Anda di halaman 1dari 9

TINGKAT PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS VII

DI SMP NEGERI 11 KOTA BENGKULU


Minarsi

Universitas Negeri Padang


E-mail : Minarsi24@yahoo.co.id

ABSTRACT
This study was conducted in the city of Bengkulu SMP STATE 11 which aimed to obtain the
level of adjustment class VII SMP Negeri 11 Bengkulu City. In this study, the analysis is self
adjusting seventh grade students of SMPN 11 Bengkulu City. The method used the
quantitative descriptive method. The study population as many as 159 students with a total
sample of 76 students. Data collection techniques in this study using a questionnaire with data
analysis technique used is descriptive analysis percentage. Once the data is collected and
analyzed obtained results of the study that the rate adjustment seventh grade students of
SMPN 11 Bengkulu city as a whole has a level adjustment is excellent only a small
proportion who have moderate to good adjustment.

Keywords: Level, Adjustment andStudents

JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 2, NO: 2 Desember 2017 | 30 |


MINARSI|| ISSN:2548-6500

PENDAHULUAN biologi ) disebut dengan istilah adjustment.


Adjustment merupakan suatu proses untuk
Penyesuaian diri yang dimaksud mencari titik temu antara kondisi diri dan
dalam penelitian ini yakni kemampuan tuntutan lingkungan (Davidoff,1991:194).
siswa dalam menyesuaikan diri dengan Manusia dituntut untuk menyesuaikan diri
orang lain dan lingkungan sekitar sekolah, dengan lingkungan sosial, kejiwaan dan
sehingga diharapkan dapat tercipta lingkungan alam sekitarnya. Kehidupan itu
hubungan yang harmonis antaranya. secara alamiah juga mendorong manusia
Dalam menciptakan penyesuaian diri yang untuk terus menerus menyesuaikan diri.
baik diperlukan rasa percaya diri sebagai
keyakinan yang dimiliki siswa untuk Dengan demikian, penyesuaian diri
menentukan bagaimana harus berperilaku merupakan suatu proses alamiah dan
sesuai dengan apa yang dibutuhkan pada dinamis yang bertujuan mengubah perilaku
saat itu. Sesuai dengan pendapat Fatimah individu agar terjadi hubungan yang lebih
(2006),menyatakan penyesuaian diri atau sesuai dengan kondisi lingkungannya.
adaptasi pada awalnya berasal dari Penyesuaian diri dapat juga diartikan
pengertian yang didasarkan pada llmu sebagai berikut
biologi, yaitu dikemukakan oleh Charles a. Penyesuaian diri yang berarti adaptasi
Darwin yang terkenal dengan teori evolusi. dapat mempertahankan eksistensi, atau
Ia mengatakan “genetic Changes can bisa “survive” dan memperoleh
improve the ability of organisms to kesejaheraan jasmani dan rohani, dan
survive, reproduce, and I animals, raise dapat mengadakan relasi yang
affspring, this process is called memuaskan dengan tuntutan
adaptation”. Artinya tingkah laku manusia lingkungan social.
dapat dipandang sebagai reaksi terhadap b. Penyesuaian diri dapat pula diartikan
sebagai tuntutan dan tekanan lingkungan sebagai konformitas yang berarti
tempat ia hidup, seperti cuaca dan berbagai menyesuaikan sesuatu dengan standar
unsur alamiah lainnya. Semua siswa secara atau prinsip yang berlaku umum.
alami telah dibekali kemampuan untuk c. Penyesuaian diri dapat diartikan
menolong dirinya sendiri dengan cara sebagai penguasaan, yaitu memiliki
beradaptasi dengan keadaan lingkungan kemampuan untuk membuat rencana
alam untuk bertahan hidup.selanjutnya dan juga mengorganisasikan respon-
pendapat yang sama menyatakan respon sedemikian rupa, sehingga bias
penyesuaian diri sebagai adaptasi yang mengatasi segala macam konflik,
dapat mempertahankan eksistensinya atau kesulitan, dan frustasi-frustasi yang
bisa survive dan memperoleh kesejahteraan efektif. Individu memiliki kemampuan
jasmaniah dan rohaniah, dan dapat menghadapi realitas hidup dengan cara
mengadakan relasi yang memuaskan yang adekuat atau memenuhi syarat.
dengan tuntutan sosial. d. Penyesuaian diri dapat diartikan
Selanjutnya, Penyesuaian dapat juga sebagai penguasaan dan kematangan
diartikan sebagai konformitas, yang berarti emosional. Kematangan emosional
penyesuaian sesuatu dengan standar atau berarti memiliki respons emosional
prinsip. Penyesuaian sebagai penguasaan, yang sehat dan tepat pada setiap
yaitu memiliki kemampuan untuk persoalan dan situasi. Dalam
membuat rencana dan mengorganisasi penyesuaian diri secara positif, siswa
respon-respon sedemikian rupa, sehingga akan melakukan berbagai bentuk
bias mengatasi segala macam konflik, berikut ini :
kesulitan, dan frustasi-frustasi secara
1. Penyesuaian diri dalam menghadapi
efisien. Dalam istilah psikologi,
masalah secara langsung.
penyesuaian diri ( adaptasi dalam istilah
JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 2, NO: 2 Desember 2017 | 31 |
MINARSI|| ISSN:2548-6500

Dalam situasi ini, siswa secara Penyesuaian diri akan lebih efektif
langsung menghadapi masalah dengan jika disertai oleh kemampuan memilih
segala akibatnya. Ia melakukan tindakan yang tepat serta pengendalian
tindakan yang sesuai dengan masalah diri secara tepat pula. Dalam situasi
yang dihadapinya. Misalnya, seorang ini, siswa akan berusaha memilih
remaja yang hamil sebelum menikah tindakan mana yang harus dilakukan
akan menghadapinya secara langsung dan tindakan mana yang tidak perlu
dan berusaha mengemukakan segala dilakukan. Cara inilah yang disebut
alasan kepada orang tuanya. inhibisi.
2. Penyesuaian diri dengan melakukan 7. Penyesuaian diri dengan perencanaan
eksplorasi ( penjajahan ) yang cermat
Dalam situasi ini, siswa mencari Dalam hal ini, sikap dan tindakan
berbagai pengalaman untuk yang dilakukan merupakan keputusan
menghadapi dan memecahkan yang diambil berdasarkan perencanaan
masalah-masalahnya. Misalnya, yang cermat atau matang. Keputusan
seorang siswa yang merasa kurang diambil setelah dipertimbangkan dari
mampu dalam mengerjakan tugas berbagai segi, seperti untung dan
membuat makalah akan mencari bahan ruginya.
dalam upaya menyelesaikan tugas 8. Penyesuaian diri yang salah
tersebut, dengan membaca buku, Kegagalan dalam melakukan
konsultasi, diskusi dan sebagainya. penyesuaian diri secara positif, dapat
3. Penyesuaian diri dengan trial and error mengakibatkan siswa melakukan
Dalam cara ini, siswa melakukan penyesuaian yang salah. Penyesuaian
tindakan coba-coba, dalam arti kalau diri yang salah ditandai oleh sikap dan
menguntungkan diteruskan dan kalau tingkah laku yang serba salah, tidak
gagal tidak diteruskan. Misalnya, terarah, emosional, sikap yang tidak
seorang pengusaha mengadakan realistik, membabi buta, dan
spekulasi untuk meningkatkan sebagainya.
usahanya.
4. Penyesuaian diri dengan substitusi Ada tiga bentuk reaksi dalam penyesuaian
(mencari pengganti ) yang salah, yaitu reaksi bertahan, reaksi
Apabila siswa merasa gagal dalam menyerang, dan reaksi melarikan diri.
menghadapi masalah, ia dapat
memperoleh penyesuaian dengan jalan a. Reaksi Bertahan (defence reaction)
mencari pengganti. Misalnya, gagal Siswa berusaha untuk mempertahankan
berpacaran secara fisik, ia akan dirinya dengan seolah-olah ia tidak sedang
berfantasi tentang seorang gadis menghadapi kegagalan. Ia akan berusaha
idamannya. menunjukkan bahwa dirinya tidak
5. Penyesuaian diri dengan belajar mengalami kesulitan. Adapun bentuk
Dengan belajar, siswa dapat khusus dari reaksi ini, yaitu sebagai berikut
memperoleh pengetahuan dan :
keterampilan yang diperlukan untuk 1. Rasionalisasi, yaitu mencari-cari
membantu penyesuaian dirinya. alasan yang masuk akal untuk
Misalnya, seorang guru akan berusaha membenarkan tindakan yang salah.
belajar tentang berbagai ilmu 2. Represi, yaitu menekan perasaannya
pengetahuan untuk meningkatkan yang dirasakan kurang enak ke alam
kemampuan profesionalismenya. tidak sadar. Ia akan berusaha
6. Penyesuaian diri dengan pengendalian melupakan perasaan atau
diri pengalamannya yang kurang

JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 2, NO: 2 Desember 2017 | 32 |


MINARSI|| ISSN:2548-6500

menyenangkan atau yang dengan bentuk angan-angan (


menyakitkan. seolah-olah sudah tercapai ).
3. Proyeksi, yaitu menyalahkan 2. Banyak tidur, suka minuman keras,
kegagalan dirinya pada pihak lain atau bunuh diri, atau menjadi
pihak ketiga untuk mencari alasan pencandu narkoba.
yang dapat diterima. Misalnya, 3. Regresi, yaitu kembali pada
seorang siswa tidak lulus tingkah laku kekanak-kanakan.
menyebutkan bahwa hal itu Misalnya, orang dewasa yang
disebabkan guru-gurunya membenci bersikap dan bertingkah laku
dirinya. seperti anak kecil.
4. “Sour grapes” ( anggur kecut ), yaitu
dengan memutarbalikkan fakta atau Penyesuaian diri jika ia dapat memenuhi
kenyataan. Misalnya, seorang remaja kebutuhannya dengan cara-cara yang wajar
yang gagal menulis sms mengatakan atau dapat diterima oleh lingkungan tanpa
bahwa handphone-nya rusak, padahal merugikan atau mengganggu orang lain.
dia sendiri tidak bisa menggunakan Penyesuaian diri yang baik, yang selalu
HP. ingin diraih setiap orang, tidak akan dapat
b. Reaksi menyerang (aggressive tercapai, kecuali bila kehidupan orang
reaction ) tersebut benar-benar terhindar dari
siswa yang salah suai akan menunjukkan tekanan, kegoncangan dan ketegangan jiwa
sikap dan perilaku yang bersifat yang akut, dan orang tersebut mampu
menyerang atau konfrontasi untuk menghadapi kesukaran dengan cara yang
menutupi kekurangan atau kegagalannya. objektif serta berpengaruh bagi
Ia tidak mau menyadari kegagalannya atau kehidupannya, serta ia dapat menikmati
tidak mau menerima kenyataan. Reaksi- kehidupannya dengan stabil, tenang,
reaksinya, antara lain : merasa senang, dan berprestasi.
1. Selalu membenarkan diri sendiri Pada dasarnya, penyesuaian diri
2. Selalu ingin berkuasa dalam setiap melibatkan siswa dengan lingkungannya.
situasi Beberapa faktor lingkungan yang dianggap
3. Merasa senang bila mengganggu dapat menciptakan penyesuaian diri yang
orang lain cukup sehat bagi siswa adalah sebagai
4. Suka menggeretak, baik dengan berikut.
ucapan maupun perbuatan • Lingkungan keluarga yang harmonis
5. Menunjukkan sikap permusuhan Apabila didasarkan dalam
secara terbuka lingkungan keluarga yang
6. Bersikap menyerang dan merusak harmonis yang didalamnya
7. Keras kepala dalam sikap dan terdapat cinta kasih, respek,
perbuatannya toleransi, rasa aman, dan
8. Suka bersikap balas dendam kehangatan, seorang anak akan
9. Memperkosa hak orang lain dapat melakukan penyesuaian diri
10. Tindakannya suka serampangan, secara sehat dan baik. Rasa dekat
dan sebagainya dengan keluarga merupakan salah
c. Reaksi melarikan diri (escape satu kebutuhan pokok bagi
reaction) perkembangan jiwa seorang anak.
Dalam reaksi ini, siswa akan melarikan diri Dalam kenyataannya, banyak
dari situasi yang menimbulkan konflik atau orang tua yang mengetahui hal
kegagalannya. Reaksinya tampa sebagai ini, tetapi mereka
berikut : mengabaikannya dengan alasan
1. Suka berfantasi untuk memuaskan mencari penghasilan yang besar
keinginan yang tidak tercapai untuk memenuhi kebutuhan

JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 2, NO: 2 Desember 2017 | 33 |


MINARSI|| ISSN:2548-6500

ekonomi keluarga dan menjamin kepada teman-temannya apa yang


masa depan anak-anak. Sikap ini disimpan di dalam hatinya, dari
sering ditanggapi negative oleh angan-angan, pemikiran, dan
remaja dengan merasa bahwa perasaan-perasaannya. Ia
dirinya kurang diperhatikan, tidak mengungkapkan kepada teman
disayangi, diremehkan, atau sebayanya yang akrab secara bebas
dibenci. Jika hal tersebut terjadi dan terbuka tentang rencana, cita-cita
berulang-ulang dalam jangka dan kesulian-kesulitan hidupnya.
waktu yang cukup lama (terutama Pengertian dan saran-saran dari
pada masa anak-anak), teman-temannya akan membantu
kemampuannya dalam dirinya dalam menerima keadaan
menyesuaikan diri pun akan dirinya serta memahami hal-hal yang
terhambat. Berdasarkan kenyataan menjadikan dirinya berbeda dari
tersebut, pemenuhan kebutuhan orang lain dan keluarga orang lain.
anak akan rasa aman, disayangi, Semakin mengerti ia akan dirinya,
haruslah diperhatikan. Orang tua mengetahui kekuatan dan
harus berusaha untuk kelemahannya. Ia akan menemukan
meningkatkan kualitas cara penyesuaian diri yang tepat
pengasuhan, pengawasan, dan sesuai dengan potensi yang
penjagaan pada anaknya. Jangan dimilikinya itu.
sampai semua urusan makan dan • Lingkungan Sekolah
pakaian diserahkan pada orang mengatakan sekolah mempunyai tugas
lain atau pembantu karena hal itu yang tidak hanya terbatas pada masalah
dapat membuat anak menjadi pengetahuan dan informasi saja, tetapi
tidak bahagia. Lingkuangan juga mencakup tanggung jawab moral
keluarga juga merupakan lahan dan social secara luas dan kompleks.
untuk mengembangkan berbagai Demikian pula guru, tugasnya tidak
kemampuan, yang dipelajarinya hanya mengajar saja, tetapi juga
melalui permainan, senda gurau, berperan sebagai pendidik,
pengalaman sehari-hari di dalam pembimbing, dan pelatih bagi murid-
keluarga. Dorongan semangat dan muridnya. Pendidikan modern menuntut
persaingan antar anggota keluarga guru untuk mengamati perkembangan
yang dilakukan secara sehat penyesuaian diri murid-muridnya serta
memiliki pengaruh yang penting mampu menyusun system pendidikan
dalam perkembangan kejiwaan yang sesuai dengan perkembangan
anak. Orang tua sebaiknya tidak tersebut. Dengan demikian proses
membiasakan anak pada hal-hal pendidikan merupakan penciptaan
yang tidak dimengerti atau penyesuaian antara individu dengan
sesuatu yang sulit dilakukan nilai-nilai yang diharuskan oleh
olahnya, karena hal itu akan lingkungan menurut kepentingan
memupuk rasa putus asa pada perkembangan individu. Keberhasilan
jiwa anak. proses ini sangat tergantung pada cara
kerja dan metode yang digunakan oleh
• Lingkungan teman sebaya guru dalam proses penyesuaian tesebut.
Menjalin hubungan yang erat dan
harmonis dengan teman sebaya
sangatlah penting pada masa remaja.
Suatu hal yang sulit bagi remaja
adalah menjauh dari dan dijauhi oleh
temannya. Remaja mencurahkan

JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 2, NO: 2 Desember 2017 | 34 |


MINARSI|| ISSN:2548-6500

Aspek-aspek Penyesuaian Diri dalam lingkup hubungan sosial di


Fatimah (2006), penyesuaian diri memiliki tempat individu hidup dan berinteraksi
dua aspek, yaitu penyesuaian pribadi dan dengan orang lain.hubungan-
penyesuaian sosial. hubungan sosial tersebut mencakup
a) Penyesuaian pribadi hubungan dengan anggota keluarga,
Penyesuaian pribadi adalah masyarakat sekolah, teman sebaya,
kemampuan seseorang untuk atau anggota masyarakat luas secara
menerima diri demi tercapainya umum.
hubungan yang harmonis antara
dirinya dan lingkungan sekitarnya. Ia Berdasarkan teori dan latar belakang
menyatakan sepenuhnya siapa dirinya yang dipaparkan di atas bahwa penting
sebenarnya, apa kelebihan dan memiliki kemampuan dalam penyesuaian
kekurangannya dan mampu bertindak diri terutama penyesuaian di lingkungan
objektif sesuai dengan kondisi dan sekolah. Untuk itu penulis mengkaji lebih
potensi dirinya. Keberhasilan dalam tentang Tingkat Penyesuian Diri
penyesuaian diri pribadi ditandai oleh Siswa kelas VII di SMP N 11 Kota
tidak adanya rasa benci, idak ada Bengkulu.
keinginan untuk lari dari kenyataan,
atau tidak percaya pada potensi METODE PENELITIAN
dirinya. Sebaliknya, kegagalan
penyesuaian pribadi ditandai oleh Metode penelitian yang digunakan
adanya kegoncangan dan emosi, dalam penelitian ini ini menggunakan tipe
kecemasan, ketidakpuasan, dan penelitian deskriptif dengan pendekatan
keluhan terhadap nasib yang kuantitatif. Metode Penelitian Kuantitatif,
dialaminya, sebagai akibat adanya sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono
jarak pemisah antara kemampuan (2012:8) yaitu :“Metode penelitian yang
individu dan tuntutan yang diharapkan berlandaskan pada filsafat
oleh lingkungannya. Hal inilah yang positivisme,digunakan untuk meneliti pada
menjadi sumber terjadi konflik yang populasi atau sampel tertentu,
kemudian terwujud dalam rasa takut pengumpulan data menggunakan
dan kecemasan, sehingga tidak instrumen penelitian, analisis data bersifat
meredakannya, individu harus kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk
melakukan penyesuaian diri. menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.
b) Penyesuaian Sosial Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan
Dalam kehidupan di masyarakat SMP NEGERI 11 Kota Bengkulu yang
terjadi proses saling mempengaruhi bertujuan untuk memperoleh gambaran
satu sama lain yang terus menerus dan tingkat penyesuaian diri siswa kelas VII
saling berganti. Dalam proses tersebut SMP Negeri 11 Kota Bengkulu. Dalam
, timbul suatu pola kebudayaan dan penelitian ini yang menjadi analisis adalah
tingkah laku yang sesuai. penyesuaian Diri siswa kelas VII SMP
Dengan aturan, hukum, adat istiadat, Negeri 11 Kota Bengkulu. Populasi
nilai dan norma sosial yang berlaku penelitian sebanyak 159 orang siswa
dalam masyarakat. Proses ini dikenal dengan jumlah sampel sebanyak 76 orang
dengan istilah proses penyesuaian siswa.
sosial. Penyesuaian sosial terjadi

JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 2, NO: 2 Desember 2017 | 35 |


MINARSI|| ISSN:2548-6500

HASIL PENELITIAN

Tabel 1. Distribusi Skor Hasil Penilaian Penyesuaian Diri Siswa


Nilai Kriteria Frekuensi (f) Persentase (%)
126 – 150 Sangat baik 45 59
102 – 125 Baik 24 32
78 – 101 Sedang 7 9
54 – 77 Buruk - -
30 – 53 Sangat buruk - -
Jumlah 76 100
Sumber : data diolah

Berdasarkan Tabel. 1 diketahui distribusi kategori baik sebanyak 24 orang siswa dengan
skor hasil penilaian penyesuaian diri siswa persentase 32%, kategori sedang sebanyak 7
kelas VII di SMP 11 Kota Bengkulu sebanyak orang siswa dengan persentase 9%, dan
45 orang siswa dari total jumlah 76 orang kategori buruk dan sangat buruk tidak ada.
siswa mempunyai tingkat penyesuaian diri Untuk memperjelas data pada tabel di atas,
yang sangat baik dengan persentase 59%, maka berikut ini dibuat grafik histogramnya.

Berdasarkan grafik di atas terlihat tergolong mampu melakukan penyesuaian


dengan jelas penyebaran tingkat diri secara positif ditandai dengan hal-hal
penyesuain diri siswa kelas VII berada antara lain; (1) tidak menunjukkan adanya
pada tingkat sangat baik, baik dan sedang. ketegangan emosional yang berlebihan, (2)
Artinya secara rata-rata termasuk dalam tidak menunjukkan adanya mekanisme
ketegori penyesuain diri yang sangat baik. pertahanan yang salah, (3) tidak
menunjukkan adanya frustasi pribadi, (4)
memiliki pertimbangan yang rasional
PEMBAHASAN dalam pengarahan diri, (5) mampu belajar
dari pengalaman, bersikap realistic, dan (6)
Berdasarkan hasil penelitian di atas, objektif. Sehingga dari hasil penelitian ini
tingkat penyesuaian diri siswa kelas VII dapat dipahami bahwa siswa kelas VII
SMP Negeri 11 Kota Bengkulu secara SMP Negeri 11 Kota Bengkulu secara
keseluruhan berada pada kategori sangat keseluruhan memiliki penyesuaian diri
baik hal ini berarti siswa memiliki yang sangat baik, maka bisa dikatakan
Penyesuaian diri yang positif. Siswa yang Seseorang yang sudah berhasil

JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 2, NO: 2 Desember 2017 | 36 |


MINARSI|| ISSN:2548-6500

menyesuaikan diri berarti sudah bisa SARAN


diterima oleh orang lain dan memiliki arti
yang cukup baik di mata orang lain. Hal ini Hasil penelitian ini dapat menjadi
bisa menjadi salah satu jalan bagi setiap pertimbangan bagi pihak sekolah
orang untuk bisa membangun rasa percaya khususnya guru bimbingan dan konseling
diri. untuk tetap selalu memantu siswa untuk
Adapun hasil penelitian ini dapat
dapat mempertahankan ataupun
dijadikan bahan oleh guru bimbingan
dan konseling untuk mempertahankan meningkatkan penyesuaian diri mereka di
atau lebih meningkatkan penyesuaian sekolah khususnya siswa kelas VII.
diri siswa di sekolah, sedangkan untuk Selanjutnya dapat menjadi bahan
siswa yang memiliki penyesuaian diri pertimbangan bagi peneliti selanjutnya
yang kurang baik dapat diberikan untuk melakukan variabel penelitian yang
layanan bimbingan dan konseling lebih luas terkait dengan variabel
berupa layanan informasi, konseling
penyesuaian diri.
individual, konseling kelompok, dan
bimbingan kelompok yang sesuai DAFTAR PUSTAKA
dengan kebutuhan siswa atau peserta
didik. Fathoni,A.2006. Metodologi Penelitian &
Teknik Penyusunan Skripsi.
Jakarta: Rineka Cipta.
KESIMPULAN
Fatimah,E.2006.Psikologi Perkembangan (
Berdasarkan hasil penelitian dan Perkembangan Peserta Didik).
pembahasan gambaran tingkat Bandung:Pustaka Setia.
Penyesuaian diri siswa kelas VII SMP
Negeri 11 Kota Bengkulu sebagai berikut : Ghozali,I.Aplikasi analisis Multivariat
a. Jumlah siswa yang memiliki tingkat dengan program SPSS.Cetakan
penyesuaian diri kategori yang IV.Badan Penerbit Universitas
sangat baik berjumlah 45 orang Diponegoro.
dengan rentang nilai 126> dengan
Hasan,I.2004.Analisis Data Penelitian
persentase tertinggi 59 %.
Dengan Statistik.Jakarta:Bumi
b. Jumlah siswa yang memliki tingkat
Aksara.
penyesuaian diri kategori baik
berjumlah 24 orang dengan rentang Lauster,P.2008.Personalitytest.Jakarta:Bu
nilai antara 102-125 dengan mi Aksara.
persentase 32%.
c. Jumlah siswa yang memiliki tingkat Mardalis. 2009. Metode Penelitian (Suatu
kepercayaan diri kategori sedang pendekatan Proposal). Jakarta:
berjumlah 7 orang dengan rentang Bumi Aksara.
nilai antara 78-101 dengan
persentase 9%. Priyatno,D.2010. Paham Analisa Statistik
Data Dengan SPSS.Yogyakarta:
Jadi dapat disimpulkan bahwa gambaran MediaKom.
tingkat penyesuian diri siswa kelas VII
SMP Negeri 11 Kota Bengkulu secara Riduwan.2008.Metode dan Teknik
keseluruhan memiliki penyesuaian diri Menyusun
yang sangat baik. Tesis.Bandung:ALFABETA.

JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 2, NO: 2 Desember 2017 | 37 |


MINARSI|| ISSN:2548-6500

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian


Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

Sukardi.2003. Metodologi Penelitian


Pendidikan (kompetensi dan
praktiknya). Yogyakarta: Bumi
Aksara.
Sunarto.H,Agung.2006.Perkembangan
Peserta Didik.Jakarta:Rineka
Cipta.

JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 2, NO: 2 Desember 2017 | 38 |

Anda mungkin juga menyukai