Anda di halaman 1dari 2

Media dan Globalisasi – Jonathan Kay Christian

1. Di tengah gelombang globalisasi yang semakin erat, arus informasi juga semakin
kencang menyebar. Hari ini kepercayaan media massa serta jurnalis tak bisa
dilepaskan dari faktor-faktor tersebut. Keterlibatan perusahaan media yang
cenderung untuk bersandar pada satu pihak, sehingga berita yang dihasilkan terlihat
sebagai suatu bentuk pembelaan terhadap satu pihak, dan mendiskreditkan pihak-
pihak yang bersebarangan. Hal tersebut diperparah ketika ada sebagain perusahaan
media yang ‘berkongkalikong’ dengan kelompok, organisasi, dan bahkan pemerintah
itu sendiri. Masyarakat cenderung mempertanyakan independensi, apabila
perusahaan media melakukan hal tersebut.

Faktor kedua berkaitan erat dengan produk jurnalistik itu sendiri. Perusahaan media
saling berlomba-lomba untuk produksi berita secara massif dan cepat. Hal ini
potensial untuk menjadi sebuah bentuk disinformasi yang dihasilkan. Secara
sederhana, para produsen berita hanya menitikberatkan pada kuantitas informasi
dan meminggirkan segi-segi kualitas informasi alias produk jurnalistik itu sendiri. Ada
pendapat yang mengatakan bahwa hal ini berkaitan langsung dengan sebuah
kualitas para jurnalis itu sendiri. Hal tersebut berkaitan dengan latar belakang
pendidikan, dan juga ada satu yang tak kalah penting, yaitu masalah kesejateraan.
Sebuah survei yang dilakukan oleh Aliansi Jurnalis Indonesia mengungkapkan bahwa
ada perusahaan media yang bahkan memberi gaji jurnalis-jurnalisnya di bawah Upah
Minimum Regional (UMR). Faktor gaji ataupun pendapatan turut memengaruhi
kualitas jurnalistik, karena bagaimanapun kesejahteraan dan juga latar belakang
memengaruhi orang di media memengaruhi jenis berita apa yang akan mereka cari.

Hal terakhir datang dari luar insititusi media. Kepercayaan masyarakat cenderung
menurun akibat adanya seseorang yang kerap kali menuding bahwa media adalah
penyebar berita palsu. Contoh yang cukup prominen adalah Donald Trump yang hobi
menggembar-gemborkan ketidakpercayaan terhadap media. Media dituduhnya
sebagai sarana penyebar hoaks, dan menyerang institusi atau bahkan orang-orang
yang terlibat secara langsung di dalam industry media atau jurnalistik.
Media dan Globalisasi – Jonathan Kay Christian

2. Sejujurnya saya senang sekaligus penasaran untuk secara langsung mengamati relasi antara
media dan demokrasi. Kita semua tahu bahwa media dan demokrasi memiliki hubungan
timbal balik yang erat. Peran media terhadap demokrasi antara lain adalah untuk
menyediakan forum untuk diskusi tentang ide-ide yang beragam dan seringkali
bertentangan, bertindak sebagai pengawas langsung institusi yang dapat bereaksi ketika
menemukan perilaku buruk, korupsi, dan penyalahgunaan kekuasaan di gedung-gedung
pemerintahan.

Peran media terbilang istimewa dalam menginformasikan warga memberi mereka kekuatan
pengaruh yang cukup besar. Berita dan peristiwa jarang begitu jelas dan jelas hingga tak
terbantahkan dan, oleh karena itu, interpretasi media sangat penting bagi masyarakat
ataupun warga negara sehingga mereka bisa mendapatkan akses terhadapnya. 1 Pemilihan
dan evaluasi berita dan peristiwa oleh media, dan terlebih lagi interpretasinya, sangat
menentukan pembentukan opini publik. Media memiliki pengaruh yang lebih besar pada
pemerintahan demokratis melalui kritik mereka terhadap pemerintah. 2

Perbedaan mendasar antara demokrasi dan bentuk pemerintahan lainnya adalah


penghindaran konsentrasi kekuasaan di tangan satu orang (otokrasi). Demokrasi
membutuhkan partisipasi masyarakat secara luas, dan media massa diharapkan dapat
berperan untuk membantu hal itu. 3 Di satu sisi, pedoman media massa serta aturan
ditetapkan oleh pemerintah. Di sisi inilah terkadang terjadi ‘perselingkuhan’ antara
pemerintah dan perusahaan media. Pemerintah seringkali membuat media cenderung
berpihak padanya, dan bukan pada prinsip-prinsip ideal demokrasi.

Ini tentunya merupakan bukti ancaman serius terhadap demokrasi. Ketika institusi media
‘dibajak’ di tengah jalan, maka akan sulit untuk mencapai sebuah proses langsung
demokrasi, karena rakyat kesulitan mengakses informasi yang sebenar-benarnya. Untuk itu,
ada perlunya untuk benar-benar mengembalikkan peran institusi media ke dalam marwah
demokrasi yang ideal.

1
Thanos Skouras, “The Triangle of Democratic Interdependence and the Media's Role in Contemporary
Society,” SSRN Electronic Journal, 2013, https://doi.org/10.2139/ssrn.2261706.
2
“9: Communications and Democracy,” Big Bird and Beyond, 2020, pp. 228-266,
https://doi.org/10.1515/9780823295180-011.
3
Sophie Lecheler and Claes H. de Vreese, “News Media, Knowledge, and Political Interest: Evidence of a Dual
Role from a Field Experiment,” Journal of Communication 67, no. 4 (2017): pp. 545-564,
https://doi.org/10.1111/jcom.12314.

Anda mungkin juga menyukai