BAJAWA
RSUD BAJAWA
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
BAJAWA
1
12. Kecepatan Respon Terhadap Komplain Humas
2
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
BAJAWA
3
9. Ketepatan Pada Proses Labeling Alat Kepala CSSD
Steril
21. Sisa Makan Siang Pasien non Diit Kepala Instalasi Gizi
4
23. Keterlambatan Waktu Penerimaan Obat Kepala Instalasi Farmasi
Non Racikan
24. Pasien Rehabilitasi Medis yang Drop Out Kepala Ruang Fisioterapi
5
6. Penundaan Operasi Elektif Kepala Kamar Operasi
13. Waktu tunggu hasil pelayanan foto thorax Kepala Instalasi Radiologi
6
1. Mengidentifikasikan Kepatuhan Identifikasi Pasien Kepala
Pasien Instalasi
Rawat Inap
Dengan Benar
7
4. Analisis Tren atau Variasi Kejadian yang Tidak Diinginkan (Standar
PMKP 9)
No. Indikator Judul Indikator Penanggung
Jawab (PJ)
1. PMKP 9.2.2: Semua Kejadian Reaksi Transfusi Kepala BDRS
reaksi transfuse
yang sudah
dikonfirmasi, jika
sesuai yang
didefinisikan untuk
RS, sudah dianalis
2. PMKP 9.2.3: semua
kejadian serius
akibat efek
samping obat
(adverse drug
event) jika sesuai
dan sebagai mana
yang didefinisikan
oleh RS, sudah
dinalisis
3. PMKP 9.2.4: semua Ketidaktepatan Pemberian Obat Kepala
kesalahan (5 benar) Instalasi
pengobatan Farmasi
(medical on error)
yang signifikan jika
sesuai dan sebagai
mana yang
didefinisikan oleh
RS, sudah
dianalisis
8
4. PMKP 9.2.5: semua Kesalahan diagnsosis pre dan Kepala
perbedaan besar post operasi Instalasi
(discrepancy) Kamar
antara diagnosis Operasi
praoperasi dan
diagnosis pasca
operasi sudah
dianalisis
5. PMKP 9.2.6: efek Pengkajian Pre-Anestesi
samping atau pola Dilaksanakan Untuk Pasien Pra-
efek samping Operasi Elektif dengan Anestesi
selama sedasi Umum dan Sedasi Moderat
moderat atau
sedasi mendalam
dan pemakaian
anestesi sudah
dianalisis
6. PMKP 9.2.7: semua
kejadian lain yang
ditetapkan oleh RS
sesuai dengan yang
ada di maksud dan
rujuan sudah
dianalisis
9
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
BAJAWA
10
People-centred
Tepat waktu
Efisien
Adil
Terintegrasi
Tujuan Tergambarnya kecepatan dan ketepatan pelayanan
laboratorium
Target 100%
11
Formula 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑙𝑎𝑏 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑦𝑔
𝑑𝑖𝑠𝑢𝑟𝑣𝑒𝑦 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 ≤ 140 Menit
𝑥100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑖𝑘𝑠𝑎 𝑑𝑖 𝑙𝑎𝑏 𝑦𝑎𝑛𝑔
𝑑𝑖𝑠𝑢𝑟𝑣𝑒𝑦 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡
12
hasil pemeriksaan kritis dan hasil pemeriksaan
segera/cito.
13
kritis yang ditetapkan dengan kebijakan RS.
RED Category Condition adalah keadaan yang masuk
dalam kondisi kategori kritis atau yang memerlukan
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pemeriksaan laboratorium kritis yang dilaporkan
(pembilang) < 30 menit
Kriteria Ekslusi :
Tidak ada
Metode Retrospektif
pengumpulan data
14
Sumber data Data sekunder dari : Catatan data Laporan Hasil Tes
Kritis Laboratorium
Rekam Medis
Periode Bulanan
pengumpulan data
Periode analisis Triwulan
dan pelaporan
data
Penyajian data Statistik: Menggunakan diagram garis digunakan untuk
menampilkan data dari waktu ke waktu.
Interpretasi data: Trend, dibandingkan dengan standar
15
4. Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri (APD) dalam
menghadapi wabah Covid 19 (Dirjen Yankes tahun
2020)
Rumah Sakit harus memperhatikan kepatuhan
pemberi pelayanan dalam menggunakan APD sesuai
dengan prosedur.
Dimensi Mutu Efektif
Keselamatan
People-centred
Tepat waktu
Efisien
Adil
Terintegrasi
Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas Rumah Sakit dalam
menggunakan APD
2. Menjamin keselamatan petugas dan pengguna
layanan dengan cara mengurangi risiko infeksi.
Defenisi Operasional 1. Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat
yang dirancang sebagai penghalang terhadap
penetrasi zat, partikel padat, cair, atau udara
untuk melindungi pemakainya dari cedera atau
penyebaran infeksi atau penyakit.
2. APD digunakan sesuai dengan standar dan
indikasi
3. Indikasi penggunaan APD adalah jika melakukan
tindakan yang memungkinkan tubuh atau
membran mukosa terkena atau terpercik darah
atau cairan tubuh atau kemungkinan pasien
terkontaminasi dari petugas.
4. Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan
petugas kesehatan dalam menggunakan APD
sesuai standar dan indikasi.
16
5. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah
penilaian yang dilakukan terhadap petugas
kesehatan dalam menggunakan APD saat
melakukan tindakan atau prosedur pelayanan
kesehatan
Jenis Indikator Proses
Kriteria Ekslusi :
Tidak ada
17
Populasi/sampel Besar sampel: Jumlah minimal sampel sesuai
(besar sampel dan pedoman PMKP
cara pengambilan
sampel)
Periode pengumpulan Harian
data
Periode analisis dan Triwulan
pelaporan data
Penyajian data Statistik : Run Chart
Interpretasi data : Trend, dibandingkan dengan
standar
18
B. INDIKATOR MUTU INSTALASI RAWAT INAP (RUANGAN ANGGREK)
1. Kepatuhan Identifikasi Pasien
Judul Indikator Kepatuhan Identifikasi Pasien
19
Defenisi Operasional Identifikasi pasien adalah proses pengecekan
identitas pasien menggunakan minimal 2 identitas
dari 3 identitas yang tercantum pada gelang, label
atau bentuk identitas lainnya sebelum memberikan
pelayanan sesuai dengan regulasi yang berlaku di
rumah sakit.
1. pemberian obat
2. pemberian pengobatan termasuk nutrisi
3. pemberian darah dan produk darah
4. pengambilan specimen
5. sebelum melakukan tindakan diagnostik/
therapeutic.
20
lumbal, endoskopi dsb) dan terapi (operasi,
debridement dll)
Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
21
Periode pengumpulan Harian
data
Periode analisis dan Bulanan, triwulan
pelaporan data
Penyajian data Statistik : Run Chart
Interpretasi data : Trend, dibandingkan dengan
standar
22
lantai, sehingga memungkinkan pasien mengalami cedera
ringan sampai berat atau tidak menimbulkan cedera.
sakit.
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pasien berisiko tinggi jatuh yang
(pembilang)
mendapatkan ketiga upaya pencegahan risiko
jatuh
Target 100%
23
Kriteria Ekslusi :
Periode Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis Triwulan
dan pelaporan
data
Penyajian data Statistik : Run Chart
Interpretasi data : Trend, dibandingkan dengan standar
24
Penanggung Kepala Ruang Anggrek
jawab
25
Tujuan Tergambarnya kepatuhan Dokter Spesialis terhadap
ketepatan waktu melakukan visitasi kepada pasien
rawat inap.
Kriteris Eksklusi:
Pasien konsul
26
Formula 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑣𝑖𝑠𝑖𝑡 𝑑𝑜𝑘𝑡𝑒𝑟 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑎𝑙𝑖𝑠 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑗𝑎𝑚 14.00
𝑝𝑎𝑑𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛
100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑣𝑖𝑠𝑖𝑡 𝑑𝑜𝑘𝑡𝑒𝑟 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑎𝑙𝑖𝑠 𝑝𝑎𝑑𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛
27
Dimensi Mutu Efektif
Keselamatan
People-centred
Tepat waktu
Efisien
Adil
Terintegrasi
Tujuan Terselenggaranya pelayanan keperawatan yang aman
dan efektif bagi pasien dalam upaya mencapai
pemenuhan sasaran keselamatan pasien.
28
Disebut patuh apabila melaksanakan seluruh upaya
pencegahan jatuh pada pasien yang berisiko sesuai
dengan standar yang ditetapkan oleh rs.
Catatan :
Kriteria eksklusi:
29
Metode Retrospektif
pengumpulan data
Sumber data Data sekunder dari rekam medik
Periode Bulanan
pengumpulan data
Periode analisis dan Triwulan
pelaporan data
Penyajian data Statistik : Menggunakan Diagram Garis, digunkanan
untuk menampilkan data dari waktu ke waktu
Interpretasi data : Trend, dibandingkan dengan standar
30
2. Permenkes No.1438/MENKES/PER/IX/2010
tentang Standar Pelayanan Kedokteran pada pasal
10 bahwa Standar Prosedur Operasional disusun
dalam bentuk Panduan Praktik Klinis yang dapat
dilengkapi dengan alur klinis (clinical pathway) ,
algoritme, protokol, prosedur atau standing order.
3. Untuk menjamin kepatuhan dokter atau dokter gigi
dirumah sakit terhadap standar pelayanan maka
perlu dilakukan monitor kepatuhan penggunaan
clinical pathway.
4. Standar Akreditasi Rumah Sakit
31
Setiap RS menetapkan 5 clinical pathway untuk
penyakit atau kondisi yang memenuhi satu atau lebih
kriteria yang berlaku di RS tersebut berdasarkan:
Target 80%
Kriteria Ekslusi :
32
- Pasien yang pulang atas permintaan sendiri
selama perawatan.
33
6. Kepatuhan prosedur pemberian obat dengan prinsip READBACK dari
petugasRawat Inap Kepada DPJP ditandatangani dalam waktu 24 jam
Judul Indikator Kepatuhan prosedur pemberian obat dengan prinsip
READBACK dari petugas Rawat Inap Kepada DPJP
ditandatangani dalam waktu 24 jam
34
membacakan kembali instruksi; dan mengkonfirmasi
bahwa apa yang sudahdituliskan dengan dibaca ulang
dan/atau dengan ejaan huruf alphabet instruksiobat
sound a like.
Satuan Presentase
Pengukuran
Numerator Jumlah prosedur pemberian obat pada instruksi verbal
(pembilang) dilakukan prinsip readback dengan tepat dan benar dalam
1 bulan
Target 100%
Kriteria eksklusi:
Tidak ada
35
Formula 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑑𝑢𝑟 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑜𝑏𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑑𝑎
𝑖𝑛𝑠𝑡𝑟𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑣𝑒𝑟𝑏𝑎𝑙 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑖𝑛𝑠𝑖𝑝
𝑟𝑒𝑎𝑑𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑜𝑏𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑖𝑛𝑠𝑡𝑟𝑢𝑘𝑠𝑖
𝑣𝑒𝑟𝑏𝑎𝑙 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑖𝑛𝑠𝑖𝑝 𝑟𝑒𝑎𝑑𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎 𝐷𝑃𝐽𝑃 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑝𝑒𝑡𝑢𝑔𝑎𝑠 𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑎𝑝
Metode Retrospektif
pengumpulan
data
Sumber data Data sekunder dari rekam medik pasien
Periode Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis Triwulan
dan pelaporan
data
Penyajian data Statistik : Run Chart
36
7. Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Judul Indikator Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
37
untuk melindungi pemakainya dari cedera atau
penyebaran infeksi atau penyakit.
2. APD digunakan sesuai dengan standar dan
indikasi
3. Indikasi penggunaan APD adalah jika melakukan
tindakan yang memungkinkan tubuh atau
membran mukosa terkena atau terpercik darah
atau cairan tubuh atau kemungkinan pasien
terkontaminasi dari petugas.
4. Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan
petugas kesehatan dalam menggunakan APD
sesuai standar dan indikasi.
5. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah
penilaian yang dilakukan terhadap petugas
kesehatan dalam menggunakan APD saat
melakukan tindakan atau prosedur pelayanan
kesehatan
Jenis Indikator Proses
Kriteria Ekslusi :
38
Tidak ada
39
C. INDIKATOR MUTU INSTALASI RAWAT INAP (RUANGAN MAWAR)
1. Kepatuhan Identifikasi Pasien
Judul Indikator Kepatuhan Identifikasi Pasien
40
Defenisi Operasional Identifikasi pasien adalah proses pengecekan
identitas pasien menggunakan minimal 2 identitas
dari 3 identitas yang tercantum pada gelang, label
atau bentuk identitas lainnya sebelum memberikan
pelayanan sesuai dengan regulasi yang berlaku di
rumah sakit.
1. pemberian obat
2. pemberian pengobatan termasuk nutrisi
3. pemberian darah dan produk darah
4. pengambilan specimen
5. sebelum melakukan tindakan diagnostik/
therapeutic.
Pengukuran dilakukan terpisah untuk masing-
masing proses tersebut diatas dan menghasilkan
lima sub indikator yaitu:
41
lumbal, endoskopi dsb) dan terapi (operasi,
debridement dll)
Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
42
Periode pengumpulan Harian
data
Periode analisis dan Bulanan, triwulan
pelaporan data
Penyajian data Statistik: Run chart
Interpretasi data: Trend, dibandingkan dengan
standar
43
lantai, sehingga memungkinkan pasien mengalami cedera
ringan sampai berat atau tidak menimbulkan cedera.
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pasien berisiko tinggi jatuh yang
(pembilang)
mendapatkan ketiga upaya pencegahan risiko
jatuh
Target 100%
Kriteria Ekslusi :
44
gangguan jiwa yang sudah melewati fase akut, dan
pasien menolak intervensi
Periode Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis Triwulan
dan pelaporan
data
Penyajian data Statistik : Run chart
Interpretasi data: trend, dibandingkan dengan standar
45
3. Kepatuhan Jam Visite Dokter Spesialis
Judul Indikator Kepatuhan Jam Visite Dokter Spesialis
46
Tujuan Tergambarnya kepatuhan Dokter Spesialis terhadap
ketepatan waktu melakukan visitasi kepada pasien
rawat inap.
Kriteris Eksklusi:
Pasien konsul
47
Formula 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑣𝑖𝑠𝑖𝑡 𝑑𝑜𝑘𝑡𝑒𝑟 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑎𝑙𝑖𝑠 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑗𝑎𝑚 14.00
𝑝𝑎𝑑𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛
100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑣𝑖𝑠𝑖𝑡 𝑑𝑜𝑘𝑡𝑒𝑟 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑎𝑙𝑖𝑠 𝑝𝑎𝑑𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛
48
Dasar pemikiran Permenkes Nomor 11 Tahun 2017 tentang keselamatan
pasien
49
Disebut patuh apabila melaksanakan seluruh upaya
pencegahan jatuh pada pasien yang berisiko sesuai
dengan standar yang ditetapkan oleh rs.
Catatan :
Target 100%
Kriteria eksklusi:
50
Metode Retrospektif
pengumpulan data
Sumber data Data sekunder dari rekam medik
Periode Bulanan
pengumpulan data
Periode analisis dan Triwulan
pelaporan data
Penyajian data Statistik : Menggunakan Diagram Garis, digunkanan
untuk menampilkan data dari waktu ke waktu
Interpretasi data : Trend, dibandingkan dengan standar
51
2. Permenkes No.1438/MENKES/PER/IX/2010
tentang Standar Pelayanan Kedokteran pada
pasal 10 bahwa Standar Prosedur Operasional
disusun dalam bentuk Panduan Praktik Klinis
yang dapat dilengkapi dengan alur klinis (clinical
pathway) , algoritme, protokol, prosedur atau
standing order.
3. Untuk menjamin kepatuhan dokter atau dokter
gigi dirumah sakit terhadap standar pelayanan
maka perlu dilakukan monitor kepatuhan
penggunaan clinical pathway.
4. Standar Akreditasi Rumah Sakit
52
Setiap RS menetapkan 5 clinical pathway untuk
penyakit atau kondisi yang memenuhi satu atau
lebih kriteria yang berlaku di RS tersebut
berdasarkan:
Target 80%
Kriteria Ekslusi :
53
- Pasien yang pulang atas permintaan sendiri
selama perawatan.
54
Judul Indikator Kepatuhan prosedur pemberian obat dengan prinsip
READBACK dari petugas Rawat Inap Kepada DPJP
ditandatangani dalam waktu 24 jam
55
dan/atau dengan ejaan huruf alphabet instruksiobat
sound a like.
Satuan Presentase
Pengukuran
Numerator Jumlah prosedur pemberian obat pada instruksi verbal
(pembilang) dilakukan prinsip readback dengan tepat dan benar dalam
1 bulan
Target 100%
Kriteria Inklusi dan Seluruh hasil pemberian obat pada instruksi verbal
eksklusi dilakukan prinsip readback yang dilaporkan oleh petugas
rawat inap kepada DPJP
Metode Retrospektif
pengumpulan data
Sumber data Data sekunder dari rekam medik pasien
56
Instrumen 1. Formulir sensus harian
pengambilan data 2. Formulir rekapitulasi bulanan
Populasi/sampel Total Sample jika populasi ≤ 30
(besar sampel dan Rumus Slovin jika populasi ≥ 30
cara pengambilan
sampel) Probability Sampling – Simple random Sampling
Periode Bulanan
pengumpulan data
Periode analisis Triwulan
dan pelaporan data
Penyajian data Statistik : Run Chart
57
Rumah Sakit harus memperhatikan kepatuhan
pemberi pelayanan dalam menggunakan APD sesuai
dengan prosedur.
Dimensi Mutu Efektif
Keselamatan
People-centred
Tepat waktu
Efisien
Adil
Terintegrasi
Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas Rumah Sakit
dalam menggunakan APD
2. Menjamin keselamatan petugas dan pengguna
layanan dengan cara mengurangi risiko infeksi.
Defenisi Operasional 1. Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat
yang dirancang sebagai penghalang terhadap
penetrasi zat, partikel padat, cair, atau udara
untuk melindungi pemakainya dari cedera atau
penyebaran infeksi atau penyakit.
2. APD digunakan sesuai dengan standar dan
indikasi
3. Indikasi penggunaan APD adalah jika
melakukan tindakan yang memungkinkan
tubuh atau membran mukosa terkena atau
terpercik darah atau cairan tubuh atau
kemungkinan pasien terkontaminasi dari
petugas.
4. Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan
petugas kesehatan dalam menggunakan APD
sesuai standar dan indikasi.
5. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah
penilaian yang dilakukan terhadap petugas
58
kesehatan dalam menggunakan APD saat
melakukan tindakan atau prosedur pelayanan
kesehatan
Jenis Indikator Proses
Kriteria Ekslusi :
Tidak ada
59
Probability Sampling – Simple random Sampling
60
D. INDIKATOR MUTU RAWAT INAP (RUANG BOUGENVILE)
1. Kepatuhan Perawat Mengangkat Diagnosa Keperawatan Pneumonia
Sesuai PAK ( Paduan Asuhan Keperawatan )
Terintegrasi
61
keperawatan, serta menjaga mutu pelayanan RS dengan
praktek keperawatan yang terstandarisasi.
Satuan
Pengukuran Persentase
Target 100%
Sumber data Data sekunder dari rekam madis pasien Ruang Bougenville
62
Instrumen
Formulir Observasi
pengambilan data
Periode Harian
pengumpulan data Bulanan
Penanggung jawab
Kepala Ruangan Perawatan Anak
63
1. PMK No. 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
Dimensi Mutu Efektif
Keselamatan
People-centred
Tepat waktu
Efisien
Adil
Terintegrasi
Tujuan Kejadian pasien jatuh yang terjadi selama dirawat di
rumah sakit dapat menyebabkan konsekuensi yang serius
dan bahkan mengancam keselamatan banyak pasien.
Defenisi Pasien jatuh adalah pasien yang mengalami insiden
Operasional secara cepat dan tiba-tiba berpindah posisi dari tempat
tidur ke lantai sampai setengah atau lebih bagian tubuh
berada di lantai, sehingga memungkinkan pasien
mengalami cedera ringan sampai berat atau tidak
menimbulkan cedera.
Jenis Indikator Outcome
Satuan
Persentase
Pengukuran
Numerator
Jumlah pasien jatuh selama satu bulan
(pembilang)
Denominator
Jumlah pasien dirawat dalam bulan yang sama
(penyebut)
Target 0%
Kriteria Inklusi Kriteria Inklusi :
dan eksklusi Pasien rawat inap
Kriteria Eksklusi :
Tidak ada
Formula 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑗𝑎𝑡𝑢ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 1 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑑𝑖𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎
64
Metode Sensus Harian
pengumpulan
data
Sumber data Data insiden pasien jatuh selama perawatan
Instrumen
pengambilan data Formulir Observasi
Populasi/sampel Total Sample jika populasi ≤ 30
(besar sampel dan Rumus Slovin jika populasi ≥ 30
cara pengambilan
Non Probability sampling –Convenience Sampling
sampel)
Periode Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis Triwulan
dan pelaporan
data
Penyajian data Statistik : Run Chart
Interpretasi data : Trend, dibandingkan dengan standard
Penanggung Kepala Ruang Perawatan Dewasa, Sub Komite
jawab Keselamatan Pasien
65
- Pasal 52: pasien mempunyai hak untuk
mendapatkan pelayanan sesuai dengan
kebutuhan medis.
2. Undang-Undang No.25 Tahun 2009 ayat 15
disebutkan bahwa Penyelenggara pelayanan
publik berkewajiban melaksanakan pelayanan
sesuai dengan standar pelayanan. Pelayanan
kesehatan harus berorientasi kepada kebutuhan
pasien, bukan kepada keinginan rumah sakit.
3. UU No. 44 Tahun 2009
4. UU No 25 tahun 2009 ttg Pelayanan Publik
66
Jenis Indikator Proses
Kriteris Eksklusi:
Pasien konsul
67
Periode pengumpulan Harian
data
Periode analisis dan Bulanan, triwulan
pelaporan data
Penyajian data Statistik: Menggunakan Diagram garis digunakan
untuk menampilkan data dari waktu ke waktu
Interpretasi data: Trend, dibandingkan dengan
standar
68
Asesmen Awal risiko jatuh adalah suatu proses
pengumpulan dan interpretasi data pasien resiko
jatuh dengan variable yang telah ditetapkan baik
anak, dewasa maupun geriartri.
b. Assesment Ulang risiko jatuh
Asesmen Ulang risiko jatuh merupakan proses
menilai dan mengevaluasi kembali serta
merencanakan tindakan pada pasien yang
mempunyi resiko jatuh.
c. Edukasi pencegahan pasien jatuh.
Edukasi pencegahan pasien jatuh merupakan
pemberian informasi pada pasien/ keluarga
menganai resiko jatuh dan untuk mecegah kejadian
jatuh.
Disebut patuh apabila melaksanakan seluruh upaya
pencegahan jatuh pada pasien yang berisiko sesuai
dengan standar yang ditetapkan oleh rs.
Catatan :
Target 100%
69
Kriteria Inklusi dan Kriteria Inklusi:
eksklusi
Pasien rawat inap beresiko tinggi jatuh
Kriteria eksklusi:
Metode Retrospektif
pengumpulan data
Sumber data Data sekunder dari rekam medik
Periode Bulanan
pengumpulan data
Periode analisis dan Triwulan
pelaporan data
Penyajian data Statistik : Menggunakan Diagram Garis, digunkanan
untuk menampilkan data dari waktu ke waktu
Interpretasi data : Trend, dibandingkan dengan standar
70
5. Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway
Judul Indikator Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway
71
kepada pasien untuk memperoleh pelayanan klinis
berdasarkan pada nilai ilmiah sesuai kebutuhan
medis/klinis pasien.
72
Numerator (pembilang) Jumlah kasusyang penanganannya patuh dengan
kriteria 5 clinical pathways
Target 80%
Kriteria Ekslusi :
73
Periode analisis dan Triwulan
pelaporan data
Penyajian data Statistik : Menggunakan Diagram Garis, digunkanan
untuk menampilkan data dari waktu ke waktu
Interpretasi data : Trend, dibandingkan dengan
standar
74
Terintegrasi
Tujuan Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga
keselamatan pasien dengan prosedur pemberian obat
dengan teknik READBACK
Satuan Presentase
Pengukuran
Numerator Jumlah prosedur pemberian obat pada instruksi verbal
dilakukan prinsip readback dengan tepat dan benar dalam
1 bulan
Target 100%
Pencapaian
75
Kriteria inklusi Seluruh hasil pemberian obat pada instruksi verbal
dan eksklusi dilakukan prinsip readback yang dilaporkan oleh petugas
rawat inap kepada DPJP
Metode Retrospektif
pengumpulan
data
Sumber data Data sekunder dari rekam medik pasien
Periode Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis Triwulan
dan pelaporan
data
Penyajian data Statistik : Run Chart
76
7. Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Judul Indikator Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
77
untuk melindungi pemakainya dari cedera atau
penyebaran infeksi atau penyakit.
2. APD digunakan sesuai dengan standar dan
indikasi
3. Indikasi penggunaan APD adalah jika melakukan
tindakan yang memungkinkan tubuh atau
membran mukosa terkena atau terpercik darah
atau cairan tubuh atau kemungkinan pasien
terkontaminasi dari petugas.
4. Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan
petugas kesehatan dalam menggunakan APD
sesuai standar dan indikasi.
5. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah
penilaian yang dilakukan terhadap petugas
kesehatan dalam menggunakan APD saat
melakukan tindakan atau prosedur pelayanan
kesehatan
Jenis Indikator Proses
Kriteria Ekslusi :
78
Tidak ada
79
E. INDIKATOR MUTU UNIT BINATU
1. Ketepatan Waktu Penyediaan Linen Untuk Ruang Rawat Inap
Terintegrasi
80
Target 100%
81
Penyajian data Statistik : Menggunakan Diagram garis digunakan
untuk menampilkan data dari waktu ke waktu
Interpretasi data : Trend, dibandingkan dengan
standar.
82
F. INDIKATOR MUTU INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)
1. Emergency Respon Time (Waktu Tanggap Pelayanan Gawat darurat ≤
5 menit)
Dasar pemikiran UU 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, pasal 29, ayat
1.c : memberikan pelayanan gawat darurat kepada
pasien sesuai dengan kemampuan pelayanannya.
Terintegrasi
83
Satuan Pengukuran Persentase
Target 100%
84
Periode pengumpulan Harian
data
85
Tepat waktu
Efisien
Adil
Terintegrasi
Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas Rumah Sakit
dalam menggunakan APD
2. Menjamin keselamatan petugas dan pengguna
layanan dengan cara mengurangi risiko infeksi.
Defenisi Operasional 1. Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat
yang dirancang sebagai penghalang terhadap
penetrasi zat, partikel padat, cair, atau udara
untuk melindungi pemakainya dari cedera atau
penyebaran infeksi atau penyakit.
2. APD digunakan sesuai dengan standar dan
indikasi
3. Indikasi penggunaan APD adalah jika melakukan
tindakan yang memungkinkan tubuh atau
membran mukosa terkena atau terpercik darah
atau cairan tubuh atau kemungkinan pasien
terkontaminasi dari petugas.
4. Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan
petugas kesehatan dalam menggunakan APD
sesuai standar dan indikasi.
5. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah
penilaian yang dilakukan terhadap petugas
kesehatan dalam menggunakan APD saat
melakukan tindakan atau prosedur pelayanan
kesehatan
Jenis Indikator Proses
86
APD sesuai indikasi dan standar dalam periode
pengamatan
Kriteria Ekslusi :
Tidak ada
87
Interpretasi data : Trend, dibandingkan dengan
standar
88
G. INDIKATOR MUTU RAWAT INAP NIFAS (MELATI)
1. Infeksi Daerah Operasi
Judul Indikator Infeksi Daerah Operasi
Dasar pemikiran Agar terwujudnya penyelenggaraan sistem
pelayanan pembedahan di rumah sakit berbasis
mutu dan keselamatan pasien.
1. PMK No. 27 tahun 2017 tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
Dimensi Mutu Efektif
Keselamatan
People-centred
Tepat waktu
Efisien
Adil
Terintegrasi
Tujuan Menurunkan kejadian Infeksi Daerah Operasi (IDO)
89
Denominator Jumlah seluruh pasien yang dioperasi di rumah
(penyebut) sakit dalam bulan tersebut
Target ≤2%
Kriteria Inklusi dan Kriteria Inklusi :
eksklusi
Pasien operasi termasuk operasi cito dan elektif
Kriteria Ekslusif :
1. Infeksi terjadi bukan pada tempat luka operasi,
operasi pada daerah yang dapat menyebabkan
terjasinya infeksi (daerah pencernaan makanan,
daerah ginjal dan saluran kencing,daerah mulut
dan tenggorokan, serta daerah saluran kelamin
perempuan.
2. Infeksi sudah terjasi pada daerah yang akan
dilakukan tindakan pembedahan sebelum
masuk rumah sakit.
Formula 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑎𝑙𝑎𝑚𝑖 𝑖𝑛𝑓𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑎𝑟𝑐𝑎
𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
𝑥100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑖
𝑅𝑆 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡
Metode pengumpulan Sensus Harian
data
Sumber data Rekam Medik
Instrumen Formulir infeksi luka operasi
pengambilan data
Populasi/sampel Total Sample jika populasi ≤ 30
(besar sampel dan cara Rumus Slovin jika populasi ≥ 30
pengambilan sampel)
Non Probability sampling –Convenience Sampling
Periode pengumpulan Harian
data Bulanan
Periode analisis dan Triwulan
pelaporan data
90
Penyajian data Statistik : Run Chart
91
serius dan bahkan mengancam keselamatan banyak
pasien.
Kriteria eksklusi
Tidak ada
Formula 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑗𝑎𝑡𝑢ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
𝑥100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑑𝑖𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔
𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑠𝑖𝑘𝑜 𝑗𝑎𝑡𝑢ℎ
Metode pengumpulan Sensus Harian
data
Sumber data Sistem pelaporan
Instrumen Formulir pengumpulan data
pengambilan data
92
Populasi/sampel Total Sample jika populasi ≤ 30
(besar sampel dan cara Rumus Slovin jika populasi ≥ 30
pengambilan sampel)
Non Probability sampling –Convenience Sampling
Periode pengumpulan Harian
data
Periode analisis dan Triwulan
pelaporan data
Penyajian data Statistik : Run Chart
93
kesehatan harus berorientasi kepada kebutuhan
pasien, bukan kepada keinginan rumah sakit.
3. UU No. 44 Tahun 2009
4. UU No 25 tahun 2009 ttg Pelayanan Publik
94
Target ≥80%
Kriteris Eksklusi:
Pasien konsul
95
Penanggung jawab Kepala Bidang Pelayanan Medik
96
merencanakan tindakan pada pasien yang
mempunyi resiko jatuh.
3. Edukasi pencegahan pasien jatuh.
Edukasi pencegahan pasien jatuh merupakan
pemberian informasi pada pasien/ keluarga
menganai resiko jatuh dan untuk mecegah kejadian
jatuh.
Disebut patuh apabila melaksanakan seluruh upaya
pencegahan jatuh pada pasien yang berisiko sesuai
dengan standar yang ditetapkan oleh rs.
Catatan :
Target 100%
Kriteria eksklusi:
97
Pasien tidak dapat dilakukan asesment ulang
maupun edukasi (gangguan jiwa yang melewati fase
akut)
Metode Retrospektif
pengumpulan data
Sumber data Data sekunder dari rekam medik
Periode Bulanan
pengumpulan data
Periode analisis dan Triwulan
pelaporan data
Penyajian data Statistik : Menggunakan Diagram Garis, digunkanan
untuk menampilkan data dari waktu ke waktu
Interpretasi data : Trend, dibandingkan dengan standar
98
dokter atau dokter gigi dalam menyelenggarakan
praktik kedokteran wajib mengikuti standar
pelayanan kedokteran atau kedokteran gigi dan
pada pasal 49 disebutkan bahwa setiap dokter dan
dokter gigi wajib menjalankan kendali mutu dan
kendali biaya.
2. Permenkes No.1438/MENKES/PER/IX/2010
tentang Standar Pelayanan Kedokteran pada pasal
10 bahwa Standar Prosedur Operasional disusun
dalam bentuk Panduan Praktik Klinis yang dapat
dilengkapi dengan alur klinis (clinical pathway) ,
algoritme, protokol, prosedur atau standing order.
3. Untuk menjamin kepatuhan dokter atau dokter gigi
dirumah sakit terhadap standar pelayanan maka
perlu dilakukan monitor kepatuhan penggunaan
clinical pathway.
4. Standar Akreditasi Rumah Sakit
99
menggunakan clinical pathway untuk memberikan
asuhan klinis pasien secara terstandarisasi dan
terintegrasi sehingga dapat meminimalkan adanya
variasi proses asuhan klinis.
Target 80%
100
Kriteria Inklusi dan Kriteria Inklusi :
eksklusi
Pasien yang menderita penyakit sesuai CP yang
diukur
Kriteria Ekslusi :
101
Keprawatan dan Komite Tenaga Kesehatan lain
102
dilakukan read back dengan tepat dan benar
untukinstruksi obat.Prosedur Read back adalah kegiatan
untuk memastikan setiap intruksi verbal agar dilakukan
dengan benar dan sesuai instruksi, melalui kegiatan
membacakan kembali instruksi; dan mengkonfirmasi
bahwa apa yang sudahdituliskan dengan dibaca ulang
dan/atau dengan ejaan huruf alphabet instruksiobat
sound a like.
Satuan Presentase
Pengukuran
Numerator Jumlah prosedur pemberian obat pada instruksi verbal
(pembilang) dilakukan prinsip readback dengan tepat dan benar
dalam 1 bulan
Target 100%
103
Formula 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑑𝑢𝑟 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑜𝑏𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑑𝑎
𝑖𝑛𝑠𝑡𝑟𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑣𝑒𝑟𝑏𝑎𝑙 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑖𝑛𝑠𝑖𝑝
𝑟𝑒𝑎𝑑𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑜𝑏𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑖𝑛𝑠𝑡𝑟𝑢𝑘𝑠𝑖
𝑣𝑒𝑟𝑏𝑎𝑙 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑖𝑛𝑠𝑖𝑝 𝑟𝑒𝑎𝑑𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎 𝐷𝑃𝐽𝑃 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑝𝑒𝑡𝑢𝑔𝑎𝑠 𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑎𝑝
Metode Retrospektif
pengumpulan
data
Sumber data Data sekunder dari rekam medik pasien
Periode Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis Triwulan
dan pelaporan
data
Penyajian data Statistik : Run Chart
104
2. Permenkes No.27 tahun 2017 tentang Pencegahan
dan pengendalian infeksi di Fasyankes
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. HK.01.07/Menkes/413/2020 Tentang
Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)
4. Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri (APD) dalam
menghadapi wabah Covid 19 (Dirjen Yankes tahun
2020)
Rumah Sakit harus memperhatikan kepatuhan
pemberi pelayanan dalam menggunakan APD sesuai
dengan prosedur.
Dimensi Mutu Efektif
Keselamatan
People-centred
Tepat waktu
Efisien
Adil
Terintegrasi
Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas Rumah Sakit dalam
menggunakan APD
2. Menjamin keselamatan petugas dan pengguna
layanan dengan cara mengurangi risiko infeksi.
Defenisi Operasional 1. Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat
yang dirancang sebagai penghalang terhadap
penetrasi zat, partikel padat, cair, atau udara
untuk melindungi pemakainya dari cedera atau
penyebaran infeksi atau penyakit.
2. APD digunakan sesuai dengan standar dan
indikasi
3. Indikasi penggunaan APD adalah jika melakukan
tindakan yang memungkinkan tubuh atau
105
membran mukosa terkena atau terpercik darah
atau cairan tubuh atau kemungkinan pasien
terkontaminasi dari petugas.
4. Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan
petugas kesehatan dalam menggunakan APD
sesuai standar dan indikasi.
5. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah
penilaian yang dilakukan terhadap petugas
kesehatan dalam menggunakan APD saat
melakukan tindakan atau prosedur pelayanan
kesehatan
Jenis Indikator Proses
Kriteria Ekslusi :
Tidak ada
106
Metode pengumpulan Survei harian
data
Sumber data Sumber data primer melalui observasi
107
H. INDIKATOR MUTU POLI KLINIK TB DOTS
1. Penanganan Pasien Tuberkulosis Yang Tidak Sesuai Strategi DOTS
(Directly Observed Treatment Shortcourse)
Judul Indikator Penanganan pasien tuberkulosis yang tidak sesuai
strategi DOTS (Directly Observed Treatment
Shortcourse)
Dasar pemikiran Hasil pelayanan TB DOTS kepada pasien TBC untuk
konsultasi dokter, pengambilan obat dan
pemeriksaan lainnya khususnya merupakan
gambaran manajemen peningkatan kualitas di
poliklinik TB DOTS.
1. PMK No. 67 tahun 2016 tentang Penanggulangan
Tuberkulosis
2. Kemenkes No. HK 01.07/Menkes?755/2019
tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran
Tatalaksana Tuberkulosis
Dimensi Mutu Efektif
Keselamatan
People-centred
Tepat waktu
Efisien
Adil
Terintegrasi
Tujuan Terselenggaranya pelayanan rawat jalan bagi pasien
tuberculosis dengan strategi DOTS.
108
paduan obat anti tuberkulosis yang sesuai dengan
standar penanggulangan tuberkulosis nasional, dan
semua pasien yang tuberkulosis yang diobati
dievaluasi secara kohort sesuai dengan
penanggulangan tuberkulosis nasional.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah semua pasien tuberkulosis yang tidak
(pembilang) ditangani sesuai dengan strategi DOTS per bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien tuberculosis yang ditangani
(penyebut) dalam bulan tersebut
Target 0%
Kriteria Inklusi dan Kriteria Inklusi :
eksklusi
Seluruh pasien tuberculosis yang ditangani dalam
bulan tersebut
Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
Formula 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑇𝐵 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑖
𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑡𝑟𝑎𝑡𝑒𝑔𝑖 𝐷𝑂𝑇𝑆 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
𝑥100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑇𝐵 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑖
𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡
Metode pengumpulan Sensus Harian
data
Sumber data Rekam Medik
Instrumen Register
pengambilan data
Populasi/sampel Total Sample jika populasi ≤ 30
(besar sampel dan Rumus Slovin jika populasi ≥ 30
cara pengambilan
Non Probability sampling –Convenience Sampling
sampel)
109
Periode pengumpulan Harian
data
Periode analisis dan Triwulan
pelaporan data
Penyajian data Statistik : Run Chart
110
I. INDIKATOR MUTU RAWAT INAP (PERINATAL)
1. Ketidakmampuan menangani BBLR 1500-2500 gr
Judul Indikator Ketidakmampuan menangani BBLR 1500-2500 gr
Dasar pemikiran Tergambarnya angka keberhasilan dalam penanganan
BBLR
1. PMK No. 53 thn 2014 tentang Pelayanan
Kesehatan Neonatal Esensial
2. PMK No, 25 thn 2014 tentang Upaya Kesehatan
Anak
Dimensi Mutu Efektif
Keselamatan
People-centred
Tepat waktu
Efisien
Adil
Terintegrasi
Tujuan Tergambarnya angka keberhasilan dalam penanganan
BBLR
Definisi Operasional BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan 1500
– 2500 gr. Berat badan bayi < 2500 gram, dengan usia
kehamilan ≥ 32 minggu. Penanganan BBLR di katakan
berhasil apabila :
- Kenaikan berat badan > 20 gram / hari
- Tidak ada komplikasi atau penyakit penyerta lain
selama perawatan
Dikatakan tidak berhasil apabila tidak memenuhi salah
satu kriteria di atas.
111
Numerator Jumlah BBLR 1500 – 2500 gr dengan usia kehamilan ≥
(Pembilang) 32 minggu yang tidak berhasil ditangani per bulan
Denominator Jumlah seluruh BBLR 1500 – 2500 gr dengan usia
(Penyebut) kehamilan ≥ 32 minggu yang ditangani dalam bulan
tersebut
Target ≤0,5%
Kriteria inklusi dan Kriteri Inklusi :
eksklusi Semua bayi BBLR 1500-2500 gr dengan usia
kehamilan ≥ 32 minggu yang dirawat di ruang
perinatal
Kriteria Ekslusi :
Bayi dengan kelainan kongenital berat
Formula 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝐵𝐵𝐿𝑅 1500 − 2500 𝑔𝑟 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑈𝐾
≥ 32 𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑟ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑖
𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝐵𝐵𝐿𝑅 1500 − 2500 𝑔𝑟 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑈𝐾
≥ 32 𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡
Metode Pengumpulan Retrospektif
Data
112
Penanggung Jawab Kepala Ruang Perinatal
113
bayi, mengurangi infeksi, mempersingkat masa rawat di
RS, meningkatkan hubungan emosi ibu dan anak.
114
Penyajian Data Statistik: Run Chart
Interpretasi data: Trend, dibandingkan dengan standar
115
Terintegrasi
Tujuan Tergambarnya kepatuhan Dokter Spesialis terhadap
ketepatan waktu melakukan visitasi kepada pasien
rawat inap.
Kriteris Eksklusi:
Pasien konsul
116
Formula 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑣𝑖𝑠𝑖𝑡 𝑑𝑜𝑘𝑡𝑒𝑟 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑎𝑙𝑖𝑠 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑗𝑎𝑚 14.00
𝑝𝑎𝑑𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛
100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑣𝑖𝑠𝑖𝑡 𝑑𝑜𝑘𝑡𝑒𝑟 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑎𝑙𝑖𝑠 𝑝𝑎𝑑𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛
117
Dasar pemikiran Komunikasi verbal khususnya pelaporan pemberian obat
merupakan Tindakan yang sering dilakukan dalam
pelayanan di rumah sakit, kegiatan ini memiliki risiko
tinggi untuk terjadinya kesalahan instruksi yang diterima,
sehingga tindakan dapat membahayakan pasien.
Prosedur Read back adalah kegiatan untuk memastikan
setiap intruksi verbal agar dilakukan dengan benar dan
sesuai instruksi.
1. PMK No. 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
118
Kegiatan dilanjutkan dengan memberikan stempel Read
back pada catataninstruksi dan pemberi instruksi harus
segera menandatangi intruksi tersebutpaling lambat
dalam 1x 24 jam
Satuan Presentase
Pengukuran
Numerator Jumlah prosedur pemberian obat pada instruksi verbal
(pembilang) dilakukan prinsip readback dengan tepat dan benar dalam
1 bulan
Target 100%
Metode Retrospektif
pengumpulan
data
Sumber data Data sekunder dari rekam medik pasien
119
Populasi/sampel Total Sample jika populasi ≤ 30
(besar sampel Rumus Slovin jika populasi ≥ 30
dan cara
pengambilan Probability Sampling – Simple random Sampling
sampel)
Periode Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis Triwulan
dan pelaporan
data
Penyajian data Statistik : Run Chart
120
Rumah Sakit harus memperhatikan kepatuhan
pemberi pelayanan dalam menggunakan APD sesuai
dengan prosedur.
Dimensi Mutu Efektif
Keselamatan
People-centred
Tepat waktu
Efisien
Adil
Terintegrasi
Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas Rumah Sakit dalam
menggunakan APD
2. Menjamin keselamatan petugas dan pengguna
layanan dengan cara mengurangi risiko infeksi.
Defenisi Operasional 1. Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat
yang dirancang sebagai penghalang terhadap
penetrasi zat, partikel padat, cair, atau udara
untuk melindungi pemakainya dari cedera atau
penyebaran infeksi atau penyakit.
2. APD digunakan sesuai dengan standar dan
indikasi
3. Indikasi penggunaan APD adalah jika melakukan
tindakan yang memungkinkan tubuh atau
membran mukosa terkena atau terpercik darah
atau cairan tubuh atau kemungkinan pasien
terkontaminasi dari petugas.
4. Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan
petugas kesehatan dalam menggunakan APD
sesuai standar dan indikasi.
5. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah
penilaian yang dilakukan terhadap petugas
kesehatan dalam menggunakan APD saat
121
melakukan tindakan atau prosedur pelayanan
kesehatan
Jenis Indikator Proses
Kriteria Ekslusi :
Tidak ada
122
Periode pengumpulan Harian
data
Periode analisis dan Triwulan
pelaporan data
Penyajian data Statistik : Run Chart
123
J. INDIKATOR MUTU POLIKLINIK VCT (VOLUNTARY COUNSELING AND
TESTING)
1. Kepatuhan ODHA ( Orang Dengan HIV/AIDS ) Melakukan Kunjungan
ke Poliklinik VCT
124
Denominator Jumlah pasien ODHA yang harus melakukan
(penyebut) kunjungan ke poliklinik VCT dalam satu bulan
Target 100%
125
Penanggung jawab Bulanan,Triwulan,Tahunan
126
K. INDIKATOR MUTU INSTALASI CATATAN MEDIK
1. Ketidaktepatan waktu penyediaan dokumen rekam medis pasien
rawat jalan
127
Target 0%
128
2. Keterlambatan Waktu Tunggu Pelayanan Pendaftaran/ Admisi Pasien
Tujuan
Terselenggaranya pelayanan pendaftaran/admisi
pasien yang mudah, tepat dan cepat
Target 0%
129
Kriteria Eksklusi :
Tidak ada
Pasien Rawat Jalan Yang telah melakukan
Pendaftaran dan datang tepat waktu atau ada saat
dipanggil
130
L. INDIKATOR MUTU INSTALASI FISIOTERAPI
1. Pasien Rehabilitasi Medis Yang Drop Out
Tujuan
Tergambarnya kesinambungan pelayanan
rehabilitasi sesuai yang direncanakan.
Numerator (pembilang) Jumlah seluruh pasien yang drop out per bulan
131
Denominator Jumlah seluruh pasien yang diprogram rehabilitasi
(penyebut) medis dalam bulan tersebut
Target 0%
132
Interpretasi data: Trend, dibandingkan dengan
standar
133
dengan pedoman standar pelayanan rehabilitasi
medis
Target 0%
Instrumen
pengambilan data Buku Catatan Program Rehabilitasi medis
134
Periode pengumpulan Bulanan
data
135
M. INDIKATOR MUTU INSTALASI RAWAT JALAN
1. Ketersediaan Dokter Pemberi Pelayanan Spesialis Penyakit Dalam
Rawat Jalan
136
Satuan Pengukuran Presentase
Target 100%
Metode Observasi
pengumpulan data
137
Periode Bulanan
pengumpulan data
138
Tujuan Tersedianya pelayanan klinik di rawat jalan oleh tenaga
spesialis yang kompeten pada hari kerja di rumah sakit.
Target 100%
Metode Observasi
pengumpulan data
139
Instrumen Formulir daftar hadir dokter spesialis
pengambilan data
Periode Bulanan
pengumpulan data
140
Dimensi Mutu Efektif
Keselamatan
People-centred
Tepat waktu
Efisien
Adil
Terintegrasi
Target 100%
141
Pasien yang tidak berobat ke poli kebidanan dan
pasien yang tidak memiliki indikasi untuk ke poli
kebidanan.
Metode Observasi
pengumpulan data
Periode Bulanan
pengumpulan data
142
4. Ketersediaan Dokter Pemberi Pelayanan Spesialis Anak Rawat Jalan
143
Jenis Indikator Proses
Target 100%
Metode Observasi
pengumpulan data
144
Periode Bulanan
pengumpulan data
145
Adil
Terintegrasi
146
Numerator (pembilang) Jumlah pasien rawat jalan dengan waktu tunggu ≤
60 menit
Target ≥ 80%
147
Periode pengumpulan Harian
data
148
N. INDIKATOR MUTU INSTALASI BDRS
1. Waktu Tunggu Crossmatching < 1 jam
Terintegrasi
149
Numerator (pembilang) Jumlah waktu penerimaan transfusi darah yang < 1
jam dalam 1 bulan
Target 100%
150
Penyajian data Statistik: Run Chart
Terintegrasi
151
Satuan Pengukuran Presentase
Target 100%
Eksklusi : -
152
Periode analisis dan Triwulan
pelaporan data
153
O. INDIKATOR MUTU RAWAT INAP (ICU)
1. Pneumonia akibat pemakaian ventilator (Ventilator Associated
Pneumonia /VAP)
Judul Indikator Pneumonia akibat pemakaian ventilator
(Ventilator Associated Pneumonia /VAP)
154
ventilator di rumah sakit. Gejala pneumonia
muncul minimal 2 x 24 jam setelah pemasangan
Endotracheal Tube (ETT).
Target <7,5%
155
Periode analisis dan Triwulan
pelaporan data
Penyajian data Tabel, control chart, runchart
Terintegrasi
156
Defenisi Operasional Pasien kembali ke pelayanan intensif dari ruang
rawat inap dengan kasus yang sama dalam waktu <
72 jam.
Target < 2%
157
cara pengambilan Non Probability sampling –Convenience Sampling
sampel)
158
kesehatan harus berorientasi kepada kebutuhan
pasien, bukan kepada keinginan rumah sakit.
3. UU No. 44 Tahun 2009
4. UU No 25 tahun 2009 ttg Pelayanan Publik
159
Target ≥80%
Kriteris Eksklusi:
Pasien konsul
160
Penanggung jawab Kepala Bidang Pelayanan Medik
161
merencanakan tindakan pada pasien yang
mempunyi resiko jatuh.
Catatan :
Target 100%
Kriteria eksklusi:
162
Pasien tidak dapat dilakukan asesment ulang
maupun edukasi (gangguan jiwa yang melewati fase
akut)
Metode Retrospektif
pengumpulan data
Sumber data Data sekunder dari rekam medik
Periode Bulanan
pengumpulan data
Periode analisis dan Triwulan
pelaporan data
Penyajian data Statistik : Menggunakan Diagram Garis, digunkanan
untuk menampilkan data dari waktu ke waktu
Interpretasi data : Trend, dibandingkan dengan standar
163
dokter atau dokter gigi dalam menyelenggarakan
praktik kedokteran wajib mengikuti standar
pelayanan kedokteran atau kedokteran gigi dan
pada pasal 49 disebutkan bahwa setiap dokter dan
dokter gigi wajib menjalankan kendali mutu dan
kendali biaya.
2. Permenkes No.1438/MENKES/PER/IX/2010
tentang Standar Pelayanan Kedokteran pada pasal
10 bahwa Standar Prosedur Operasional disusun
dalam bentuk Panduan Praktik Klinis yang dapat
dilengkapi dengan alur klinis (clinical pathway) ,
algoritme, protokol, prosedur atau standing order.
3. Untuk menjamin kepatuhan dokter atau dokter gigi
dirumah sakit terhadap standar pelayanan maka
perlu dilakukan monitor kepatuhan penggunaan
clinical pathway.
4. Standar Akreditasi Rumah Sakit
164
menggunakan clinical pathway untuk memberikan
asuhan klinis pasien secara terstandarisasi dan
terintegrasi sehingga dapat meminimalkan adanya
variasi proses asuhan klinis.
Target 80%
165
Kriteria Inklusi dan Kriteria Inklusi :
eksklusi
Pasien yang menderita penyakit sesuai CP yang
diukur
Kriteria Ekslusi :
166
Keprawatan dan Komite Tenaga Kesehatan lain
167
untukinstruksi obat.Prosedur Read back adalah kegiatan
untuk memastikan setiap intruksi verbal agar dilakukan
dengan benar dan sesuai instruksi, melalui kegiatan
membacakan kembali instruksi; dan mengkonfirmasi
bahwa apa yang sudahdituliskan dengan dibaca ulang
dan/atau dengan ejaan huruf alphabet instruksiobat
sound a like.
Satuan Presentase
Pengukuran
Numerator Jumlah prosedur pemberian obat pada instruksi verbal
(pembilang) dilakukan prinsip readback dengan tepat dan benar dalam
1 bulan
Target 100%
168
Metode Retrospektif
pengumpulan
data
Sumber data Data sekunder dari rekam medik pasien
Periode Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis Triwulan
dan pelaporan
data
Penyajian data Statistik : Run Chart
169
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. HK.01.07/Menkes/413/2020 Tentang
Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)
4. Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri (APD) dalam
menghadapi wabah Covid 19 (Dirjen Yankes tahun
2020)
Rumah Sakit harus memperhatikan kepatuhan
pemberi pelayanan dalam menggunakan APD sesuai
dengan prosedur.
Dimensi Mutu Efektif
Keselamatan
People-centred
Tepat waktu
Efisien
Adil
Terintegrasi
Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas Rumah Sakit dalam
menggunakan APD
2. Menjamin keselamatan petugas dan pengguna
layanan dengan cara mengurangi risiko infeksi.
Defenisi Operasional 1. Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat
yang dirancang sebagai penghalang terhadap
penetrasi zat, partikel padat, cair, atau udara
untuk melindungi pemakainya dari cedera atau
penyebaran infeksi atau penyakit.
2. APD digunakan sesuai dengan standar dan
indikasi
3. Indikasi penggunaan APD adalah jika melakukan
tindakan yang memungkinkan tubuh atau
membran mukosa terkena atau terpercik darah
170
atau cairan tubuh atau kemungkinan pasien
terkontaminasi dari petugas.
4. Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan
petugas kesehatan dalam menggunakan APD
sesuai standar dan indikasi.
5. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah
penilaian yang dilakukan terhadap petugas
kesehatan dalam menggunakan APD saat
melakukan tindakan atau prosedur pelayanan
kesehatan
Jenis Indikator Proses
Kriteria Ekslusi :
Tidak ada
171
Sumber data Sumber data primer melalui observasi
172
P. INDIKATOR MUTU INSTALASI RADIOLOGI
1. Pemeriksaan Ulang Radiologi
Terintegrasi
Defenisi Operasional
Pemeriksaan ulang radiologi adalah terjadinya
kesalahan pelaksanaan pemeriksaan radiologi.
Pemeriksaan radiologi diulang karena salah posisi,
kesalahan teknik fotografi, tidak sesuai dengan
permintaan dan pelaksanaan pemeriksaan radiologi
173
Satuan Pengukuran Persentase
174
Penanggung jawab Kepala Instalasi Radiologi
175
Defenisi Operasional Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto adalah
tenggangan waktu mulai pasien difoto sampai
dengan menerima hasil yang sudah diekspertisi.
Instrumen
pengambilan data Formulir Pemeriksaan Foto Thorax
176
Periode analisis dan Triwulan
pelaporan data
Penyajian data Statistik : Run Chart
Interpretasi data : Trend, dibandingkan dengan
standar
177
Q. INDIKATOR MUTU UNIT CSSD
1. Ketepatan Pada Proses Labeling Alat Steril
Judul Indikator Ketepatan pada proses labeling alat steril
178
Numerator Jumlah label alat steril yang tepat selama satu bulan
(Pembilang)
Denominator Jumlah semua alat yang disterilkan dalam satu
(Penyebut) bulan
Instrumen
Pengambilan Data Formulir / register sterilisasi alat
179
R. INDIKATOR MUTU UNIT KAMAR BERSALIN (VK)
1. Kejadian tidak dilakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada bayi baru
lahir
180
BBLR, Asfiksia, Hydrocephalus, Meningokel, Labio
palato skisis, Omvalokel / tidak ada dinding perut.
Numerator (Pembilang) Jumlah bayi baru lahir yang tidak dilakukan IMD
pada bulan tersebut
Denominator Jumlah seluruh bayi baru lahir yang dapat dilakukan
(Penyebut) IMD pada bulan tersebut
Target Pencapaian < 0,5%
Kriteria inklusi dan Kriteria inklusia
Semua bayi yang melahirkan di kamar bersalin
eksklusi
Kriteria Eksklusi
Bayi lahir dengan gangguan pernafasan atau
haru dirawat di ruang NICU
Formula 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑦𝑖 𝑏𝑎𝑟𝑢 𝑙𝑎ℎ𝑖𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛
𝐼𝑀𝐷 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡
𝑥100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑏𝑎𝑦𝑖 𝑏𝑎𝑟𝑢 𝑙𝑎ℎ𝑖𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡
𝑑𝑖𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝐼𝑀𝐷 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡
Metode / Desain Sensus harian
Pengumpulan Data Retrospektif
181
Penyajian Data Statistik : Run Chart
Interpretasi data : Trend, dibandingkan dengan
standar
Penanggung Jawab Kepala Kamar Bersalin
Dasar pemikiran Kesehatan ibu dan bayi di Indonesia masih jauh dari
yang diharapkan karena masih besar jumlah ibu dan
bayi yang meninggal karena perdarahan,
preeklamsia/ eklamsia dan sepsis.
1. PMK No. 21 tahun 2021 tentang Pelayanan
Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil,
Persalinan dan masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta
Pelayanan Kesehatan Seksual
2. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
Dimensi Mutu Efektif
Keselamatan
People-centred
Tepat waktu
Efisien
Adil
Terintegrasi
Tujuan Mengetahui mutu pelayanan Rumah Sakit terhadap
pelayanan persalinan.
Definisi Operasional Insiden yang menunjukkan banyaknya ibu yang
meninggal karena eklampsia. Eklampsia adalah suatu
kelainan akut yang terjadi pada wanita hamil,
bersalin, atau nifas yang ditandai dengan pre-
182
eklampsia serta timbulnya kejang-kejang atau
komplikasi lainnya, yang bukan disebabkan karena
kelainan neurologi maupun Hipertensi menahun
(kronik)
(Penyebut)
Target Pencapaian 0%
Kriteria inklusi dan Kriteria inklusia
Semua ibu yang didiagnosis eklmasia
eksklusi
Kriteria Eksklusi
Tidak ada
Formula 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑏𝑢 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑒𝑘𝑙𝑎𝑚𝑝𝑠𝑖𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
𝑥100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑏𝑢 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑒𝑘𝑙𝑎𝑚𝑝𝑠𝑖𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡
Metode / Desain Retrospektif
Pengumpulan Data
183
Penyajian Data Statistik : Run Chart
Interpretasi data : Trend, dibandingkan dengan
standard
Penanggung Jawab Kepala Kamar Bersalin
184
placenta), tidak berkontraksinya rahim ibu (atonia
uteri)
Tidak termasuk
Perdarahan karena trauma pada perut atau
karena tindakan fisik yang lain yang tidak
berhubungan dengan proses persalinan
185
Periode pengumpulan Bulanan
data
Periode Analisis dan Triwulan
Pelaporan Data
Penyajian Data Statistik : Run Chart
Interpretasi data : Trend, dibandingkan dengan
standard
Penanggung Jawab Kepala Kamar Bersalin
186
Keselamatan
People-centred
Tepat waktu
Efisien
Adil
Terintegrasi
Tujuan Tergambarnya kepatuhan Dokter Spesialis terhadap
ketepatan waktu melakukan visitasi kepada pasien
rawat inap.
187
Kriteris Eksklusi:
Pasien konsul
188
5. Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway
Judul Indikator Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway
189
berdasarkan pada nilai ilmiah sesuai kebutuhan
medis/klinis pasien.
190
Denominator Jumlah totalkasus yang masuk dalam kriteria 5
(penyebut) clinical pathways yang ditetapkan.
Target 80%
Kriteria Ekslusi :
191
Interpretasi data : Trend, dibandingkan dengan
standar
192
Definisi Kepatuhan prosedur pemberian obat pada instruksi verbal
Operasional yang dimaksudadalah kesesuaian antara order dan
tindakan ketika dilakukan instruksiverbaldengan
dilakukan read back dengan tepat dan benar
untukinstruksi obat.Prosedur Read back adalah kegiatan
untuk memastikan setiap intruksi verbal agar dilakukan
dengan benar dan sesuai instruksi, melalui kegiatan
membacakan kembali instruksi; dan mengkonfirmasi
bahwa apa yang sudahdituliskan dengan dibaca ulang
dan/atau dengan ejaan huruf alphabet instruksiobat
sound a like.
Satuan Presentase
Pengukuran
Numerator Jumlah prosedur pemberian obat pada instruksi verbal
dilakukan prinsip readback dengan tepat dan benar dalam
1 bulan
Target 100%
Pencapaian
193
Formula 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑑𝑢𝑟 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑜𝑏𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑑𝑎
𝑖𝑛𝑠𝑡𝑟𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑣𝑒𝑟𝑏𝑎𝑙 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑖𝑛𝑠𝑖𝑝
𝑟𝑒𝑎𝑑𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑜𝑏𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑖𝑛𝑠𝑡𝑟𝑢𝑘𝑠𝑖
𝑣𝑒𝑟𝑏𝑎𝑙 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑖𝑛𝑠𝑖𝑝 𝑟𝑒𝑎𝑑𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎 𝐷𝑃𝐽𝑃 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑝𝑒𝑡𝑢𝑔𝑎𝑠 𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑎𝑝
Metode Retrospektif
pengumpulan
data
Sumber data Data sekunder dari rekam medik pasien
Periode Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis Triwulan
dan pelaporan
data
Penyajian data Statistik : Run Chart
194
7. Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Judul Indikator Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
195
untuk melindungi pemakainya dari cedera atau
penyebaran infeksi atau penyakit.
2. APD digunakan sesuai dengan standar dan
indikasi
3. Indikasi penggunaan APD adalah jika melakukan
tindakan yang memungkinkan tubuh atau
membran mukosa terkena atau terpercik darah
atau cairan tubuh atau kemungkinan pasien
terkontaminasi dari petugas.
4. Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan
petugas kesehatan dalam menggunakan APD
sesuai standar dan indikasi.
5. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah
penilaian yang dilakukan terhadap petugas
kesehatan dalam menggunakan APD saat
melakukan tindakan atau prosedur pelayanan
kesehatan
Jenis Indikator Proses
Kriteria Ekslusi :
196
Tidak ada
197
S. INDIKATOR MUTU INSTALASI FARMASI
1. Kepatuhan Pemberian Label Obat High Alert Oleh Petugas Farmasi Di
Instalasi Farmasi
Dasar pemikiran Obat high alert memiliki risiko lebih tinggi menyebabkan
insiden ketika tidak dilakukan manajemen yang benar.
Pemberian label adalah langkah pertama
mengidentifikasi obat high alert agar di diperlakukan
sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
1. PMK No. 72 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di RS
2. PP No. 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian
Dimensi Mutu Efektif
Keselamatan
People-centred
Tepat waktu
Efisien
Adil
Terintegrasi
Tujuan Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga
keselamatan pasien untuk labelisasi obat high alert
Definisi Operasional Kepatuhan pemberian label obat high alert oleh farmasi
yang dimaksud adalah ketepatan pemberian label obat
high alert sesuai dengan standar yang ditetapkan
rumah sakit dengan memperhatikan prinsip
keselamatan pasien. Obat-obatan yang perlu
diwaspadai (high alert medication) adalah obat yang
sering menyebabkan terjadi kesalahan serius (sentinel
198
event) dan obat yang beresiko tinggi menyebabkan
dampak yang tidak diinginkan (adverse event).
Yang termasuk obat high alert sebagai berikut :
1. Fentanyl Inj 50 mcg/ml
2. Morphine Inj 10 mg/ml
3. Pethidine Inj 50 mg/ml
4. Codein 10 mg tab
5. Levemir
6. Novomix
7. Novorapid
8. Lantus
9. Ezelin
10. Midazolam inj 5 mg/ml
11. Bupivakain inj
12. Epinefrin 1 mg/ml
13. Norepinefrin 1mg/ml
14. Ketamine inj 50 mg/ml
15. Propofol inj 10 mg/ml
16. Isoflurane 250 ml
17. Sefoflurane 250 ml
18. Lidocain inj 2%, 2 ml
19. Amiodaron inj
20. Heparin sodium Inj 5000 IU
21. Atracurium besylate inj 25 mg/2,5 ml
22. NaCl 3% Infus
23. KCL 7,46%
24. Dextrose 40%
25. Oxytosin
26. Digoxin inj
27. Dopamin inj
28. Dobutamin inj
29. Glibenklamide 5 mg
199
30. Glikuidon 30 mg
31. Glimepiride 2mg
Label harus diisi pada obat-obat diatas pada bagian
obat yang tidak menutupi identitas obat. Apabila obat
diatas tidak diberikan label high alert sesuai standar
maka harus dilaporkan sebagai KNC.
Numerator Jumlah obat yang diberi label high alert sesuai standar
(Pembilang) oleh farmasi dalam 1 bulan
Denominator Jumlah seluruh obat high alert yang dipantau dalam 1
(Penyebut) bulan
Target Pencapaian 100%
Kriteria inklusi dan Kriteria inklusi
eksklusi Semua obat yang masuk dalam daftar obat high alert
Kriteria eksklusi
Tidak ada
Formula 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑏𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑙𝑎𝑏𝑒𝑙 ℎ𝑖𝑔ℎ 𝑎𝑙𝑒𝑟𝑡
𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑓𝑎𝑟𝑚𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
𝑥100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑜𝑏𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑔ℎ 𝑎𝑙𝑒𝑟𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑛𝑡𝑎𝑢
𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
Metode / Desain Sensus harian
Pengumpulan Data
Sumber data Data obat high alert di instalasi farmasi dan ruangan
200
Periode Harian
pengumpulan data Bulanan
Periode Analisis dan Triwulan
Pelaporan Data
Penyajian Data Statistik : Run Chart
201
Definisi Operasional Keterlambatan waktu penerimaan obat racikan pada
pasien rawat jalan > 60 menit setelah diterimanya resep
oleh petugas instalasi farmasi rawat jalan.
202
Periode Analisis dan Triwulan
Pelaporan Data
Penyajian Data Statistik : Run Chart
203
Satuan Pengukuran Persentase
204
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Farmasi
205
Denominator Jumlah seluruh resep.
(Penyebut)
Target Pencapaian ≥ 80%
Kriteria inklusi dan Kriteria Inklusi :
eksklusi Resep yang dilayani di RS
Kriteria Ekslusi :
1. Obat yang diresepkan diluar FORNAS tetapi
dibutuhkan pasien dan telah mendapatkan
persetujuan komite medik dan direktur.
2. Bila dalam resep terdapat obat diluar FORNAS
karena stok obat nasional berdasarkan e-katalog
habis/kosong.
Formula 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑝 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑡𝑢ℎ 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛
𝑓𝑜𝑟𝑚𝑢𝑙𝑎𝑟𝑖𝑢𝑚 𝑛𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
𝑥100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑝
Metode / Desain Retrospektif
Pengumpulan Data
206
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Farmasi
207
Target Pencapaian 0%
Kriteria inklusi dan Kriteria inklusi
eksklusi Semua lembar resep di instalasi farmasi
Kriteria eksklusi
Tidak ada
Formula 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟𝑖𝑎𝑛
𝑜𝑏𝑎𝑡 (5 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟)
100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑝 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑖 𝑑𝑖
𝑖𝑛𝑠𝑡𝑎𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑓𝑎𝑟𝑚𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
Metode / Desain Sensus harian
Pengumpulan Data
208
T. INDIKATOR MUTU INSTALASI GIZI
1. Ketepatan Waktu Pemberiaan Makanan pada Pasien.
Judul Indikator Ketepatatan waktu pemberian makanan pada pasien
209
Kriteria eksklusi
Pasien puasa
Pasien observasi rawat jalan di IGD
Formula 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑎𝑝 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑢𝑟𝑣𝑒𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔
𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 1 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑎𝑝 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑢𝑟𝑣𝑒𝑖
Metode / Desain Sensus harian
Pengumpulan Data
210
Dasar pemikiran Penilaian sisa makanan dianggap sebagai salah satu
masalah di penyelenggaraan makan instalasi gizi karena
berhubungan dengan kualitas makanan rumah sakit.
1. PMK No. 78 tahun 2013 tentang Pedoman
Pelayanan Gizi Rumah Sakit
Dimensi Mutu Efektif
Keselamatan
People-centred
Tepat waktu
Efisien
Adil
Terintegrasi
Tujuan Tergambarnya efektifitas pelayanan instalasi gizi
Definisi Operasional Porsi makan siang yang tidak habis dimakan oleh
pasien non diit ≥ ½ porsi makan yang disediakan.
211
Metode / Desain Sensus harian
Pengumpulan Data
212
U. INDIKATOR MUTU KAMAR BEDAH
1. Angka Ketidaklengkapan Informed Concent Untuk Pasien Pre operasi
Judul Indikator Angka Ketidaklengkapan Informed Concent Untuk
Pasien Pre operasi
213
Tujuan Memberikan perlindungan kepada pasien serta
memberi perlindungan hukum kepada dokter/perawat
terhadap suatu kegagalan dan bersifat negative
Definisi Operasional Persetujuan tindakan kedokteran yang diberikan oleh
pasien atau keluarga terdekatnya setelah mendapatkan
penjelasan secara lengkap mengenai tindakan
kedokteran yang akan dilakukan sebelum operasi.
214
Formula 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑙𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑓𝑜𝑟𝑚𝑒𝑑 𝑐𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡
𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑠𝑖
100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
Metode / Desain Sensus harian
Pengumpulan Data
215
3. Standar Pelayanan Rumah Sakit
216
Target Pencapaian 100%
Kriteria inklusi dan Kritesia inklusi
eksklusi Semua Catatan Keselamatan Operasi pasien yang
dilakukan tindakan di kamar operasi
Kritesia eksklusi
Tidak ada
Formula 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑑𝑖 𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔
𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑖𝑠𝑖 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝 𝑐ℎ𝑒𝑐𝑘𝑙𝑖𝑠𝑡 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛𝑛𝑦𝑎
𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑡𝑎ℎ𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑝𝑒𝑡𝑢𝑔𝑎𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎𝑖
𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑢𝑙𝑖𝑠𝑎𝑛 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑖𝑠𝑖𝑎𝑛
100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑑𝑖 𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖
Metode / Desain Sensus harian
Pengumpulan Data
217
3. Penundaan Operasi Elektif
Judul Indikator Penundaan Operasi Elektif
218
Numerator Jumlah pasien yang waktu jadwal operasinya berubah
(Pembilang)
Denominator Jumlah pasien operasi elektif
(Penyebut)
Target Pencapaian <5%
Kriteria inklusi dan Kriteria Inklusi:
eksklusi Pasien operasi elektif
Kriteria Eksklusi:
Penundaan operasi atas indikasi medis
Formula 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑗𝑎𝑑𝑤𝑎𝑙
𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑛𝑦𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ
100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓
Metode / Desain Sensus harian
Pengumpulan Data Retrospektif
219
4. Kesalahan Diagnosa Pre dan Post Operasi
Judul Indikator Kesalahan Diagnosa Pre dan Post Operasi
Terintegrasi
Tujuan Mengetahui kinerja dokter operator dalam menentukan
diagnosa pra- post oprasi operasi untuk menghindari
insiden keselamatan pasien dalam hal menentukan
diagnose
Definisi Operasional Terjadinya insiden kesalahan diagnosis pada pasien pra
operasi, yang baru diketahui oleh operator pada saat
durante operasi (diagnosis pra dan post operasi berbeda)
Satuan Pengukuran
persentase
220
Kriteria inklusi dan Kriteria inklusia:
eksklusi Semua kejadian perbedaan diagnose sebelum dan
sesudah operasi
Kriteria eksklusi
Tidak ada
Formula 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑎𝑔𝑛𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑝𝑟𝑎 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖
100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑡𝑖𝑛𝑑𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡
Metode / Desain Sensus Harian
Pengumpulan Data
221
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 31 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Pekerjaan Perawat Anestesi
2. Permenkes No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang
Rekam Medis
3. Permenkes No.29 tahun 2004 tentang Peraturan
Kedokteran
Dimensi Mutu Efektif
Keselamatan
People-centred
Tepat waktu
Efisien
Adil
Terintegrasi
Tujuan Mengetahui kinerja dokter anestesi dalam
melaksanakan prosedur persiapan pra-anesthesi,
untuk menghindari insiden keselamatan pasien dalam
hal anesthesi.
Definisi Operasional Ketidaklengkapan asesmen pre anestesi meliputi :
dokter anestesi tidak visite pada saat pasien masih di
ruang perawatan (pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang, KIE / Informed Consent), dan rekam medis
tidak terisi secara lengkap sebelum pasien dilakukan
anestesi.
Semua pasien yang akan dilakukan operasi dengan
pembiusan.
Satuan Pengukuran
Persentase
222
Numerator Jumlah pasien yang tidak dilakukan asesmen pre
(Pembilang) anestesi secara lengkap per bulan
Denominator Jumlah pasien operasi dengan anestesi dalam bulan
(Penyebut) tersebut
Target Pencapaian 0%
Kriteria inklusi dan Kriteria inklusi :
eksklusi
Jumlah pasien operasi dengan anestesi dalam
bulan tersebut
Kriteria eksklusi:
Tidak ada
Formula 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑠𝑚𝑒𝑛 𝑝𝑟𝑒
𝑎𝑛𝑒𝑠𝑡𝑒𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑐𝑎𝑟𝑎 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑒𝑠𝑡𝑒𝑠𝑖
𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡
Metode / Desain Sensus Harian
Pengumpulan Data
223
Penanggung Jawab Kepala Kamar Operasi
224
W. INDIKATOR MUTU UNIT IPSRS
1. Keterlambatan Waktu Menangani Kerusakan Alat
Judul Indikator Keterlambatan Waktu Menangani Kerusakan Alat
225
Denominator Jumlah seluruh laporan kerusakan alat dalam bulan
(Penyebut) tersebut
Target Pencapaian <1%
Kriteria inklusi dan Kriteria inklusi
eksklusi Semua laporan alat rusak tiap unit
Kritesia eksklusi
Tidak ada
Formula 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑚𝑒𝑛𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑖
𝑘𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑟𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑙𝑎𝑡 100%
𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡
226
X. INDIKATOR MUTU KESEHATAN LINGKUNGAN
1. Pengelolahan Limbah Padat Infeksius Sesuai Dengan Aturan
Judul Indikator Pengelolahan Limbah Padat Infeksius Sesuai Dengan
Aturan
227
bahan yang tercemar jasad renik yang dapat
menularkan penyakit dan atau dapat mencederai, antar
lain:
1. Sisa jarum suntik
2. Sisa ampul
3. Kasa bekas
4. Sisa jaringan
Pengelolahan limbah padat berbahaya harus dikelola
sesuai dengan aturan dan pedoman yang berlaku.
228
Populasi/sampel Total Sample jika populasi ≤ 30
(besar sampel dan Rumus Slovin jika populasi ≥ 30
cara pengambilan
sampel)
Probability Sampling – Simple random Sampling
Periode Harian
pengumpulan data Bulanan
Periode Analisis dan Triwulan
Pelaporan Data
Penyajian Data Statistik : Run Chart
229
Y. HUMAS
1. Kepuasan Pasien dan Keluarga
230
Keluarga adalah kegiatan untuk mengukur
tingkatan kesenjangan pelayanan RS yang diberikan
dengan harapan pasien dan keluarga di Rawat
Jalan, Rawat Inap dan Gawat Darurat
c. Kepuasan Pasien keluarga diukur dengan
mendapatkan gambaran persepsi pasien dan
keluarga pada saat mendapatkan pengalaman
selama dilayani di RS melalui :
d.metode kuesioner atau interview dengan konversi
Rentang angka *Tidak Puas* sampai *Puas* 1 – 5
e. Jumlah Responden berdasarkan sampling pasien
Rawat Jalan/ Rawat Inap dan Gawat Darurat
f. Pelayanan yang diukur berdasarkan persepsi dan
pengalaman pasien terhadap:
g. Fasilitas : Sarana, Prasarana, Alat
h. SDM : Perawat, Dokter, Petugas Lain
i. Farmasi : Kecepatan, Sikap Petugas, Penjelasan
Penggunaan Obat
j. Service Pendaftaran, Ruang Tunggu dan
Pelayanan: , kecepatan, Kemudahan, Kenyamanan
k.Pengambilan kuesioner sesuai Kebijakan RS
minimal 1x per semester dan dilaksanakan oleh
internal/ eksternal RS
231
Numerator Hasil Penilaian IKM
(Pembilang) Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien
yang disurvei (dalam prosen)
Denominator Skala Maksimal Penilaian IKM
(Penyebut) Jumlah total pasien yang disurvei (n minimal 50)
Target Pencapaian Angka kepuasan Pasien dan keluarga > 80%,
Kriteria inklusi dan Kriteri Inklusi :
eksklusi Semua hasil survey kepuasan dari pasien,
keluarga, pengunjung
Kriteria Ekslusi :
Tidak ada
Formula 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑝𝑢𝑎𝑠𝑎𝑛
𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑢𝑟𝑣𝑒𝑖
100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑢𝑟𝑣𝑒𝑦
Sesuai dengan formula perhitungan survey kepuasan
masyarakat berdasarkan Permenpan No. 14 Tahun
2017
Metode / Desain Concurrent (Survei Harian)
Pengumpulan Data
Hasil Survei
Instrumen Kuisioner kepuasan pasien
Pengambilan Data
Populasi/sampel Sesuai dengan formula perhitungan jumlah sampel
(besar sampel dan dalam survei kepuasan masyarakat
cara pengambilan n minimal 50
sampel)
Periode Harian
pengumpulan data Bulanan
Periode Analisis dan Triwulan
Pelaporan Data
232
Penyajian Data Statistik: Menggunakan diagram garis digunakan untuk
menampilkan data dari waktu ke waktu
Interpretasi: Trend, dibandingkan dengan standar
Penanggung Jawab Kepala Bagian Humas
233
cenderung berhubungan dengan pemberitaan media,
potensi kerugian in material, dll.
Warna Hijau:
tidak menimbulkan kerugian berarti baik material
maupun immaterial.
Kriteria Penilaian :
1. Melihat data rekapitulasi komplain yang
dikategorikan merah, kuning, hijau
Numerator Jumlah KKM, KKK dan KKH yang sudah ditanggapi dan
(Pembilang) ditindaklanjuti
Denominator Jumlah seluruh KKM, KKK dan KKH
(Penyebut)
Target Pencapaian >75%
Kriteria inklusi dan Kriteria Inklusi :
eksklusi Semua komplain(lisan, tertulis, dan media massa)
Kriteria Ekslusi :
234
Tidak ada
Formula 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝐾𝑀, 𝐾𝐾𝐾, 𝐾𝐾𝐻 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ
𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑝𝑖 𝑑𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑡𝑖𝑛𝑑𝑎𝑘𝑙𝑎𝑛𝑗𝑢𝑡𝑖
100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝐾𝐾𝑀, 𝐾𝐾𝐾 𝑑𝑎𝑛 𝐾𝐾𝐻
Metode Retrospektif
Pengumpulan Data
235