Anda di halaman 1dari 14

Identifikasi Isu

Rancangan aktualisasi ini dimulai dengan mengidentifikasi isu yang muncul pada unit kerja
penulis, yaitu dokter umum Puskesmas Bandar. Isu muncul dari berbagai sumber, yaitu hasil
observasi, tugas dan fungsi penulis sebagai dokter umum.
Beberapa isu yang muncul dari sumber-sumber di atas kemudian dicatat dan didiskusikan
dengan rekan sejawat, kemudian dikonsultasikan dengan pembimbing sehingga terpilihlah
sebuah core issue.

Berdasarkan alur tersebut, maka didapatkanlah 5 buah isu yang telah diidentifikasi sebagai
berikut:

1) Rendahnya pemahaman ibu terhadap pemberian ASI Eksklusif dalam mencegah stunting
2) Belum optimalnya distribusi PMT Ibu Hamil pada sasaran serta kurangnya monitoring dan evaluasi
pemberian PMT ibu hamil KEK.

3) pencegahan dan pengendalian PTM upaya berhenti merokok


4) Rendahnya cakupan penemuan dan pengobatan kasus Pneumonia balita
5) Belum optimalnya cakupan dan pengetahuan ibu hamil tentang komplikasi pada
kehamilan.

Identifikasi dan Penetapan Isu


a. Identifikasi Isu

Identifikasi isu berdasarkan tugas dan fungsi yang bermasalah dapat dilihat pada table 3
Tabel 3. Identifikasi Isu berdasarkan Tugas dan Fungsi
NO PELAKSANAAN ISU DESKRIPSI
. TUGAS ATAU TERIDENTIFIKASI KETERKAITAN
FUNGSI YANG DENGAN
BELUM OPTIMAL AGENDA III
1 Rendahnya Pemahaman Whole of Government :
Ibu Terhadap ASI • Rendahnya cakupan Dalam proses
Eksklusif dan stunting. pemberian ASI Eksklusif optimalisasi/pemecahan isu
( 33,1 %) akan terjadi koordinasi
• Prevalensi stunting antara Dokter, Bidang Gizi,
masih cukup tinggi, Bidan, dan promkes terkait
sekitar 21.1% usulan peningkatan
• Rendahnya pengetahuan pemberian ASI
pengetahuan pemberian eksklusif dalam mencegah
asi eksklusif. stunting
 belum Pelayanan Publik :
optimalnya • • Meningkatkan
pelaksanaan inovasi, efektifitas dan
posyandu balita. efisiensi kinerja pegawai
dengan memonitoring hasil
pekerjaan yang
mengedepankan mutu
pekerjaan dan waktu
penyelesaian.
• • Output peningkatan
pengetahuan pemberian ASI
eksklusif dalam mencegah
stunting
NO PELAKSANAAN ISU TERIDENTIFIKASI DESKRIPSI
. TUGAS ATAU KETERKAITAN
FUNGSI YANG DENGAN
BELUM AGENDA III
OPTIMAL
2. belum optimalnya Whole of Government :
pelaksanaan • Sistem 5 meja belum Dalam proses
posyandu balita. dimaksimalkan optimalisasi/pemecahan isu
akan terjadi koordinasi
antara Dokter, Bidang Gizi,
Bidan, Perawat, kesehatran
masyarakat dan analis
kesehatan terkait
pemaksimalan system lima
meja di posyandu.
Pelayanan Publik :
Meningkatkan efektifitas dan
efisiensi kinerja dengan
memonitoring hasil
pekerjaan yang
mengedepankan mutu
pekerjaan dan waktu
penyelesaian
NO PELAKSANAAN ISU TERIDENTIFIKASI DESKRIPSI
. TUGAS ATAU KETERKAITAN
FUNGSI YANG DENGAN
BELUM AGENDA III
OPTIMAL
3. Belum optimalnya Whole of Government :
distribusi PMT Ibu • Rendahnya cakupan Dalam proses
Hamil pada sasaran pemberian ASI Eksklusif optimalisasi/pemecahan isu
serta kurangnya ( 1,8 %) akan terjadi koordinasi
monitoring dan antara Dokter, Bidang Gizi,
evaluasi pemberian Bidan, Perawat, kesehatran
PMT ibu hamil masyarakat dan analis
KEK. kesehatan terkait
pemaksimalan distribusi dan
monitoring PMT pada ibu
hamil KEK.
Pelayanan Publik :
Meningkatkan efektifitas dan
efisiensi kinerja dengan
memonitoring hasil
pekerjaan yang
mengedepankan mutu
pekerjaan dan waktu
penyelesaian

NO PELAKSANAAN ISU TERIDENTIFIKASI DESKRIPSI


. TUGAS ATAU KETERKAITAN
FUNGSI YANG DENGAN
BELUM AGENDA III
OPTIMAL
4. Penemuan kasus Whole of Government :
TBC • Rendahnya cakupan Dalam proses
penemuan dan pengobatan optimalisasi/pemecahan isu
kasus TBC 2% akan terjadi koordinasi
 Kurangnya antara, Dokter,Bidan, dan
pengetahuan Perawat, terkait
masyarakat tentang pemaksimalan jejaring.
gejala TBC.
 Rendahnya tingkat Pelayanan Publik :
kesadaran pengobatan Meningkatkan efektifitas dan
Kesehatan di efisiensi kinerja dengan
puskesmas. melakukan penjaringan
kasus TBC serta
meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang TBC

NO. PELAKSANAAN ISU DESKRIPSI


TUGAS ATAU TERIDENTIFIKASI KETERKAITAN
FUNGSI YANG DENGAN
BELUM AGENDA III
OPTIMAL
5. Penemuan kasus Whole of Government
Pneumonia balita • Rendahnya cakupan :
penemuan dan Dalam proses
pengobatan kasus optimalisasi/pemecahan
Pneumonia balita 0% isu akan terjadi
 Tidak adanya koordinasi antara,
dokter umum Dokter,Bidan, dan
pada poli Perawat, terkait
MTBS. diagnose pneumonia
 Kurangnya pada balita.
pengetahuan
masyarakat Pelayanan Publik :
tentang gejala Meningkatkan
pneumonia. efektifitas dan efisiensi
 Rendahnya kinerja dengan
tingkat melakukan
kesadaran pengingkatan
pengobatan kesadaran tentang
Kesehatan di penyakit pneumonia
puskesmas. balia.
 Kurangnya
SDM dalam
pencatatan dan
pelaporan
kasus
pneumonia
pada balita.

NO. PELAKSANAAN ISU DESKRIPSI


TUGAS ATAU TERIDENTIFIKASI KETERKAITAN
FUNGSI YANG DENGAN
BELUM AGENDA III
OPTIMAL
6. pencegahan dan Whole of Government
pengendalian PTM • Rendahnya cakupan :
upaya berhenti upaya berhenti Dalam proses
merokok merokok (UBM) 0% optimalisasi/pemecahan
isu akan terjadi
 Kurangnya koordinasi puskesmas
pengetahuan dan jejaring untuk
dan kesadaran melakukan pelayanan
masyarakat upaya berhenti
tentang bahaya merokok.
merokok.
Pelayanan Publik :
Meningkatkan
efektifitas dan efisiensi
kinerja dengan
melakukan
pengingkatan
kesadaran tentang
bahaya merokok.

NO. PELAKSANAAN ISU DESKRIPSI


TUGAS ATAU TERIDENTIFIKASI KETERKAITAN
FUNGSI YANG DENGAN
BELUM AGENDA III
OPTIMAL
7. pengetahuan ibu Whole of Government
hamil tentang • Rendahnya cakupan :
komplikasi pada upaya penanganan Dalam proses
kehamilan. komplikasi kebidanan optimalisasi/pemecahan
32% isu akan terjadi
koordinasi puskesmas
 Kurangnya dan jejaring untuk
pengetahuan melakukan pelayanan
dan kesadaran upaya berhenti
ibu hamil merokok.
tentang
komplikasi Pelayanan Publik :
kehamilan. Meningkatkan
efektifitas dan efisiensi
kinerja dengan
melakukan
pengingkatan
kesadaran tentang
bahaya merokok.
b. Penetapan Isu
Penetapan isu yang berkualitas menggunakan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu.
Teknik analisis sebagai digunakan penulis untuk memprioritaskan isu yang akan
ditindaklanjuti adalah dengan menggunakan metode analisa APKL, yaitu dengan menentukan
Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Layak.
Dari analisis APKL dapat diperoleh isu yang menjadi prioritas utama yang selanjutnya akan
diidentifikasi. Secara lebih rinci penjelasan APKL data dilihat pada tabel berikut ini:

Identifikasi Isu berdasarkan Tugas dan Fungsi

NO INDIKATOR KETERANGAN
1 Aktual ( A ) Isu yang terjadi atau dalam
proses kejadian sedang
hangat dibicarakan di
kalangan masyarakat
2 Problematik ( P ) Isu yang memiliki dimensi
masalah yang kompleks
sehingga perlu dicarikan
segera solusinya
3 Kekhalayakan ( K) Isu yang secara langsung
menyangkut hajat hidup
orang banyak
4 Layak ( L ) Isu yang masuk akal dan
realistis serta relevan untuk
dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya

Berikut adalah Identifikasi Isu di Puskesmas Bandar yang akan ditentukan kelayakannya
menggunakan metode APKL, dapat dilihat tabel berikut ini:
Identifikasi Isu Berdasarkan Kriteria APKL

no Daftrar isu Analisa apkl Analisa usg


A P K L JML U S G JML
1 Rendahnya Pemahaman 5 5 5 5 20 5 4 5 14
Ibu Terhadap ASI
Eksklusif dan Stunting
2 Pengetahuan ibu hamil 5 4 4 4 17 5 4 4 13
tentang komplikasi pada
kehamilan.
3 Belum optimalnya 4 3 3 3 13 4 4 4 12
distribusi PMT Ibu
Hamil pada sasaran serta
kurangnya monitoring
dan evaluasi pemberian
PMT ibu hamil KEK
4 pencegahan dan 5 3 3 3 14 3 4 3 10
pengendalian PTM
upaya berhenti merokok

5 Rendahnya cakupan 5 3 3 4 15 4 5 4 13
penemuan dan
pengobatan kasus
Pneumonia balita

Keterangan : berdasarkan skala likert 1-5 (5=sangat besar, 4=besar, 3=sedang, 2=kecil, 1=sangat
kecil)
1. rgensy atau urgensi, yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak
masalah tersebut diselesaikan.
2. Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah, yakni dengan melihat dampak
masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan,
membahayakan system atau tidak.
3. Growth atau tingkat perkembangan masalah yakni apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah

• Analisis Isu (Dampak dan Peta Permasalahan) 1. Dampak Isu

Dari skor Analisa APKL dan USG maka terpilihlah isu Rendahnya Pemahaman Ibu Terhadap
ASI Eksklusif dan Stunting
Deskripsi /Penjelasan Kegiatan

Unit Kerja Puskesmas Bandar


Identifikasi Isu 1. Rendahnya cakupan pemberian ASI
Eksklusif ( 33,1 %)
2. Prevalensi stunting masih cukup
tinggi, sekitar 21.1%
3. Rendahnya pengetahuan pemberian
asi eksklusif.
4. belum optimalnya pelaksanaan
posyandu balita.

Isu Yang Diangkat Rendahnya tingkat pengetahuan pemberian


ASI eksklusif dalam mencegah stunting
dibuktikan dengan rendahnya cakupan
pemberian ASI Eksklusif (33,1%)
Gagasan Pemecahan Isu Peningkatan Pengetahuan pemberian ASI
eksklusif Untuk Mencegah Stunting Melalui
Posyandu balita.

Matrik kegiatan aktualisasi.

N Kegiatan Tahapan Output Nilai Keterkaitan Kontribusi Penguatan


o Kegiatan Dasar Nilai-nilai Terhadap Nilai
Kegiatan Dasar Visi dan Organisasi
Misi
Organisasi
1. Koordinasi Tersedianya Akuntabilitas : Dengan
dan a. bahan Mengedepanka terlaksanak Profesional
konsultasi Menyiapaka konsultasi n konsistensi an ramah sopan
dengan n dan Hasil: dengan tujuan koordinasi santun
mentor menyusun Foto/ yang akan dan
mengenai bahan dokumentasi dicapai dan persetujuan
rencana konsultasi kejelasan dari
kegiatan dengan tentang bahan mentor
yang akan dengan konsultasi maka
dilaksanakan mentor Nasionalisme: dapat
Dalam
mewujudka
menyiapakan
n
bahan
misi
konsultasi
”Memperta
dengan
semangat hankan dan
sebagai wujud meningkatk
rasa an mutu
nasionalisme serta
Etika Publik : pemerataa
mengedepanka n
n kualitas dan kesehatan
relevansi di wilayah
sehingga dapat Puskesmas
Bandar dan
memepertanggu
sekitarnya”
ng jawabkan
kepada public
Komitmen
Mutu :
Data yang
dikumpulkan
berbasis online
sehingga
bersifat relevan
efektifitas dan
efisiensi
Anti Korupsi :
Meyiapkan
bahan
konsultasi
menerapkan
nilai-nilai
kejujuran , dan
tanggung jawab

No Kegiatan Tahapan Output Keterkaitan Kontribus Penguatan


Kegiatan Nilai Dasar Nilai-nilai i Nilai
Kegiatan Dasar Terhadap Organisasi
Visi dan
Misi
Organisasi
Tersediany Akuntabilitas :
b. a jadwal Pengorganisasian
Menyiapkan yang jadwal
jadwal disepakati merupakan
koordinasi Hasil: wujud
kepada Form akuntabilitas.
mentor jadwal Nasionalisme:
bimbingan Menyiapkan &
menanyakan
jadwal kepada
atasan
menunjukan
sikap
menghormati
atasan dan
bersikap santun
Etika Publik :
Penyiapkan &
menyampaikan
jadwal dengan
sopan dan santun
Komitmen
Mutu :
Pengaturan
jadwal
merupakan
bentuk efisiensi
waktu.
Anti Korupsi :
Pengaturan
waktu
merupakan
perwujudan nilai
disiplin

N Kegiatan Tahapan Output Nilai Dasar Keterkaitan Kontribusi Penguatan


o Kegiatan Kegiatan Nilai-nilai Terhadap Nilai
Dasar Visi dan Organisasi
Misi
Organisasi
Tersampaikannya Akuntabilitas:
c. rencana kegiatan Peserta
Menyampaikan kepada pimpinan meminta
rencana Hasil: persetujuan
kegiatan yang Foto/ form atasan agar
akan bimbingan/persetujua kegiatan dapat
dilaksanakan n kegiatan dipertanggung
kepada mentor jawabkan
Nasionalisme:
Peserta
melakukan
musyawarah
sebelum
melaksanakan
kegiatan
Etika public:
Peserta
bersikap
sopan, ramah
dan santun
Komitmen
Mutu: Peserta
akan meminta
pesetujuan
sehingga terget
kegiatan
tercapai
Anti Korupsi:
Jujur tanpa ada
kepentingan

 Dampak kegiatan : Meningkatkan hubungan yang bertanggung jawab antara kedua belah
pihak yakni atasan dan bawahan Mendapatkan feedback atau masukan yang bersifat
membangun
 Perkiraan masalah : Atasan tidak berada di tempat karena kesibukan ataupun urusan
kedinasan
 Alternatif solusi : Melakukan pembahasan dengan menggunakan media komunikasi
online seperti aplikasi Zoom, atau WhatsApp

Jadwal kegiatan.
NO KEGIATAN KEGIATAN

MARET APRIL

M3 M4 M1 M M3 M4
2

1. Menyusun bahan konsultasi


2. Koordinasi jadwal konsuktasi
3. Menyampaikan rencana kegiatan
4. Membuat leafleat dan materi penyuluhan
5. Membuat pre/post test
6. Melakukan penyuluhan di posyandu balita
7. Melakukan intervensi
8. Evaluasi dan pembuatan laporan

• Dampak Isu

Kegiatan peningkatan pengetahuan pada 1000 hari pertama kehidupan untuk mencegah stunting
melalui program kelas gizi sangatlah penting, kreatif dan inovatif dan bersifat kebaruan
khususnya di Kabupaten Konawe Kepulauan. Jika isu tidak diselesaikan akan berdampak sebagai
berikut :
• • Peningkatan dan timbulnya masalah gizi pada 1000 hari pertama kehidupan
• • Peningkatan prevalensi kejadian stunting
• • Kurang optimalnya pertumbuhan dan perkembangan kemampuan kognitif anak
• • Menurunnya angka cakupan pemberian ASI Ekskusif
Dari dampak tesebut bisa menghambat program kerja penurunan dan pencegahan stunting pada
skalah nasional, provinsi dan tingkat kabupaten konawe kepulauan

Anda mungkin juga menyukai