0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan3 halaman
Rizqi Putu Abdullah, seorang penyuluh pertanian di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, melakukan kegiatan Sekolah Lapang di beberapa desa untuk meningkatkan produktivitas petani padi. Melalui pembelajaran langsung di lahan percontohan, petani memperoleh pengetahuan dan ketrampilan baru seperti sistem tanam jajar legowo 2:1 dan pembuatan pupuk organik. Teknik-teknik ini meningkatkan hasil panen petani dari
Rizqi Putu Abdullah, seorang penyuluh pertanian di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, melakukan kegiatan Sekolah Lapang di beberapa desa untuk meningkatkan produktivitas petani padi. Melalui pembelajaran langsung di lahan percontohan, petani memperoleh pengetahuan dan ketrampilan baru seperti sistem tanam jajar legowo 2:1 dan pembuatan pupuk organik. Teknik-teknik ini meningkatkan hasil panen petani dari
Rizqi Putu Abdullah, seorang penyuluh pertanian di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, melakukan kegiatan Sekolah Lapang di beberapa desa untuk meningkatkan produktivitas petani padi. Melalui pembelajaran langsung di lahan percontohan, petani memperoleh pengetahuan dan ketrampilan baru seperti sistem tanam jajar legowo 2:1 dan pembuatan pupuk organik. Teknik-teknik ini meningkatkan hasil panen petani dari
WILAYAH BINAAN KECAMATAN KALITENGAH KABUPATEN LAMONGAN
Profil Penyuluh Pertanian
Nama : Rizqi Putu Abdullah, S.Pt Unit Kerja :Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Kalitengah, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lamongan Wilayah Binaan : Desa Kuluran, Desa Sugihwaras, Desa Canditunggal, Desa Tunjungmekar dan Desa Bojoasri
Desa Sugihwaras, Desa Canditunggal dan Desa Tunjungmekar, Kecamatan
Kalitengah, Kabupaten Lamongan merupakan beberapa desa wilayah binaan kami yang menjadi daerah DI kesepakatan pendampingan PPL dan Staf Lapangan dalam Proyek Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP) mulai Tahun 2018-2022 dimana sumber pengairan utama selain dari Sungai Bengawan Solo juga dari DI Waduk Palangan. Melalui kegiatan Sekolah Lapang (SL), petani secara bersama-sama belajar bagaimana melakukan budidaya tanaman padi dengan baik dan benar sesuai kondisi lapang dan teknologi spesifik lokasi. Metode penyuluahn yang digunakan adalah metode demo plot pada lahan percontohan petani dan metode pertemuan dengan memberikan materi dan praktik yaitu: seleksi benih yang baik, cara pengolahan lahan, sistem tanam jajar legowo (JARWO) 2:1, praktek pembuatan POC baik dari POC buah dan POC dari Fermentasi urin sapi, cara penggunaan perangkat uji tanah sawah, penggunaan pupuk berimbang, menghitung analisa usaha tani, kemitraan dan akses permodalan, teknologi pengendalian gulma dan pemanenan hasil pola ubinan dan penanganan paska panen sehingga diharapkan memberikan keterampilan dan inovasi baru untuk para petani. Pengalaman Mendampingi Petani : Pada awal sebelum ada kegiatan Sekolah Lapang IPDMIP, petani melakukan budidaya tanaman padi tanpa pengetahuan dan ketrampilan yang cukup dan hanya melakukan budidaya dengan ketrampilan turun temurun sehingga rata rata hasil provitas yang diperoleh hanya 6 ton/Ha. Setelah dilakukan kegiatan Sekolah Lapang dengan teknologi budidaya yang dipakai adalah PTT (pengelolaan tanaman terpadu) yang disesuaikan dengan kondisi spesifik lokasi pada lahan demplot di lahan LL. Perubahan pengetahuan, ketrampilan dan sikap petani sehingga mampu memperbaiki nilai produktifitas tanamannya. Hal ini juga dirasakan oleh Petani petani peserta sekolah lapang di Desa Canditunggal, Desa Sugihwaras dan Desa Tunjungmekar. Di Desa Canditunggal keberlanjutan kegiatan tersebut diwujudkan dalam upaya menyebarluaskan teknologi jajar legowo 2:1 melalui pendampingan intensif pada petani di Kelompok Tani Lestari 01, dari 25 ha kawasan tanaman padi setelah menggunakan teknologi Jarwo 2:1 mengalami peningkatan antara 10- 15% dan peningkatan 20% di lahan LL. Peningkatan tidak signifikan disebabkan karena para juru tanam belum belum mendapatkan pelatihan tanam jajar legowo dengan maksimal, oleh sebab itu dibutuhkan juga pendampingan pada juru tanam jajar legowo. Selain peningkatan produksi, peran PemDesa dalam mensuport ketahanan pangan diantaranya diwujudkannya pengadaan Rumah Burung Hantu (Tito Alba) sebanyak 8 buah di tahun 2021 dan akan dilanjutkan di 2023 melalui Dana Desa bidang Ketahanan Pangan. Teknologi lain yang diadopsi oleh petani adalah pembuatan PGPR sebagai agensia hayati yang dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk. Desa Sugihwaras upaya menyebarluaskan teknologi pembuatan POC dari urine sapi yang digunakan sebagai pupuk cair pada tanaman padi terus dilakukan sebagai tndak lanjut dari SL IPDMIP, dan juga penyebarluasan teknologi tanam jajar legowo 2:1 pada lima kelompok tani di Desa Sugihwaras. Pemanfaatan urine sapi ini dinilai dapat membantu petani dalam penyediaan pupuk dimana saat ini subsidi pupuk kimia sudah dikurangi jumlahnya sehingga petani perlu mencari alternatif pupuk dari bahan lain dimana di Desa Sugihwaras banyak terdapat hewan ternak. Desa Tunjungmekar sebagai salah satu desa dengan pola tanam mina padi juga menerapkan teknologi JAJAR LEGOWO 2:1 dan telah mengalami kenaikan produksi sebanyak 25% menjadi 7,7 ton/ha. Perubahan pengetahuan, ketrampilan dan sikap petani sehingga mampu memperbaiki nilai produktifitas tanamannya. Hal ini juga dirasakan oleh Petani di Kelompok Tani Sumber Kencono II Desa Tunjungmekar dimana pada lahan LL untuk komoditi Padi pada musim tanam ketiga Mei-Agustus Tahun 2022 yang semula hanya 7 Ton/Ha meningkat menjadi 8,4 Ton/ha dengan varietas yang ditanam Inpari 32 dan Inpari 42. Dari beberapa desa tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa perubahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan para petani tidak dapat hanya dirubah melalui metode ceramah dan dalam waktu singkat, tapi dibutuhkan pendampingan melalui lahan demplot atau LL sehingga petani dewasa dapat langsung menerapkan learning by doing dimana mereka melakukan sendiri, mersakan hasilnya sendiri dengan optimal. Melihat dampak positif dari kegiatan Sekolah Lapang IPDMIP pada desa desa tersebut maka kegiatan tersebut akhirnya dilanjutkan dalam pembinaan kelompok tani melalui pertemuan sejenis dan pemasyarakatan teknologi jajar legowo guna mendukung peningkatan produktifitas tanaman pangan padi, dimana Kabupaten Lamongan menjadi salah satu lumbung pangan padi nasional.