal gambar alam benda, dan kolase.

4.2. Membuat karya seni kolase dengan berbagai bahan.

92
C. INDIKATOR

IPA

1. Menjelaskan daur hidup hewan disekitar kita ( kupu-kupu, nyamuk,

kecoa).

2. Menyimpulkan bahwa makhluk hidup memiliki daur hidup yang

berbeda-beda.

Bahasa Indonesia

1. Menulis laporan deskriptif tentang daur hidup kupu-kupu.

2. Menulis hasil pengamatan tentang gaya, gerak, energy panas, bunyi,

dan cahaya.

SBdp

1. Berkreasi membuat karya kolase kupu-kupu.

D. TUJUAN

1. Setelah mengetahui gambar dan membaca teks, siswa mampu

menjelaskan daur hidup manusia, hewan dan tumbuhan dengan benar,

2. Setelah mengamati gambar daur hidup makhluk hidup lain dan

membaca teks, siswa mampu mengurutkan daur hidup kupu-kupu

dengan benar.

3. Setelah membaca teks siswa mampu menggambarkan daur hidup

kupu-kupu menggunakan kata-katanya sendiri dengan benar.

E. MATERI

1. Mengenal daur hidup manusia, hewan dan tumbuhan.


93
2. Mengurutkan daur hidup hewan.

3. Menulis laporan deskriptif.

F. PENDEKATAN DAN METODE

1. Pedekatan : Scientific

2. Strategi : Cooperative learning

3. Teknik : Diskusi Kelompok

4. Metode : Ceramah, Penugasan, Demontrasi, Diskusi, dan

Tanya Jawab.

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan 1. Mengucapkan salam 10 menit

2. Melakukan Do’a bersama-sama

sesuai agama dan keyakinan.

3. Guru melakukan pencatatan

kehadiran siswa.

4. Melaksanakan Tanya jawab berkait

dengan materi yang akan diajarkan.

5. Guru menginformasikan tentang

tema dan sub tema yang akan

dipelajari.

6. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran hari ini.

94
Inti 1. Guru menyuruh siswa untuk 150 menit

mengamati gambar daur hidup

beberapa hewan dan tumbuhan yang

dibawa oleh guru.

2. Guru memberikan pertanyaan-

pertanyaan yang terkait dengan daur

hidup hewan dan tumbuhan.

3. Siswa dibagi dalam beberapa

kelompok hetrogen.

4. Membagikan latihan soal dan

menjelaskan tugas kelompok yang

diberi.

5. Siswa mempersentasikan hasil kerja

kelompok.

6. Siswa memperhatikan penjelasan

singkat dari guru.

7. Menanyakan hal-hal yang masih

kurang dipahami

8. Memberikan umpan balik positif

dan penguatan.

9. Memberikan motivasi kepada siswa

yang kurang atau belum

berpartisipasi.

95
Penutup 1. Guru dan siswa melakukan Tanya 15 menit

jawab mengenai materi yang telah

dibahas.

2. Bersama-sama menyimpulkan

materi pembelajaran.

3. Memberikan evaluasi

4. Guru mengajak siswa berdo’a

sesuai agama masing-masing.

5. Guru dan siswa mengucapkan salam

bersama.

H. SUMBER DAN DATA

1. Gambar daur hidup hewan dan tumbuhan

2. Gunting

3. Lem

4. Alat tulis

5. Buku tematik

I. PENILAIAN

1. Prosedur Penilaian

a. Penilaian proses menggunakan format penilaian dalam kegiatan

pembelajaran sejak awal kegiatan sampai akhir.

b. Penilaian prodak.

2. Instrument Penilaian

96
a. Penialian Proses

1. Penilaian Kinerja

b. Penilain Hasil

1. Penilaian produk

Mengetahui, Kediri ,Agustus 2019.

Guru Kelas Peneliti

Imam Wahyudi S.Pd. Binti Nur Hidayati.

97
ANGKET PENELITIAN

A. IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Kelas :

B. PETUNJUK PENGISIAN

1. Jawablah seluruh pertanyaan yang ada dengan jujur dan sebenarnya.

2. Berilah jawaban pada pertanyaan berikut sesuai dengan pendapat anda, dengan

cara member tanda (√) pada kolom tersedia.

3. Apabila saudara (i) menemukan hal-hal kurang jelas atau tidak dimengerti,

kiranya ditanyakan langsung pada peneliti.

4. Keterangan pilihan jawaban

SL = Selalu

SR = Sering

KK = Kadang- Kadang

HTP = Hampir Tidak Pernah

TP = Tidak Pernah

No Pernyataan SS S TS STS

1. Saya yakin bahwa saya memiliki

kecerdasan lebih dibandingkan dengan

yang lain.

2 Saya yakin dapat menyelesaikan tugas

98
yang diberikan guru

3 Saya selalu mengerjakan soal ulangan

dengan usaha saya sendiri.

4 saya lebih suka menyalin tugas orang

lain dari pada mengerjakan tugas

sendiri.

5 Saya merasa putus asa ketika

melakukan kesalahan

6 Saya berani mengungkapkan pendapat

saat diskusi kelas

7 Saya merasa tidak percaya diri ketika

harus mengungkapkan pendapat di

dalam kelas

8 Saya sering terlambat ketika harus

mengumpulkan tugas

9 Saya merasa ada beban apabila

mendapat tugas dari guru.

10 Saya selalu ingin menjadi yang terbaik

dikelas

11 Saya merasa cukup puas dengan nilai

yang saya dapat

12 Saya serinh mencontek saat

mengerjakan tugas atau soal ulangan

99
13 Saya senang kepada guru dalam

mengajar menggunakan media yang

menyenangkan

14 Apakah guru memberikan pujian

apabila siswa berhasil dalam proses

belajar.

15 Apakah guru berupaya memberikan

bimbingan kepada siswa dalam proses

belajar.

100
SOAL TEST!

JAWABLAH PERTANYAAN- PERNYATAAN BERIKUT INI DENGAN

BENAR!

1. Proses perubahan bentuk makhluk hidup dari larva hingga menjadi bentuk

dewasa disebut…

2. Apa hewan yang tidak mengalami metamorphosis…

3. Nyamuk dapat bertelur di tempat…

4. Bagaimana tahap daur hidup kucing…

5. Jangkrik dan kecoa adalah contoh hewan yang mengalami

metamorphosis…

6. Agar menetas telur ayam harus dierami selama…

7. Sebutkan contoh-contoh hewan yang mengalami metamorphosis

sempurna…

8. Jelaskan tahap metamorphosis pada katak…

9. Sebutkan contoh-contoh hewan yang mengalami metamorphosis tidak

sempurna…

10. Sebutkan perbedaan metamorphosis sempurna dan metamorphosis tidak

sempurna…

11. Daur hidup kupu-kupu yang menjadi hama bagi petani adalah ketika

menjadi…

101
12. Tahap daur hidup katak yang sudah bisa hidup di darat adalah ketika

menjadi…

13. Nimfa adalah tahap perkembangan serangga tanpa melalui tahap

sebagai…

14. Urutkan daur hidup kupu-kupu di samping…

15. Telur - ….-katak muda-….

Lengkapi siklus metamorphosis di atas…

102
Kunci Jawaban!

1. Metamorphosis.

2. Sapi dan Kucing.

3. Genangan air.

4. Kucing kecil- Kucing dewasa- Kucing tua.

5. Tidak sempurna

6. 21 hari

7. Kupu-kupu, katak, nyamuk dan lalat.

8. Telur – berudu – berudu berkaki – katak berekor – katak dewasa.

9. Kecoak, jangkrik, belalang.

10. Metamorphosis sempurna mengalami kepompong sedangkan

metamorphosis tidak sempurna tidak mengalami kepompong.

11. Ulat

12. Katak dewasa.

13. Larva.

14. Telur – ulat – kepompong – kupu-kupu.

15. Telur – berudu – kata muda – katak dewasa.

103
Daftar Nama Responden.

No NAMA SISWA l/p KELAS

urut

1 ADI PUTRA UTAMA L IV

2 ALEXA DANIEL PUTRA L IV

3 ALIF ANTA NUR AMRI L IV

4 ALLEONEL ROSBINARDY JUNIOR L IV

5 ANANDA BAGUS PRASETYA L IV

6 ASILA NAILA ALIFAH P IV

7 DEVINNA VALEENTS AVRILLIA P IV

8 ECHA DWI AGUSTINA P IV

9 EXCEL SHANDI ALFIANO L IV

10 FELIA ZAHRA RAHMADANI P IV

11 IQBAL TAUFIK HAWARI L IV

12 LUVENNA NEYSHA FANDATYA P IV

13 M. AKIFKA ISLAMIMOVIV L IV

14 MARVEL ALYN SKIE PRATAMA L IV

15 MEYLUNA AMIGA P IV

16 RADITYA RISKY HIDAYATULLOH L IV

17 RAMA ARDIANSYAH L IV

18 SABRINA DWI PRATIWI P IV

19 SASKIA NUR RAHMA P IV

104
20 WAHYU AGUNG PRASETYO L IV

21 YASMIN ALFHIA YHAYHA ANJSNSY P IV

22 YOGI ADI PRATAMA L IV

23 YUSI AGUSTINA P IV

24 ZAHRA ADELIA PUTRI P IV

25 ZASKIA KHOIRANNISSA’ ALFAIRUZ P IV

105
Analisis Deskriptif Prestasi Peserta Didik Hasil Pretest Kelompok Kontrol

Table 1. Mean dan Median Hasil Pretest Kelompok Kontrol

No Nilai Nilai ∑
Mean =

diurutkan
=
1 57 57
Mean = 62,5
2 58 57
Jadi, nilai rata-rata pretest kelompok kontrol
3 64 58
adalah 62,5
4 68 58
Karena jumlah peserta didik genap, maka
5 65 58
median di dapat dengan menjumlahkan nilai
6 60 60
yang ditengah kemudian dibagi dua.
7 68 64
Median =
8 58 64
=
9 58 65

10 57 68 = 64

Dari perhitungan di atas dapat diketahui


11 64 68
bahwa Median (nilai tengah) pretest kelompok
12 73 73
kontrol adalah 64.
Jumlah 750 750

(∑X1)

Mean 62,5

(x)

106
Table 2. Modus Hasil Pretest Kelompok Kontrol.

No. Nilai Jumlah

1 57 2

2 58 3

3 60 1

4 64 2

5 65 1

6 68 2

7 73 1

Jumlah 12

Dari Tabel no 2, nilai yang paling banyak muncul adalah 58. Jadi, dapat

dijelaskan bahwa hasil pada pretest sebagian besar peserta didik kelompok kontrol

mendapat nilai 58. Data tersebut dikatakan multimodal karena terdapat lebih dari

dua modus.

107
Table 3. Perhitungan Simpangan Baku dan Varians Pretest Kelompok Kontrol.

No X1 X1-X- (X1-X)2 Simpangan Baku ( Standar Deviasi)

1 57 -5,5 30.25 ∑( )
SD = √
2 58 -4,5 20,25

3 64 1,5 2,25 = √

4 68 5,5 30,25 =√

5 65 2,5 6,25 = 5,30

6 60 -2,5 6,25 Varians

7 68 5,5 30,25 ∑( )
S2 =
8 58 -4,5 20,25
=
9 58 -4,5 20,25
=28,09.
10 57 -5,5 30.25
Jadi simpangan baku (Standar Deviasi),
11 64 1,5 2,25
Varians data pretest kelompok kontrol
12 73 10,5 110,25
adalah 5,30 dan 28,09.
Jumlah 750 309

Mean 62,5

108
Analisis Deskriptif Hasil Posttest Kelompok Kontrol

Tabel 1. Mean dan Median Hasil Posttest Kelompok Kontrol

N0 Nilai Nilai

Diurutkan ∑
Mean =

1 73 73
=
2 76 76
= 82,41.
3 80 76

4 84 80
Jadi, nilai rata-rata posttest kelompok
5 88 80
kontrol adalah 82,41.
6 88 84

7 84 84
Karena jumlah peserta didik genap, maka
8 80 84
median di dapat dengan menjumlahkan
9 76 88
nilai yang ditengah kemudian dibagi dua.
10 84 88
Median =
11 88 88
=
12 88 88
= 84.
Jumlah 989 989
Dari perhitungan di atas dapat diketahui
Mean 82,41
bahwa Median (nilai tengah) posttest

kelompok kontrol adalah 84.

109
Table 2. Modus Hasil Posttest Kelompok Kontrol.

No Nilai Jumlah

1 73 1

2 76 2

3 80 2

4 84 3

5 88 4

Jumlah 12

Dari table 2, nilai yang paling banyak muncul adalah 88 sebanyak 4 kali. Jadi

dapat dijelaskan bahwa hasil pada posttest sebagian peserta didik kelompok

kontrol mendapat nilai 88.

110
Table 3. Perhitungan Simpangan Baku dan Varians Posttest Kelompok Kontrol.

No X1 X1-X- (X1-X-)2

1 73 -9,41 88,54

2 76 -6,41 41,08

3 80 -2,41 5,80

4 84 1,59 2,52

5 88 5,59 31,24

6 88 5,59 31,24

7 84 1,59 2,52

8 80 -2,41 5,80

9 76 -6,41 41,08

10 84 1,59 2,52

11 88 5,59 31,24

12 88 5,59 31,24

Jumlah 989 314,82

Simpangan Baku ( Standar Devisial)

∑( )
SD = √

= √

= √

= 5,34.

111
Varians

∑( )
S2 =

S2 =

S2 = 28,62.

Jadi, Simpangan Baku ( Standart Deviasi ) dan Varians data Posttest kelompok

kontrol adalah 5,34 dan 28,62.

112
Analisis Deskriptif Hasil Pretest Kelompok Eksperimen

Table 1. Mean dan Median Hasil Pretest Kelompok Eksperimen

No Nilai Nilai

diurutkan

1 63 48

2 58 48

3 58 50

4 60 58

5 60 58

6 58 58

7 60 58

8 68 60

9 58 60

10 48 60

11 50 60

12 48 63

13 60 68

Jumlah 749 749

Mean 57,6

113

Mean =

Mean = 57,6

Jadi, nilai rata-rata pretest kelompok eksperimen adalah 57,6. Dari table 1, dapat

diketahui bahwa Median ( nilia tengah) pretest kelompok eksperimen adalah 58.

Table 2.Modus Hasil Pretest Kelompok Eksperimen.

No Nilai Jumlah

1 48 2 Dari Tabel 2. Nilai yang banyak muncul adalah 58

2 50 1 dan 60 karena sama-sama muncul sebanyak 4 kali.

3 58 4

4 60 4

5 63 1

6 68 1 Jadi, dapat dijelaskan bahwa hasil pada pretest

Jumlah 13 sebagian peserta didik kelompok eksperimen

mendapat nilai 58 dan 60.

114
Table 3.Perhitungan Simpangan Baku dan Varians kelompok eksperimen.

No X1 X1- X- (X1-X-)2

1 63 5,4 29,16

2 58 0,4 0,16

3 58 0,4 0,16

4 60 2,4 5,76

5 60 2,4 5,76

6 58 0,4 0,16

7 60 2,4 5,76

8 68 10,4 108,16

9 58 0,4 0,16

10 48 -9,6 92,16

11 50 -7,6 57,76

12 48 -9,6 92,16

13 60 2,4 5,76

Jumlah 749 253,19

Mean 57,6

Simpangan Baku ( Standar Deviasi )

∑( )
SD = √

=√

=√

= 4,45.
115
Varians

∑( )
S2 =

= 21,09.

Jadi, Simpangan Baku ( Standar Deviasi ) dan Varians data pretest kelompok

eksperimen adalah 4,45 dan 21,0

116
Analisis Deskriptif Hasil Postest Kelompok Eksperimen

Table 1. Mean dan Median Hasil Postest kelompok Eksperimen.

No Nilai Nilai ∑
Mean =
diurutkan

1 88 76
=
2 76 80
Mean = 90,92.
3 96 80
Jadi, nilai rata-rata posttest kelompok
4 80 88
eksperimen adalah 90,92. Dapat diketahui
5 96 88
dari tabel 1, bahwa Median (nilai tengah)
6 90 90
posttest kelompok eksperimen adalah 9.
7 100 96

8 96 96

9 88 96

10 96 96

11 100 96

12 96 100

13 80 100

Jumlah 1.182 1.182

Mean 90,92

117
Tabel 2. Modus Hasil Postetst Kelompok Eksperimen.

No Nilai Jumlah

1 76 1

2 80 2

3 88 2

4 90 1

5 96 5

7 100 2

Jumlah 13

Dari tabel 2.Nilai yang paling banyak muncul adalah 96 karena muncul sebanyak

5 kali. Jadi, dapat dijelaskan bahwa hasil pada posttest sebagian besar peserta

didik kelompok eksperimen mendapa nilai 96.

118
Tabel 3. Perhitungan Simpangan Baku ( Standar Deviasi ) dan Varians Posttest

Kelompok Eksperimen..

No X1 X1-X- ( X1-X-)2

1 88 -2,92 8,52

2 76 -14,92 222,60

3 96 5,08 25,80

4 80 -10,92 119,24

5 96 5,08 25,80

6 90 -0,92 0,84

7 100 9,08 82,44

8 96 5,08 25,80

9 88 -2,92 8,52

10 96 5,08 25,80

11 100 9,08 82,44

12 96 5,08 25,80

13 80 -10,92 119,24

Jumlah 1182 772,84

Mean 90,92

119
Simpangan Baku ( Standar Deviasi )

∑( )
SD = √

= √

=√

= 8,02.

Varians

∑( )
S2 =

= 64,40.

Jadi, simpangan baku ( Standar Deviasi) dan Varians data posttest kelompok

eksperimen adalah 8.02 dan 64,40.

120
Analisis Deskriptif Percaya Diri Peserta Didik Hasil Pretest Kelompok

Kontrol

Tabel 1. Mean dan Median Hasil Pretest Kelompok Kontrol

N0 Nilai Nilai

diurutkan

1 32 30

2 34 30

3 34 32

4 38 32

5 34 33

6 33 33

7 30 34

8 30 34

9 34 34

10 33 34

11 32 35

12 35 38

Jumlah 399 399

Mean 33,25

121

Mean =

= 33,25.

Jadi nilai rata-rata pretest kelompok kontrol adalah 33,25.

Karena jumlah peserta didik genap, maka median di dapat dengan menjumlahkan

nilai yang ditengah kemudian dibagi dua.

Median =

= 33,5.

Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa median (nilai tengah) pretest

kelompok kontrol adalah 33,5.

Tabel 2.Modus Hasil Pretest Kelompok Kontrol.

N0 Nilai Jumlah

1 30 2

2 32 2

3 33 2

4 34 4

5 35 1

122
6 38 1

Jumlah 12

Dari tabel 2, nilai yang paling banyak muncul adalah 34 sebanyak 4 kali.Jadi

dapat dijelaskan bahwa hasil pada pretest sebagian peserta didik kelompok kontrol

mendapat nilai 34.

Tabel 3. Perhitungan Simpangan Baku dan Varians Pretest Kelompok Kontrol.

No X1 X1 – X- (X1 – X-)2

1 32 -1,25 1,56

2 24 0,75 0,56

3 34 0,75 0,56

4 38 4,75 2,56

5 34 0,75 0,56

6 33 0,25 0,06

7 30 -3,25 10,56

8 30 -3,25 10,56

9 34 0,75 0,56

10 33 0,25 0,06

11 32 -1,25 1,56

12 35 1,75 3,06

Jumlah 399 32,22

123
Simpangan Baku ( Standar Devisial)

∑( )
SD = √

= √

= √

= 1,70.

Varians

∑( )
S2 =

= 2,92.

Jadi, Simpangan Baku ( Standar Deviasi ) dan Varians data Pretest kelompok

kontrol adalah 1,70 dan 2,92.

124
Analisis Deskriptif Percaya Diri Peserta Didik Hasil Postest Kelompok

Kontrol

Tabel 1. Mean dan Median Hasil Postest Kelompok Kontrol

No Nilai Nilai

diurutkan

1 37 32

2 38 32

3 35 34

4 35 34

5 34 34

6 35 35

7 36 35

8 32 35

9 35 35

10 32 36

11 34 37

12 34 38

Jumlah 417 417

Mean 34,22

125

Mean =

= 34,75.

Jadi, nilai rata-rata postest kelompok kontrol adalah 34,75.

Karena jumlah peserta didik genap maka, median di dapat dengan menjumlahkan

nilai yang ditengah kemudian dibagi dua.

Median =

= 35.

Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa median (nilai tengah) postest

kelompok kontrol adalah 35.

126
Tabel 2. Modus Hasil Postest Kelompok kontrol.

No Nilai Jumlah

1 36 1

2 37 5

3 38 3

4 39 3

Jumlah 12

Dari tabel no 2, nilai yang paling banyak muncul adalah 37. Jadi dapat dijelaskan

bahwa hasil pada postest sebagian besar peserta didik kelompok kontrol mendapat

nilai 37. Data tersebut dikatakan multimodal karena terdapat lebih dari dua

modus.

127
Tabel 3. Perhitungan Simpangan Baku dan Varians Postest Kelompok Kontrol

No X1 X1 – X- ( X1-X-)2 Simpangan Baku

1 37 2,25 5,06 (Standar Deviasi )

2 38 3,25 10,56
∑( )
SD = √
3 35 0,25 0,06

4 35 0,25 0,06
=√
5 34 -0,75 0,56

6 35 0,25 0,06 =√

7 36 1,25 1,56
= 1,76.
8 32 -2,75 7,56

9 35 0,25 0,06 Varians

10 32 -2,75 7,56 ∑( )
S2 =
11 34 -0,75 0,56

12 34 -0,75 0,56 =

Jumlah 417 34,22


= 3,11.
Mean 34,75

Jadi simpangan baku ( Standar Deviasi) dan Varians data pretest kelompok

kontrol adalah 1,76 dan 3,11.

128
Analisis Deskriptif percaya diri Hasil Pretest Kelompok Eksperimen

Tabel 1. Mean dan Median Hasil Pretest Kelompok Eksperimen.

N0 Nilai Nilai

diurutkan

1 46 44

2 45 44

3 45 44

4 44 44

5 44 44

6 44 44

7 44 45

8 45 45

9 44 45

10 44 45

11 45 45

12 45 45

13 45 46

Jumlah 580 580

Mean 44,61

129

Mean =

Mean = 44,61.

Jadi, nilai rata-rata pretest kelompok eksperimen adalah 44,61.

Dari tabel 1, dapat diketahui bahwa Median ( nilai tengah) pretest kelompok

eksperimen adalah 44,61.

Tabel 2. Modus Hasil Pretest Kelompok Eksperimen.

No Nilai Jumlah

1 44 6

2 45 6

3 46 1

Jumlah 13

Dari tabel 2, nilai yang paling banyak muncul adalah 44 dan 45 karena sama-sama

muncul sebanyak 4 kali.

Jadi dapat dijelaskan bahwa hasil pada pretest sebagian peserta didik kelompok

eksperimen mendapat nilai 44 dan 45.

130
Tabel 3. Perhitungan Simpangan Baku dan Varians kelompok eksperimen.

N0 X1 X1 – X - (X1 – X-)2

1 46 1,39 1,93

2 45 0,39 0,15

3 45 0,39 0,15

4 44 -0,61 0,37

5 44 -0,61 0,37

6 44 -0,61 0,37

7 44 -0,61 0,37

8 45 0,39 0,15

9 44 -0,61 0,37

10 44 -0,61 0,37

11 45 0,39 0,15

12 45 0,39 0,15

13 45 0,39 0,15

Jumlah 580 5,05

Mean 44,61

131
Simpangan Baku ( Standar Deviasi)

∑( )
SD = √

=√

=√

= 0,4

Varians

∑( )
S2 =

= 0,42

Jadi, Simpangan Baku ( Standar Deviasi ) dan Varians data pretest kelompok

eksperimen adalah 0,64 dan 0,42.

132
Analisis Deskriptif Percaya Diri Hasil Postest Kelompok Eksperimen.

Tabel 1. Mean dan Median Hasil Postest kelompok eksperimen.

No Nilai Nilai

diurutkan

1 54 54

2 54 54

3 56 56

4 57 56

5 61 57

6 60 57

7 59 57

8 55 57

9 63 57

10 57 59

11 57 60

12 57 61

13 57 63

Jumlah 747 747

Mean 57,46.

133

Mean =

Mean = 57,46

Jadi, nilai rata-rata postest kelompok eksperimen adalah 57,46. Dapat diketahui

dari tabel bahwa Median (nilai tengah ) postest kelompok eksperimen adalah 57.

Tabel 2. Modus Hasil Postest Kelompok Eksperimen.

No Nilai Jumlah

1 54 2

2 55 1

3 56 1

4 57 5

5 59 1

6 60 1

7 61 1

8 63 1

Jumlah 13

Dari tabel no 2. Nilai yang paling banyak muncul adalah 57 Karena

muncul sebanyak 5 kali. Jadi dapat dijelaskan bahwa hasil pada posttest sebagian

besar peserta didik kelompok eksperimen mendapat nilai 57.

134
Tabel 3. Perhitungan Simpangan Baku ( Standar Deviasi ) dan Varians Postest

Kelompok Eksperimen.

No X1 X1 –X- (X1 –X-)2

1 54 -3,46 11,97

2 54 -3,46 11,97

3 56 -1,46 2,13

4 57 -0,46 0,21

5 61 3,54 12,53

6 60 2,54 6,45

7 59 1,54 2,31

8 55 -2,46 6,05

9 63 5,56 30,69

10 57 -0,46 0,21

11 57 -0,46 0,21

12 57 -0,46 0,21

13 57 -0,46 0,21

Jumlah 747 85,15

Mean 57,46

Simpangan Baku ( Standar Deviasi )

∑( )
SD = √

135
= √

=√

= 2,66.

Varians

∑( )
S2 =

= 7,09.

Jadi, simpangan baku ( Standar Deviasi) dan Varians data posttest kelompok

eksperimen adalah 2,66 dan 7,09.

136
Dokumentasi Penelitian

137
138
139

Anda mungkin juga menyukai