Anda di halaman 1dari 4

RMK AKUNTANSI BELA NEGARA

“IMPLEMENTASI KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA DALAM


AKUNTANSI”

Dosen Pengampu:
Oryza Tannar, S.Ak., M.Acc., Akt

KELOMPOK 3:
Farrel Sabilillah Putra Achmad 21013010207
Nadhira Nuril Maushufi 21013010208
Yunike Christie Elovani 21013010211
Masyaila Laurensa Zuhri 21013010233
Firdaus Salsabila 21013010234

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
2022/2023
PENGERTIAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan kesadaran individu atau masyarakat
tentang keberadaan negara dan bangsa sebagai sebuah entitas yang mempunyai identitas, tujuan,
dan kepentingan bersama. Kesadaran ini meliputi pemahaman tentang sejarah, budaya, dan
tradisi suatu bangsa serta nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh negara dan masyarakatnya.
Kesadaran berbangsa dan bernegara penting dalam membangun persatuan dan kesatuan
bangsa serta menjaga keutuhan negara. Dengan memiliki kesadaran tersebut, individu atau
masyarakat akan menghargai perbedaan budaya dan agama yang ada di dalam negara, serta
mampu berperan aktif dalam memajukan negara dan memperjuangkan kepentingan bersama.
Kesadaran berbangsa dan bernegara juga menjadi landasan penting dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang demokratis. Hal ini karena individu yang
memiliki kesadaran tersebut akan lebih terbuka terhadap perbedaan pendapat dan bersedia
bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama.

IMPLEMENTASI KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA DALAM PROFESI


AKUNTANSI
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia mengandung nilai-nilai yang dapat
diimplementasikan dalam berbagai profesi, termasuk profesi akuntansi. Berikut adalah beberapa
implementasi nilai-nilai Pancasila dalam profesi akuntansi:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Implementasi nilai Ketuhanan Yang Maha Esa dalam profesi akuntansi adalah dengan
menghargai kebenaran dan kejujuran dalam melaksanakan tugas. Seorang akuntan harus
mempertimbangkan moral dan etika dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan
pekerjaannya, sehingga dapat memberikan informasi keuangan yang akurat dan
transparan.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Implementasi nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dalam profesi akuntansi adalah
dengan memperlakukan semua pihak dengan adil dan tidak diskriminatif dalam
menyajikan informasi keuangan. Seorang akuntan harus memperhatikan hak-hak semua
pihak yang terlibat dalam informasi keuangan, seperti pemegang saham, kreditor, dan
karyawan.
3. Persatuan Indonesia
Implementasi nilai Persatuan Indonesia dalam profesi akuntansi adalah dengan
menjunjung tinggi solidaritas dan kerja sama dalam tim akuntansi, sehingga dapat
menghasilkan laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu. Seorang akuntan juga harus
memperhatikan kepentingan umum dan tidak memihak pada kepentingan individu atau
kelompok tertentu.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
Implementasi nilai Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan dalam profesi akuntansi adalah dengan memastikan bahwa
informasi keuangan yang disajikan memenuhi standar akuntansi yang berlaku dan dapat
dipahami oleh semua pihak yang terlibat. Seorang akuntan juga harus berpartisipasi
dalam proses pengambilan keputusan yang melibatkan informasi keuangan, baik di dalam
maupun di luar organisasi.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Implementasi nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dalam profesi
akuntansi adalah dengan menyajikan informasi keuangan yang adil dan transparan,
sehingga semua pihak yang terlibat dapat memperoleh manfaat yang sama. Seorang
akuntan juga harus memperhatikan konsekuensi sosial dari keputusan yang diambil
terkait informasi keuangan, seperti pengaruh terhadap lingkungan, masyarakat, dan
budaya.

CONTOH KASUS
Peran Akuntan Milenial Dalam Memerangi Investasi Ilegal
Data yang dikeluarkan oleh Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet pada 2020
menyatakan bahwa pada masa pandemi, penggunaan internet mengalami peningkatan sebesar
8,9% dari 171,2 juta pada 2018 menjadi 196,7 juta per kuartal II 2020. Dengan bertambahnya
pengguna internet, informasi yang tersebar di media sosial menjadi semakin mudah untuk
diterima oleh setiap orang. Namun sayangnya, berita yang tersebar tidak seluruhnya merupakan
berita yang benar. Tawaran investasi ilegal yang semakin marak ditemukan ditemukan ditambah
kecenderungan masyarakat yang ingin mendapatkan keuntungan dengan jumlah besar dalam
waktu singkat membuat media sosial rentan menjadi tempat penipuan. Togam L. Tobing, Kepala
Departemen Penyidikan Sektor Jasa Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mengungkap
bahwa mulai tahun 2011 hingga 2021, kerugian yang dialami masyarakat Indonesia akibat
investasi ilegal adalah sebanyak 117,4T. Hal ini menggambarkan kondisi edukasi finansial di
kalangan masyarakat Indonesia yang masih kurang baik karena masyarakat cenderung tergiur
ketika diiming-iming keuntungan besar.
Oleh sebab itu, hal konkret yang dapat dilakukan oleh seorang akuntan adalah dengan
memberikan edukasi pada orang sekitarnya untuk berhati-hati dalam berimvestasi dan memilih
aplikasi atau lembaga yang sudah mendapatkan izin dari OJK. akuntan juga dapat membantu
dengan cara menyebarkan informasi keuangan yang baik dan benar bagi masyarakat. Selain itu,
akuntan milenial dapat turut melawan keberadaan investasi ilegal dengan melaporkannya kepada
Sekretariat Satgas Waspada Investasi OJK melalui telepon atau e-mail yang tersedia untuk
ditindak lebih lanjut. Berinvestasi pada instrumen yang tepat tidak hanya menguntungkan
investor tersebut, namun juga menguntungkan negara melalui pertambahan pendapatan yang
dapat digunakan untuk menopang orang lain.

Anda mungkin juga menyukai