Anda di halaman 1dari 3

Penderitaan Menjadikan Kita Sahabat

Cerpen Karangan:Gressya Damaris Violeta

Gama adalah seorang pemuda yang memiliki kekurangan fisik yang membuatnya di-bully sejak
Gama masih kecil. Sejak kecil Gama satu sekolah dengan temannya yang bernama Reno, sejak kecil
Reno selalu membully Gama. Reno seringkali melontarkan kata-kata yang selalu menyakiti hati
Gama.

Selain memiliki kekurangan fisik Gama juga anak yang berlatar belakang keluarga yang retak
ayah dan ibunya bercerai sehingga membuat Gama selalu merasakan Kesendirian dan kesepian.
Gama juga seringkali merasa iri melihat keluarga teman-temannya yang bahagia.

Pada saat pagi hari jam sekolah, Gama berangkat sekolah seperti biasanya, sesampainya Gama di
sekolah Gama masuk ke kelas dan disambut oleh Reno dan teman kelasnya yang lain dengan ejekan
yang menyakiti hati Gama. Gama bisa dikatakan sebagai anak yang tegar karena ia mampu
menghadapi Banyak permasalahan yang datang padanya.

Saat waktu pulang sekolah tiba Gama selalu pulang sendirian karena Gama tidak memiliki satu
pun teman ia sering kali di jauhi orang lain karena setiap ada yang mau berteman dengannya selalu
dijauhi juga seperti orang menjauhinya, hal itulah yang membuat orang enggan berteman dengan
Gama.

Saat sore hari Gama mencoba untuk menghibur diri dengan datang ke lapangan olahraga, dan
membawa harapan ia bisa mendapat teman baru di sana, ternyata nihil Gama tidak mendapatkan
apa-apa. Hal itu membuat hati Gama sangat merasa kecewa dan membuat Gama merasa dirinya
sangat tidak berarti.

Setelah Gama merasa kekecewaan yang ia rasakan, karena dari sekian banyak orang yang ada di
sana tidak satupun orang yang mengajaknya bicara. Gama pun pulang ke rumahnya, Ya seperti biasa
rumah bukanlah tempat pulang bagi Gama, menjelang malam seperti biasa Gama melakukan
aktivitasnya belajar, berberes dan aktivitas-aktivitas rutin nya. Setelah Gama melakukan aktivitas
rutin nya Gama hendak tidur saat sudah berada di kasur tidurnya Gama berdoa Gama merasa sangat
marah dan kecewa pada Tuhan, Gama membatin dalam hatinya “kenapa Tuhan begitu jahat
padaku, apa kesalahanku apa Tuhan benci padaku?, Kenapa ia membiarkan aku hidup untuk
menderita? “ batin Gama

Gama sudah sangat lelah dengan kehidupan yang dilaluinya, dengan pikiran yang sangat kacau
Gama memaksakan diri untuk bisa tidur, perlahan-lahan Gama pun tertidur. Seperti biasa Gama
bangun pagi hari, Iya bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Setelah semua siap Gama sarapan
dan Berangkat ke sekolah, seperti biasa hari-hari Gama di sekolah selalu saja sama tidak ada
kebahagiaan dan hanya penuh dengan ejekan dan bully'an.

Saat pulang sekolah Gama pergi ke balkon atas sekolah dan bukan langsung pulang ke rumahnya
ia berjalan menuju balkon dan berteriak sangat kencang “TUHAN AKU LELAH” teriak Gama yang
sudah mulai merasa lelah dengan apa yang dihadapi. Kemudian Gama menaiki pagar pelindung besi
yang ada di balkon tersebut, dengan niat ingin mengakhiri hidupnya dengan melompat dari gedung
sekolah.

Saat Gama hendak melakukan niatnya melompat dari gedung sekolah ia mendengar suara
orang meneriakinya, “Hey ngapain tuh?” suara itu sangat asing ditelinga Gama. Orang yang
berteriak itu bernama Weny, Weny adalah anak kelas yang tepat berada di samping kelas Gama.
Mendengar teriakan Weny, Gama menoleh ke belakang dan berkata dengan ketus “ apa urusanmu
ibuku saja tidak peduli dengan hidupku” jawab Gama.

Tanpa basa-basi Weny mencoba mengajak Gama berbicara, dengan nada bicara yang lembut
Weny berkata “ Hai kenalin aku Weny, kamu Gama kan?”. Dengan ketus Gama kembali menjawab
“Ya, aku Gama, orang bodoh, jelek, dan sangat tidak sempurna.”

Weny mencoba mengajak Gama berbicara, dengan lembut Weny berkata:

Weny: “Gaada manusia yang sempurna di dunia ini, kalo pun ada yang terlihat sempurna, pasti
terselip kekurangan masing masing” ujar Weny. Gama kembali menjawab Weny,

Gama: “ aku tidak sempurna, banyak kok yang bilang aku tidak punya masa depan” balas Gama
membantah ucapan Weny. Weny kembali menjawab Gama dengan sabar

Weny: “ dengerin aku ya, kalau kamu mendengarkan perkataan orang lain hidupmu tidak akan
memiliki kemajuan. Jangan dengarkan perkataan buruk orang lain, jangan jadikan perkataan
buruk orang lain sebagai pematah semangatmu untuk berjuang. Tapi kamu harus menjadikan itu
sebagai motivasi untuk kamu berubah jadi lebih baik kedepan nya.”

Mendengar perkataan Weny Gama hanya terpaku dan Gama merenungi apa yang Weny
katakan, justru sekarang Gama malah merasa bersalah atas apa yang ingin ia lakukan. Weny kembali
melanjutkan perkataan nya “ aku juga pernah kok berada di titik terendah tapi aku tidak
menyerah, justru itu aku jadikan motivasi itu yang membuat aku kuat sampai sekarang”
lanjutnya.

Setelah mendengarkan yang dikatakan oleh weny Gama lebih bisa menerima keadaan dirinya,
Gama mulai bersyukur dan belajar menerima diri hingga akhirnya Gama dan Weny menjadi sahabat.
Gama merasa Weny adalah orang yang dapat di percaya, sehingga Gama bisa menerima Weny
menjadi sahabat nya.

Sejak saat itu Gama mengurungkan niatnya untuk mengakhiri hidupnya justru Gama
berkomitmen untuk lebih baik kedepannya, dan Gama mulai belajar menguatkan hatinya dan
menjadikan perkataan buruk sebagai motivasi untuk dia menggapai semua cita-citanya yang hampir
pudar.

Sejak itu pula Gama dan Weny menjadi teman baik bahkan mereka menjadi sahabat yang
sangat dekat bahkan saling melengkapi satu sama lain. Kini Gama dan Weny sama-sama berjuang
untuk membungkam setiap perkataan orang lain tentang mereka. Itulah yang membuat mereka
menjadi semakin dekat satu sama lain.

Seiring berjalannya waktu Gama dan Weny semakin dekat, Gama dan Weny selalu menjadi
penguat antara satu sama lain dan tameng pelindung jika salah satu dari mereka disakiti. Weny dan
Gama juga berkomitmen untuk berjuang bersama dan berhasil bersama.

Kedekatan Weny dan Gama yang cukup lama membuat mereka semakin sulit untuk dipisahkan
karena mereka juga sudah benar-benar percaya terhadap satu sama lain.

Kini Gama dan Weny menjadi orang yang sukses karena mereka menjadikan setiap perkataan
buruk orang lain menjadi sebuah motivasi untuk mereka maju ke depannya, tanpa menjadikan itu
sebagai penghambat tujuan hidup mereka.
Ingatlah! Jangan jadikan perkataan buruk orang lain sebagai penghambat mimpimu dan jangan
membuatmu berhenti untuk maju tetapi jadikan itu sebagai 'semangat' dan 'motivasi' bagimu
untuk dapat ‘membuktikan' pada mereka bahwa dirimu bisa jadi lebih baik dari apa yang mereka
katakan tentangmu.

Anda mungkin juga menyukai