Pengetahuan manusia tidak dapat mencapai pengetahuan absolut, termasuk pengetahuan
Pancasila, karena keterbatasan akal dan kemampuan manusia. Pengetahuan manusia bersifat evolutif, terus berkembang dan bertambah atau berkurang. Pengetahuan yang dicari manusia adalah kebenaran. Oleh karena itu, ketika seseorang memperoleh pengetahuan, maka pengetahuan tersebut dianggap benar. Ada beberapa kriteria tentang kebenaran yang dijadikan acuan para ilmuwan dalam mendapatkan pengetahuan. a. Teori kebenaran koherensi b. Teori kebenaran korespondensi c. Teori kebenaran pragmatisme d. Teori kebenaran konsensus.
a. Teori kebenaran koherensi
Kebenaran koherensi ditunjukkan dengan pernyataan satu dengan pernyataan lain saling berhubungan, konsisten, dan runtut (logis). Pernyataan satu dengan yang lainnya tidak bertolak belakang. Contoh penerapan kebenaran koherensi dalam ilmu sejarah : Tahun 1908 merupakan tonggak sejarah kebangkitan nasional, karena pada masaitu lahirnya sebuah organisasi modern yang kemudian diikuti oleh organisasi-organisasi yang lain yang bersifat melakukan perlawanan terhadap penjajah dengan cara yang berbeda (non-fisik) dari masa sebelumnya. Kesadaran berbangsa mulai tumbuh sejak masa itu dan mengkristal dalam diri para pemuda dengan diikrarkannya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Contoh kebenaran koherensi Pancasila: Pancasila merupakan dasar negara RI. Jadi, segala peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia bersumber dari Pancasila dan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. b. Teori kebenaran korespondensi Kebenaran korespondensi yaitu adanya kesesuaian antara pernyataan dan kenyataannya. Contohnya Indonesia terletak pada posisi silang dunia. Hal ini sesuai dengan fakta kondisi geografis Indonesia yang berada diantara dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudera (samudera Indonesia dan Pasifik) . Contoh kebenaran korespondensi Pancasila, yaitu sila Ketuhanan Yang Maha Esa sesuai dengan fakta bahwa terdapat berbagai penyembahan terhadap Sang Pencipta, menjalankan perintahNya dan menjauhi segala laranganNya sesuai dengan agama yang dipeluknya. c. Teori kebenaran pragmatism Kebenaran pragmatis yaitu pernyataan-pernyataan yang dibuat harus membawa kemanfaatan bagi umat manusia. Pernyataan harus dapat dilaksanakan dan bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi. Contohnya, dalam ilmu kedokteran ditemukannya DNA yang dapat memudahkan berbagai pihak, misalnya kepolisian untuk melacak asal-usul genetik seseorang. Contoh kebenaran pragmatis Pancasila : fungsi nyata Pancasila sebagai pemersatu bangsa dari keanekaragaman etnis, agama, budaya, bahasa daerah yang ada di Indonesia. Tanpa adanya Pancasila, maka akan terjadi disintegrasi bangsa. d. Teori kebenaran consensus Suatu pernyataan dikatakan benar apabila disepakati oleh masyarakat atau komunitas tertentu yang menjadi bagian dari proses konsensus. Akan tetapi tidak semua kesepakatan umum tersebut menjadi konsensus yang benar, karena ada syarat-syarat tertentu untuk terwujudnya kebenaran konsensus. Menurut Jurgen Habermas, ada empat syarat untuk mencapai konsensus, yaitu keterpahaman, diskursus/wacana, ketulusan/kejujuran dan otoritas. Contoh kebenaran konsensus Pancasila : Pancasila sebagai konsensus nasional yang disepakati oleh para pendiri bangsa pada tanggal 18 Agustus 1945. Sebagaimana diketahui bahwa rumusan Pancasila sebelum disyahkan mengalami berbagai perubahan rumusan yang dilakukan berbagai sidang (dialog/wacana)