Anda di halaman 1dari 8

PREVENSI GANGGUAN EMOSI DAN PERILAKU

Naskah Role Play Gangguan Tic

"We Are Human Being"

Dosen Pengampu: Juliana M.Y. Benu., S.Psi., M.Psi., Psikolog

Oleh Kelompok 5:

1. Graicella M.W. Nggalamanu (2007020044)


2. Fariska Putri Ramadhan (2007020034)
3. Faridwan R.C. Sumbi (2007020110)
4. Videlis Rinto B. Kaleka (20070200090)
5. Lusia Tirtin Tangi Bi (2007020005)
6. Lorens Hendrik Fukalang (2007020004)
7. Anasstasia Z. Dako (2007020098)
8. Wina Jensisca Muda (2107010047)
9. Triani Yunikhe Tanggu (2003030066)
10. Noni lebertina mokoil (2003030053)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2023
Peran

Graicella : Narator

Triani : Anak Penderita Tic Sementara

Rinto : Anak Penderita Tic motoric atau Vokal Kronik

Faridwan : Anak Penderita Sindrom Tourette

Lusia : Mama Triani

Lorens : Kepala Sekolah

Fariska : Guru Matematika

Anasstasia : Mama Faridwan

Wina Muda : Dokter

Noni : Guru Bahasa Inggris

Teman Kelas : Semua anggota kelompok peran ganda menjadi teman kelas. (kecuali narator)

F95.0 Gangguan Tic Sementara

Adegan 1 (rumah)

Triani adalah seorang anak yang mengalami tic sementara dan itu muncul ketika dia memasuki
usia 4 taun. Mama nya bingung dan khawatir dengan keadaan yang dialami oleh Triani, juga
mama nya merasa malu karena seringkali jadi bahan omongan tetangga.

Mama : triani (memanggil Triani) sini bantu mama angkat jemuran

Triani : iya maa (menyahut sambil berlari ke mamanya di luar)

(triani menyeringai dan mengedipkan mata berulang-ulang)

Mama : Triani setelah ini langsung siap-siap y akita mau ke dokter

Triani : untuk apa ma? Mama sakit?

Mama : langsung siap saja jangan banyak tanya.


Adegan 2 (Rumah Sakit)

Triani mengikuti perintah mamanya, setelah selesai bersiap, kedua nya pergi ke rumah sakit.
Mama Triani sengaja membawa Triani untuk konsultasi ke dokter mengenai perilaku Triani
akhir-akhir ini. mamanya bingung dan ingin mendapatkan penejlasan medis. Sesampainya
mereka di rumah sakit, mama Triani langsung berkonsultasi dengan dokter.

Dokter : selamat sore ibu, ada yang bisa saya bantu?

(Triani mengedipkan mata berulang)

Mama : selamat sore dokter, saya ingin konsultasi mengenai anak saya. Akhir-akhir ini setelah
memasuki usia 4 tahun, dia sering menyeringai, sering mengedipkan mata, terus dia bilang kalo
sering merasa kedutan di kepalanya. Itu kenapa ya dokter?

Dokter : gejala itu muncul setelah dia masuk usia 4 tahun, kemudian sudah berapa lama gerakan-
gerakan itu muncul?

(Triani hanya terdiam melihat perbincangan dokter dan mamanya dan melakukan gerakan-
gerakan itu lagi)

Mama : gejala itu muncul sudah sekitar 2 bulan dokter. Saya takut terjadi sesuatu sama anak
saya dokter juga saya malu dia sering jadi bahan omongan tetangga.

Dokter : baik ibu. Tidak akan terjadi apa-apa pada anak ibu, dan saran saya ibu tidak perlu malu
kepada orang-orang, malulah kepada anak ibu kenapa ibu bisa malu kepada orang-orang dan
mendengar omongan orang tentang anak ibu?. Baik ya, saya coba periksa anak ibu.

(Triani diperiksa oleh dokter dan kerap kali menunjukkan gerakan-gerakan itu lagi)

Dokter : kemungkinan anak ibu mengalami Tic sementara. Tic itu adalah gerakan-gerakan
motoric tubuh yang terjadi tanpa kendali, berulang, berlangsung cepat dan tidak berirama. Nah
Tic sementara yang dialami anak ibu ini durasinya tidak melebihi 12 bulan, jadi ibu tidak perlu
khawatir dan malu lagi.

Mama : oalah dokter saya baru tau ada gangguan seperti itu, terimakash dokter. Dan apa yang
harus saya lakukan?

(Triani hanya terdiam melihat perbincangan dokter dan mamanya dan melakukan gerakan-
gerakan itu lagi)
Dokter : Triani tidak perlu minum obat, ibu cukup perlakukan Triani seperti anak normal lainnya,
dukung dia dan terima keadaan dia apa adanya, dan coba ikuti saran saya untuk tidak
mendengarkan omongan orang lain mengenai anak ibu

Mama : baik dokter terimakasih banyak.

Triani : terimakasih dokter (mengedipkan mata berulang)

Mama triani memluk triani dan meminta maaf atas perilaku nya selama ini. mereka pun kemabli
ke rumah dengan perasaan yang lega dan tenang.

F95.1 Gangguan Tic Motorik atau Vokal Kronik

Adegan 3 (Sekolah) (kelas)

Rinto adalah seorang anak yang pintar di sekolahnya tapi sayangnya Rinto sering melakukan
gerakan-gerakan aneh yang tak terkendali yang membuat dia menjadi bahan olok-olokan teman-
teman kelasnya.

Hari ini adalah hari pengumuman hasil ulangan harian bahasa inggris di kelas Rinto. Dan ya,
Rinto lagi-lagi mendapat nilai tertinggi.

Ibu Noni : anak-anak hari ini ibu akan membagikan hasil ulangan Bahasa inggris kalian.
Yang dapat nilai bagus cum beberapa orang yang mendapat nilai bagus.

(sekelas bersorak penasaran siapa yang mendapat nilai bagus itu)

ibu Noni membagikan hasil ulangan kepada masing-masing siswa, tetapi tidak punya Rinto.

Ibu Noni : Rinto, maju ke depan kelas

Rinto : baik ibu (berjalan ke depan kelas)

Ibu Nnoni : anak-anak semua seperti sebelum-sebelumnya yang mendapat nilai tertinggi
diulangan kali ini adalah Rinto, beri tepuk tangan.

Rinto : tersenyum lalu tiba tiba melakukan gerakan seperti mengangkat bahu berulang
kali dan mengedipkan mata berulang-ulang dan menggerakkan kepala berulang.

(melihat hal itu teman kelas bukannya beri tepuk tangan tapi malah menertawakan Rinto)

Teman sekelas : huu kayak orang kelainan


Melihat itu Rinto segera mengambil hasil ulangannya di ibu dan langsung kembali duduk, selama
berjalan ke tempat duduk Rinto tetap melakukan gerakan-gerakan itu lagi. (masih ditertawakan)

Melihat hal itu, ibu Noni marah dan menasihati siswa-siswa nya

Ibu Noni : semuanya diam!

(tiba-tiba anak sekelas langsung terdiam)

Ibu Noni : apa yang lucu? Kenapa kalian tertawa? (sekelas diam). Rinto itu sakit bukan
orang kelainan seperti yang kalian bilang. Meskipun begitu dia anak yang pintar selalu dapat
nilai bagus, menang lomba sains, dan kalian apa? Cuma bisa tertawa kekurangan orang lain.
Saya harap ini kali terakhir saya lihat kalian mengolok-olok Rinto. Dan minta maaf ke Rinto atas
perbuatan kalian.

Teman kelas : Sekelas terdiam dan satu persatu pergi minta maaf ke Rinto

(rinto menerima maaf mereka tetapi tetap dengan melakukan gerakan-gerakan seperti
menggerakkan tangan, mengedipkan mata berulang, dan mengangkat bahu berulang).

F95.2 Gangguan Campuran Tic Motorik dan Vokal Multipel (Sindrom de la Tourette)

Ini adalah cerita tentang Faridwan. Seorang siswa SMA yang mengidap sindrom tourette yang
kalau menurut orang-orang awam memiliki kebiasaan aneh yang dilakukan berulang kali, seperti
orang gila.

Adegan 4 (Sekolah) (di dalam kelas)

Di kelas sedang berlangsung pelajaran matematika, dan para siswa sedang mengerjakan tugas
yang diberikan oleh ibu fariska, lalu gerakan dan suara yang dimunculkan oleh Faridwan
membuat dia ditertawakan teman-teman sekelas hal itu membuat Ibu Fariska marah karena
menggangu keberlangsungan pemebejaran dikelas.

Faridwan : (melakukan gerakan tic: tepuk tangan, mematahkan leher ke kiri dan
mengeluarkan suara seperti “cap cap cap”)

(Sekelas tertawa) (ibu Fariska terlihat marah dan memanggil faridwan maju ke depan kelas)

Ibu Fariska : Faridwan, sini mau ke depan

Faridwan : (berjalan ke depan kelas sambil mengeluarkan suara “cap cap”)


Ibu Fariska : (suara marah) saya tau kamu badut di kelas ini, tapi harus saya tekankan,
berhenti melakukan hal- hal aneh, itu sangat menggangu.

Faridwan : maaf ibu (mematahkan leher ke kiri dan bersuara aneh seperti 'cap cap') saya
tidak bisa mengontrol ibu.

(Teman kelas tertawa)

Ibu Fariska : itu saja yang selalu kamu bilang, alasan yang sama. Pokoknya saya tidak mau
ada gangguan lagi, teman kelas mu mau belajar..

(Faridwan mengeluarkan suara aneh seperti ‘cap cap’ lagi dan gerakan mematahkan leher ke kiri,
memotong bicara ibu fariska)

Faridwan : maaf ibu

Ibu Fariska : jangan minta maaf ke saya, minta maaf ke teman-teman mu. Dan berjanji tidak
akan melakukan hal aneh di kelas lagi.

Faridwan : (melihat ke arah ibu dan teman-teman) (tarik napas) maaf teman-teman, karena
saya kalian jadi terganggu belajarnya. Dan saya janji tidak akan menggangu kelas lagi.

Ibu Fariska : baiklah, kembali ke tempat duduk kamu.

Faridwan berjalan ke tempat duduk lalu..

Faridwan : (mengumpat dan menggerakkan tangan)

Mendengar hal itu ibu fariska marah besar dan langsung membawa Faridwan ke ruang guru dan
memanggil mama Faridwan.

Adegan 5 (ruang guru)

Ibu Fariska : ibu Lusia, anak ibu tadi mengumpat di dalam kelas, tingkah aneh nya sangat
menggangu, saya tidak bisa menolerir lagi.

(Faridwan melakukan gerakan tic: mematahkan leher ke kiri dan kanan, disertai kedipan mata
dan mengeluarkan suara cap cap)

Mama : dia tidak bisa mengontrol gerakan-gerakan itu, kenapa tidak seorang pun yang
mau mengerti? (Emosional damage)
Ibu Fariska : Farid, sekarang kamu pulang bersama ibu mu, dan berefleksi lah kenapa kamu
selalu melakukan hal aneh seperti itu?

(Mama langsung menarik Faridwan untuk pulang dan tidak menghiraukan ibu Fariska)

Perkatan ibu Fariska membuat mama Faridwan marah dan sedih, ia pun menarik Faridwan untuk
Pulang tanpa menghiraukan Ibu Fariska)

Adegan 6 (ruang kepala sekolah) (pentas seni)

Esok harinya Faridwan di panggil oleh kepala sekolah untuk ke ruangan nya. Kepala sekolah
ingin berbicara mengenai keluhan warga sekolah tentang perilaku Faridwan dan mengajak
Faridwan untuk menghadiri pentas seni yang akan diadakan oleh sekolah esok hari. Awalnya
Faridwan menolak karena takut menghancurkan suasana tetapi akhirnya dia mengiyakan suruhan
dari kepala sekolah.

Hari pentas seni sudah tiba. Faridwan hadir sesuai permintaan kepela sekolah. Sebelum pentas
seni dimulai, kepala seolah memulai dengan sambutan dan ingin melakukan sesuatu untuk
Faridwan.

Kepala sekolah: apakah kalian mendengar bunyi atau suara aneh?

Faridwan : (menggerakkan tangan, menghentakkan kepala ke kiri, disertai kedipan mata


berulang dan mengeluarkan suara cap cap)

Kepala sekolah: ya, itu sangat mengganggu kan? Orang yang mengeluarkan suara aneh itu adalah
Faridwan Sumbi. (semua orang berbalik melihat Farid). Farid maju ke depan.

Kepala sekolah: Farid apakah kamu suka mengeluarkan suara-suara dan gerakan aneh untuk
membuat kesal orang-orang?

Farid : tidak pak, saya tidak bisa mengontrol gerakan dan suara yang keluar. Saya
memiliki sindrom tourette pak.

Kepala sekolah: apa itu?

Faridwan : gangguan dari saraf yang menyebabkan gerakan berulang dan mengeluarkan
suara-suara tanpa bisa saya kontrol pak.

Kepala sekolah: kenapa tidak kamu coba untuk berobat agar bisa sembuh.
Faridwan : (menggerakkan tangan, menghentakkan kepala ke kiri, disertai kedipan mata
berulang dan mengeluarkan suara cap cap)

Faridwan : ini tidak bisa disembuhkan pak. Hal ini akan bertambah parah ketika saya stress.
Ketika kalian semua tidak bisa mengerti dan menerima bahwa saya tidak bisa mengontrol
gerakan dan suara yang keluar. Tapi ketika saya diterima dan dimengerti oleh kalian, gangguan
ini tidak begitu buruk bagi saya.

Kepala sekolah: jadi apa yang harus kami lakukan? Apa yang harus kami semua lakukan untuk
membantu kamu Farid?

Faridwan : saya hanya ingin diperlakukan sama seperti orang normal lainnya

Kepala sekolah: baiklah Farid. Terimaksih. Silahkan duduk kembali

Setelah perbincangan antara Farid dan Kepala sekolah berakhir, Faridwan kembali ke temapt
duduknya. Selama dia berjalan kembali ke tempatnya, sema orang menatap dia, Farid juga
mengeluarkan suara-suara itu lagi dan gerakan-gerakan lainnya. Tiba-tiba satu ruangan memberi
tepuk tangan untuk Faridwan.

Kepala sekolah sengaja meminta Faridwan menjelaskan sendiri agar warga sekolah dapat
diajarkan untuk mengerti keadaan Faridwan, agar Faridwan diterima dan dimengerti oleh orang
lain.

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai