Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH SISTEMATIKA PHANEROGAMAE

FAMILI Lamiaceae
Dosen Pengampu : Riza Linda, M.Si

DISUSUN OLEH :
DHEA AMELIA (H1041201051)
KELAS C

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kita semua. Atas berkat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah “Famili Lamiaceae” tepat
pada waktunya. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada ibu dosen (Riza
Linda, M.Si) yang telah membimbing dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
diperlukan untuk penyempurnaan makalah ini dan penulisan makalah selanjutnya.
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan kepada
pembaca yang membacanya.

Pontianak, 3 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................

KATA PENGANTAR .....................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................

A. Latar Belakang ................................................................................

B. Rumusan Masalah ...........................................................................

C. Tujuan .............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................

A. Deskripsi Famili ..........................................................................................

1. Ocimum basilicum (Kemangi) ........................................................

2. Orthosiphon aristatus (Kumis kucing) ............................................

3. Clerodendron thomsoniae (Nona makan sirih) ...............................

4. Coleus hibridus (Miana) ..................................................................

5. Tectona grandis (Jati) ......................................................................

B. Tabel Karakter Genus dari Famili Lamiaceae.............................................

BAB III PENUTUP .........................................................................................

Kesimpulan ..........................................................................................

Saran ....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

GLOSARIUM ..................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lamiaceae merupakan suku yang memiliki keanekaragaman jenis
tinggi dan penyebaran yang cukup luas. Penampakan Lamiaceae umumnya
berupa herba dan semak, yang kebanyakan menjadi penutup tanah.
Penyebarannya dari dataran rendah hingga dataran tinggi, dengan kisaran
ketinggian 200-1200 mdpl (Heyne 1987). Habitus lamiaceae kebanyakan
berupa herba, kadang juga semi perdu yang umumnya beraroma harum.
Batang dan cabang berbentuk segi empat, daun berhadapan atau bersilang
berhadapan, tidak memiliki penumpu. Perbungaan yang mempuyai berkas,
letaknya di ketiak, seringnya berpasangan yang berhadapan membentuk
pusaran semu. Buah biasanya terdiri dari 4 buah geluk. Lembaga sedikit
atau tidak ada (MAB 1992).
Famili Lamiaceae dikenal dengan keluarga mint, banyak jenis dari
suku ini yang berfungsi sebagai bumbu dan juga memiliki peran dalam
sejumlah pengobatan tradisional (Raja 2012). Lamiaceae telah lama
dikenal berperan dalam kegiatan pengobatan karena kandungan minyak
atsirinya (Sarac dan Ugur 2007). Minyak atsiri yang dihasilkan biasanya
digunakan dalam pembuatan obat, bumbu, pembuatan pestisida, industry
parfum dan wangi-wangian, serta kosmetik (Ozkan 2008). Unsur pokok
kandungan Lamiaceae yang berguna dalam pengobatan adalah minyak
aromatik essensial, tannin, saponin, dan asam organic. Untuk mendapatkan
kandungan minyaknya dilakukan dengan cara penyulingan (Raja 2012).
Umumnya jenis Lamiaceae mempunyai kandungan yang bersifat pereda
nyeri, diuretik, tonik, anti-jamur, anti-mikroba, anti-radang, dan penangkal
infeksi (Venkateshappa dan Sreenath 2013).
Penyusunan makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas yang
telah diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Sistematika
Phanerogamae. Selain itu, pembuatan makalah ini diharapkan dapat
menjadi referensi bacaan bagi para pembaca untuk menambah
pengetahuan tentang Famili Lamiaceae baik dari karakteristik, morfologi,
ciri khas serta manfaatnya bagi kesehatan. Tidak hanya itu, keragaman
dari spesies famili Lamiaceae ini masih banyak yang belum dilakukan
identifikasi tentang morfologi serta manfaatnya sehingga diperlukan
referensi bahan bacaan.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penyusunan makalah ini diantaranya sebagai berikut :
1) Bagaimana karakteristik dari Famili Lamiacea?
2) Apa saja spesies dari Famili Lamiaceae yang ada disekitar kita?
3) Apa saja manfaat dari tumbuhan Famili Lamiaceae?

C. Tujuan
Tujuan disusunnya makalah yang berjudul Famili Lamiaceae yaitu sebagai
berikut :
1) Untuk mengetahui dan memahami karakteristik dari Famili Lamiacea
2) Untuk mengetahui dan mengenal spesies dari Famili Lamiaceae yang
ada disekitar kita
3) Untuk mengetahui manfaat dari tumbuhan Famili Lamiaceae
BAB II

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Famili
Famili Lamiaceae memiliki habitus berupa herba atau perdu.
Memiliki aroma yang harum dengan batang hampir seluruhnya berbentuk
segi empat. Percabangan daun kebanyakan melintang berhadapan, namun
terkadang berkarang. Daun tanpa daun penumpu. Bunga terdapat dalam
anak payung yang rapat atau lepas, biasanya berhadapan dan akan
membentuk karangan semu dalam ketiak dari daun biasa atau daun
pelindung. Namun, terkadang bunga berbentuk bongkol. Umumnya bunga
berkelamin ganda atau bunga banci. Kelopak bunga berdaun lekat,
kebanyakan bergerigi 5, berlekuk 5 atau terbagi 5, dan kadang berbibir 2.
Mahkota hampir seluruhnya berbibir 2 atau berjumlah 5. Benang sari ada 4
yang berukuran panjang 2 dengan kemudian berstamonidia 2 atau tidak.
Bakal buah beruang 2 dengan 2 buah bakal biji disetiap ruangnya.
Lamiaceae merupakan famili yang dulunya dikenal sebagai famili
Labiaceae yaitu salah satu famili tumbuhan berbunga yang berciri khas
memiliki aroma yang khas pada masing-masing spesiesnya. Tumbuhan
yang tergolong dalam famili Lamiaceae berupa herba atau semak-semak
dalam ukuran yang beragam dan jarang ditemui dalam bentuk pohon.
Siklus hidupnya termasuk dalam tumbuhan berumur panjang, baik annual
(tanaman setahun) atau perennial (abadi/tanaman menahun). Ciri khas dari
famili Lamiaceae yaitu memiliki bunga yang bertipe bunga zygomorphic
atau tidak teratur, namun ada juga beberapa genus yang termasuk
actinomorphic atau teratur.
Famili Lamiaceae merupakan salah satu dari famili tumbuhan
berbunga yang dimanfaatkan sebagai sumber wewangian,minyak atsiri,
rempah-rempahan dan sebagai bumbu masakan. Menurur Suthar (2014),
Famili dari Lamiaceae merupakan tanaman dari suku mint sehingga
memiliki bau yang khas dari masing-masing spesiesnya. Sebagian spesies
tanaman famili Lamiaceae merupakan tanaman yang berada di lingkungan
sekitar. Contoh spesies dari famili lamiaceae adalah kumis kucing
(Orthosiphon aristatus), kemangi (Ocimum basilicum), nona makan sirih
(Clerodendrum thomsonia), bulu nangko (Coleus hibridus) dan jati
(Tectona grandis).

1. Ocimum basilicum (Kemangi)

Tumbuhan kemangi merupakan jenis tanaman terna dengan tinggi


rata-rata 60-70 cm, batangya halus dan memiliki daun pada setiap ruasnya.
Daun berwarna hijau muda dan berbentuk oval dengan panjang 3-4 cm,
berambut halus dibagian permukaan bawah daun, memiliki bunga berwana
putih yang tersusun seperti tandan. Apabila dibiarkan terus menerus
berbunga, maka pertumbuhan daun akan lebih sedikit dan tanaman ini
akan cenderung cepat mengering dan menua hingga mati (Kandwangko,
2011).

Klasifikasi tanaman kemangi menurut Yuwono (2015) adalah


sebagai berikut :

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Family : Lamiaceae
Genus : Ocimum
Spesies : Ocimum basilicum

Morfologi dari tumbuhan kemangi dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Sumber: Sudarminto, 2015 (Universitas Brawijaya)

Kemangi (Ocimum sanctum) merupakan spesies basil paling besar yang


ada di seluruh dunia, baik berbentuk segar maupun yang telah diproduksi sebagai
minyak esensial. Kemangi menjadi spesies yang menarik karena memiliki aroma
dan rasanya yang khas. Tumbuhan ini banyak ditanam dipekarangan rumah dan
sering dijadikan sebagai obat herbal serta sebagai bahan masakan sejak nenek
moyang dulu. Minyak yang dihasilkan oleh tumbuhan ini juga digunakan secara
luas pada industri farmasi dan parfum. Dalam pengobatan, kemangi digunakan
dalam aroma terapi maupun untuk mengobati berbagai jenis penyakit. Pengobatan
tradisional kemangi sebagai obat karminatif, sakit perut, dan anti pasmodial, mual,
kembung, dan disentri (Marina, 2018).

2. Orthosiphon aristatus (Kumis kucing)

Tumbuhan kumis kucing merupakan tanaman obat berupa tumbuhan


dengan batang basah yang tegak. Kumis kucing tergolong tumbuhan terna,
tumbuh tegak, tingginya dapat mencapai 50-150 cm. Batang berkayu, berbentuk
segi empat dan agak beralur, beruas, bercabang, beracabang, berambut pendek
atau gundul dan berakar kuat. Daun tunggal berbentuk bulat telur, elips atau
memanjang, berambut halus, tepi bergerigi, ujung dan pangkal daun runcing, tipis,
panjang 2-10 cm dan warnanya hijau. Bunga majemuk dalam tandanyang keluar
di ujung percabangan, berwarna ungu pucat atau putih, benang sari lebih panjang
dari tabung bunga (Kandowangko, 2011).
Menurut Rini dalam Erwanda (2013) menyatakan bahwa klasifikasi kumis
kucing adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Tubiflorae

Famili : Lamiaceae

Genus : Orthosiphon

Spesies : Orthosiphon aristatus

Morfologi tumbuhan Orthosiphon spicatus dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Sumber : Wikipedia

Orthosiphon aristatus atau dikenal dengan nama kumis kusing termasuk


tanaman dari famili Lamiaceae . Tanaman ini merupakan salah satu tanaman obat
aslu dari Indonesia yang memiliki mamfaat dan kegunaan yang beragam serta
dapat menangani berbagai penyakit. Kumis kucing memiliki kandungan yang
bersifat seperti antibiotik. Senyawa flavonoid yang terkandung dalam tanaman ini
sangat efektif dalam pengobatan gonore. Senyawa flavonoid yang bersifat
antibakteri akan menangkal terjadinya radikal bebas dan memperlambat
pertumbuhan bakteri. Selain itu, metabolisme bakteri dapat terganggu akibat
denaturasi protein. Pemanfaatan tanaman kumis kucing yang sangat mudah adalah
dengan merebusnya dengan air (Afza, 2021).

3. Clerodendron thomsoniae (Nona makan sirih)

Clerodendron thomsoniae merupakan tanaman hias yang merambat dari


anggota suku Lamiaceae. Berasal dari Afrika barat tropis namun kini tersebar
diseluruh penjuru dunia karena penjuru dunia karena populer sebagai tanaman
hias penaung.

Klasifikasi tanaman Clerodendron thomsoniae diantaranya :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Solanales

Famili : Lamiaceae

Genus : Clerodendrom

Spesies : Clerodendrom thomsoniae

Morfologi dari tanaman Clerodendron thomsoniae dapat dilihat pada


gambar dibawah ini.

Sumber : dinasuciwahyuni.blogspot.com
Tumbuhan ini merupakan liana lemah yang dapat mencapai panjang 4
meter dengan daun berbentuk oval sampai memanjang 8-17 cm. Bunganya
tersusun sebagai cymosa dengan 8-20 kuntum, kelopak bunga berwarna putih atau
ungu pucat dengan makhota bunga berwarna merah yang panjang 2 cm. Tanaman
Clerodendron ini diperoleh mengandung senyawa flavonoid sebanyak 70 mg.
Senyawa flavonoid yang teridentifikasi adalah 5,4-dihidroksiflavon (aglikon
flavon). Ekstrak etanol daun nona makan sirih positif mengandung flavonoid,
fenolik, tanin, dan steroid (Nila, dkk., 2017).

4. Coleus hibridus (Miana)

Miana merupakan tanaman dengan jenis yang beraneka ragam. Tanaman


ini memiliki warna hijau hingga merah keunguan. Hal ini yang menyebabkan
keragaman dari dari spesies tanaman miana. Klasifikasi dari tanaman miana
adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Solanales

Famili : Lamiaceae

Genus : Coleus

Spesies : Coleus hibridus

Adapun morfologi tanaman Coleus hibridus dapat dilihat pada gambar


dibawah ini.
Sumber : Wikipedia

Penelitian tentang manfaat daun miana telah dilakukan oleh Marpaung dkk (2014)
menyebutkan bahwa salah satu spesies dari genus Coleus yaitu Coleus
scutellariioides memiliki potensi dalam penyembuhan luka yang terinfeksi oleh
bakteri. Penelitian ini dilakukan dengan pembuatan salep dari daun miana yang
kemudian diaplikasikan pada luka kelinci sebagai hewan uji. Tari dkk (2013),
juga menambahkan baha Coleus atropurpureus atau daun iler mampu
mempercepat penyembuhan pada luka. Pemberian daun ini pada luka di kulit
kelinci dapat mempercepat penyembuhannya.

5. Tectona grandis (Jati)

Menurut Tjitrosoepomo (2004), klasifikasi tanaman jati adalah sebagai


berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Solanales

Famili : Verbenaceae

Genus : Tectona grandis


Morfologi tanaman Tectona grandis dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Sumber : RimbaKita.com

Jati merupakan tanaman penghasil kayu yang sangat berkualitas didunia,


karena struktur kayunya yang sangat keras dan tahan terhadap serangan hama dan
penyakit (Prasetyo dalam Astiti, 2015). Pohon jati mampu mencapai ukuran yang
sangat besar dengan tinggi sampai 45 meter dengan diameter 2 meter. Daun jati
tersusun bersilangan dan berbentuk elips dengan panjang 13-75 cm dan lebar 10-
40 cm. Daunumumnya besar, berbentuk bulat telur terbalik, dengan tangkai yang
sangat pendek. Daun yang masih muda berwarna kemerahan dan mengeluarkan
getah berwarna merah darah apabila diremas, serta ranting yang muda
berpenampang segi empat dan berbonggol di buku-bukunya (Sukriati, 2018).

(Menurut Astiti (2015), daun jati (Tectona grandis) mampu menghambat


pertumbuhan Jamur perusak kayu yaitu Hormiscym sp. Daun muda lebih efektif
dalam menghambat pertumbuhan konidia dan miselium dibandingkan daun tua.
Namun, daun tua mampu menghambat pertumbuhan koloni jamur Hormiscum sp.
B. Tabel Karakter Genus dari Famili Lamiaceae

Ciri Genus Batang Daun Bunga Buah Bau


Coleus Berambut Lamina Terkumpul Keras, Harum
bulat telur, dalam tandan berbentuk
pangkal lepas di seperti
membulat, ujung atau telur dan
ujung mulai yang licin
runcing, berujung
tepi daun lebar,
beringgit mahkota
kasar berbibir 2
dengan bibir
bawah
menggantung
, kelopak
berambut
Ocimum Berambut Lamina Berkumpul Keras, Sangat
berbentuk menjadi berwarna harum
bulat telur, tandan ujung, cokelat tua,
elips atau mahkota gundul,
memanjan berbibir 2, waktu
g dengan dari luar dibasahi
ujung berambut, membengk
runcing, dengan bibir ak sekali
berbintik- bawah rata,
bintik sisi luar
seperti kelopak
kelenjar berambut
Orthosiphon Berambut Lamina Berkumpul Keras -
pendek daun menjadi memanjan
berbentuk tandan ujung, g dan
bulat telur, kelopak berkerut
elips, atau berambu halus
memanjan pendek,
g dengan mahkota
tepi bibir 2, bibir
bergerigi atas bertajuk
kasar 3 dengan
bibir bawah
lurus,
menjulang ke
depan
Clerodendron Berambut Daun Bunga Buah Harum
halus berbentuk majemuk berebentuk
bulat telur dengan bulat telur,
dengan bentuk malai, yang masih
pertulanga berada di muda
n ujung batang, berwarna
menyirip berbentuk hijau dan
dan tepi lonceng matang
daun rata, dengan berwarna
namun kelopak hitam
ada yang panjang
bergerigi, sekitar 5 cm
ujung dan
pangkal
daun
runcing
serta lebar
Tectona Bestruktur Berbentuk Bentuk Berbentuk Harum
retak bulat telur berbulir bulat agak
terbalik bercabang gepeng,
dan dan tesusun, berambut
menempel panjang kasar
pada sekitar 40-70 dengan inti
batang cm, berbulu tebal.
secara halus, Berbiji 2-4.
berpasang berwarna Buah
an. putih dan terselimuti
Permukaa berkelamin oleh
n daun ganda. perbesaran
ditumbuhi kelopak
bulu halus bunga
pada sisi yang
atas serta menyerupa
bawah i balon
kecil
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tumbuhan dari famili Lamiaceae merupakan salah satu suku dalam


tmbuhan berbunga yang memiliki aroma yang khas, sehingga tak heran jika sering
digunakan sebagai wewangian atau parfum. Famili Lamiaceae merupakan famili
yang tersebar luas jenis spesiesnya di lingkungan sekitar. Dari lima spesies yang
dideskripsikan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa spesies dalam famili
Lamiaceae memiliki beberapa kesamaan ciri pada bentuk daun, ada yang
berbentuk bulat telur dan memanjang. Kesamaan lainnya terdapat pada struktur
akar yang kuat. Persamaan penting dari spesies famili Lamiaceae yaitu memiliki
potensi digunakan sebagai obat-obatan yang berperan dalam menyembuhkan
berbagai penyakit.

B. Saran

Famili Lamiaceae banyak tersebar di lingkungan sekitar kita dan masih


banyak spesies-spesies lain yang belum di ketahui. Oleh karena itu, diperlukan
data yang mendukung untuk selanjutnya dapat mengidentifikasi spesies-spesies
tersebut. Selain itu, kandungan dari famili Lamiaceae perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut guna mengetahui manfaat yang terkandung pada setiap spesiesnya.
DAFTAR PUSTAKA

Afidatul, M, Khoirul, N, & Nabila, PS, 2022, “PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


DESA SRENGAT DALAM PEMBUATAN ANTISEPTIK ALAMI DARI
EKSTRAK DAUN MIANA”, JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT (PKM), vol 5, no 2

Afza, Ruzaini & Rio Rikardo, 2021, “PEMANFAATAN TANAMAN KUMIS


KUCING SEBAGAI ANTIBIOTIK ALAMI TERHADAP PENYAKIT
GONORE”, Jurnal Cendekia Sambas, vol 1, no 1

Christofora, HW & Cindy, C, 2022, “Preferensi Konsumen Terhadap Minuman


Fungsional Berbasis Ekstrak Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus)
sebagai Jamu”, Jurnal Mutu Pangan : Indonesian Journal of Food
Quality, vol 9, no 1

Des, M, 2013, “Studi Morfologi Serbuk Sari Pada Beberapa Varietas Coleus
scutellarioides L.”, Prosiding Seminar SEMIRATA FMIPA, vol1, no 1

Elis, T, Andi, M, & Rida, T, 2019, “JENIS TUMBUHAN LIAR FAMILIA


LAMIACEAE BERKHASIAT OBAT DI HUTAN KOTA
UNIVERSITAS HASANUDDIN TAMALANREA MAKASSAR”,
BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR, vol 4, no 1

Ema, A, Cicilia, N, Joko, W, 2017, “KAJIAN OBSERVASI TANAMAN


FAMILI Lamiaceae”, Prosiding Seminar Nasional SIMBIOSIS, vol 2

Ema, Anggraini, Cicili, NP, & Joko, W, 2017, “KAJIAN OBSERVASI


TANAMAN FAMILI Lamiaceae”, Prosiding Seminar Nasional
SIMBIOSIS II

Hilmi, IR, 2020, “KAJIAN MANFAATKEMANGI (Ocimum basilicum)


Terhadap Halitosis”, Jurnal Ilmiah Keperawatan Gigi, vol 1, no 1
Marina, Silalahi, 2018, “MINYAK ESSENSIAL PADA KEMANGI (Ocimum
basilicum L.)”, Jurnal Pro-Life, Vol 5, No 2

Nia, AH, Lizma, F, & Adam, M.R, 2017, “STANDARISASI EKSTRAK DAUN
NONA MAKAN SIRIH (CLERODENDRUM X
SPECIOSUMDOMBRAIN)”, Proceeding of the 6th Mulawarman
Pharmaceuticals Conferences

Novita, MEC, 2014, “DAUN KEMANGI (Ocimum cannum) SEBAGAI


ALTERNATIF PEMBUATAN HANDSANITIZIER”, JURNAL
KESEHATAN MASYARAKAT, vol 9, no 2

Sukriati, AL, 2018 “ANALISIS MORFOFISIOLOGIS JATI (Tectona grandis


Linn. F.)”, unhas.ac.id

Susi, T, 2019, “PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH MASYARAKAT


SEKITAR HUTAN DI DESA PANGKALAN BUTON KABUPATEN
KAYONG UTARA”, JURNAL HUTAN LESTARI, vol 7, no 3

Tari, R, Posangi, J, & Wowor, MP, 2013, “Uji Efek Daun Iler (Coleus
atropurpureus [L.] Benth) Terhadap Penyembuhan Luka Insisi Pada
Kulit Kelinci (Oryctolagus cuniculus)’, Jurnal e-Biomedik (eBM), vol 1,
no 1
GLOSARIUM

Antibiotik : Jenis obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri.

Basil : Basil merupakan tanaman yang kaya akan vitamin dan mineral.

Diuretik : Obat untuk membuang kelebihan garam dan air dari dalam tubuh

melalui urine.

Ekstrak : Zat yang dihasilkan dari ekstraksi bahan mentah secara kimiawi.

Essensial : Perlu sekali, mendasar, dan hakiki.

Famili : Suatu takson yang berada antara ordo dan genus, merupakan
taksonomi yang di dalamnya terdiri atas beberapa genus yang
secara filogenetis terpisah dari famili lainnya.

Flavonoid : Satu jenis antioksidan yang banyak terkandung dalam cokelat.


Antioksidan itu sendiri bekerja menangkal radikal bebas dalam
tubuh.

Gonore : Kencing nanah yaitu suatu penyakit menular seksual yang dapat
terjadi pada pria maupun wanita. Penyakit ini disebabkan oleh
bakteri bernama Neisseria Gonorrhoeae

Herba : Kelompok komponen tumbuhan yang luas namun tidak


mencakup sayuran dan komponen tumbuhan lainnya yang menjadi
nutrisi makro dalam gizi manusia (umbi, serealia pangan).

Infeksi : Adanya serangan dan perkembangbiakan mikroorganisme seperti


bakteri, virus, dan parasit yang pada dasarnya tidak berasal dari
dalam tubuh.

Morfologi : Ilmu tentang bentuk


Organik : Berkaitan dengan zat yang berasal dari makhluk hidup, seperti
hewan atau tumbuhan, serta minyak bumi dan batu bara, (2) secara
proses kimia berhubungan dengan organisme hidup.

Pestisida : Semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus yang
dipergunakan untuk memberantas atau mencegah hama-hama dan
penyakit-penyakit yang merusak tanaman atau hasil-hasil
pertanian.

Referensi : Sumber acuan, rujukan, petunjuk, atau buku-buku yang


dianjurkan oleh dosen kepada mahasiswa untuk dibaca.

Saponin : Suatu golongan senyawa alami yang sangat potensial karena


memiliki sekitar 25 jenis aktivitas biologi yang berpotensi untuk
dimanfaatkan dalam bidang farmasi yaitu obat, makanan-
minuman, dan kosmetik. Senyawa alami saponin bersifat polar
sehingga larut baik dalam air.

Siklus : Putaran waktu yang di dalamnya terdapat rangkaian kejadian yg


berulang-ulang secara tetap dan teratur

Tanin : Senyawa fenol yang memiliki berat molekul besar yang terdiri
dari gugus hidroksi dan beberapa gugus yang bersangkutan seperti
karboksil untuk membentuk kompleks kuat yang efektif dengan
protein dan beberapa makromolekul.

Tropis : Iklim dengan suhu rata-rata di atas 18 derajat celcius dan curah
hujannya cukup besar selama setidaknya setengah tahun.

Anda mungkin juga menyukai