Anda di halaman 1dari 3

PRAKTIKUM KIMIA

PEMBUATAN SABUN

NAMA ANGGOTA :
1. I Kadek Agus Aristya Sumatama (10)
2. I Made Yuda Rusna Dwi Putra (11)
 Tujuan
1. Untuk mempelajari proses pembuatan sabun
2. Untuk mengetahui reaksi yang terjadi pada proses pembuatan sabun

 ALAT DAN BAHAN


1. Mangkok
2. Sendok
3. Wadah Cetakan
4. Air (150ml)
5. Minyak kelapa
6. Kopi(1 sendok)
7. Soda api NaOH(78gr)
8. Baby oil

 CARA KERJA
1. Tuangkan air ke mangkok (150ml)
2. Tuangkan 78gram NaOH atau soda api kedalam wadah kosong
3. Masukan soda api kedalam 150ml air, tidak boleh sebaliknya yaitu air yang
dimasukan kedalam soda api
4. Aduk secara perlahan soda api dengan air
5. Bila sekiranya sudah tercampur NaOH dengan air diamkan pada suhu ruangan
agar suhunya turun
6. Apabila sekiranya air NaOH sudah sama dengan suhu ruangan kita campurkan
dengan minyak secara perlahan lalu diaduk agar minyak dan larutan NaOH
tercampur dengan rata
7. Lalu tambahkan baby oil dan lanjut diaduk mengguakan senduk
8. Tambahkan bubuk kopi dan Kembali diaduk hingga kental
9. Bila sudah mengental baru tuangkan kecetakan secara perlahan
10. Lalu diamkan di suhu ruang hingga mengeras

 KONSEP
Konsep yang digunakan adalah KIMIA UNSUR (ALKALI)

 Pengertian Sabun
Sabun merupakan garam dari asam lemak berantai Panjang yang dihasilkan dari
reaksi saponifikasi. Saponifikasi adalah reaksi hidrolisis asam lemak oleh adanya
basa kuat. Misalnya: oleh NaOH atau KOH menghasilkan garam dan gliserol.
Sabun menggunakan konsep ini pada proses pembuatannya. NaOH adalah senyawa
gabungan dari unsur Natrium, Oksigen, dan Hidrogen. Natrium atau Na merupakan
salah satu unsur dari golongan alkali. Alkali yang digunakan untuk proses
penyabunan adalah kaustik (NaOH) dan soda kalium (KOH). Soda kaustik digunakan
untuk membuat sabun keras sedangkan soda kalium untuk membuat sabun lunak
sampai cair seperti sampo. Sabun yang kami buat merupakan sabun yang bertekstur
keras dengan menggunakan NaOH. Proses pembentukan sabun dikenal sebagai reaksi
saponifikasi, yaitu reaksi antara lemak atau gliserida dengan basa seperti berikut:

 Faktor yang Mempengaruhi Penyabunan


Mula-mula reaksi penyabunan berjalan lambat karena minyak dan larutan alkali
merupakan larutan yang tidak saling larut atau (immiscible). Setelah terbentuk sabun
maka kecepatan reaksi akan meningkat, sehingga reaksi penyabunan bersifat sebagai
reaksi autokatalitik, dimana pada akhirnya kecepatan reaksi akan menurun lagi karena
jumlah minyak yang sudah berkurang. Reaksi penyabunan merupakan reaksi
eksotermik sehingga harus diperhatikan pada saat penambahan minyak dan alkali
agar tidak terjadi panas yang berlebihan. Pada proses penyabunan, penambahan
larutan alkali atau NaOH dilakukan sedikit demi sedikit sambil diaduk untuk
menghasilkan sabun yang sempurna.

 DOKUMENTASI

Xa.

Anda mungkin juga menyukai