Muhammad Chabibi
1
Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Politik UNAIR Surabaya
email: chabibi.akib@gmail.com
Abstract
Human development planning through government policy is a very important thing and needs to be
considered in order to form a qualified Human Resources. Regulation of the Minister of Education
and Culture No. 23 of 2017 About Full Day School is a program intended for teachers, students,
education personnel and school organizers to prepare learners in the era of globalization through the
restoration of character education in schools. This paper discusses human development planning
through PERMENDIKBUD No. 23 of 2017 by policy actors with the perspective of policy
character (Responsive, Orthodox, Paternalist). With the descriptive analysis method, this paper
concludes that the policy of Full Day School is a policy of orthodox character to override the
participation and public interest in the policy so that the consequences are rejection from different
education observers even contrary to the public interest.
Keywords: Full Day School, Permendikbud No.23 of 2017, Character of Public Policy
Abstraksi
Perencanaan pembangunan manusia melalui kebijakan pemerintah merupakan hal yang sangat
penting dan perlu diperhatikan guna membentuk Sumber Daya Manusia yang berkualitas.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2017 Tentang Hari Sekolah
merupakan program yang diperuntukkan bagi guru, murid, tenaga kependidikan dan
penyelenggara sekolah untuk mempersiapkan peserta didik di era globalisasi melalui restorasi
pendidikan karakter di sekolah. Tulisan ini membahas perencanaan pembangunan manusia
melalui PERMENDIKBUD No. 23 Tahun 2017 tersebut oleh aktor kebijakan dengan
perspektif karakter kebijakan (Responsif, Ortodoks, Paternalis). Dengan metode analisis
deskriptif, tulisan ini berkesimpulan bahwa kebijakan tentang Hari Sekolah atau Full Day
School merupakan kebijakan berkarakter ortodoks dengan mengesampingkan partisipasi dan
kepentingan masyarakat dalam kebijakan tersebut sehingga konsekuensinya adalah penolakan
dari pemerhati pendidikan yang berbeda bahkan bertentangan dengan kepentingan masyarakat.
Keywords: Full Day School, Permendikbud No.23 Tahun 2017, Karakter Kebijakan Publik
Pengkajian secara implementatif misalnya Meningkatkan Prestasi Anak di Sekolah, dalam Prosiding
Seminar Nasional Repositioning Full Day School,
Pendidikan Formal, Non Formal dan Informal, (hal. 23-
27).. Malang: UM Press, 2016.
Muhammad Chabibi
100
pendidikan karakter yang dijumpai di arena pendidikan dapat berfungsi sebagai agent of
publik atau wilayah kolektif4. Dengan change atau agen perubahan sosial5.
demikian, artikel ini memiliki perbedaan
yang jelas dari sudut pandang Menurut Nanang Martono (2016),
pengkajiannya, di mana ia lebih fokus pendidikan sebagai bagian dalam perubahan
kepada analisis terhadap karakter kebijakan sosial pada dasarnya memiliki dua fungsi
Full Day School yang dikeluarkan oleh yang saling bertentangan. Hingga saat ini,
pejabat negara. pendidikan masih berada pada posisi yang
dilematis dalam sebuah struktur sosial. Di
2. SEKOLAH DAN satu sisi, pendidikan berperan melegitimasi
PERMENDIKBUD NO. 23 atau melanggengkan tatanan atau struktur
TAHUN 2017 sosial yang ada atau mempertahankan status
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia quo. Pada sisi yang lain, pendidikan juga
(2008), Sekolah adalah bangunan atau mempunyai tugas untuk melakukan
lembaga untuk belajar dan mengajar serta perubahan sosial dan transformasi menuju
tempat menerima dan memberi pelajaran dunia yang lebih adil. Sisi yang terakhir ini
menurut tingkatannya yang ada. Sedangkan dikarenakan oleh adanya realitas atau
di dalam Permendikbud No. 23 Tahun kondisi masyarakat (struktur sosial) yang
2017 dijelaskan bahwa sekolah adalah selalu berubah.
bentuk kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan Taman Meskipun begitu, pendidikan adalah
Kanak-Kanak/Raudatul Atfal dan sederajat, usaha yang dilakukan dengan penuh
Sekolah Dasar/Madrasah Ibdita’iyah dan keinsyafan yang ditujukan untuk
sederajat, Sekolah Menengah keselamatan dan kebahagiaan manusia.
Pertama/Madrasah Tsanawiyah dan Pendidikan tidak hanya bersifat pelaku
sederajat, Sekolah Menengah pembangunan, namun sering pula ia
Atas/Madrasah Aliyah dan sederajat, dan merupakan perjuangan kehidupan. Dalam
Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah pandangan Ki Hajar Dewantara6,
Aliyah Kejuruan yang diselenggarakan oleh pendidikan berarti memelihara tumbuh
pemerintah pusat, pemerintah daerah dan menuju ke arah kemajuan, dan tidak boleh
masyarakat. melanjutkan keadaan kemarin, menurut
alam kemarin. Pendidikan adalah usaha
Sekolah merupakan salah satu institusi kebudayaan, berasaskan peradaban, yakni
penting bagi kehidupan manusia dalam memajukan hidup agar mempertimbangkan
proses pendidikan. Dan pendidikan adalah derajat kemanusiaan.
upaya manusia dalam memproses dirinya
menjadi manusia yang berkualitas, Dari sini kita dapat mengerti hubungan
berkarakter dan berbudaya yang kuat. sekolah dan pendidikan memiliki posisi
Pendidikan merupakan sebuah proses yang sangat penting dan strategis dalam
transfer ilmu pengetahuan dan dapat pula
dimaknai sebagai proses penanaman nilai 5 Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial:
Muhammad Chabibi
101
Nidhomul Haq, Vol 3 No 2 Tahun 2018
Kegiatan kokurikuler dan atau Full Day School tersebut, mereka tetap
ekstrakurikuler sebagaimana dinyatakan di diberlakukan ketentuan 40 jam dalam
dalam pasal 6 point 1 dan 2 disebutkan seminggu untuk memenuhi beban kerja
bahwa pelaksanaan kegiatan-kegiatan guru bagi guru dan untuk memenuhi beban
tersebut dapat dilaksanakan di dalam belajar murid pada kurikulum dan dapat
sekolah maupun di luar sekolah. Dan melaksanakan kegiatan kokurikuler dan
pelaksanaan tersebut dapat dilaksanakan ekstrakurikuler sebagaimana hal ini
dengan cara kerjasama antar-sekolah, ditetapkan di dalam Permendikbud No. 23
sekolah dengan lembaga keagamaan, Tahun 2017 Pasal 10 ayat 1 dan 2.
maupun sekolah dengan lembaga lain yang
terkait. 3. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam
Selain itu, di dalam Permendikbud No. penelitian ini adalah metode deskriptif
23 Tahun 2017 disebutkan demi menunjang kualitatif yang dipusatkan kepada
keberhasilan program pemerintah pengkajian beberapa literatur yang
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan berkaitan dengan permasalahan yang
tentang Hari Sekolah tersebut, pemerintah dibahas seperti Permendikbud No. 23
pusat dan pemerintah daerah sesuai Tahun 2017 dan hasil penelitian tentang
kewenangannya wajib menjamin Full Day School dan peraturan tersebut.
pemenuhan sumber daya pada sekolah dan Literatur-literatur ini dapat dikatakan
akses transportasi yang dianggap belum sebagai data penelitian untuk kemudian
memadai, sehingga penerapan ketentuan dilakukan analisis terhadap karakter bentuk
tentang Hari Sekolah dapat berjalan lancar kebijakan yang dikeluarkan oleh
dan terlaksana dengan baik. Kewajiban pemerintah.
adanya jaminan pemenuhan sumber daya
pada sekolah tersebut juga dibebankan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
kepada masyarakat penyelenggara Pembangunan manusia melalui
pendidikan atau dalam hal ini dapat pendidikan merupakan salah satu cara
dikatakan sebagai sekolah-sekolah yang manusia berusaha untuk membentuk dan
didirikan oleh swasta, yayasan dan lembaga memproduksi manusia-manusia lainya
pendidikan lainnya. Sumber daya tersebut bermutu dan memiliki kualitas hidup yang
meliputi tenaga kependidikan, masyarakat, lebih baik lagi dari kehidupan manusia
dana, sarana dan prasarana. sebelum-sebelumnya. Upaya ini akan tidak
dapat berhasil apabila tidak ada persiapan
Pemerintah atau dalam hal ini dan perencanaan yang matang demi
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan membangun sumber daya manusia suatu
sesuai kewenangannya menjadi pemantau bangsa. Persiapan dan perencanaan tersebut
dan pengawas yang memberikan evaluasi dapat diwujudkan melalui mekanisme
secara bertahap dan berkala terhadap kebijakan yang dihasilkan oleh para
pemenuhan sumber daya dan ketersediaan pemegang otoritas tertentu.
akses transportasi dalam penerapan Hari
Sekolah atau Full Day School. Dari sini, Dan perencanaan pembangunan
apabila guru atau peserta didik pada sekolah manusia melalui pendidikan memang
tertentu belum dapat melaksanakan sewajarnya menjadi tugas dan wewenang
kebijakan pemerintah tentang Hari Sekolah
Muhammad Chabibi
103
Nidhomul Haq, Vol 3 No 2 Tahun 2018
Muhammad Chabibi
105
Nidhomul Haq, Vol 3 No 2 Tahun 2018
dan sekolah alam yang menolak adanya Permendikbud No. 23 Tahun 2017 tersebut
kewajiban pelaksanaan kokurikuler dan disebutkan dalam pasal 9 ayat 3 bahwa
ekstrakurikuler serta jaminan sumber daya masyarakat penyelenggara pendidikan
sekaligus akses transportasi demi (sekolah-sekolah swasta) wajib menjamin
tercapainya program tersebut. pemenuhan sumber daya pada sekolah yang
meliputi tenaga kependidikan, dana, sarana
Kebijakan Full Day School ini adalah dan prasarana. Kalaulah demikian, maka
salah satu contoh dari kebijakan pemerintah sekolah-sekolah swasta wajib
yang berkarakter ortodoks. Suatu kebijakan mempersiapkan serta menjadi mobilisator
yang tidak berorientasi pada kepentingan bagi terlaksanakanya program full day scholl
masyarakat dan stakeholder dalam tersebut dengan segala kebutuhannya
pendidikan akan tetapi lebih menekankan termasuk sumber daya yang telah
kepada capaian prestasi dan visi pemerintah disebutkan tadi (tendik, dana, dan sarana-
pendidikan dalam penguatan pendidikan prasarana). Selanjutnya sekolah-sekolah ini
karakter di sekolah untuk menghadapi akan bangkrut dan tutup apabila tidak dapat
tantangan zaman di era globalisasi. menyelenggarakan program tersebut
Keterlibatan langsung dan partisipasi dengan pengeluaran yang jauh lebih banyak
masyarakat atau stakeholder dalam dari sebelumnya. Di samping itu,
pendidikan tidak diikutsertakan dalam pendapatan tiap-tiap sekolah swasta sangat
penentuan kebijakan sehingga secara berbeda antara satu dengan yang lainnya
institusional penentuan kebijakan bersifat sehingga secara tidak langsung kebijakan ini
sentralistik dan terkesan memaksakan akan berdampak pada semakin mengecilnya
kehendak demi kepentingan elite politik populasi sekolah-sekolah swasta yang tidak
sebagai aktor kebijakan. seimbang dengan pertumbuhan populasi
peserta didik yang ada di bangsa Indonesia.
Kebijakan 8 jam dalam sehari bagi guru
misalnya, tidak dapat dipukul rata untuk Dalam pandangan Noel F. McGinn (
diberlakukan sama bagi sekolah-sekolah 2008: 277) dikatakan bahwa kebijakan-
baik di pusat, daerah maupun swasta. Kalau kebijakan pendidikan yang diputuskan oleh
alasan utama beban kerja guru agar sama pemangku kepentingan sudah seharusnya
seperti aparatus sipil negara dengan delapan mempromosikan tentang kohesi sosial.
jam sehari atau 40 jam seminggu kecuali Bukan justru membuat kekacauan atau
hari sabtu dan minggu adalah beban kerja bahkan perpecahan kohesi sosial di antara
guru yang tidak dapat disamakan dengan sekolah-sekolah, guru-guru dan para pelaku
beban kerja guru dengan pendapatan dan pendidikan. Hal ini karena tujuan utama
kualitas hidup yang berbeda dari aspek strategi pendidikan nasional adalah untuk
kesejahteraan penduduk. mendukung pembangunan sumber daya
manusia melalui pendidikan.
Bertolak belakang dengan beban kerja
guru yang ada di madrasah-madrasah Kebijakan ini pun dianggap terlalu
swasta dan sekolah alam yang tidak memaksakan di mana dalam proseduralnya
semuanya memiliki beban kerja sama tanpa melibatkan partisipasi masyarakat
dengan guru-guru yang seudah menjadi sebagai penyelenggara pendidikan di
pegawai negeri. Terlebih lagi di dalam
106
daerah-daerah sehingga secara akar rumput dicanangkan oleh aktor politik sebagai
pengaruhnya dirasakan pula oleh murid penentu kebijakan hanya demi mewujudkan
atau peserta didik sebagai korban cita-cita yang ada di visi dan prestasi saja.
perencanaan atau objek pembangunan. Artinya, kebijakan ini termasuk kebijakan
Alasan utama pemerintah dengan berkarakter ortodoks di mana partisipasi
pemberlakukan 8 jam beban belajar bagi masyarakat tidak dilibatkan dalam
murid atau peserta didik ini adalah untuk penyusunan kebijakan Full Day School dan
memperkuat pendidikan karakter sehingga orientasi kepentingannya adalah lebih
dapat menghindarkan anak-anak dari berorientasi pada pencapaian visi dan
kenakalan remaja, kekerasan antar pelajar prestasi dalam penguatan pendidikan
dan penyebaran narkotika. Penguatan karakter saja tanpa melihat kepentingan dan
pendidikan karakter ini bisa diberikan kesejahteraan masyarakat dan stakeholder
program kokurikuler dan ekstrakurikuler yang terkait dengan kebijakan pendidikan
yang diadakan di sekolah maupun di luar tersebut. Dampak dari kebijakan ortodoks
sekolah. Kendati demikian, tidak sedikit ini adalah banyaknya penolakan yang terjadi
para orang tua atau wali murid dari pemerhati pendidikan Nasional dan
menyayangkan anaknya pulang dari sekolah beberapa Organisasi Masyarakat Islam
sudah mengalami penurunan stamina karena dirasa akan menghancurkan
karena terkuras sebelumnya untuk kegiatan- pendidikan tradisional seperti madrasah
kegiatan di sekolah, sehingga pertemuan diniyah, madrasah Qur’an, sekolah alam
dan keakraban hubungan anak dan orang dan bimbingan belajar dari swasta.
tua di rumah secara etico-sosial semakin
berkurang sebagai akibat padatnya kegiatan Pendidikan memiliki dua fungsi sentral
di sekolah. Selain itu, anak-anak tidak mau dalam pembangunan manusia yaitu pertama
mengikuti program mengaji di musholla- ia berfungsi sebagai pembentukan individu
musholla atau di madrasah-madrasah dengan kualitas hidup yang berkarakter dan
diniyah waktu sore hari dikarenakan alasan berbudi luhur sebagai agen perubahan
anak yang sudah terlalu capek dan karena sosial. Kedua ia berfungsi sebagai
alasan lain sudah diajarkan kegiatan pembentukan individu dengan keterampilan
keagamaan di sekolah. Harry Brighouse8 dan keahlian khusus demi menunjang
justru melihat pemberian prinsip-prinsip kehidupan di masa depan. Upaya-upaya
etika-sosial-kultural oleh orang tua dan pembentukan ini dapat dilaksanakan secara
lingkungan dengan maksimal dapat institusional melalui sekolah-sekolah baik
membentuk anak akan menikmati hasil yang diselenggarakan oleh pemerintah
manfaat dari penanaman prinsip tersebut maupun swasta. Agar sekolah-sekolah
untuk kehidupan yang lebih baik. sebagai penyelenggara pendidikan ini dapat
terarahkan pada pendidikan berkelanjutan
Dari penejelasan di atas, dapat kita dan kerkarakter nasional maka perlu
simpulkan bahwa Peraturan Menteri dipantau dan dikawal oleh pemerintah
Pendidikan dan Kebudayaan No. 23 Tahun sebagai pemegang otoritas pendidikan
2017 tentang Hari Sekolah dibuat dan Nasional.
Muhammad Chabibi
107
Nidhomul Haq, Vol 3 No 2 Tahun 2018
http://politik.rmol.co/read/2017/06/19/2
96237/Kebijakan-Menteri-
Muhadjir-Ditata-Ulang,-Jokowi-
Siapkan-Perpres diakses 24 Juli
2018
Muhammad Chabibi