Anda di halaman 1dari 9

TUGAS :PENDIDIKAN PANCASILA

JUDUL : KAJIAN ILMIAH FILSAFAT TERHADAP


PANCASIA

DOSEN PENGAMPU : ZEDI MUTTAQIM M.pd


OLEH :
NAMA : LALU PIKYA WIRANTINO
NIM : B1DO20129
KELAS : B1
FAKULTAS : PETERNAKAN

UNIVERSITAS MATARAM
2020
RUMUSAN MASALAH

1.1 A. pengetahuan, ilmu emperis dari filsafat


1.2 B.Kebenaran ilmiah dalam pancasiala
1.3 C. ciri-ciri berfikir ilmiah filsfst dalam pembahasan Pancasila
1.4 D. Bentuk dan susunan pancasial
1). bentuk Pancasila
2).susunan pancasila
1.5 E. Refleksi terhadap kajian ilmiah tentang Pancasila di era global
A. PENGETAHUAN,ILMU EMPERIS DAN FILSAFAT

Manusia adalah mahluk berfikir. Oleh karena itu manusia dapat memahami dan menghasilkan oengetahuan,pengetahuan manusia ada
yang di proleh secara spontan dan secara sistematis-reflektif

Pancasial merupakan pengetahuan yang reflektif bukan pengetahuan spontan .Proses ini melalui kajian emperis dan filosofis

Pancasial sebagai pengetahuan ilmiah –filosofis yang dapat di pahami dari sisi verbalis,konotataif,denotataif

1. Verbalis -> melalui aspek rankaian kata-kata yang di ucap


2. Konotatif -> Pancasila di pahami , di tafsirkan dan di maknai berdasarkan metode ilmiah
3. Denotatif -> melalui fakta, realita yang menunjukan adanya perwujudan nilai-nilai pancasila
dalam kehidupan
Sisi verbalis dapat di isi konotatif mempunyai hubungan langsung artinya apa yang di ucapkan
dapat diinterpretasi, Dan di cari makana oleh setiap orang. Sesi verbalis dan sisi denotatif tidak
terhubung secara langsung karena apa yang dikatakan tidak mesti langsung terwujud dalam
kenyataan.

Dalam rangka interprestasi terhadap Pancasila sering terjadi distoris makna oleh sebagian
orang. Minsalnya: kata “kekluargaan dalam Bahasa politik di sosial-budaya sering di salah artikan
menjadi kroni atau persekongan yang akhir memunculkan fenomena korupsi, kolusi dan nepotisme.
Dalam kehidupan sehari hari juga sering trjadi ketidak sesuain antara pengetahuan yang di miliki
dengan perbuatan atau tingkah laku seseorang missal: seseorang mengetahui bahwa merokok itu
membahayakan kesehatan, tetapi apa yang dikethui tidak langsung menunjukan pada
perbuatannya.Demikian pula para aperatur negara mengetahui bahwa Pancasila menjadi sumber nilai
dan sumber hokum dalam menjalankan tugasnya, tetapi banyak juga aperatur negara yang melanggar
hukuman yang telah di ketahuinya tersebut bahkan yang dibuatnya sendiri.
B.KEBENARAN ILMIAH DALAM PANCASILA
Pengetahuan manusia tdk akan mencapai pengetahuan yang mutlak, termasuk pengetahuan Pancasila
karena keterbatasan manusia. Pengetahuan manusia bersifat evolutive. Pengetahuan yang dikejar manusia
identic dengan pengejaran kebenaran.
pengetahuan manusia merupakan peroses Panjang yang dimulai dari purwa-madya-kebenaran.
dari kriteria ini di peroleh empat macam teori kebenaran
1.Teori kebenaran khoerensi
2.Teori kebenaran korespondensi
3.Teori kebenaran pragmatisme
4.Teori kebenaran konsensus

Kebenaran koherensi di tandai dengan pernyataan yang satu dengan pernyatan yang lain salaimg berkaitan,
konsisten, dan runtut, pernyataan yang satu dengan yang lain todak boleh bertentangan kebenaran
korespodensi di tandai dengan adanya kesesuain antara pernyatan dan kenyataan dan kenyataan nya.
Kebenaran korespodensi di tandai dengan adanya kesesuain antara pernyatan dan kenyataananya.
Kebenaran pragmatis berdasarkan kreteria bahwa pernyatan-pernyatan yang dibuat harus membawa
manfaat pernyatan harus dapat ditindaklanjuti dalam perbuatan dan dapat menyelsaikan masalah yang di
hadapi.
Kebenaran konsensus di dasarkan pada kesepakatan bersama suatu pernyataan di katakana benar apabila di
sepakati oleh masyarakat atau komunitas tertentu yang menjadi bagian dari proses konsensus. Akan tetapi tidak
semua kesepakatan umum itu benar karena, ada syarat tertentu untuk terwujud kebenaran konsensus menurut
Jurgen Habermas,ada empat syarat,yaitu keterpahaman diskursus/wacana,ketulusan/kejujuran dan otoritas.
C. CIRI-CIRI BERFIKIR ILMIAH DALAM PEMBAHASAN PANCASILA
ada syarat-syarat tertentu yang harus di penuhi sehingga pengetahuan itu dapat di
katakana sebagai suatu ilmu yaitu:
1. Brobjek
2. Bermetode
3. Bersistem
4. Bersidat umum / universal

D. BENTUK DAN SUSUNAN PANCASIAL


1) BENTUK PANCASILA
Pancasila di dalam pengertian yaitu sebagai rumusan pancasial
Sebgaimana tercantum di dalam alinea IV pembukan UUD 45 Pancasila sebgai
Sesuatu sistem nilai mempunyai bentuk yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Merupakan kesatuan yang utuh
b. Setia unsur pembentuk pancasiala merupakan unsur mutlak yang
membentuk kesatuan, bukan unsur yang komplementer
c. Sebagai suatu kesatuan yang mutlak, tidak dapat di tambah atau
dikurangi
2) SUSUNAN
susunan sila-sila Pancasila merupakan kesatuan yang organis, satuan sama lain membentuk sutu
sisitem yang istila majemuk tunggal. Majemuk tunggal artinya terdiri dari 5sila tetapi merupakan satu
kestuan yang berdiri sendiri secara utuh, selanjutnya bentuk dan susunan Pancasila. Selanjutnya bentuk
dan susunan Pancasila adalah hierarkis-pirmidal. Hiearkis berarti tingkat, sedangkan pyramidal di
pergunakan untuk menggambarkan hubungan bertingkat dari sila-sila Pancasila danurutan luas cakupan
dan juga ia pengertian. Pancasila sebagai satu kesatuan sistem nilai, juga membawa implikasi bawa antara
sila yang satu dengan sila yang lain saling mengualifikasi hal ini berarti bahwa antara sila yang satu degan
tang lain, saling memberi kualitas memberi bobot isi.

E. REFLEKSI ILMIAH TERHADAP KAJIAN ILMIAH TETNTANG PANCASILA DI ERA GLOBAL


Kajina ilmiah tentang pancasila sejak disahkantangal 18 agustus 1945, sampai saat ini mengalami
pasnag surut, notonagora, dirayakan merupakan tokoh-tokoh /ilmuan yang mengalami pengkaji Pancasila
secara ilmiah pouler dan filosofis, yang menghasilkan suatu yang bermakna bagi perkembangan Pancasila
sebagai dasar negara
masih terbentuknya bahan dialog dan kajian kritis terhadap Pancasila sehingga di peroleh interprentasi
baru untuk memperoleh makan terdalam dari sila –sila Pancasila di daerah global secara langsung maupun
tidak langsung banyak idiologi asing yang gencar menerpa masyarakat Indonesia.hal ini kadang tidak di
sadari masyarakat kita,bahkan mereka yang tidak mengapa bahwa nilai-nilai idiologi dan asing justru
menjadi pandangan hidupnya seperti materialisme , hendonisme , konsumerisme dengan adanya gejala
tersebut semkain di perlukan sebuah kajian kritis terhadap Pancasila sebagai sumber nilai bagai kehidupan
masyarakat Indonesia.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai