Kesimpulan yang dapat ditarik pada penelitian mengenai “Proses Transformasi
Pertanian di Desa Kucur Kecamatan Dau Kabupaten Malang” adalah sebagai berikut : 1. Proses Transformasi tidak terjadi secara bersamaan pada setiap petani. Pada awalnya pertanian di Desa Kucur adalah pertanian subsisten dengan membudidayakan tanaman pangan dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Usahatani yang dilakuakn pada pertanian subsisten masih sangat sederhana yakni masih menggunakan cangkul dan bajak. Peningkatan kebutuhan hidup mendorong petani untuk melakukan transformasi pertania menuju pertanian komersial dalam waktu yang lama. Perubahan ini terjadi ketika petani mulai melakukan usahatani komersial yakni kopi dan cengkeh pada tahun 1978. Diversifikasi tanaman terus berlangsung dengan munculnya komoditas baru seperti tebu, cabai, sayuran dan tanaman kayu. Transformasi komoditas juga diikuti dengan perubahan sistem usahatani yaitu dengan menggunakan pupuk dan pestisida kimia, dan penggunaan kompresor. Hasil panen komoditas komersial juga telah dijual ke tengkulak dan pasar. Saat ini, petani di Desa Kucur belum secara keseluruhan berada pada pertanian modern. Program penanaman jeruk yang dimulai pada tahun 2011 masih terus mengalami perkembangan. Hal ini dikarenakan pemberian traktor yang tidak sesuai dengan kondisi lahan di Desa Kucur. Pembangunan infrastruktur terus dilakukan untuk mengimbangi kondisi pertanian di Desa Kucur. Oleh karena itu, sejak tahun 2015 Desa Kucur lepas dari sebutan Inpres Desa Tertinggal (IDT). 2. Proses transformasi pertania di Desa Kucur sangat dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri petani (internal). Adanya peningkatan kebutuhan hidup petani mendorong petani untuk terus mengembangkan sektor pertanian yang menjadi pendapatan utama di Desa Kucur. Selain itu biasanya petani yang memiliki lahan sempit enggan untuk merubah sistem usahataninya. Petani tersebut akan lebih memilih untuk memaksimalkan pemanfaatan lahannya dengan sistem pertanian yang lama. Faktor eksternal juga memberikan pengaruh pada keputusan petani. Pengaruh paling besar adalah melalui kebijakan pemerintah dan adanya dorongan dari kelompok tani serta penyuluh. Permintaan pasar memiliki pengaruh yang rendah dikarenakan komoditas pertanian yang masih memiliki fluktuasi harga. Penerapan teknologi seperti traktor juga kurang memberikan pengaruh yang tinggi karena tidak sesuainya dengan kondisi lahan di Desa Kucur. 3. Karakteristik petani yang melakukan transformasi pertanian adalah petani yang memiliki aspirasi tidak terbatas (Unlimeted Aspiration), memiliki cara pandang yang luas (Perceived Limited Good), dan petani yang berani mengambil resiko (risk). Karakteristik petani tersebut mendorong petani mengambil keputusan untuk melakukan perubahan pada sistem usahataninya. Adanya aspirasi atau keinginan untuk menjadi lebih baik menyebabkan petani untuk terus mencoba adanya inovasi baru. Keinginan tersebut tidak terlepas dari petani yang juga memiliki cara pandang yang luas. Petani tersebut biasanya akan cenderung berpikir lebih maju sehingga akan berani untuk mengambil resiko untuk malakukan inovasi. 5.2. Saran Saran yang tepat berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai proses transformasi pertanian di Desa Kucur adalah sebagai berikut : 1. Pengalokasian dana oleh petani untuk usahatani di Desa Kucur masih dapat dikatakan rendah. Petani masih kesulitan dalam penggunaan teknologi dan menerima inovasi terbaru akibat dari biaya yang diperlukan lebih tinggi. Maka dari itu, sebaiknya petani memperluas sistem peminjaman modal untuk meningkatkan ekonomi lokal melalui peningkatan produktivitas. 2. Desa Kucur mendapatkan program-program yang diperoleh dari Dinas Pertanian seperti program penghijauan dan pengembangan kawasan jeruk keprok 55. Program yang dilakukan pemerintah tersebut sebaiknya disesuaikan dengan kondisi cuaca Desa Kucur dan berlangsung sampai komoditas tersebut dapat menghasilkan sehingga dapat membuktikan keberhasilan dari program tersebut. Pemberian bibit sebaiknya dilakukan di awal musim hujan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. 3. Berdasarkan hasil penelitian mengenai proses transformasi pertanian di Desa Kucur maka untuk keberlanjutan penelitian hendaknya peneliti selanjutnya dapat melihat dampak perubahan pertanian di Desa Kucur dengan menggunakan pendekatan kuantitatif sehingga mampu melihat keuntungan secara lebih real dari adanya transformasi pertanian tersebut. Hal ini dapat dibandingkan dengan keuntungan petani yang melakukan perubahan struktural tenaga kerja ke sektor industri.
Kritik Dan Saran Mengenai Permasalahan Dampak Alih Fungsi Kritik Dan Saran Lahan Pertanian Terhadap Perlindungan Hak Masyarakat Atas Pangan Studi Di Kabupaten Banjar