Anda di halaman 1dari 3

UNIVERSITAS TRISAKTI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM SARJANA TERAPAN KEUANGAN

QUIS
PERIODE SEMESTER GASAL 2022/2023

MATA KULIAH : Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan


HARI/TGL : Jumat, 14 Oktober 2022
WAKTU : 19.00 -21.00 ( 100 Menit )
DOSEN : Licke Bieattant, SE, M.AK

JAWABLAH PERTANYAAN DAN IKUTI INSTRUKSI SOAL DIBAWAH INI !

SOAL 1 – PEMAHAMAM TEORI (BOBOT 75%)

1. Dengan diterbitkannya UU Cipta Kerja merupakan upaya negara untuk memenuhi hak warga negara atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi Rakyat Indonesia. Dalam bidang Perpajakan, UU Cipta Kerja
merevisi sejumlah UU Perpajakan salah satunya adalah UU KUP. Jelaskan Pokok-pokok perubahan UU KUP
yang diatur dalam UU Cipta Kerja khusus Klaster KUP ! (Bobot 5%)

2. Dalam pelaksanaan Self Assesment System, Direktorat Jenderal Pajak berwenang melakukan penetapan
NPWP dan PKP secara jabatan. Jelaskanlah bilamana melakukan penetapan NPWP dan PKP secara Jabatan
! dan Berikan Dasar hukumnya ! (Bobot 5%)

3. Saat ini, Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) Kemenkeu Indonesia melakukan perubahan penyetoran
dan pelaporan pajak berbasis digital.
a. Jelaskan E-Billing dan E-Filling dalam Sistem Online Perpajakan! (Bobot 5%)
a) Apakah Dasar hukum SIstem Perpajakan Berbasis Digital dan Jelaskan Keuntungan dari Sistem
Perpajakan Berbasis Digital diatas! (Bobot 5%)

4. Integrasi NIK sebagai NPWP bertujuan untuk perluasan basis pajak dan meningkatkan penerimaan pajak
sebagaimana diatur dalam UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan. Penggunaan Nomor Induk
Kependudukan (NIK) dalam KTP sebagai pengganti Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) orang pribadi akan
semakin memudahkan Wajib Pajak orang pribadi dalam menjalankan hak dan melaksanakan kewajiban
perpajakannya. Sejak ditetapkan sebagai Wajib Pajak dengan ditandainya Kepemilikan NPWP oleh Wajib
Pajak, dalam pelaksanaan kewajiban pajak, Hak dan Kewajiban Wajib Pajak dalam bidang perpajakan
tertuang dalam Undang-undang. Jelaskan mengenai hak dan kewajiban dasar Wajib Pajak dalam bidang
perpajakan? Dan Berikan Dasar Hukumnya ! (Bobot 5%)

5. Dalam Rangka Penghitungan Pajak Terutang Wajib Pajak menetapkan Dasar Pengenaan Pajak
berdasarkan sistem Pembukuan atau Pencatatan, Coba Anda jelaskan perbedaan pembukuan dan
pencatatan! Dan Berikan dasar hukum dan Contohnya dalam Penghitungan Pajak Penghasilan ! (Bobot
10%)

6. Jelaskan mengenai :
a. Tata cara penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT)! Berikan Dasar Hukumnya ! (Bobot 5%)
b. Sanksi tidak memenuhi kewajiban penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT)? dan BerikanDasar
Hukumnya ! (Bobot 5%)
c. Jelaskan bilamana SPT yang telah dilaporkan oleh Wajib Pajak Dianggap Belum Dilaporkan
menurut Direktorat Jenderal Pajak? Dan Berikan Dasar hukumnya ! (Bobot 5%)
UNIVERSITAS TRISAKTI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM SARJANA TERAPAN KEUANGAN

7. Direktorat Jenderal Pajak sebagai Pelaksana Kebijakan Pemerintah, berfungsi melakukan Sosialiasi,
Pembinaan, Pelayanan, Pengadministrasian dan Pengawasan di bidang perpajakan terkait pelaksanaan
Self Assesment System yang dilaksanakan oleh Wajib Pajak.
a. Jelaskan latar belakang dilakukan Pemeriksaan Pajak dan berikan dasar hukum Tata caraPemeriksaan
Pajak terbaru ? (Bobot 5%)
b. Jelaskan hubungan SPT (Surat Pemberitahuan Pajak) dengan Pemeriksaan Pajak! (Bobot 5%)
c. Jelaskan bilamana ditemukan Bukti Permulaan dalam Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak ! (Bobot 5%)
d. Apakah tujuan dari keberadaan Quality Assurance (QA) dalam proses pemeriksaan Pajak ? dan apakah
dasar hukum Quality Assurance (QA) ! (Bobot 5%)
e. Jelaskan dalam hal apa Penyidikan pajak dapat dihentikan dan berikan dasar hukumnya !(Bobot 5%)

SOAL 2 – ANALISA KASUS – BOBOT 25%

8. Kasus 1 – Bobot 10%

Ny. Rosiana menikah punya NPWP dan bekerja, NPWP terbit 2017 sebelum menikah dikarenakan harus
memiliki NPWP ditempat bekerja, namun pada tahun 2020 menikah dengan Pria yang bekerja dan telah
memiliki NPWP Juga. Ny. Rosiana ingin menghapus NPWP nya dan digabung dgn NPWP suami (tentunya dgn
menerbitkan NPWP Cabang :001).

Bagaimanakah prosedur Ny. Rosiana untuk memperoleh NPWP Gabung dengan Suami ?

9. Kasus 2 – Bobot 15%

Berikut ini adalah data penyetoran dan pelaporan pajak dari PT Tata Sejahtera Mandiri (TSM) untuk masa Juli
dan Agustus 2019 :
a. PPh Pasal 21 Masa Juli kurang bayar sebesar Rp 36.450.000 disetorkan pada hari Senin tanggal 12
Agustus 2019 dan dilaporkan pada tanggal 22 Agustus 2019 (hari kamis)
b. PPh Pasal 21 Masa Agustus kurang bayar sebesar Rp 37.860.000 disetorkan pada tanggal 16 September
2019 (15 September jatuh pada hari Minggu) dan dilaporkan pada tanggal 23 September 2019 (20
September jatuh pada hari Jumat)
c. PPh Pasal 25 Masa Juli dan Agustus masing-masing sebesar Rp 25.500.000 baru disetorkan pada hari
Senin tanggal 16 September 2019
d. PPh Pasal 23 Masa Juli sebesar Rp 1.678.000 dibayarkan pada tanggal 26 September 2019 dan dilaporkan
pada tanggal 27 September 2019 (hari Jumat). PPh Pasal 23 Masa Agustus nihil dan tidak dilaporkan ke
KPP.
e. PPh Pasal 4 ayat 2 Masa Agustus atas sewa yang dipotong oleh PT. UMN sebesar Rp 12.000.000 disetor
tanggal 16 September 2019 dan dilaporkan pada hari yang sama
f. PPN Masa Juli kurang bayar sebesar Rp 256.000.000 disetorkan pada tanggal 2 September 2019 (31
Agustus jatuh pada hari Sabtu) dan dilaporkan pada tanggal 4 September 2019.
g. PPN Masa Agustus kurang bayar sebesar Rp 124.500.000 disetorkan pada tanggal 30 September 2019
dan dilaporkan pada tanggal 01 Oktober 2019.

Berdasarkan data di atas:


1. Tentukan batas waktu penyetoran dan pelaporan pajak untuk setiap jenis pajak diatas! Dan jelaskan
jawaban Anda apakah penyetoran dan pelaporan pajak yang dilakukan oleh PT. TSM sudah tepat waktu
atau belum!
2. Tentukan jenis sanksi yang akan dikenakan dan besarnya sanksi atas setiap keterlambatan penyetoran
dan pelaporan pajak yang dilakukan oleh PT TSM!
3. Bagaimana tata cara penagihan atas sanksi tersebut?

10. Kasus 3 – Bobot 15%

3 miliar di serahkan penyidik pajak Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Jawa Timur II ke Kejaksaan Negeri
Sidoarjo, Jumat (6/12).

Pelaku bernama PS,61, warga Kecamatan Sidoarjo, diduga kuat dengan sengaja menyalahgunakan atau
menggunakan tanpa hak Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atau Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
(NPPKP). Tersangka sebagai pihak yang menyuruh, menganjurkan, membantu dan melakukan tindak
pidana di bidang perpajakan yang dilakukan oleh terpidana HW. HW sendiri telah divonis bersalah oleh
Pengadilan Negeri Sidoarjo dan dikuatkan dengan putusan kasasi. Modus operandi tersangka PS
melakukan permintaan dan pemesanan faktur pajak yang tidak berdasarkan transaksi yang sebenarnya
kepada HW. Dia kemudian mengedarkan dan menyerahkan faktur pajak tersebut kepada para pemesan
atau pengguna faktur pajak.

Terkait permintaan atau pemesanan pembuatan faktur pajak dengan identitas nama PKP PT HLI yang tidak
berdasarkan transaksi yang sebenarnya tersebut, tersangka PS melakukan pembayaran imbalan atau fee
UNIVERSITAS TRISAKTI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM SARJANA TERAPAN KEUANGAN

pembuatan faktur melalui transfer ke rekening HW di Bank BII/ Maybank dan BCA. Perbuatan itu dilakukan
pada kurun waktu masa pajak Januari 2011 sampai Desember 2013. Akibat perbuatan tersangka tersebut
menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dari sektor perpajakan lebih dari Rp.3 miliar. Akibat
perbuatannya tersangka PS terancam sanksi bidangperpajakan." kata Kepala Kanwil DJP Jatim II Lusiani,
Jumat (6/12). (OL-11)

Ditanya :

1. Apakah Ketentuan Undang-undang Perpajakan yang dilanggar oleh Pelaku?


2. Apakah sanksi bidang Perpajakan yang harus ditanggung oleh pelaku dan berikan dasarhukumnya !
3. Jika Pelaku diancam konsekuensi Sanksi Pidana, Berikan tanggapan anda atas Vonis HukumanPidana
dari Kasus Penyalahgunaan NPWP dan NPPKP diatas?

=============== SELAMAT MENGERJAKAN ===============

Anda mungkin juga menyukai